Anda di halaman 1dari 12

Tata Cara Pengambilan dan Pengiriman Contoh ke Laboratorium secara umum

Peralatan yang dipakai dalam pengambilan sampel antara lain:


         Ice Box / Styrofoam  untuk sampel beku/ dingin
         Dry Ice/batu es
         Sarung tangan
         Alkohol
         Kertas Label
         Spidol
         Lakban Coklat
         Plastik hitam besar

Data pendukung yang perlu disiapkan dalam pengirman Sampel yaitu:


         Data-data Pengambilan Sampel
         Surat Pengantar Permohonan Uji Sampel
         Data Pendukung : contact person / no telp kantor / no hp

Prosedur persiapan pengiriman sampel melalui jasa pengiriman antara lain:

•      Menyiapkan Surat Pemberitahuan Permohonan Uji Sampel


      •      Menyiapkan Jasa Pengiriman Sampel yang berkompeten di daerah Customer berada (Kantor Pos,
TIKI, JNE dll) :
            •      Menyiapkan fasilitas lemari pendingin untuk menyimpan sampel sementara (jika ada apakah dapat
dipergunakan untuk menyimpan sampel sementara waktu)

Tata cara Petugas Pengambil Contoh (PPC) melaksanakan pengambilan sampel antara lain:

         • Prinsip pengambilan sampel oleh customer dilakukan secara


               acak dengan pendekatan statistika
            • Sampel harus diambil dengan alat dan wadah steril secara  
                aseptik
         • Sampel yang berbentuk  cair harus dikocok lebih dahulu
  Banyaknya Pengambilan Sampel, untuk 1 sampel :
         Sampel Daging Ayam / Sapi 500 gram
         Sampel Susu 500 ml
         Sampel Telur 500 gr ( 8 butir)
          •  Pemberian Label
     Semua wadah sampel harus diberi tanda/ label yang berisi
     nama sampel (pemilik, penjual, no. Batch/ no produksi, asal, dll), kode sampel dan label tidak boleh mudah
lepas

         Untuk Sampel Daging harus dipertahankan kondisinya dalam keadaan beku dengan cara
menyimpan di lemari pendingin (freezer) terlebih dahulu sebelum di packing
         Untuk Sampel Susu harus dipertahankan kondisinya dalam keadaan dingin dengan cara
menyimpan di lemari pendingin (refrigerator/freezer) terlebih dahulu sebelum di packing
         Untuk Sampel Telur harus dipertahankan kondisinya dalam keadaan dingin dengan cara
menyimpan di lemari pendingin (refrigerator) terlebih dahulu sebelum di packing menggunakan egg
tray
         Untuk mempertahankan kebekuan lebih lama Ice pack diletakkan diatas sampel dalam Ice Box
pada sampel Daging dan Susu.
         Sampel-sampel yang akan di kirim di packing dalam Ice Box / Styrofoam  / Kardus dalam keadaan
padat sehingga tidak ada ruang yang akan menghambat proses penurunan suhu/pencairan sampel
beku
         Ice Box / Styrofoam  / Kardus yang dipakai untuk packing sampel dilapisi kembali oleh plastik hitam
besar dan di lakban ketat agar tidak bocor.
         Kapasitas Ice Box / Styrofoam tidak termasuk ice pack :
               Ice Box besar (32 liter) untuk 50 – 75 sampel
               Ice Box kecil (6 liter) untuk 10 – 15 sampel 

Cara pengambilan sampel yang steril, pengambilan Jenis sampel, Teknik penanaman
bakteri, Macam-macam media yang digunakan untuk identifikasi bakteri,

Sebelum prosesing sampel, beberapa langkah-langkah penting yang harus dilakukan dalam
koleksi sampel yaitu:
Sampel hendaknya dikoleksi dalam keadaan yang steril atau paling tidak dalam kondisi
dengan tingkat pencemaran atau kontaminasi sesedikit mungkin. Keadaan ini
mengharuskan untuk menggunakan kontainer steril dan peralatan yang steril untuk proses
koleksi dan hindarkan sampel dari kontak dengan sumber kontaminan.

Sampel yang dikoleksi hendaknya dengan jumlah yang mencukupi dan lebih baik apabila
jumlah sampel dapat berlebih. Penggunaan swab seringkali tidak dapat mewakili dan
memenuhi jumlah material sampel yang diperlukan. Dengan mengkoleksi 20 – 50 ml cairan
dan 30 – 100 gram jaringan adalah jumlah yang baik untuk memenuhi seluruh kebutuhan
laboratorium seperti multiplikasi, inokulasi, sentrifugasi, sterilisasi, dan penyimpanan dalam
frezer untuk penelitian lebih lanjut
Sampel sebaiknya disimpan di dalam kontainer yang terlindung dan tidak mudah rusak atau
memiliki kemampuan untuk cukup melindungi sampel
Sampel harus dilindungi terhadap kerusakan yang dapat terjadi setelah koleksi. Hal ini
berarti sampel harus dijaga dari kondisi yang dapat mentebabkan kerusakan seperti kering,
proses oksidasi, proses pemanasan, atau proses digesti enzimatis yang terjadi karena
pengaruh bakteri dalam sampel itu sendiri atau karena kontamnasi cairan sampel
Sampel yang diperoleh masing-masing harus mencantumkan label yang berisi informasi
tentang data dari hewan atau kumpulan hewan darimana asal dari sampel tersebut,
ringkasan dari pemeriksaan klinis dan anamnesa (CIDA, 1978).

