Anda di halaman 1dari 30

PERANCANGAN BANGUNAN REKAYASA SIPIL 1 (HSKB-631)

BAB IV
ANALISA BEBAN GRAVITASI DAN GEMPA

Perhitungan muatan disesuaikan dengan jenis beban yang bekerja pada


struktur dengan didasarkan pada Beban Minimum Untuk Perencanaan Bangunan
Gedung dan Struktur Lain SNI-1727-2013. Adapun beban yang diperhitungkan
adalah beban mati, beban hidup. Berdasarkan Beban Minimum Untuk
Perencanaan Bangunan Gedung dan Struktur Lain SNI-1727-2013, ketentuan
pembebanan adalah sebagai berikut:

Beban Mati
1. Berat jenis Beton = 2400 kg/m3
2. Berat dinding ½ bata = 250 kg/m2
3. Berat ubin + adukan semen = 45 kg/m2
4. Berat Plafond + penggantung = 18 kg/m2
5. Beban ME untuk kantor = 40 kg/m2
Beban Hidup

1. Ruang Tunggu = 479 kg/m2


2. Dak = 96 kg/m2
3. Berat jenis air hujan = 1000 kg/m3
4. Mushalla = 479 kg/m2
5. Ruang Kantor = 240 kg/m2
6. Tempat Penyimpanan = 718 kg/m2
7. Koridor = 479 kg/m2
8. Rest Room = 479 kg/m2
9. Ruang Rapat = 479 kg/m2
10. Gudang Alat = 96 kg/m2
11. Air Hujan = 40 kg/m2
12. Atap = 96 kg/m2
13. Tangga = 479 kg/m2
14. WC = 95 kg/m2

KELOMPOK 7
PERANCANGAN BANGUNAN REKAYASA SIPIL 1 (HSKB-631)

4.1 Perhitungan Beban Mati dan Beban Hidup Setiap Lantai


1. Analisa Beban Gravitasi
1. Beban Lantai Dasar
Beban yang bekerja pada lantai :

 Beban mati (qDL) :


Berat sendiri pelat = 0,125 x 2400 = 300 kg/m2

Berat ubin +Semen PC = 45 kg/m2

Berat Plafond + Penggantung = 18 kg/m2

Berat Mekanikal Elektrikal (ME) untuk kantor = 40 kg/m2

D = 403 kg/m2

Berat sendiri balok = 0,3 x 0,4 x 2400 = 288 kg/m

Berat sendiri kolom = 0,4 x 0,4 x 2400 = 384 kg/m

 Beban Hidup:
Ruang Tunggu = 479 kg

Rest Room = 479 kg

Kantor = 240 kg

Tangga = 479 kg

WC = 95 kg

L = 814 kg

 Beban yang bekerja pada dinding:


Berat dinding pasangan batu = 4 x 250 = 1000 kg/m

D = 1000 kg/m

KELOMPOK 7
PERANCANGAN BANGUNAN REKAYASA SIPIL 1 (HSKB-631)

Luas Pintu dan Jendela = 19,51 m2

2. Beban Lantai 1

Beban yang bekerja pada lantai :

 Beban mati (qDL) :


Berat sendiri pelat = 0,125 x 2400 = 300 kg/m2

Berat ubin +Semen PC = 45 kg/m2

Berat Plafond + Penggantung = 18 kg/m2

Berat Mekanikal Elektrikal (ME) untuk kantor = 40 kg/m2

D = 403 kg/m2

Berat sendiri balok = 0,3 x 0,4 x 2400 = 288 kg/m

Berat sendiri kolom = 0,4 x 0,4 x 2400 = 384 kg/m

 Beban Hidup:
Kantor = 240 kg

Tangga = 479 kg

Tempat Penyimpanan = 718 kg

L = 1327 kg

 Beban yang bekerja pada dinding:


Berat dinding pasangan batu = 3,0 x 250 = 750 kg/m

D = 750 kg/m

Luas Pintu dan Jendela = 56,89 m2

KELOMPOK 7
PERANCANGAN BANGUNAN REKAYASA SIPIL 1 (HSKB-631)

