Anda di halaman 1dari 9

ANALISIS KUALITATIF DAN KUANTITATIF PEWARNA PONCEAU 4R CI 16255

(E 124) PADA PERMEN GULALI DAN SIRUP JAJANAN DENGAN METODE


SPEKTROFOTOMETRI UV-SINAR TAMPAK
1
Tsamrotul Fuadah Ahmad, 2Bertha Rusdi, M.Si., Apt, dan 3Hilda Aprilia, M.Si., Apt
1,2,3
Fakultas Matematika Ilmu Pengetahuan Alam Jurusan Farmasi, Universitas Islam
Bandung, Jl. Tamansari No. 1 Bandung 40116
e-mail :3tsamrotulfuadahahmad@yahoo.co.id

Abstrak
Pewarna adalah salah satu kelompok Bahan Tambahan Makanan (BTM) yang sering
ditambahkan untuk makanan dan minuman yang menjadikan penampilan lebih menarik.
Ponceau 4R merupakan salah satu pewarna yang sering ditambahkan pada makanan dan
minuman termasuk pada jajanan sirup dan gulali yang diperjual belikan di sekolah dasar di
daerah Cileunyi-Cibiru-Rancaekek.Akan tetapi batas penggunaan yang 100 mg/kg untuk
permen gulali dan 300 mg/kg untuk sirup setiap hari membuat anak-anak yang membeli
jajanan tersebut beresiko menyebabkan gangguan kesehatan yang ditimbulkan oleh ponceau
4R seperti alergi dan kanker hati.Oleh karena itu, dilakukan penelitian analisis kualitatif dan
kuantitatif dengan metode spektrofotometri UV-Sinar Tampak.Dari penelitian ternyata 4 dari
15 sampel sirup dan 5 dari 12 sampel gulali yang dijajakan mengandung ponceau 4R dengan
kadar yang melebihi batas maksimum penggunaan pewarna.
Kata kunci : pewarna ponceau 4R, analisis kualitatif dan kuantitatif, hasil yang diperoleh.

A. Pendahuluan IndonesiaNo.722/MENKES/PER/X/1988.
Latar Belakang Akan tetapi sering terjadi penyalahgunaan
Pada umumnya bahan makanan pemakaian pewarna untuk bahan pangan,
mengandung beberapa unsur atau senyawa hal ini bisa terjadi karena faktor
seperti air, karbohidrat, protein, lemak, ketidaktahuan masyarakat akan pewarna
vitamin, enzim, pigmen dan lain- pangan dan faktor harga murah yang
lain.Adakalanya makanan yang tersedia menjadi dasar pemakaian pewarna
tidak mempunyai bentuk yang menarik tersebut. Salah satu jenis pewarna
meskipun kandungan gizinya tinggi dan makanan yang sering digunakan adalah
umumnya pengolahan makanan selalu ponceou 4R CI 16255 (E124). Meskipun
berusaha untuk menghasilkan produk yang di izinkan untuk digunakan di Indonesia
memiliki penampilan menarik selain aspek akan tetapi penggunaan pewarna ponceau
rasa yang enak dan nilai gizi tinggi. 4R secara berkelanjutan dapat
Teknologi pengolahan pangan dewasa menyebabkan gangguan kesehatan seperti
ini berkembang cukup pesat, termasuk di gejala alergi yang biasa terjadi pada
Indonesia.Untuk memperoleh produk penderita asma dan penderita sensitif
pangan olahan yang bercita rasa lezat, aspiran, serta bersifat karsinogenik.
