Anda di halaman 1dari 2

Kelompok Q

Marina 1710811120030

Krisna

1. Ada yg memberikan keuntungan terhadap kehidupan social ekonomi tetapi ada pula yang
memberikan kerugian terhadap kesejahteraan rakyat sehingga menambah beban
masyarakat dan menginagi manfaat dari pembangunan itu. Dengan menjamunya
perumahan-perumahan di atas areal pertanian yang masih produktif mengakibat
sempitnya areal-areal pertanian, sehingga petani tergerak untuk membuka ataumenggarap
lahan marginal seperti tanah di tepi sungai, di bukit dan di gunugn, serta pembukaan
lahan baru di kawasan hutan lindung yang daoat berakibat terjadinya erosi tanah sampai
pada tingkat yang menghawatirkan. Untuk mengurangi dampak negative kerusakan
lingkungan akibat pembangunan harus menggunakan prinsip berwawasan lingkungan dan
berkelanjutan. Pembangunan berwawasan lingkungan merupakan upaya sadar dan
berencana menggunakan dan mengelola sumberdaya secara bijaksana dalam pembanguna
yang berkesinambungan untuk meningkatkan mutu hidup. Sedangkan pembanguna
berkelanjutan merupakan pembangunan yang memenuhi kebutuhan sekarang tanpa
mengurangi kemampuan generasi-generasi mendatang untuk memenuhi kebutuhannya
sendiri.

2. STUDI KASUS
CONTOH 1
Perubahan Lingkungan terhadap aktivitas kontruksi (Studi kasus Kawasan Kapuk, Jakarta Utara)
Hutan AngkeKapuk yang sejak 10 Juni 1977 ditetapkan Menteri Pertanian sebagai hutan lindung
dansisanya untuk hutan wisata dan pembibitan. Namun sesuai Persetujuan perubahanfungsi
tertulis dalam SK Dirjen Kehutanan 31 Juli 1982, kawasan hutan mangrove diubahmenjadi
permukiman, kondominium, pusat bisnis, rekreasi, dan lapangan golf dan fungsiperkotaan
lainnya.
Komponen lingkungan yang dapat mengalami degradasi
adalah :
a). lingkungan Fisik
Konversi lahan hutan mangrove kapuk menjadi areal pemukiman memberikan dampak secara
langsung terhadap perubahan lingkungan fisik. Beberapa dampak yang dapatdilihat yaitu :
- Perubahan siklus hidrologi
- Abrasi Pantai
- Perubahan topografi
b). Lingkungan Biologi
Komponen lingkungan biologis yang terpengaruh dari pengembangan konstruks adalah:
- Menurunnya keanekaragaman biota sungai, muara dan laut
- Ketidakseimbangan ekosistem
-Flora dan Fauna
c).Lingkungan Kimiawi
Dari beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa kadarlogam Hg, Cd, Pb, dan Ni dalam air
estuaria muara Angke teluk Jakarta Meningkatterus. Meningkatnya konsentrasi logam berat
akibat aktivitas pembuangan limbahindustry. Limbah tersebut akan merusak ekosistem biota
perairan dan juga kesehatan pada penduduk setempat.
d).lingkungan social, ekonomi dan budaya
Perubahan lingkungan social, ekonomi dan budaya dapat terlihat jelas,terutama dari segi
pendapatan, ada indikasi yang kaya semakin kayadan miskin semakin melarat. Semakin terlihat
kesenjangan social terutama padakalangan yang berduit dengan rumah yang mewah dikawasan
PIK (Pondok IndahKapuk).

Kesimpulannya
Kegiatan konstruksi pengembangan kawasan Kapuk, Jakarta Utara tidak layak darisegi
lingkungan, karena dampak akibat kerusakan lingkungan yang ditimbulkan lebihbesar. Seperti
banjir yang terjadi setiap tahun akibat kurangnya daerah resapan airoleh perubahan daerah
resapan air menjadi bangunan kedap air. Kerugian akibatbanjir di Jakarta jika dinominalkan
sampai triliunan rupiah setiap tahun belum lagidengan aspek kesehatan masyarakat yang
mengalami dampak limbah padat maupuncair. Berdasarkan konsep pembangunan yang terdiri
tiga pilar yaitu social, ekonomidan ekologi, namun kebanyakan pembangunan mengabaikan
aspek ekologi ataulingkungan.

CONTOH 2
Kerusakan Lingkungan Akibat Reklamasi Pantai Demi Pembangunan Industri Pariwisata
Pada hakikatnya pembangunan bertujuan untuk meningkatkan kemakmuran dan menciptakan
keaneka-ragaman kegiatan perekonomian, seperti adanya pembangunan sektor pertambangan,
pertanian, perindustria, peternakan, jasa-jasa dan pariwisata serta banyak sektor lainnya.
Pariwisata memberikan keuntungan dan kerugian, sebagai berikut:

1.Air
air mendapatkan polusi dari pembuangan limbah cair (detergen pencucian linen hotel) dan
limbah padat(sisa makanan tamu).
2. Pegunungan dan area liar
aktivitas di pegunungan berpotensi merusak gunung dan area liarnya. Pembukaan jalur
pendakian, pendirian hotel di kaki bukit, pembangunan gondola (cable car), dan pembangunan
fasilitas lainnya merupakan beberapa contoh pembangunan yang berpotensi merusak gunung dan
area liar.
3. Pantai dan pulau
Pembangunan fasilitas wisata di pantai dan pulau, pendirian prasarana (jalan, listrik, air),
pembangunan infrastruktur (bandara, pelabuhan) mempengaruhi kapasitas pantai dan pulau.
Lingkungan tepian pantai rusak (contoh pembabatan hutan bakau untuk pendirian akomodasi
tepi pantai),kerusakan karang laut, hilangnya peruntukan lahan pantai tradisional dan erosi pantai
menjadi beberapa akibat pembangunan pariwisata

Anda mungkin juga menyukai