3. Beban Lantai 2

Beban yang bekerja pada lantai :

 Beban mati (qDL) :


Berat sendiri pelat = 0,125 x 2400 = 300 kg/m2

Berat ubin +Semen PC = 45 kg/m2

Berat Plafond + Penggantung = 18 kg/m2

Berat Mekanikal Elektrikal (ME) untuk kantor = 40 kg/m2

D = 403 kg/m2

Berat sendiri balok = 0,2 x 0,3 x 2400 = 144 kg/m

Berat sendiri kolom = 0,3 x 0,3 x 2400 = 216 kg/m

 Beban Hidup:
Kantor = 240 kg

Ruang Rapat = 479 kg

Tangga = 479 kg

Koridor = 479 kg

WC = 95 kg

L = 1772 kg

 Beban yang bekerja pada dinding:


Berat dinding pasangan batu = 3 x 250 = 750 kg/m

D = 750 kg/m

Luas Pintu dan Jendela = 65,71 m2

KELOMPOK 7
PERANCANGAN BANGUNAN REKAYASA SIPIL 1 (HSKB-631)

4. Beban Lantai 3

Beban yang bekerja pada lantai :

 Beban mati (qDL) :


Berat sendiri pelat = 0,125 x 2400 = 300 kg/m2

Berat ubin +Semen PC = 45 kg/m2

Berat Plafond + Penggantung = 18 kg/m2

Berat Mekanikal Elektrikal (ME) untuk kantor = 40 kg/m2

D = 403 kg/m2

Berat sendiri balok = 0,2 x 0,3 x 2400 = 144 kg/m

Berat sendiri kolom = 0,3 x 0,3 x 2400 = 216 kg/m

 Beban Hidup:
Mushalla = 12,5 x 4,5 x 479 = 26943,75 kg

Tempat Wudhu = 7,5 x 3,5 x 95 = 712,5 kg

Tangga = 2 x 2,3 x 3,1 x 479 = 6830,54


kg

Koridor = 12,5 x 3,5 x 479 = 20956,25 kg

L = 55443,04 kg

 Beban yang bekerja pada dinding:


Berat dinding pasangan batu = 3 x 250 = 750 kg/m

D = 750 kg/m

Luas Pintu dan Jendela = 16,78 m2

KELOMPOK 7
PERANCANGAN BANGUNAN REKAYASA SIPIL 1 (HSKB-631)

5. Beban Dak
 Beban mati (qDL) :
a. Berat sendiri pelat = 0,125 x 2400 = 300 kg/m2
b. Berat Plafond + Penggantung = 18 kg/m2
c. Berat Mekanikal Elektrikal (ME) untuk kantor= 40 kg/m2
D = 358 kg/m2

 Beban Hidup (qLL) :


Beban air hujan 0,04 x 1000 = 40 kg/m2

D = 40 kg/m2

b. Perhitungan Beban Tingkat


1. Lantai Dasar
Panjang Bangunan = 11,5 m
Lebar Bangunan = 12,5 m
Panjang total dinding = 67 m

Beban yang bekerja pada lantai :


 Beban Mati (qDL) :
Berat sendiri pelat = 11,5 x 12,5 x 0,125 x 2400 = 43125 kg
Berat ubin + Semen PC = 11,5 x 12,5 x 45 = 6468,75 kg
D = 49593,75 kg
 Berat Sendiri Balok :

Bentang A = B = C = D = 4 x (0,20 x 0,30 x 11,5 x2400) = 6624 kg

Bentang 1 = 2 = 3 = 4 = 4 x (0,20 x 0,30 x 12,5 x2400) = 7200 kg

 Berat Sendiri Kolom = 16 x (0,30 x 0,30 x 4 x 2400) = 13824 kg

KELOMPOK 7
PERANCANGAN BANGUNAN REKAYASA SIPIL 1 (HSKB-631)

 Beban Hidup (qLL) :

Kantor = [(12,5 x 8) + (7,5 x 3,5)] x 240 = 30300 kg

Tangga = 2,3 x 3,1 x 479 = 3415,27


kg

WC = 3,5 x 2,39 x 95 = 794,675 kg

L = 34509,945 kg

 Beban yang bekerja pada dinding :