berpenampilan menarik, tahan lama, Beberapa makanan dan minuman yang
mudah dalam pengangkutan dan keamanan pangannya masih diragukan
pendistribusiannya digunakan berbagai adalah makanan dan minuman jajanan
bahan pendukung yang lazim disebut yang dijual oleh pedagang kaki lima
bahan tambahan makanan (BTM, food dengan harga yang murah, menarik,
additives). bervariasi sebagai daya jualnya. Permen
Pewarna adalah salah satu kelompok gulali dan sirup jajanan merupakan jajanan
Bahan Tambahan Makanan (BTM) yang yang sering dijual belikan terutama di
tercantum dalam Peraturan Menteri sekolah-sekolah dasar karena warnanya
Kesehatan Republik yang menarik dan harga murah. Akan
tetapi, menurut Peraturan Kepala Badan karena tingkat konsumsi yang tinggi oleh
Pengawas Obat dan Makanan No. 37 tahun anak-anak dimana memungkinkan tingkat
2013 tentang Batas Maksimum konsumsi melebihi batas maksimum
Penggunaan Bahan Tambahan Pangan penggunaan bahan tambahan pangan bisa
Pewarna menyebutkan ponceau 4R terjadi dan kemungkinan muncul efek
memiliki batas maksimum penggunaan toksik sangat tinggi. Metode kualitatif
untuk jenis permen keras (gulali) sebesar dilakukan dengan menggunakan
100 mg/kg dan untuk jenis sirup sebesar kromatografi kertas dan metode analisis
300 mg/kg per hari. kuantitatif menggunakan spektrofotometri
Maka dari itu, penelitian akan yang UV-Visibel.
dilakukan adalah metode pemisahan
pewarna ponceau 4R secara kualitatif dan Tujuan
kuantitatif yang terdapat pada permen Agar dapat melakukan analisis kualitatif
gulali dan sirup jajanan anak yang dan kuantitatif pewarna ponceau 4R dalam
diperjual belikan disekolah dasar sekitar permen gulali dan sirup jajanan yang
Cileunyi-Cibiru-Rancaekek.Sampel berada di sekolah dasar didaerah Cileunyi-
permen gulali dan sirup jajanan dipilih Cibiru-Rancaekek.

B. Landasan Teori
1. Bahan Tambahan Makanan 2. Pewarna Ponceau 4R
Bahan tambahan makanan (BTM atau
food additives) merupakan teknologi
pengolahan pangan untuk memperoleh
produk pangan olahan yang bercita rasa
lezat, berpenampilan menarik, tahan lama,
mudah dalam pengangkutan dan
pendistribusiannya digunakan berbagai
bahan pendukung yang lazim.
Menurut Joint (FAO/WHO) Expert Gambar 1 Struktrur pewarna ponceau 4R(JECFA,
Committee on Food Additives (JECFA) 2011)
bahan tambahan pangan adalah senyawa Ponceau 4R juga dikenal sebagai CI
yang sengaja ditambahkan ke dalam Food Red 7; Cochineal Red A; New
makanan dengan jumlah dan ukuran Coccine; Brilliant Scarlet; CI(1975) No.
tertentu dan terlibat dalam proses 16255; INS No. 124adalah pewarna
pengolahan, pengemasan, dan atau sintetis yang dapat digunakan sebagai
penyimpanan. Bahan iniberfungsi untuk pewarna makanan. Meskipun merupakan
memperbaiki warna, bentuk, cita rasa dan pewarna yang diizinkan penggunaannya
teksur, serta memperpanjang masa simpan, untuk makanan menurut Permenkes RI No
dan bukan merupakan bahan ingredient 722/Menkes/Per/IX/88, namun prinsip
utama penggunaannya tetap dalam jumlah yang
Peraturan Menteri Kesehatan Republik tidak melebihi keperluan untuk
Indonesia No.722/MENKES/PER/X/1988 memperoleh efek yang diinginkan, seperti
mengelompokkan BTM yang diizinkan dalam Peraturan Kepala Badan Pengawas
beredar yaituantioksidan; anti kempal; Obat dan Makanan No. 37 tahun 2013
pengatur keasaman; pemanis tentang Batas Maksimum Penggunaan
buatan,pemutih dan pematang tepung; Bahan Tambahan Pangan Pewarna
pengemulsi, pemantap dan pengental; menyebutkan ponceau 4R memiliki batas
pengeras; pewarna; penyedap rasa dan maksimum penggunaan untuk jenis
aroma, penguat rasa; seskuestran. permen keras (gulali) sebesar 100 mg/kg
dan untuk jenis sirup sebesar 300 mg/kg atau sepanjang lapisan stasioner itu. Dalam
per hari., untuk efek samping ini semua teknik kromatografi, zat terlarut
tergantung pada dosis yang dimakan setiap yang akan dipisahkan bermigrasi
harinya, lama mengkonsumsi, dan sepanjang suatu kolom (atau seperti dalam
kepekaan/alergisitas manusia yang bersifat kromatografi kertas atau lapisan tipis,
individual. padanan fisika dari suatu kolom) (Day dan
Pewarna ponceau 4R memiliki Underwood, 1999: 475).
