Tata cara Petugas Pengambil Contoh (PPC) melaksanakan pengambilan sampel antara lain:
Untuk Sampel Daging harus dipertahankan kondisinya dalam keadaan beku dengan cara
menyimpan di lemari pendingin (freezer) terlebih dahulu sebelum di packing
Untuk Sampel Susu harus dipertahankan kondisinya dalam keadaan dingin dengan cara
menyimpan di lemari pendingin (refrigerator/freezer) terlebih dahulu sebelum di packing
Untuk Sampel Telur harus dipertahankan kondisinya dalam keadaan dingin dengan cara
menyimpan di lemari pendingin (refrigerator) terlebih dahulu sebelum di packing menggunakan egg
tray
Untuk mempertahankan kebekuan lebih lama Ice pack diletakkan diatas sampel dalam Ice Box
pada sampel Daging dan Susu.
Sampel-sampel yang akan di kirim di packing dalam Ice Box / Styrofoam / Kardus dalam keadaan
padat sehingga tidak ada ruang yang akan menghambat proses penurunan suhu/pencairan sampel
beku
Ice Box / Styrofoam / Kardus yang dipakai untuk packing sampel dilapisi kembali oleh plastik hitam
besar dan di lakban ketat agar tidak bocor.
Kapasitas Ice Box / Styrofoam tidak termasuk ice pack :
Ice Box besar (32 liter) untuk 50 – 75 sampel
Ice Box kecil (6 liter) untuk 10 – 15 sampel
Cara pengambilan sampel yang steril, pengambilan Jenis sampel, Teknik penanaman
bakteri, Macam-macam media yang digunakan untuk identifikasi bakteri,
Sebelum prosesing sampel, beberapa langkah-langkah penting yang harus dilakukan dalam
koleksi sampel yaitu:
Sampel hendaknya dikoleksi dalam keadaan yang steril atau paling tidak dalam kondisi
dengan tingkat pencemaran atau kontaminasi sesedikit mungkin. Keadaan ini
mengharuskan untuk menggunakan kontainer steril dan peralatan yang steril untuk proses
koleksi dan hindarkan sampel dari kontak dengan sumber kontaminan.
Sampel yang dikoleksi hendaknya dengan jumlah yang mencukupi dan lebih baik apabila
jumlah sampel dapat berlebih. Penggunaan swab seringkali tidak dapat mewakili dan
memenuhi jumlah material sampel yang diperlukan. Dengan mengkoleksi 20 – 50 ml cairan
dan 30 – 100 gram jaringan adalah jumlah yang baik untuk memenuhi seluruh kebutuhan
laboratorium seperti multiplikasi, inokulasi, sentrifugasi, sterilisasi, dan penyimpanan dalam
frezer untuk penelitian lebih lanjut
Sampel sebaiknya disimpan di dalam kontainer yang terlindung dan tidak mudah rusak atau
memiliki kemampuan untuk cukup melindungi sampel
Sampel harus dilindungi terhadap kerusakan yang dapat terjadi setelah koleksi. Hal ini
berarti sampel harus dijaga dari kondisi yang dapat mentebabkan kerusakan seperti kering,
proses oksidasi, proses pemanasan, atau proses digesti enzimatis yang terjadi karena
pengaruh bakteri dalam sampel itu sendiri atau karena kontamnasi cairan sampel
Sampel yang diperoleh masing-masing harus mencantumkan label yang berisi informasi
tentang data dari hewan atau kumpulan hewan darimana asal dari sampel tersebut,
ringkasan dari pemeriksaan klinis dan anamnesa (CIDA, 1978).
a. Panas Basah
temperatur 121 0 C dengan tekanan 15 ponds selama 10 – 15 menit
Tyndalisasi
adalah sterilisasi bertingkat dengan uap panas, uap aiar panas mengalir dengan temperatur
100 0C dalam waktu 30 menit kemudian dimasukkan ke dalam inkubator selama 24 jam.
Proses ini dilakukan sebanyak 3 kali, metode ini sudah banyak ditinggalkan.