Berat dinding pasangan ½ bata =[(67 x 4)-19,51] x 250 = 62122,5 kg

D = 62122,5 kg

Luas Pintu dan Jendela = 19,51 m2

2. Lantai 1
Panjang Bangunan = 11,5 m
Lebar Bangunan = 12,5 m
Panjang total dinding = 70,5 m

Beban yang bekerja pada lantai :


 Beban Mati (qDL) :
Berat sendiri pelat = 11,5 x 12,5 x 0,125 x 2400 = 43125 kg
Berat ubin + Semen PC = 11,5 x 12,5 x 45 = 6468,75 kg
Berat Plafond + Penggantung = 11,5 x 12,5 x 18 = 2587,5 kg
Berat Mekanikal Elektrikal (ME) = 11,5 x 12,5 40 = 5750 kg
D = 57931,25 kg
 Berat Sendiri Balok :

Bentang A = B = C = D = 4 x (0,20 x 0,30 x 11,5 x2400) = 6624 kg

Bentang 1 = 2 = 3 = 4 = 4 x (0,20 x 0,30 x 12,5 x2400) = 7200 kg

KELOMPOK 7
PERANCANGAN BANGUNAN REKAYASA SIPIL 1 (HSKB-631)

 Berat Sendiri Kolom = 16 x (0,30 x 0,30 x 3,5 x 2400) = 12096 kg


 Beban Hidup (qLL) :
Kantor = 12,5 x 4,5 x 240 = 13500 kg
Tangga = 2,3 x 3,1 x 479 = 3415,27 kg
Lobi = 3,5 x 3,5 x 479 = 5867,75 kg
Dapur = 2,5 x 3,4 x 479 = 4071,5 kg
WC = 3,5 x 2,39 x 95 = 794,675 kg
L = 27649,2 kg
 Beban yang bekerja pada dinding :

Berat dinding pasangan ½ bata =[(70,5 x 3,5)-56,89] x 250 = 47465 kg

D = 47465 kg

Luas Pintu dan Jendela = 56,89 m2

3. Lantai 2
Panjang Bangunan = 11,5 m
Lebar Bangunan = 12,5 m

Panjang total dinding = 80 m

Beban yang bekerja pada lantai :


 Beban Mati (qDL) :
Berat sendiri pelat = 11,5 x 12,5 x 0,125 x 2400 = 43125 kg
Berat ubin + Semen PC = 11,5 x 12,5 x 45 = 6468,75 kg
Berat Plafond + Penggantung = 11,5 x 12,5 x 18 = 2587,5 kg
Berat Mekanikal Elektrikal (ME) = 11,5 x 12,5 40 = 5750 kg
D = 57931,25 kg
 Berat Sendiri Balok :

Bentang A = B = C = D = 4 x (0,20 x 0,30 x 11,5 x2400) = 6624 kg

Bentang 1 = 2 = 3 = 4 = 4 x (0,20 x 0,30 x 12,5 x2400) = 7200 kg

 Berat Sendiri Kolom = 16 x (0,30 x 0,30 x 3,0 x 2400) = 10368 kg

KELOMPOK 7
PERANCANGAN BANGUNAN REKAYASA SIPIL 1 (HSKB-631)

 Beban Hidup (qLL) :


Kantor = 7,5 x 3,5 x 240 = 6300 kg
Ruang Rapat = 12,5 x 4,5 x 479 = 26943,75 kg
Tangga = 2,3 x 3,1 x 479 = 3415,27 kg
Koridor = 12,5 x 3,5 x 479 = 26943,75 kg
WC = 3,5 x 2,39 x 95 = 794,675 kg
L = 64397,45 kg
 Beban yang bekerja pada dinding :

Berat dinding pasangan ½ bata =[(80 x 3,0)-65,71] x 250 = 43572,5 kg

D = 43572,5 kg

Luas Pintu dan Jendela = 65,71 m2

4. Lantai 3
Panjang Bangunan = 11,5 m
Lebar Bangunan = 12,5 m

Panjang total dinding = 79,5 m

Beban yang bekerja pada lantai :