implikasi pada reaksi yang merugikan Jarak yang ditempuh senyawa pada
pada pasien dengan urikaria kronik. kromatogram biasanya dinyatakan dengan
Ponceau 4R adalah pewarna pangan yang bilangan Rf. Bilangan Rf diperoleh dengan
diijinkan, di bawah Act PFA, namun tidak mengukur jarak antara titik awal dan
diijinkan penggunaanya bersamaan dengan puncak bercak yang dihasilkan senyawa,
Aniseed (Nadia & Tariq, 2002: 223-225). kemudian dibagi dengan jarak antara titik
awal dan garis depan (yaitu jarak yang
3. Metode Pemisahan Senyawa Kimia ditempuh cairan pengembang). Bilangan
a. Ekstraksi cair-padat Rf selalu berupa pecahan dan terletak
Ekstraksi cair-padat merupakan teknik antara 0,01 dan 0,99 (Harborne, 1987: 11-
pemisahan mirip kromatografi yang 12).
memiliki kelebihan yang lebih baik dari Jarak yang ditempuh komponen
Rf = Jarakyangditempuheluen
pada ekstraksi cair-cair. Kelebihan tersebut
adalah ekstraksi cair-padat dapat
menghasilkan ekstraksi analit yang lebih
sempurna, pemisahan analit yang lebih c. Spektrofotometri UV-cahaya tampak
efisien dari pengotor, pengurangan Spektrofotometri UV-cahaya tampak
penggunaan pelarut organik, pengumpulan merupakan suatu teknik analisis
fraksi analit total yang lebih mudah, berdasarkan atas pengukuran serapan suatu
penghilangan partikulat, dan larutan yang dilalui radiasi monokromatis
pengoperasian yang lebih mudah. Empat ultraviolet.
tahapan yang dilakukan pada ekstraksi Prinsip kerja dari spektrofotometri
cair-padat adalah pengkondisian alat, UV-cahaya tampak yaitu menggunakan
pemasukan sampel, pengaliran larutan sumber cahaya dari sinar UV dan sinar
pencuci untuk menghilangkan pengotor, tampak dengan pengaturan berkas cahaya
dan proses perolehan kembali analit menggunakan monokromator. Berkas sinar
(Evans, 2004). selanjutnya masuk pada sampel, sinar yang
diterima sampel akan diserap dan ada juga
b. Kromatografi yang disebarkan. Sebagian dari sinar yang
Kromatografi adalah teknik pemisahan tidak diserap dan disebar oleh sampel akan
campuran zat-zat kimia berdasarkan pada masuk ke detektor dan akan diolah
perbedaan migrasi dari masing-masing sehingga muncul nilai absorbansi pada
komponen campuran yang terpisah pada layar (Fessenden dan Fessenden, 1997:
fase diam di bawah pengaruh (Gritter dkk., 537-542).
1991:1). Sumber radiasi yang dipancarkan dan
Kromatografi adalah metode fisika seberapa besar radiasi yang diserap oleh
untuk pemisahan dalam mana komponen- larutan harus memenuhi hukum Lambert
komponen yang akan dipisahkan Beer. Hukum Lambert Beer menyatakan
didistribusikan antara dua fase, salah bahwa fraksi penyerapan sinar tidak
satunya merupakan lapisan stasioner bergantung pada intensitas sumber cahaya
dengan permukaan yang luas, dan fase tetapi sebanding dengan banyaknya
yang lain berupa zat alir (fluid) yang molekul yang menyerap (Sudjadi, 1985,
mengalir lambat (perkolasi) menembus dalam prayudi, 2007: 3).
