Anda di halaman 1dari 18

SATUAN ACARA PENYULUHAN

TANDA BAHAYA NIFAS


Di Ruang 8 RSUD Dr. Saiful Anwar Malang

PKRS

RSU Dr. SAIFUL ANWAR


MALANG
2020
LEMBAR PENGESAHAN

SATUAN ACARA PENYULUHAN


TANDA BAHAYA NIFAS

di RUANG 8 RSU Dr. SAIFUL ANWAR MALANG


Tanggal 9 Januari 2020

Disusun Oleh :

Tito Pemadianto 19300

Tutik Handayani 19300

Richard Henki 19300

Yulis Eka Rahayu 1930059

Mengetahui,

Pembimbing Lahan

( )
SATUAN ACARA PENYULUHAN

1. Topik : Tanda Bahaya Nifas


2. Sasaran : Pasien Ruang 8 RSSA
3. Waktu dan Tempat
 Tempat : Ruang 8 Rumah Sakit Dr. Saiful Anwar Malang
 Waktu : Kamis, 9 Januari 2020, Pukul 10.00 WIB
4. Alokasi Waktu : 30 menit
5. Pemberi Materi : Mahasiswa
6. Metode : Ceramah dan Tanya jawab
7. Media : LCD, Laptop, PPT, Leaflet

Masa nifas atau post partum adalah masa setelah persalinan selesai sampai 6
minggu atau 42 hari. Setelah masa nifas, organ reproduksi secara berlahan akan
mengalami perubahan seperti sebelum hamil. Selama masa nifas perlu mendapat
perhatian lebih dikarenakan angka kematian ibu 60% terjadi pada masa nifas.
Dalam angka kematian ibu (AKI) adalah penyebab banyaknya wanita meninggal
dari suatu penyebab kurangnya perhatian pada wanita post partum (Maritalia,2012).
Di Negara berkembang seperti indonesia, masa nifas merupakan masa yang
kritis bagi ibu yang sehabis melahirkan. Dirpekirakan bahwa 60% kematian ibu
terjadi setelah persalinan dan 50% diantaranya terjadi dalam selang waktu 24 jam
pertama (Prawirardjo,2006). Tingginya kematian ibu nifas merupakan masalah yang
komlpeks yang sulit diatasi. AKI merupakan sebagai pengukuran untuk menilai
keadaan pelayanan obstretri disuatu negara. Bila AKI masih tinggi berarti pelayanan
obstretri masih buruk, sehingga memerlukan perbaikan. Dari laporan WHO di
Indonesia merupakan salah satu angka kematian ibu tergolong tinggi yaitu 420 per
100.000 kelahiran hidup, bila
dibandingkan dengan negara-negara ASEAN lainnya.
Sementara menurut Depkes tahun 2009, mengalami penurunan menjadi 226
per 100.000 kelahiran hidup. Dari data tersebut didapatkan penurunan angka
kematian ibu di Indonesia tahuentara penyebab kematian ibu post partum di
Indonesia dikarenakan oleh infeksi dan pendarahan pervaginam. Semua itu dapat
terjadi, jika ibu post partum tidak mengetahui tanda bahaya selama masa nifas. Hal
ini disebabkan karena kurangnya pengetahuan tentang masalah informasi yang
diperoleh ibu nifas kurang.

1. Tujuan Umum
Setelah mengikuti penyuluhan selama 30 menit, pasien dan keluarga pasien dapat
mengetahui dan memahami tentang tanda-tanda bahaya pada ibu nifas termasuk
infeksi dan perdarahan.
2. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan, pasien dan keluarga pasien mampu:
a. Menyebutkan pengertian nifas
b. Menyebutkan pengertian tanda bahaya nifas
c. Menyebutkan dan menjelaskan macam-macam tanda bahaya nifas
3. Media
- Leaflet
- PPT
- LCD
- Proyektor
- Laptop
a. Metode
- Ceramah
- Tnya jawab
4. Proses Penyuluhan