 Beban Mati (qDL) :
Berat sendiri pelat = 11,5 x 12,5 x 0,125 x 2400 = 43125 kg
Berat ubin + Semen PC = 11,5 x 12,5 x 45 = 6468,75 kg
Berat Plafond + Penggantung = 11,5 x 12,5 x 18 = 2587,5 kg
Berat Mekanikal Elektrikal (ME) = 11,5 x 12,5 40 = 5750 kg
D = 57931,25 kg
 Berat Sendiri Balok :

Bentang A = B = C = D = 4 x (0,20 x 0,30 x 11,5 x2400) = 6624 kg

Bentang 1 = 2 = 3 = 4 = 4 x (0,20 x 0,30 x 12,5 x2400) = 7200 kg

 Berat Sendiri Kolom = 16 x (0,30 x 0,30 x 3,0 x 2400) = 10368 kg

KELOMPOK 7
PERANCANGAN BANGUNAN REKAYASA SIPIL 1 (HSKB-631)

 Beban Hidup (qLL) :


Mushalla = 12,5 x 4,5 x 479 = 26943,75 kg
Tempat Wudhu = 7,5 x 3,5 x 95 = 712,5 kg
Tangga = 2,3 x 3,1 x 479 = 3415,27 kg
Koridor = 12,5 x 3,5 x 479 = 20956,25 kg
L = 52027,77 kg
 Beban yang bekerja pada dinding :

Berat dinding pasangan ½ bata =[(79,5 x 3,0)-16,78] x 250 = 55430 kg

D = 55430 kg

Luas Pintu dan Jendela = 16,78 m2

5. Lantai dak
Panjang Bangunan = 11,5 m
Lebar Bangunan = 12,5 m
 Beban mati:
Berat sendiri pelat = 11,5 x 12,5 x 0,125 x 2400 = 43125 kg

Berat Plafond + Penggantung = 11,5 x 12,5 x 18 = 2587,5 kg

Berat Mekanikal Elektrikal (ME) = 11,5 x 12,5 x 40 = 5750 kg

D = 51462,5 kg

Berat sendiri balok


Bentang A = B = C = D = 4 x (0,20 x 0,30 x 11,5 x2400) = 6624 kg
Bentang 1 = 2 = 3 = 4 = 4 x (0,20 x 0,30 x 12,5 x2400) = 7200 kg

 Beban Hidup:
Beban air hujan = 11,5 x 12,5 x 0,04 x 1000 = 5750 kg

L = 5750 kg

KELOMPOK 7
PERANCANGAN BANGUNAN REKAYASA SIPIL 1 (HSKB-631)

KELOMPOK 7
PERANCANGAN BANGUNAN REKAYASA SIPIL 1 (HSKB-631)

4.2 Analisa Beban Gempa


Standar Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Struktur Bangunan
Gedung atau SNI 1726 tahun 2012 merupakan peraturan gempa yang
berlaku di Indonesia, menggantikan peraturan sebelumnya SNI 1726-2002.
Dalam SNI 03-1726-2012, ditentukan jenis struktur gedung beraturan dan
tidak beraturan. Struktur gedung ditetapkan sebagai struktur gedung
beraturan, karena memenuhi ketentuan antara lain sebagai berikut:
a. Tinggi struktur gedung diukur dari taraf penjepitan lateral tidak lebih
dari 10 tingkat atau 40 m
b. Denah gedung adalah persegi panjang tanpa tonjolan
c. Denah struktur gedung tidak menunjukkan coakan sudut
d. Sistem struktur gedung terbentuk oleh subsistem penahan beban
lateral yang arahnya saling tegak lurus dan sejajar dengan sumbu-
sumbu utama ortogonal denah struktur gedung secara keseluruhan
e. Sistem struktur gedung memiliki berat tingkat yang beraturan

Untuk struktur gedung beraturan, pengaruh gempa rencana dapat


ditinjau sebagai pengaruh beban gempa statik ekuivalen. Analisis statik
ekuivalen merupakan penyederhanaan dari perhitungan beban gempa yang
sebenarnya.