Spektrofotometer adalah suatu b. Presisi
instrumen yang digunakan untuk Presisi atau disebut juga keseksamaan
mengukur energi secara relatif jika energi adalah tingkat kesesuaian antara hasil
tersebut ditransmisikan, direfleksikan atau pengujian individual dengan hasil rata -
diemisikan sebagai fungsi dari panjang rata pengujian berulang pada sampel yang
gelombang. Prinsip kerja alat tersebut homogen pada kondisi pengujian yang
secara umum adalah sebagai berikut: suatu sama. Presisi metode dinyatakan sebagai
berkas radiasi dilewatkan melalui larutan Simpangan Baku Relatif (SBR) atau
dengan panjang gelombang tertentu akan Koefisien Variansi (KV). Presisi
diserap (absorpsi) secara selektif dan memenuhi syarat untuk penetapan kadar
radiasi lainnya akan diteruskan (transmisi) ketika nilai koefisien variansi ≤ 2 %
lalu ditangkap oleh detektor sebagai sinyal (Harmita, 2008 : 48-49).
listrik yang bisa diukur (Prayudi, 2007: 3). Perhitungan presisi :

4. Verifikasi Metode
Verifikasi metode analisis adalah suatu Simpangan baku relatif adalah :
proses ilmiah yang dilakukan laboratorium
untuk membuktikan bahwa laboratorium
mampu menggunakan metode analisis
standar sesuai dengan tujuan Ket :Xn = sampel ke n
penggunaannya pada kondisi nyata X = rata - rata sampel
laboratorium (Effendy, 2004). Parameter- n = jumlah sampel
parameter yang dinilai pada verifikasi
metode analisis adalah kecermatan c. Linearitas dan rentang
(akurasi), presisi (keseksamaan), linieritas Linieritas adalah kemampuan suatu
dan rentang (Harmita, 2008 : 48-49) : metode analisis untuk memperoleh hasil
a. Akurasi uji (respon) secara langsung atau dengan
Akurasi atau disebut juga kecermatan bantuan transformasi matematik yang baik,
adalah ukuran yang menunjukkan derajat proporsional terhadap konsentrasi analit
kedekatan hasil analis dengan kadar analit dalam sampel(Harmita, 2008 : 48-49).
yang sebenarnya. Kecermatan dinyatakan Rentang Metode adalah pernyataan
sebagai persen perolehan kembali batas terendah dan tertinggi suatu analit
(recovery) analit yang ditambahkan. yang dapat ditetapkan dengan kecermatan,
Akurasi memenuhi syarat sebesar 80 % - keseksamaan, dan linieritas yang dapat
120 %(Harmita, 2008 : 48-49). diterima. Syarat koefisien korelasi yang
Cara Perhitungan Akurasi : baik yaitu > 0,99 dan nilai variansi regresi
Nilai perolehan kembali merupakan linier (Vx0) untuk penetapan kadar adalah
rasio respon detektor yang diperoleh dari ≤ 2 % (Harmita, 2008 : 48-49).
jumlah analit yang diekstraksi dari sampel Perhitungan linearitas :
dibandingkan dengan respon detektor dari Buat kurva antara respon instrumen
analit yang diketahui konsentrasinya terhadap konsentrasi analit dan hitung
(Harmita, 2008 : 48-49). persamaan matematiknya (persamaan garis
% perolehan kembali (recovery) dihitung regresi linier atau regresi kuadrat). Hitung
menggunakan rumus : derajat linieritas melalui koefisien korelasi,
(Ch−Cb) % Y – intersept, Vx0, faktor respon.
% rec = Cs x 100 %
Regresi linier yang dihasilkan adalah y
Ket :Ch : kadar analit yang dihitung dari = bx + a (dpt dihitung dengan kalkulator)
metode analisis b = kemiringan garis regresi
yang divalidasi a = perpotongan garis dengan sumbu y
Cb : Kadar tanpa analit (blanko) (dpt dihitung dengan kalkulator)
Cs : Kadar analit teoritis
r = koefisien korelasi (dpt dihitung dengan 722/Menkes/Per/IX/1998 tentang Bahan
kalkulator atau bisa melalui rumus Tambahan Makanan bahwa tidak semua
berikut) zat pewarna yang digunakan merupakan
zat pewarna yang diizinkan.