Tahap Waktu Kegiatan perawat Kegiatan Metode Media


Kegiatan peserta
Pendahuluan 5 1. Memberi Salam Menjawab
menit 2. Menjelaskan salam,
cakupan materi Mendengarkan
dan berkenalan dan
3. Menjelaskan memperhatikan
tujuan diberikan
penyuluhan
tentang tanda-
tanda bahaya
nifas
Penyajian 15 1. Menyebutkan Mendengarkan ceramah Laptop,
menit pengertian nifas dan LCD
2. Menyebutkan memperhatikan
pengertian tanda
bahaya nifas
3. Menyebutkan
dan menjelaskan
macam-macam
tanda bahaya
nifas
Penutup 10 Menutup
menit pertemuan Diskusi
a. Memberikan Menjawab Ceramah,
pertanyaan Tanya,
kepada pesrta Jawab
b. Meminta klien Menjawab
atau salah satu
keluarga untuk
mereview
materi yang
telah
disampaikan
c. Membuka sesi
tanya jawab Bertanya
jika masih ada
yang kurang
jelas
d. Menyimpulkan
materi yang Memperhatikan
diberikan
e. Mahasiswa
mengucapkan Menjawab
terima kasih
f. Salam penutup
Menjawab
salam

5. Kriteria
 Evaluasi Proses
o Berjalan dengan baik dan tepat waktu sesuai dengan perencanaan
o Peserta memperhatikan selama kegiatan penyuluhan dilakukan
 Evaluasi Hasil
80% dari jumlah peserta yang hadir mampu memberikan pendapat & 60%
dari peserta yang hadir mampu menjawab pertanyaan yang diajukan dengan
tepat.
6. Materi (Terlampir)
MATERI

TANDA BAHAYA NIFAS

A. Definisi Masa Nifas

Masa nifas adalah pulih kembali, mulai dari partus selesai sampai alat-alat

kandungan kembali sebelum hamil, lamanya 6-8 minggu masa nifas (puerperium)

dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali

seperti keadaan sebelum hamil dan berlangsung kira-kira 6 minggu.

Sebagian besar kematian ibu terjadi selama masa post partum oleh karena itu

sangatlah penting untuk membimbing para ibu dan keluarganya mengenai tanda-

tanda bahaya yang menandakan bahwa ia perlu segera mencari bantuan medis, ibu

juga perlu mengetahui kemana ia mencari bantuan tersebut.

Beritahulah ibu jika mengetahui adanya masalah-masalah berikut, maka ia perlu

segera menemui bidan:

1. Perdarahan vagina yang luar biasa atau tiba-tiba bertambah banyak (lebih dari

perdarahan haid biasa atau bila memerlukan penggantian pembalut dua kali

dalam setengah jam)

2. Pengeluaran vagina yang baunya menusuk

3. Rasa sakit dibagian bawah abdomen atau punggung

4. Sakit kepala yang terus-menerus, nyeri ulu hati atau masalah penglihatan.

5. Pembengkakkan diwajah atau di tangan.

6. Demam, muntah, rasa sakit pada waktu buang air kecil atau jika merasa tidak

enak badan.
7. Payudara yang berubah menjadi merah, panas dan atau terasa sakit.

8. Kehilangan nafsu makan dalam waktu yang lama.

9. Rasa sakit, merah, lunak dan/atau pembengkakkan dikaki.

10. Merasa sangat sedih atau tidak mampu mengasuh sendiri bayinya atau diri

sendiri.

B. Infeksi Masa Nifas

Setelah persalinan terjadi beberapa perubahan penting diantaranya makin

meningkatnya pembentukkan urin untuk mengurangi hemodilusi darah, terjadi

penyerapan beberapa bahan tertentu melalui pembuluh darah vena sehingga terjadi

peningkatan suhu badan sekitar 0,5°C yang bukan merupakan keadaan patologis

atau menyimpang pada hari pertama. Perlukaan karena persalinan merupakan

tempat masuknya kuman kedalam tubuh, sehingga menimbulkan infeksi pada kala

nifas. Infeksi kala nifas adalah infeksi peradangan pada semua alat genitalia pada

masa nifas oleh sebab apapun dengan ketentuan meningkatnya suhu badan

melebihi 38°C tanpa menghitung hari pertama dan berturut-turut selama dua hari.

Gambaran Klinis Infeksi Umum dapat dalam bentuk :

1. Infeksi Lokal

a. Pembengkakan luka episiotomi.

b. Perubahan warna lokal.

c. Pengeluaran lochia bercampur nanah.

d. Mobilisasi terbatas karena rasa nyeri.

e. Temperatur badan dapat meningkat.

2. Infeksi General
a. Tampak Sakit dan Lemah

b. Temperatur meningkat diatas 39°C.