4.4.1 Perhitungan Beban Mati (W)


Ringkasan berat bangunan dinyatakan dalam tabel 4.1 berikut:

Tabel 4.1 Berat bangunan tiap lantai


30% Elemen
Beban Mati Jumlah
No Lantai Reduksi Vertikal
(kN) (kN) (kN) (kN)
Lantai Dasar 634,18 103,53 2257,335 2995,05
Lantai 1 717,55 82,95 1497,87 2298,37
Lantai 2 717,55 193,19 902,26 1813,00
Lantai 3 717,55 156,08 362,855 1236,49
Lantai Dak 652,87 17,25 0 670,12
Jumlah Berat Bangunan 9013,03
KELOMPOK 7
PERANCANGAN BANGUNAN REKAYASA SIPIL 1 (HSKB-631)

4.4.2 Perioda Fundamental Pendekatan (Ta)


Karena besarnya beban gempa belum diketahui, maka waktu
getar dari struktur belum dapat ditentukan secara pasti. Untuk
perencanaan awal, waktu getar dari bangunan gedung pada arah X
(TaX) dan arah Y (TaY) dihitung dengan menggunakan rumus
empiris:

TaX = TaY = Ct . (H)x (dalam detik)

Pada rumus di atas, H adalah tinggi bangunan (dalam meter).

Tinggi bangunan (H) = (h1 + h2 + h3 + h4) = 4 + 3,5 + 3 + 3 = 13,5 m


(< 40 m)

Dengan menggunakan Tabel 4.1 pada SNI-1726-2012 diperoleh data


Ct = 0,0466 dan x = 0,9

Perioda Fundamental Pendekatan (Ta) = 0,0466 . 150,9 =


0,533 detik.

KELOMPOK 7
PERANCANGAN BANGUNAN REKAYASA SIPIL 1 (HSKB-631)

4.4.3 Menentukan Kelas Situs (Lokasi)

Tabel 4.2 Klasifikasi Situs

Sesuai dengan data yang diberikan maka digunakan kelas SE (tanah


lunak) asumsi daerah SUMATERA UTARA.

4.4.4 Faktor Respon Gempa (C)


Dalam penentuan spektrum gempa di wilayah Jakarta dapat
menggunakan perhitungan Desain Spektra Indonesia Pusat Penelitian
dan Pengembangan Permukiman – Kementerian Pekerjaan Umum
2011.

KELOMPOK 7
PERANCANGAN BANGUNAN REKAYASA SIPIL 1 (HSKB-631)

Nilai Spektral Percepatan Di Permukaan Dari Gempa Risk-Targeted


Maximum Consider Earthquake Dengan Probabilitas Keruntuhan
Bangunan 1% dalam 50 Tahun

Lokasi: Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara  (Lat: -


3.430374592833876, Long: 98.59882923397856)

Dari perhitungan Desain Spektra Indonesia Pusat Penelitian dan


Pengembangan Permukiman – Kementerian Pekerjaan Umum 2011
diperoleh Faktor Respon Gempa (C) sebesar 0,603

4.4.5 Periode pendek (Ss) dan Periode 1 detik (S1) dengan Peta Gempa

 Untuk Ss menggunakan peta respon spekta 0,2 detik probabilitas


2%.

KELOMPOK 7
PERANCANGAN BANGUNAN REKAYASA SIPIL 1 (HSKB-631)

 Untuk S1 menggunakan peta respon spekta 1 detik probabilitas

KELOMPOK 7
PERANCANGAN BANGUNAN REKAYASA SIPIL 1 (HSKB-631)

KELOMPOK 7
PERANCANGAN BANGUNAN REKAYASA SIPIL 1 (HSKB-631)

Kota Deli Serdang

KELOMPOK 7
PERANCANGAN BANGUNAN REKAYASA SIPIL 1 (HSKB-631)

4.4.6 Menentukan Nilai SDS dan SD1

Mengacu pada perhitungan Desain Spektra Indonesia Pusat


Penelitian dan Pengembangan Permukiman – Kementerian Pekerjaan
Umum 2011 dengan tabel di atas diperoleh nilai Ss dan S1 untuk
wilayah Deli Serdang, kelas lokasi SE (tanah lunak).