Pewarna sintesis banyak digunakan
dari pada pewarna alami dikarenakan
Parameter lain yang harus dihitung dari mempunyai variasi warna yang beragam
linieritas adalah simpangan baku residual dan mudah ditemukan di pasaran dengan
(Sy/x) : harga yang relative murah dan
pemakaiannya lebih praktis.
Pewarna ponceau 4R CI 16255 (E124)
merupakan salah satu jenis pewarna buatan
yang sering digunakan sebagai zat
pewarna pada makanan dengan
memberikan warna merah cabe pada
d. Batas deteksi dan batas kuantifikasi makanan.Akan tetapi, penggunaan
Batas deteksi (LOD) adalah jumlah pewarna ponceau 4R secara berkelanjutan
terkecil analit dalam sampel yang dapat dapat menyebabkan reaksi alergi dan juga
dideteksi yang masih memberikan respon bersifat karsinogenik karena pewarna
signifikan dibandingkan dengan blangko poceau 4R memiliki senyawa azo yang
(Harmita, 2008 : 48-49). dapat menyebabkan kanker hati.
Batas kuantitasi (LOQ) adalah Penelitian dilakukan pada sempel
kuantitas terkecil analit dalam sampel yang permen gulali dan sirup jajanan yang
masih dapat memenuhi kriteria cermat dan dijual disekolah dasar disekitar daerah
seksama (Harmita, 2008 : 48-49). Cileunyi-Cibiru-Rancaekek, dimana
Perhitungan untuk batas deteksi dan sampel ini dipilih karena tingkat konsumsi
kuantitasi : yang tinggi oleh anak-anak
memungkinkan tingkat konsumsi melebihi
k . Sb
Q= b nilai yang dianjurkan yaitu untuk sirup 300
Ket :Q = LOD (batas deteksi) atau LOQ mg/kg dan untuk guali 100 mg/kg atau
(batas quantitasi) melebihi nilai ADI sekitar 0 – 4 mg/kg
k = untuk LOD adalah 3, untuk LOQ berat badan per hari bisa terjadi dan
adalah 10 kemungkinan muncul efek toksik sangat
Sb = Simpangan Baku tinggi.
b = arah garis linier (slope) dari
kurva antara respon terhadap 2. Pengambilan Sampel
konsentrasi y = bx + a Pengambilan sampel diperoleh dari
Cileunyi-Cibiru-Rancaekek dimana jumlah
C. Hasil Penelitian dan Pembahasan sekolah di daerah Cileunyi-Cibiru sekitar
1. Zat Pewarna Pada Permen Gulali 52 sekolah dasar dan 66 sekolah dasar
dan Sirup Jajanan disekitar Rancaekek, dimana sebagian
Salah satu masalah keamanan pangan besar sekolah dasar yang ada terdapat pada
yang masih memerlukan pemecahan satu bangunan sekolah dasar yang sama
masalahnya yaitu penggunaan bahan tetapi dengan nama sekolah dasar yang
tambahan makanan untuk berbagai berbeda. Oleh karena itu, sampel yang
keperluan.Diantara banyaknya Bahan didapat sebanyak 15 buah sampel sirup
Tambahan Makanan pewarna adalah yang jajanan dan 12 sampel gulali.
sering digunakan karena bisa membuat
tampilan makanan lebih menarik.Akan
tetapi, Menurut Permenkes RI No.