3. Tekanan darah dapat menurun dan nadi meningkat.

4. Pernapasan dapat meningkat dan napas terasa sesak.

5. Kesadaran gelisah sampai menurun dan koma.

6. Terjadi gangguan involusi uterus.

7. Lochia : berbau, bernanah serta kotor.

C. Faktor Predisposisi Infeksi Masa Nifas

1. Persalinan berlangsung lama sampai terjadi Persalinan Terlantar

2. Tindakan Operasi Persalinan

3. Tertinggalnya plasenta selaput ketuban dan bekuan darah.

4. Ketuban pecah dini atau pada pembukaan masih kecil melebihi enam jam.

5. Keadaan yang dapat menurunkan keadaan umum, yaitu perdarahan antepartum dan

post partum, anemia pada saat kehamilan, malnutrisi, kelelahan dan ibu hamil dengan

penyakit infeksi.

D. Keadaan abnormal pada Rahim

Beberapa keadaan abnormal pada rahim adalah :

1. Sub involusi uteri

Proses involusi rahim tidak berjalan sebagaimana mestinya, sehingga proses

pengecilan rahim terhambat. Penyebab terjadinya sub involusi uteri adalah terjadinya

infeksi pada endometrium, terdapat sisa plasenta dan selaputnya, terdapat bekuan

darah, atau mioma uteri.

2. Pendarahan masa nifas sekunder


Adalah pendarahan yang terjadi pada 24 jam pertama. Penyebabnya adalah terjadinya

infeksi pada endometrium dan terdapat sisa plasenta dan selaputnya.

3. Flegmansia alba dolens

Merupakan salah satu bentuk infeksi puerpuralis yang mengenai pembuluh darah

vena femoralis. Gejala kliniknya adalah :

a. Terjadi pembengkakan pada tungkai.

b. Berwarna putih.

c. Terasa sangat nyeri.

d. Tampak bendungan pembuluh darah.

e. Temperatur badan dapat meningkat

E. Keadaan Abnormal pada Payudara

Beberapa keadaan abnormal yang mungkin terjadi adalah :

1. Bendungan ASI

Disebabkan oleh penyumbatan pada saluran ASI. Keluhan mamae bengkak, keras,

dan terasa panas sampai suhu badan meningkat.

2. Mastitis dan Abses Mamae

Infeksi ini menimbulkan demam, nyeri lokal pada mamae, pemadatan mamae dan

terjadi perubahan warna kulit mamae.

F. Tanda-tanda bahaya masa nifas adalah sebagai berikut:

1. Perdarahan pasca persalinan (post partum)

Pengertian :
Perdarahan pasca persalinan (post partum) adalah perdarahan yang melebihi 500

– 600 ml setelah bayi lahir (Eny, 2009). Menurut waktu terjadinya dibagi atas dua

bagian yaitu :

a. Perdarahan post partum primer (Early post partum hemorrhage) yang terjadi

dalam 24 jam setelah anak lahir. Penyebab utama adalah atonia uteri, retensio

placenta, sisa plasenta dan robekan jalan lahir.

b. Perdarahan post partum sekunder (Late post partum hemorrhage) yang terjadi

setelah 24 jam. Penyebab utamanya adalah sub involusi, infeksi nifas dan sisa

plasenta. Menurut Manuaba (2005), perdarahan post partum merupakan penyebab

penting kematian maternal.

Faktor-faktor penyebab perdarahan post partum adalah:

a. Paritas lebih dari 5

b. Jarak persalinan pendek kurang dari 2 tahun

c. Persalinan yang dilakukan dengan tindakan yaitu pertolongan kala uri sebelum

waktunya, pertolongan persalinan oleh dukun, persalinan dengan tindakan paksa

(Notoatmodjo, 2008).

Penanganan :

Untuk mengatasi kondisi ini dilakukan penanganan umum dengan perbaikan keadaan

umum dengan pemasangan infuse, transfuse darah, pemberian antibiotic, dan

pemberian uterotonika. Pada kegawatdaruratan dilakukan rujukan ke rumah sakit

(Manuaba, 2008).

2. Lochea yang berbau busuk

Pengertian :
Lochea adalah sekret yang berasal dari kavum uteri dan vagina dalam masa nifas.

Sedangkan lochea yang berbau busuk adalah sekret yang berasal dari kavum uteri dan

vagina dalam masa nifas yang berupa cairan seperti nanah yang berbau busuk

(Prawirohardjo, 2007).