Ss = 0,614 dan S1 = 0,368

KELOMPOK 4
PERANCANGAN BANGUNAN REKAYASA SIPIL 1 (HSKB-631)

Hasil pembacaan tabel di interpolasi :

Fa = 1,472 dan Fv = 2,528

Menghitung SMS dan SM1

 SMS = Ss x Fa = 0,614 x 1,472 = 0,904


 SM1  = S1 x Fv = 0,368 x 2,528 = 0,930

Menghitung SDS dan SD1

 SDS = 2/3 x SMS = 0,603


 SD1 = 2/3 x SM1 = 0,620

4.4.7 Faktor Keutamaan Gempa (I)


Tabel 1 Kategori risiko bangunan gedung dan non gedung
untuk beban gempa berdasarkan kategori gedung dan bangunan (Pasal
4.1.2 SNI 1726-2012).

KELOMPOK 4
PERANCANGAN BANGUNAN REKAYASA SIPIL 1 (HSKB-631)

Untuk kasus ini gedung difungsikan sebagai Kantor BANK, sehingga diambil
nilai Faktor Reduksi Gempa II.

Maka Faktor Keutamaan Gempa (I) yang digunakan dengan Kategori Resiko II
sebesar 1,0

4.4.8 Menentukan Tingkat Resiko Kegempaan


Menentukan Kategori Desain Gempa menggunakan
2 tabel dibawah :

KELOMPOK 4
PERANCANGAN BANGUNAN REKAYASA SIPIL 1 (HSKB-631)

Untuk kasus diatas, Jakarta dengan SDS = 0,603,


dan SD1 = 0,620 maka kategori desain gempanya adalah
Kategori D.

Cek tabel berikut untuk menentukan sistem gedung


yang akan dipakai

Untuk Kategori D termasuk risiko gempa tinggi,


sehingga harus menggunakan sistem SRPMK (Sistem
Rangka Pemikul Momen Khusus).

KELOMPOK 4
PERANCANGAN BANGUNAN REKAYASA SIPIL 1 (HSKB-631)

4.4.9 Faktor Reduksi Gempa (R)

Menentukan nilai R dengan menggunakan tabel 20


Koefisien Gempa untuk Struktur Non Gempa Serupa
Gedung.

Tipe strukturnya adalah beton bertulang tidak


memakai shearwall maka diperoleh nilai Faktor
Reduksi Gempa (R) = 8

4.4.10 Beban Geser Dasar Nominal Statik Ekuivalen (V)


Beban geser dasar nominal horizontal akibat gempa yang
bekerja pada struktur bangunan gedung dapat ditentukan dengan
rumus :

KELOMPOK 4
PERANCANGAN BANGUNAN REKAYASA SIPIL 1 (HSKB-631)

C1. I
V= .W t
R

Dengan :

Berat Total Bangunan (Wt) = 9013,03 kN

30% Elemen
Beban Mati Jumlah
No Lantai Reduksi Vertikal
(kN) (kN) (kN) (kN)
Lantai Dasar 634,18 103,53 2257,335 2995,05
Lantai 1 717,55 82,95 1497,87 2298,37
Lantai 2 717,55 193,19 902,26 1813,00
Lantai 3 717,55 156,08 362,855 1236,49
Lantai Dak 652,87 17,25 0 670,12
Jumlah Berat Bangunan 9013,03

Faktor Keutamaan Struktur (I) = 1,0

Faktor Respon Gempa (C) = 0,603

Faktor Reduksi Gempa (R) =8

0,603 x 1,0
V X =V Y = x 9013,03=¿ 679,357 kN
8

4.4.11 Beban Gempa Nominal Akibat Gempa Pada Tiap Lantai


Perbandingan antara tinggi struktur gedung dan ukuran
denahnya dalam arah pembebanan gempa.

tinggi total gedung


≤3
panjang denah gedung

Portal arah X Portal arah Y

H 13,5 H 13,5
= =1,08<3 = =1,17< 3
B 12,5 B 11,5
(Di puncak gedung tidak ada beban horizontal gempa terpusat
karena ratio < 3).