3. Hasil Analisis Kualitatif dan bersifat polar dan mudah larut dalam air
Kuantitatif selain itu pengujian dengan kromatografi
Penelitian pada 15 buah sampel sirup kertas prosesnya relatif cepat dan
jajanan dan 12 buah sampel permen gulali membutuhkan sedikit material.Dimana
dilakukan dengan melakukan pengujian pengerjaan terlebih dahulu adalah
kualitatif menggunakan kromatografi pembuatan eluen. Eluen yang digunakan
kertas dan kuantitatif menggunakan adalah kombinasi etil – metil – keton -
spektrofotometri UV-Vis, dimana sebelum aseton : air dan kombinasi amonia : air :
pengujian dilakukan terlebih dahulu trinatrium sitrat (Balai Besar POM, 2010).
dilakukan preparasi terhadap sampel untuk Kombinasi eluen yang dapat memberikan
memisahkan analit dari pengotor. bercak yang diinginkan adalah kombinasi
Optimasi pengerjaan diawali dengan etil-metil-keton, aseton dan air, sedangkan
preparasi sampel dilakukan dengan kombinasi amonia, air dan trinatrium sitrat
menggunakan metode ekstraksi cair-padat tidak memberikan hasil elusi yang stabil.
dimana metode ini dipilih karena dapat Hasil dari kromatografi kertas merupakan
menghasilkan ekstraksi analit yang lebih patokan ada atau tidaknya pewarna
sempurna, pemisahan analit yang lebih ponceau 4R yang dicari. Dari hasil
efisien dari pengotor.Benang wol adalah kromatografi kertas didapat 4 sampel sirup
bahan yang digunakan sebagai media jajanan dan 5 sampel permen gulali yang
untuk ekstraksi cair-padat dimana terlebih positif mengandung pewarna ponceau 4R,
dahulu sampel ditambahkan asam asetat ini bisa dilihat dari hasil identifikasi zat
cair untuk mempermudah sampel terlarut warna merah pada larutan sampel dengan
dan menempel di benang wol.Setelah mengamati bercak larutan sampel dan
menempel benang wol di bilas dengan baku pembanding memiliki tinggi bercak
ammonia karena pH ammonia yang basa dan nilai Rf (Retardation factor) yang
dapat mempermudah menarik zat warna sama. Nilai Rf(Retardation factor) sampel
dalam benang wol.Setelah itu larutan yang sirup jajanan dan permen gulali adalah
ditarik diuapkan hingga bebas ammonia 0,95.
sehingga menghasilkan analit pewarna Penelitian secara kuantitatif untuk
saja. mengetahui kadar digunakan
Setelah dilakukan preparasi sampel spektrofotometri UV-Vis. Sampel diukur
dilakukan pengujian kualitatif absorbansi pada panjang gelombang
menggunakan kertas kromatografi maksimum ponceau 4R yaitu 507 nm.
kertas.Metode ini menggunakan kertas Dilihat dari hasil kadar yang ada pada
selulosa murni yang mempunyai afinitas Tabel v.1 ternyata penggunaan ponceau
besar terhadap air atau pelarut polar 4R pada sirup jajanan maupun permen
lainnya, sehingga cocok dipilih untuk gulali sangatlah tinggi dan melebihi batas
menguji pewarna ponceau 4R yang maksimum penggunaan
bahan tambahan pangan pewarna Tabel v.1 Tabel kadar sampel gulali dan sirup
dimana pewarna ponceau 4R memiliki jajanan dengan eluen 1
batas maksimum penggunaan untuk jenis Sampel Nama Sekolah Kadar (mg/kg)
permen keras (gulali) sebesar 100 mg/kg
SDN Cinunuk 04 (Cileunyi) 601,6
dan untuk jenis sirup sebesar 300 mg/kg 630,6
SDN Sukahaji 02 (Cileunyi)
setiap harinya. (Peraturan Kepala Badan Sirup
SDN Abdi Negara (Rancaekek) 527,4
Pengawas Obar dan Makanan, 2013 : 64- SDN Bojongsalam 01 (Rancaekek) 600
65).