Pasteurisasi
Adalah bukan sterilisasi hanya semacam perlakuan dengan pemanasan yang bertujuan untuk
membunuh bakteri tertentu dalam air susu, pasteurisasi hanya membunuh mikroorganisme
tertentu dan tidak semua mikroorganisme mati. Sasaran utama dari proses pasteurisasi ini
adalah mycobacterium TBC dan mikroorganisme lain yang patogen dalam air susu.
Temperatur yang di gunakan 63 0C selama 30 menit dan 72 0 C selama 15 menit.
Prinsip kerja panas basah adalah: protein sel mengalami koagulasi ( koagulasi protein dalam
sel )
b. Panas Kering
Hot air sterilization yaitu dengan menggunakan suhu 1600C selama 2 hingga 3 jam dengan
electric oven
Prinsip kerja panas kering adalah dehidrasi sel
II. Kimia
Biasanya digunakan untuk material yang dapat rusak jika terkena panas. Tetapi cara ini
jarang digunakan sebab toksisitas dari bahan-bahan kimia tersebut. Bahan kimia misalnya :
gas ethylene oxide seperti amino aklalites, sulfhydril, karboxyl dan hydroxyl yang bereaksi
dengan komponen sel bakteri, formaldehyde sebagai fumigant, dan hydrogen peroxide untuk
proses pengemasan yang aseptis.
III. Radiasi
a. Sinar ultraviolet (UV) dengan panjang gelombang 150 – 3900 A0
Sinar ultraviolet dapat menyebabkan kerusakan DNA
b. Sinar X dan Sinar ∂
Daya sinar ini dapat merusak enzym essensial
Dapat merusak sel dalam waktu 5 detik
IV. Filtrasi
Filtrasi biasa digunakan untuk bahan yang peka terhadap panas (tidak tahan panas) seperti
media dengan campuran serum, toxin, atau antitoxin. Macam-macam filter :
a. Filter Berkefld
Filter ini atas dasar porositasnya, dibagi menjadi:
Type V (viehl) = kasar
Type N (Normal) untuk bakteri yang besar untuk mnenyaring bakteri 0,2 µ
Type W (weaning) halus, digunakan untuk richetsia, chlamydia dan mycoplasma
b. Filter Chamberland
Type L1, L2, L3
Type L3 digunakan untuk menyaring bakteri
c. Filter Seitz EK
Terdiri atas : tempat penyaring dan filter asbes dari selulosa.
Jenis sampel yang harus diambil secara benar sesuai dengan kasus yang dihadapi
Pengambilan sampel harus pada jaringan atau lesi spesifik yang mengarah pada suatu
penyakit tertentu. Sesuai dengan Postulat Koch yang membuktikan bahwa mikroorganisme
tertentu menyebabkan timbulnya penyakit tertentu. Kriteria ini menjadi garis penunjuk dan
bukti bahwa suatu penyakit disebabkan oleh mikroorganisme tertentu. Postulat Koch ialah:
1.mikroorganisme tertentu selalu dapat dijumpai berhubungan dengan penyakit tertentu
2.mikroorganisme itu dapat diisolasi dan ditumbuhkan menjadi biakan murni di laboratorium
3.biakan murni mikroorganisme tersebut akan menimbulkan penyakit itu bila disuntikkan
pada hewan yang rentan (suseptibel).
4.penggunaan prosedur laboratorium memungkinkan diperolehnya kembali mikroorganisme
yang disuntikkan itu dari hewan yang dengan sengaja diinfeksi dalam percobaan.
(Pelczar,1986).
Misalnya:
Mikroorganisme yang menginfeksi saluran pencernaan jenis sampel yang diambil biasanya
adalah: swab oral, swab pharyngeal, isi intestinum dan feses.
Mikroorganisme yang menginfeksi genital: swab vagina, uterus, cairan prostata, urin, semen,
fetus aborsi, susu.
Mikroorganisme yang menginfeksi kulit: swab kulit, biopsi kulit, swab telinga, kerokan kulit.
Mikroorganisme yang menginfeksi syaraf: cairan serebrospinal
yang menginfeksi saluran respirasi: swab cavum nasal, swab sinus, swab trachea dan
bronkial, paru-paru.
Atau jika dicurigai penyakit sudah mengarah ke sistemik maka dapat diambil sampel berupa
darah.
(CIDA, 1978).