Faktor penyebab:

Ini terjadi karena infeksi dan komplikasi plasenta rest. Plasenta rest merupakan

bentuk perdarahan pasca partus berkepanjangan sehingga pengeluaran lochea disertai

darah lebih dari 7 – 10 hari. Dapat terjadi perdarahan baru setelah pengeluaran lochea

normal, dan dapat berbau akibat infeksi plasenta rest. Pada evaluasi pemeriksaan

dalam terdapat pembukaan dan masih dapat diraba sisa plasenta atau membrannya.

Subinvolusi uteri karena infeksi dan menimbulkan perdarahan terlambat (Manuaba,

2008).

Penanganan :

Tindakan penanganan meliputi pemasangan infus profilaksis, pemberian antibiotik

adekuat, pemberian uterotonika (oksitosin atau metergin), dan tindakan definitif

dengan kuretase dan dilakukan pemeriksaan patologi-anatomik (Notoatmodjo, 2008).

3. Pengecilan rahim terganggu (Sub involusi uterus)

Pengertian :

Involusi adalah keadaan uterus mengecil oleh kontraksi rahim dimana berat rahim

dari 1000 gram saat setelah bersalin menjadi 40-60 gram 6 minggu kemudian. Bila

pengecilan ini kurang baik atau terganggu disebut sub involusi (Eny, 2009).

Faktor penyebab:
Ini terjadi karena infeksi dan komplikasi plasenta rest. Plasenta rest merupakan

bentuk perdarahan pasca partus berkepanjangan sehingga pengeluaran lochea disertai

darah lebih dari 7 – 10 hari. Dapat terjadi perdarahan baru setelah pengeluaran lochea

normal, dan dapat berbau akibat infeksi plasenta rest. Pada evaluasi pemeriksaan

dalam terdapat pembukaan dan masih dapat diraba sisa plasenta atau membrannya.

Subinvolusi uteri karena infeksi dan menimbulkan perdarahan terlambat (Manuaba,

2008).

Penanganan :

Pengobatan dilakukan dengan memberikan injeksi methergin setiap hari ditambah

ergometrin per oral. Bila ada sisa plasenta lakukan kuretase. Berikan antibiotika

sebagai pelindung infeksi (Prawirohardjo, 2005).

4. Nyeri pada perut dan pelvis

Pengertian :

Tanda-tanda nyeri perut dan pelvis dapat menyebabkan komplikasi nifas

seperti peritonitis. Peritonitis adalah peradangan pada peritonium.

Faktor penyebab:

Peritonitis nifas bias terjadi karena meluasnya endometritis, tetapi dapat juga

ditemukan bersama-sama dengan salpingo-ooforitis dan sellulitis pelvika. Selanjutnya

pada kemungkinan bahwa abses pada sellulitis mengeluarkan nanahnya ke rongga

paritonium dan menyebabkan peritonitis (Prawirihardjo, 2007). Gejala klinik

peritonoitis dibagi 2 yaitu :

1) Peritonitis terbatas pada daerah pelvis


Gejala-gejalanya tidak seberapa berat seperti padaperitonitis umum. Penderita

demam, perut bawah nyeri, tetapi keadaan umum tetap baik. Pada pelvio

peritonitisbisa terdapat pertumbuhan abses (Prawirohardjo, 2007).

2) Peritonitis umum

Peritonitis umum disebabkan oleh kuman yang sangat pathogen dan merupakan

penyakit berat.Suhu meningkat menjadi tinggi, nadi cepat dan kecil, perut kembung

dan nyeri, ada defense musculaire. Muka penderita yang mula-mula kemerahan

menjadi pucat, mata cekung, kulit muka dingin, terdapat apa yang dinamakan facies

hippocratica. Mortalitas peritonitis umum tinggi (Prawirohardjo, 2007).

Penanganan :

Pengobatan dilakukan dengan pengisapan nasogastrik, pasang infuse intravena,

berikan kombinasi antibiotic sampai ibu tidak demam selama 48 jam ( ampisilin 2 g

melalui intravena setiap 6 jam, ditambah gentamisin 5 mg/kg berat badan melalui

intravena setiap 24 jam, ditambah metronidazol 500 mg melalui intravena setiap 8

jam) (Pamilih, 2006).