SDN Cinunuk 01 (Cileunyi) 544,65
SDN Neglasari 01 (Cileunyi) 366,55
Gulali SDN Sukahati 01 (Cileunyi) 602,5
SDN Bojongloa (Rancaekek) 525,9
SDN Cikoneng (Cibiru) 518,12
4. Verifikasi Metode (Harmita, 2008 : 48-49). Dari perhitungan
Verifikasi metode dilakukan untuk lineritas diketahui pula batas deteksi
mengetahui apakah metode yang (LOD) dan batas kuantifikasi
digunakan pada saat penelitian sesuai dan (LOQ).Untuk sirup jajanan LOD sebesar
memenuhi persyaratan.Verifikasi yang 6,967 ppm dan LOQ sebesar 23,225 ppm.
dilakukan diantaranya presisi, lineritas, Sedangkan permen gulali LOD sebesar
akurasi, penentuan batas deteksi (LOD) 5,343 ppm dan LOQ sebesar 17,81 ppm.
dan batas kualifikasi (LOQ). Uji presisi (keseksamaan) dilakukan
Pengujian lineritas dilakukan untuk mengetahui tingat kesesuaian antara
bersamaan dengan kurva hasil pengujian individual dengan hasil
kalibrasi.Lineritas dilakukan untuk menilai rata-rata pengujian berulang pada sampel
kemampuan metode analisis dalam yang homogen dan pengujian yang sama
memberikan respon yang proporsional presisi metode dinyatakan sebagai
terhadap konsentrasi analit dalam simpang baku relatif (SBR) dan koefisien
sampel.Hasil lineritas yang baik dilihat variansi (KV). Hasil keseksamaan (presisi)
dari nilai koefisien korelasi (r) dan nilai dapat dilihat pada Tabel v.2 untuk sampel
koefisien variansi regresi linier (Vx0) sirup jajanan dan permen gulali memenuhi
(Harmita, 2008 : 48-49). Hasil pengujian syarat kriteria penerimaan uji presisi untuk
lineritas menunjukan gulali memiliki nilai penetapan kadar nilai koefisien korelasi
koefisien korelasi sebesar 0,9996 dan yaitu sebesar ≤ 2 %.
untuk sirup jajanan koefisien korelasi Uji akurasi (kecermatan
sebesar 0,9988 dari hasil tersebut diketahui dimaksudkan sebagai ukuran derajat
bahwa gulali dan sirup jajanan memenuhi kedekatan hasil analisis dengan kadar
syarat koefisien korelasi yang baik yaitu > analit yang sebenarnya. uji akurasi
0,99 (Harmita, 2008 : 48-49). Selain itu, dinyatakan sebagai persen perolehan
nilai koefisien variansi regresi linier (Vx0) kembali, dimana dilihat dari Tabel v.3
sirup jajanan sebesar 1,548 % dan gulali ternyata uji akurasi sampel sirup dan gulali
sebesar 1,187 % memenuhi syarat (batas memenuhi syarat kriteria penerimaan uji
maksimum variansi regresi linier (Vx0) presisi sebesar 80 % - 120 % (Harmita,
untuk penetapan kadar adalah ≤ 2 %) 2008 : 48-49).
Tabel v.2 Tabel simpangan baku relatif dan
koefisien korelasi Tabel v.3 Tabel % perolehan kembali uji akurasi
Konsentrasi Sirup Gulali
Sampel (ppm) SBR (ppm) KV (%) SBR (ppm) KV (%)

0,304 0,313 % 0,589 0,583 %


100 0,152 0,156 % 0,105 0,103 %
0,152 0,156 % 0,516 0,510 %
0,233 0,157 % 0,371 0,234 %
150 0,266 0,180 % 0,074 0,047 %
0,007 0,005 % 0,296 0,187 %
0,144 0,072 % 0 0%
200 0,311 0,157 % 0 0%
0,539 0,272 % 0 0%
D. Kesimpulan Gritter, R.J., Bobbit, J.M. and Schwating,
Pada penelitian ini telah A.E. (1991). Pengantar
dikembangkan metode analisis kualitatif Kromatografi, Edisi II,
dan kuantitatif ponceau 4R dalam sampel terjemahan K. Padmawinata
sirup jajanan dan permen gulali dengan dan S. Niksolihin, Penerbit
metode kromatografi kertas untuk analisis Institut Teknologi Bandung,
kualitatif dimana sampel diuji dengan Bandung. Hal 1.