KELOMPOK 4
PERANCANGAN BANGUNAN REKAYASA SIPIL 1 (HSKB-631)

Beban Geser Dasar Nominal (V) harus didistribusikan di


sepanjang tinggi struktur bangunan gedung menjadi beban-beban
gempa statik ekivalen yang bekerja pada pusat massa lantai-lantai
tingkat. Besarnya beban statik ekivalen (Fi) pada lantai tingkat ke-i
dari bangunan dihitung dengan rumus :

W i . zi
F x =F y = n
.V
∑ W i . zi
i=1

Distribusi beban gempa di setiap lantai dari bangunan gedung


pada arah-X dan arah-Y, tergantung dari banyaknya struktur portal
yang ada.

Dari denah struktur bangunan :

 Arah-X terdapat 4 buah portal


 Arah-Y terdapat 4 buah portal.

Tabel 4.3 Distribusi beban gempa di sepanjang tinggi bangunan

Untuk Tiap Untuk Tiap


Portal Arah Portal Arah
zi Wi Wi x zi Fi x-y Vi
Tingkat X (1/2 Fi x) Y (1/2 Fi x)
& (1/4 Fi x) & (1/4 Fi x)
m (kN) (kN) (kN) (kN) (kN) (kN)
Lantai Dak 13,5 670,12 9046,62 58,71 58,71 29,36 14,68
Lantai 3 10,5 1236,49 12983,15 84,25 142,96 42,13 21,07
Lantai 2 7,5 1813,00 13597,50 88,24 231,20 44,12 22,06
Lantai 1 4 2298,37 9193,48 59,66 290,86 29,83 14,92
Lantai Dasar 0,8 2995,05 2396,04 15,55 306,41 7,78 3,89
Total 9013,03 47216,79

Beban-beban gempa yang didapat dari hasil perhitungan pada


Tabel 4.3, selanjutnya digunakan untuk menghitung waktu getar dari
struktur.

4.3 Analisis terhadap T Rayleigh


Besarnya T yang dihitung sebelumnya memakai cara-cara empiris,
harus dibandingkan dengan TRayleigh, dengan rumus:

KELOMPOK 4
PERANCANGAN BANGUNAN REKAYASA SIPIL 1 (HSKB-631)

Trayleight =

Besarnya T yang dihitung sebelumnya, sesuai Ps 6.2.2 tidak boleh


menyimpang lebih dari 20% hasil T rayleigh.

Untuk menghitung besarnya T rayleigh, mula-mula dilakukan analisis


struktur dilakukan secara 3 Dimensi menggunakan bantuan program SAP
2000 dengan asumsi yang digunakan sebagai berikut:

a. Tiap balok didefinisikan sebagai balok T


b. Pertimbangan adanya retak sepanjang bentang komponen, maka
komponen struktur direduksi Momen Inersia sbb.:
 untuk balok T = 2 x I balok = 2 x 0,30 Ig = 0,6 Ig
 untuk kolom persegi = 0,6 Ig

KELOMPOK 4
PERANCANGAN BANGUNAN REKAYASA SIPIL 1 (HSKB-631)

Gambar 4.1 Deformasi arah sumbu X

Gambar 4.2 Deformasi arah sumbu Y

KELOMPOK 4
PERANCANGAN BANGUNAN REKAYASA SIPIL 1 (HSKB-631)

Hasil analisis disimpulkan di Tabel 4.5

Trayleight arah X

Wi Fi di Widi2 Fdi
Tingkat
(kN) (kN) (mm) (kNmm2) (kNmm2)
Lantai Dak 670,12 58,710 15,009 150958 881,178
Lantai 3 1236,49 84,250 14,388 255971 1212,189
Lantai 2 1813,00 88,240 13,033 307955 1150,032
Lantai 1 2298,37 59,660 9,709 216655 579,239
Lantai Dasar 2995,05 15,550 0 0 0,000
Total 931539 3822,638