5. Pusing dan lemas yang berlebihan

Menurut Manuba (2005), pusing merupakan tanda-tanda bahaya pada masa nifas,

pusing bisa disebabkan oleh karena darah tinggi (sistol >140 mmHg dan diastole

>110 mmHg).

Lemas yang berlebihan juga merupakan tanda-tanda bahaya, dimana keadaan

lemas disebabkan oleh kurangnya istirahat dan kurangnya asupan kalori sehingga ibu

kelihatan pucat, tekanan darah rendah (sistol <100 mmHg diastole <60 mmHg).

Penanganan gejala tersebut adalah :


a) Mengkonsumsi tambahan 500 kalori setiap hari.

b) Makan dengan diit berimbang untuk mandapatkan protein, mineral dan vitamin

yang cukup.

c) Minum sedikitnya 3 liter setiap hari.

d) Pil zat besi harus diminum untuk menambah zat setidaknya selama 40 hari

pasca bersalin.

e) Minum kapsul vitamin A (200.000 unit) agar bisa memberikan kadar vitaminnya

pada bayinya.

f) Istirahat yang cukup untuk mencegah kelelahan yang berlebihan.

6. Suhu tubuh ibu > 380C

Dalam beberapa hari setelah melahirkan suhu badan ibu sedikit baik antara

37,20C-37,80C oleh karena reabsorbsi benda-benda dalam rahim dan mulainya

laktasi, dalam hal ini disebut demam reabsorbsi. Hal itu adalah normal.

Namun apabila terjadi peningkatan melebihi 380C beturut-turut selama 2 hari

kemungkinan terjadi infeksi. Infeksi nifas adalah keadaan yang mencakup semua

peradangan alat-alat genetalia dalam masa nifas (Mochtar, 2002). Penanganan umum

bila terjadi demam :

a) Istirahat baring.

b) Rehidrasi peroral atau infuse.

c) Kompres atau kipas untuk menurunkan suhu.

d) Jika ada syok segera beri pengobatan, sekalipun tidak jelas gejala syok harus

waspada untuk menilai berkala karena kondisi ini dapat memburuk dengan cepat

(Prawirohardjo, 2002).
7. Payudara berubah menjadi merah, panas, dan terasa sakit

Pada masa nifas dapat terjadi infeksi dan peradangan parenkim kelenjar payudara

(mastitis). Mastitis bernanah dapat terjadi setelah minggu pertama pascasalin, tetapi

biasanya tidak sampai melewati minggu ke 3 atau ke 4 (Prawirohardjo, 2008).

Gejala awal mastitis adalah demam yang disertai menggigil, nyeri dan takikardia.

Pada pemeriksaan payudara membengkak, mengeras, lebih hangat, kemerahan

dengan batas tegas, dan disertai rasa nyeri (Prawirohardjo, 2008). Penanganan utama

mastitis adalah :

a. Memulihkan keadaan dan mencegah terjadinya komplikasi yaitu bernanah (abses)

dan sepsis yang dapat terjadi bila penanganan terlambat, tidak cepat, atau kurang

efektif.

b. Susukan bayi sesering mungkin.

c. Pemberian cairan yang cukup, anti nyeri dan anti inflamasi.

d. Pemberian antibiotic 500 mg/6 jam selama 10 hari.

e. Bila terjadi abses payudara dapat dilakukan sayatan (insisi) untuk mengeluarkan

nanah dan dilanjutkan dengan drainase dengan pipa agar nanah dapat keluar terus.

8. Perasaan sedih yang berkaitan dengan bayinya (baby blues)

Ada kalanya ibu mengalami parasaan sedih yang berkaitan dengan bayinya.

Keadaan ini disebut baby blues, yang disebabkan oleh perubahan perasaan yang

dialami ibu saat hamil sehingga sulit menerima kehadiran bayinya. Perubahan

perasaan ini merupakan respon alami terhadap rasa lelah yang dirasakan, selain itu

juga karena perubahan fisik dan emosional selama beberapa bulan kehamilan (Eny,

2009). Gejala-gejala baby blues antara lain :


a) Menangis.

b) Mengalami perubahan perasaan.

c) Cemas.

d) Kesepian.

e) Khawatir mengenai sang bayi.

f) Penurunan gairah sex, dan kurang percaya diri terhadap kemampuan menjadi

seorang ibu.