eluen campuran etil metil keton, aseton, Harmita. 2008. Petunjuk praktikum
dan aquadest (4:3:3) (v/v/v), dimana dari analisis fisikokimia. Depok :
pengujian terdapat 4 buah sampel sirup Departemen Farmasi FMIPA
yang positif ponceau dari 15 sampel, dan 5 Univesitas Indonesia. Hal 48-
buah sampel gulali yang positif dari 12 49.
sampel. Sampel diambil dari sekolah dasar Khopkar, S. M. 2010. Konsep Dasar
yang ada di daerah Cileunyi-Cibiru- Kimia Analitik. Jakarta:
Rancaekek.Setelah analisis kualitatif maka Universitas Indonesia. Hal.
dilanjutkan dengan analisis kuantitatif 136.
yang menunjukan semua sampel yang Kucharska, M. and Grabka, J. 2010. A
positif ponceau 4R kadarnya sudah review of chromatographic
diambang batas penggunaan yaitu untuk methods for determination of
permen gulali sebesar 100 mg/kg dan synthetic food dyes. Talanta
untuk sirup sebesar 300 mg/kg per harinya. 80: 1045-1051.
Hasil verifikasi menunjukan Ming, M., Xubiao L., Bo Chen, Shengpei
metode analisis memenuhi syarat lineritas, S, Shouzhuo Y. 2006.
batas deteksi dan batas kuantitasi, presisi, Simultaneous determination of
dan akurasi. water-soluble and fat-soluble
synthetic colorants in foodstuff
E. Daftar Pustaka by high-performance liquid
Day, Jr, R. A., Underwood, A. L. 1989. chromatography–diode array
Analisis Kimia Kuantitatif. detection–electrospray mass
Jakarta: Erlangga. 475Dixit, S. spectrometry. J. Chrom. A,
Pandey RC, Das M and 1103 : 170–176.
Khanna SK. 1995. Food Moutinho, ILD., Bertges, LC. and Assis,
quality surveillance on colours RVC. 2007. Prolonged use of
in eatables sold in rural market the food dye tartrazine (FD&C
of Uttar Pradesh. J.Food Sci. yellow No 5) and its effects on
Technol. 32 : 375 – 376 the gastric mucosa of Wistar
Depkes RI, 1995. Farmakope Indonesia rats. Braz. J. Biol., 67(1): 141-
Edisi IV. Departemen 145
Kesehatan Republik Indonesia: Nadia, A. &Tariq M., 2002. Surveillance
Jakarta. on Artificial Colours in
Evans, G. 2004. A handbook of Different Ready to Eat Foods.
bioanalysis and drug Pakistan J. of Nutr 1 (5) : 223-
metabolism. USA : CRC Press. 225.
Fessenden, R.J. and Fessenden, J.S. Peraturan Menteri Kesehatan RI
(1997). Dasar-Dasar Kimia (PERMENKES No. 33 tahun
Organik, terjemahan S.Maun, 2012 dan PERMENKES No.
K.Anas, dan S. Sally, Penerbit 722/Menkes/Per/IX/88Mengen
Binarupa Aksara, Jakarta. 537- ai Bahan Tambahan Makanan)
542 Poltekes Bandung, 2002. “Penuntun dan
Jurnal Praktikum Analisis
Bahan Tambahan Makanan”. Total Ekstrak
Jurusan Analis Kesehatan Meniran”.Departemen kimia
Poltekes : Bandung. IPB : Bogor. Hal. 3
Prayudi, Yudi. 2007. “Spektrofotometri Rohman, Abdul, Dr. 2011. Analisis Bahan
Derivatif Ultraviolet Untuk Pangan Pustaka Pelajar:
Estimasi Kadar Flavonoid Yogyakarta. Hal. 249-269
Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat Mengenai Batas Maksimum
dan Makanan Republik Penggunaan Bahan Tambahan
Indonesia No. 37 Tahun 2013 Pangan Pewarna. Hal 64-65.

Anda mungkin juga menyukai