Teknik penanaman pada media plat untuk mendapatkan koloni terpisah yaitu dengan
menggunakan T method:
- Sampel digoreskan dengan density rapat (pada bagiab 1/3 pertama)
- Sebelum digunakan untuk streak kembali usa dipanaskan kemudian didinginkan
- Tarik garis dari ujung goresan pertama kemudian distreakkan dengan density yang lebih
renggang pada bagian 1/3 kedua, tanpa menyetuh goresan pertama
- Usa dipanaskan kembali kemudian didinginkan.
- Tarik garis dari ujung goresan kedua kemudian distreak dengan density renggang pada
bagian 1/3 ketiga.
Untuk mendapatkan hasil yang lebih baik kultur bakteri yang diambil dari koloni terpisah
diencerkan terlebih dahulu ke media cair.
Macam-macam media yang digunakan untuk identifikasi bakteri, cara pengujian dan
interpretasi
-. Endo Agar
Bakteri yang memfermentasikan laktosa akan membentuk warna merah
Bakteri yang tidak memfermentasikan laktosa tidak membentuk warna
-. Mac Conkey Agar
Bakteri yang memfermentasikan laktosa akan membentuk warna transparan
Bakteri yang tidak memfermentasikan laktosa akan membentuk warna merah
-. Salmonella Shigella Agar
Bakteri yang memfermentasikan laktosa akan membentuk koloni warna merah
Bakteri yang tidak memfermentasikan laktosa tidak membentuk warna
-. EMB (Eosin Methylene Blue)
Bakteri yang memfermentasikan laktosa secara giat (vigourusly fermented) akan membentuk
warna ungu kehitaman. Beberapa spesies sampai dapat menghasilkan koloni methalik sheen
karena banyaknya asam yang mengendap contohnya e. coli
Bakteri yang memfermentasikan laktosa secara lambat (slowly fermented) akan
menghasilkan koloni berwarna pink.
Bakteri yang tidak memfermentasikan laktosa tidak membentuk warna (colourless).
DETAIL SNI
Nomor SNI : SNI 3141.1:2011
Judul : Susu segar-Bagian 1: Sapi
Pendahuluan
Hasil pengujian laboratorium terhadap contoh produk peternakan sangattergantung pada metode dan tata cara
pengambilan contoh serta petugaspengambil produk peternakan. Jika pengambilan contoh dilakukan dengan
carayang tidak benar, maka untuk langkah selanjutnya berupa persiapancontoh/praparasi dan pengujian
menjadi tidak akurat.Tata cara pengambilan contoh (sampling) didefinisikan sebagai prosedur tertentu yang
diikutibila suatu substansi, bahan atau produk diambil untukkeperluan pengujian sample yang representatif dan
keseluruhannya. Dalamkeadaan tertentu / khusus / darurat sample bisa saja tidak representatif tapiditentukan
oleh ketersediaan (SNI 17025-2000). Pengambilan contoh harusdilakukan oleh Petugas Pengambil Contoh (PPC)
berdasarkan metodepengambilan contoh yang berlaku (Pedoman BSN 503-2000 tentang KriteriaPetugas
Pengambil Contoh).
II. Definisi
1. Petugas Pengambil Contoh (PPC) adalah petugas dari laboratorium pengujiyang disertifikasi oleh Lembaga
Sertifikasi Personel PPC untukmelaksanakan pengambilan contoh sesuai Pedoman BSN 504-2000.2. Contoh
primer adalah sejumlah jaringan yang diambil dari seekor hewan ataudari suatu bagian dari lot.3. Lot adalah
sejumlah unit contoh yang diproduksi dan ditangani pada kondisiyang seragam dalam periode waktu tertentu.4.
Bulk adalah total dari semua contoh primer yang diambil dari lot yang sama.
III. Tujuan
Memberikan petunjuk tentang tata cara pengambilan contoh produkpeternakan (daging, susu, telur dan hasil
olahannya) untuk analisa residu,mikrobiologi dan organoleptik.