Penanganan bila terjadi baby blues yaitu hilang tanpa pengobatan, pengobatan

psikologis dan antidepresan, konsultasi psikiatrik untuk pengobatan lebih lanjut (tiga

bulan) (Manuaba, 2008).

9. Depresi masa nifas (depresi postpartum)

Depresi masa nifas adalah keadaan yang amat serius. Hal ini disebabkan oleh

kesibukannya yang mengurusi anak-anak sebelum kelahiran anaknya ini. Ibu yang

tidak mengurus dirinya sendiri, seorang ibu cepat murung, mudah marah-marah (Eny,

2009). Gejala-gejala depresi masa nifas adalah :

a) Sulit tidur bahkan ketika bayi sudah tidur.

b) Nafsu makan hilang.

c) Perasaan tidak berdaya atau kehilangan kontrol.

d) Terlalu cemas atau tidak perhatian sama sekali pada bayi.

e) Tidak menyukai atau takut menyentuh bayi.

f) Pikiran yang menakutkan mengenai bayi

g) Sedikit atau tidak ada perhatian terhadap penampilan pribadi.

h) Gejala fisik seperti banyak wanita sulit bernafas atau perasaan berdebar-debar.
DAFTAR PUSTAKA

Ambarwati, E.R. 2009. Asuhan Kebidanan Nifas. Jogjakarta : Mitra CendikiaPress.

Eny. 2009. Asuhan Kebidanan Nifas. Jogjakarta : Mitra Cendikia Press.

Pamilih, Ns. 2006. Manajemen Komplikasi Kehamilan dan Persalinan. Jakarta :EGC.

Prawirohardjo, S. 2002. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan

Neonatal. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

Saleha Sitti. 2009. Asuhan Kebidanan pada Masa Nifas. Jakarta : Salemba Medika.

Anda mungkin juga menyukai

  • HGC
    HGC
    Dokumen18 halaman
    HGC
    yulis
    Belum ada peringkat
  • HVV
    HVV
    Dokumen10 halaman
    HVV
    yulis
    Belum ada peringkat
  • KHB
    KHB
    Dokumen1 halaman
    KHB
    yulis
    Belum ada peringkat
  • KP
    KP
    Dokumen6 halaman
    KP
    yulis
    Belum ada peringkat
  • Chapter II
    Chapter II
    Dokumen35 halaman
    Chapter II
    Rachma Fadillah
    Belum ada peringkat
  • LP Apb Fix
    LP Apb Fix
    Dokumen21 halaman
    LP Apb Fix
    I Wayan Surya Merta
    Belum ada peringkat
  • 14 Ciri Ciri Bayi Lahir Prematur
    14 Ciri Ciri Bayi Lahir Prematur
    Dokumen5 halaman
    14 Ciri Ciri Bayi Lahir Prematur
    kasoki
    Belum ada peringkat
  • Pre Eklamsia
    Pre Eklamsia
    Dokumen25 halaman
    Pre Eklamsia
    Ferra Febriani
    80% (5)
  • LP Apb Fix
    LP Apb Fix
    Dokumen21 halaman
    LP Apb Fix
    I Wayan Surya Merta
    Belum ada peringkat
  • BCC
    BCC
    Dokumen4 halaman
    BCC
    yulis
    Belum ada peringkat
  • Woc Antepartum Bleeding
    Woc Antepartum Bleeding
    Dokumen2 halaman
    Woc Antepartum Bleeding
    Amelia Mawardi
    80% (5)
  • KHB
    KHB
    Dokumen1 halaman
    KHB
    yulis
    Belum ada peringkat
  • Woc Antepartum Bleeding
    Woc Antepartum Bleeding
    Dokumen2 halaman
    Woc Antepartum Bleeding
    Amelia Mawardi
    80% (5)
  • LP Apb Fix
    LP Apb Fix
    Dokumen21 halaman
    LP Apb Fix
    I Wayan Surya Merta
    Belum ada peringkat
  • KP
    KP
    Dokumen6 halaman
    KP
    yulis
    Belum ada peringkat
  • BGVC
    BGVC
    Dokumen122 halaman
    BGVC
    yulis
    Belum ada peringkat
  • Lampiran III
    Lampiran III
    Dokumen21 halaman
    Lampiran III
    dewihartinah
    100% (1)
  • BCC
    BCC
    Dokumen4 halaman
    BCC
    yulis
    Belum ada peringkat