Trayleight =

g = 10 m/s2 = 10000 mm/s2

931539
Trayleight = 6,3
√ 10000∗3822,638
= 1,547 s

Nilai T yang diijinkan 0,8 Trayleight < T < 1,2 Trayleight

Karena T = 1,547 berada di antara 0,8 Trayleight < 1,2 Trayleight

1,24 < 1,547 < 1,86, maka perhitungan di atas telah memenuhi syarat

Hasil analisis disimpulkan di Tabel 4.6

Trayleight arah Y

Wi Fi di Widi2 Fdi
Tingkat
(kN) (kN) (mm) (kNmm2) (kNmm2)
Lantai Dak 670,12 58,710 3,566 8521 209,3599
Lantai 3 1236,49 84,250 3,492 15078 294,2010
Lantai 2 1813,00 88,240 3,325 20044 293,3980
Lantai 1 2298,37 59,660 2,913 19503 173,7896
Lantai Dasar 2995,05 15,550 0 0 0,0000
Total 63146 970,7485

KELOMPOK 4
PERANCANGAN BANGUNAN REKAYASA SIPIL 1 (HSKB-631)

Trayleight =

g = 10 m/s2 = 10000 mm/s2

63146
Trayleight = 6,3
√ 10000∗970,7485
= 0,508 s

Nilai T yang diijinkan 0,8 Trayleight < T < 1,2 Trayleight

Karena T = 0,508 berada di antara 0,8 Trayleight < 1,2 Trayleight

0,406 < 0,508 < 0,609 , maka perhitungan di atas telah memenuhi syarat.

4.4 Kinerja Batas Layan (s) dan Kinerja Batas Ultimit (m).
Untuk perhitungan drift ∆ s tidak bolehlewat dari
0.03 0.03
hi = ×3000=11,25 mm
R 8

Kontrol kinerja batas ultimit (∆ m)

ζ = 0,7 R

ζ= 0,7 x 8 = 5,6

∆ m=ζ ×∆ s=5,6 x 0,621=3,48

Untuk memenuhi persyaratan kinerja batas ultimate struktur gedung,


dalam segala hal simpangan antar struktur gedung menurut SNI 1726 pasal
8.2.2 tidak boleh melampaui:

0,02 x hi = 0,02 x 3000 = 60 mm untuk lantai dengan hi = 3,00 m Dan


untuk perhitungan selanjutnya disajikan pada tabel

KELOMPOK 4
PERANCANGAN BANGUNAN REKAYASA SIPIL 1 (HSKB-631)

Tabel 4.7 Kontrol kinerja batas layan dan kinerja batas ultimate arah
sumbu X

Kinerja Batas Layan (∆s) Kinerja Batas Ultimit (∆m)


hi di
Lantai Lantai ∆si Syarat ∆s ∆m Syarat ∆m
Keterangan Keterangan
(mm) (mm) (mm) (mm) (mm) (mm)

4 Dak 3 15,009 0,621 11,25 OK 3,48 60 OK


3 Lantai 3 3 14,388 1,355 11,25 OK 7,59 60 OK

2 Lantai 2 3,5 13,033 3,324 13,125 OK 18,61 70 OK


1 Lantai 1 4 9,709 9,709 15 OK 54,37 80 OK

Tabel 4.8 Kontrol kinerja batas layan dan kinerja batas ultimate arah
sumbu Y

Kinerja Batas Layan (∆s) Kinerja Batas Ultimit (∆m)


hi di
Lantai Lantai ∆si Syarat ∆s ∆m Syarat ∆m
Keterangan Keterangan
(mm) (mm) (mm) (mm) (mm) (mm)

4 Dak 3 3,566 0,074 11,25 OK 0,41 60 OK

3 Lantai 3 3 3,492 0,167 11,25 OK 0,94 60 OK

2 Lantai 2 3,5 3,325 0,412 13,125 OK 2,31 70 OK

1 Lantai 1 4 2,913 2,913 15 OK 16,31 80 OK

KELOMPOK 4

Anda mungkin juga menyukai