1. Setiap contoh harus disertai keterangan yang berisi tempat pengambilan,tanggal dan waktu pengambilan,
nama dan alamat pemilik contoh, tujuanpemeriksaan, metoda pengambilan, alat yang digunakan, jenis dan
jumlahcontoh, umur/masa kadarluasa contoh serta cara pengiriman yangditandatangani oleh petugas.2. Setiap
contoh harus tertutup dan disertai dengan label yang berisinama/nomor contoh, deskripsi/jenis contoh, nama
petugas pengambil contoh,nama dan alamat pengambil contoh, nama dan alamat pemilik
contoh,keteranganbatch atau lot, suhu saat pengambilan serta uji yang akandilakukan.
3. Setiap contoh minimum diambil ganda (double/duplo), untuk menjagakemungkinan penyimpanan berbeda,
menghindari bila jumlah/berat contohkurang, menghindari terjadinya kerusakan pada contoh serta untuk
analisatertentu yang membutuhkan pengulangan.
V. Petunjuk Teknis
A. Peralatan
Untuk pemeriksaan mikrobiologis, semua alat yang digunakan untukpengambilan dan penangan setiap contoh
harus steril dan bersih.
•
Untuk pemeriksaan residu semua alat harus kering dan bersih.
Untuk pemeriksaan organoleptik, semua alat tidak boleh memiliki rasa danbau yang dapat mempengaruhi
contoh.B. Wadah / Tempat Untuk Contoh
Wadah/tempat harus memiliki mulut yang besar, berbentuk silendris,terbuat dari gelas (pyrex)/ steinless steel
serta dapat disterilkan. Besar alat tergantung contoh, wadah harus dapat ditutup rapat dan disegel.
Wadah harus bersih dan kering, terbuat dari bahan tahan air dan tidakberkarat (gelas, stainless steel, plastik) dan
dapat disterilkan. Bentuk danukuran sesuai jumlah contoh dan dapat ditutup rapat dan disegel.C. Tata Cara
Pengambilan Contoh
Contoh daging/karkas segar dan beku dapat berupa contoh permukaan(swab/ulas, excision/tusuk, rinse
technique/diiris) dan contoh jaringan(diiris pada jaringan yang diperlukan dengan kedalaman 0.5 - 1 cm
daripermukaan jaringan atau mengambil seluruh jaringan). Contohpermukaan digunakan untuk pengujian
mikrobiologis, sedangkan contoh jaringan digunakan untuk pengujian residu dan mikrobiologis.
Setiap lot contoh yang diperiksa untuk kesesuaian harus diambil secaraterpisah.D. Tata Cara Pengambilan Contoh
Jika memungkinkan contoh diambil dari kemasan yang belum terbuka dandiambil secara utuh.
Jika contoh dalam kemasan yang besar dalam unit contoh harus diambildengan alat steril secara aseptik, dengan
cara :
Mencuci/mengusap permukaan luar kemasan yang akan dibukadengan alkohol 70%.
Contoh dalam kemasan besar, unit contoh diambil dari beberapatempat dalam kemasan.
Contoh berbentuk cair harus dikocok terlebih dahuluE. Pemberian LabelSemua wadah contoh harus diberi
tanda/label yang tidak mudah lepas.F. Pengiriman ContohContoh harus dibawa ke laboratorium
. Untuk mempertahankan kesegaran contoh susu dalam waktu 24-48 jam pada suhu 0-10
C dapat ditambahkan bahan pengawet (Asam Borat0.4%, Kalium Bikhromat 0.2%, Formalin 40% 1 tetes per 100
ml, Lyofilisat 1ml per 100 ml). Penyimpanan contoh segar sebaliknya pada suhu 0-4
Csedangkan contoh beku harus tetap dalam keadaan beku harus tetap dalamkeadaan beku (-20
No Jenis Komoditi
∑ Min Contoh Primer per Lo tA Diging dan produk unggas1 Lot yang tidak dicurigai 12 Lot yang dicurigai 6-30B
Produk susu dan telur
1 Produk dikemas atau dalam bulk yang dapatdiasumsikan telah dicampur dengan baikatau homogen1
2 Produk dikemas atau dalam bulk yang tidakdicampur dengan baik atau homogenBerat per Lot, Kg< 50 350-
100 5501-2000 10> 2000 15Jumlah Kemasan dalam Lot1-25 126-100 5101-250 10> 250 15Sumber : FAO/WHO
1993-1994
No Jenis Komoditi