Sterilisasi adalah suatu perlakuan membunuh semua bentuk kehidupan (mikroorganisme


termasuk spora) yang dapat dilakukan dengan menggunakan pemanasan, bahan kimia,
radiasi, dan filtrasi.
I. Pemanasan
Dengan menggunakan panas dapat membunuh sel vegetatif bakteri ± 500C – 700C selama 5
– 10 menit
Untuk membunuh spora membutuhkan temperatur yang lebih tinggi karena sporanya
mengandung asam dibikolinat
Sel vegetatif yeast mati pada suhu 50 – 60 0C dan sporanya pada suhu 70 – 80 0 C

a. Panas Basah
temperatur 121 0 C dengan tekanan 15 ponds selama 10 – 15 menit
Tyndalisasi
adalah sterilisasi bertingkat dengan uap panas, uap aiar panas mengalir dengan temperatur
100 0C dalam waktu 30 menit kemudian dimasukkan ke dalam inkubator selama 24 jam.
Proses ini dilakukan sebanyak 3 kali, metode ini sudah banyak ditinggalkan.
Pasteurisasi
Adalah bukan sterilisasi hanya semacam perlakuan dengan pemanasan yang bertujuan untuk
membunuh bakteri tertentu dalam air susu, pasteurisasi hanya membunuh mikroorganisme
tertentu dan tidak semua mikroorganisme mati. Sasaran utama dari proses pasteurisasi ini
adalah mycobacterium TBC dan mikroorganisme lain yang patogen dalam air susu.
Temperatur yang di gunakan 63 0C selama 30 menit dan 72 0 C selama 15 menit.
Prinsip kerja panas basah adalah: protein sel mengalami koagulasi ( koagulasi protein dalam
sel )
b. Panas Kering
Hot air sterilization yaitu dengan menggunakan suhu 1600C selama 2 hingga 3 jam dengan
electric oven
Prinsip kerja panas kering adalah dehidrasi sel

II. Kimia
Biasanya digunakan untuk material yang dapat rusak jika terkena panas. Tetapi cara ini
jarang digunakan sebab toksisitas dari bahan-bahan kimia tersebut. Bahan kimia misalnya :
gas ethylene oxide seperti amino aklalites, sulfhydril, karboxyl dan hydroxyl yang bereaksi
dengan komponen sel bakteri, formaldehyde sebagai fumigant, dan hydrogen peroxide untuk
proses pengemasan yang aseptis.

III. Radiasi
a. Sinar ultraviolet (UV) dengan panjang gelombang 150 – 3900 A0
Sinar ultraviolet dapat menyebabkan kerusakan DNA
b. Sinar X dan Sinar ∂
Daya sinar ini dapat merusak enzym essensial
Dapat merusak sel dalam waktu 5 detik

IV. Filtrasi
Filtrasi biasa digunakan untuk bahan yang peka terhadap panas (tidak tahan panas) seperti
media dengan campuran serum, toxin, atau antitoxin. Macam-macam filter :

a. Filter Berkefld
Filter ini atas dasar porositasnya, dibagi menjadi:
Type V (viehl) = kasar
Type N (Normal) untuk bakteri yang besar untuk mnenyaring bakteri 0,2 µ
Type W (weaning) halus, digunakan untuk richetsia, chlamydia dan mycoplasma
b. Filter Chamberland
Type L1, L2, L3
Type L3 digunakan untuk menyaring bakteri

c. Filter Seitz EK
Terdiri atas : tempat penyaring dan filter asbes dari selulosa.

Jenis sampel yang harus diambil secara benar sesuai dengan kasus yang dihadapi

Pengambilan sampel harus pada jaringan atau lesi spesifik yang mengarah pada suatu
penyakit tertentu. Sesuai dengan Postulat Koch yang membuktikan bahwa mikroorganisme
tertentu menyebabkan timbulnya penyakit tertentu. Kriteria ini menjadi garis penunjuk dan
bukti bahwa suatu penyakit disebabkan oleh mikroorganisme tertentu. Postulat Koch ialah:
1.mikroorganisme tertentu selalu dapat dijumpai berhubungan dengan penyakit tertentu
2.mikroorganisme itu dapat diisolasi dan ditumbuhkan menjadi biakan murni di laboratorium
3.biakan murni mikroorganisme tersebut akan menimbulkan penyakit itu bila disuntikkan
pada hewan yang rentan (suseptibel).
4.penggunaan prosedur laboratorium memungkinkan diperolehnya kembali mikroorganisme
yang disuntikkan itu dari hewan yang dengan sengaja diinfeksi dalam percobaan.
(Pelczar,1986).

Misalnya:
Mikroorganisme yang menginfeksi saluran pencernaan jenis sampel yang diambil biasanya
adalah: swab oral, swab pharyngeal, isi intestinum dan feses.
Mikroorganisme yang menginfeksi genital: swab vagina, uterus, cairan prostata, urin, semen,
fetus aborsi, susu.
Mikroorganisme yang menginfeksi kulit: swab kulit, biopsi kulit, swab telinga, kerokan kulit.
Mikroorganisme yang menginfeksi syaraf: cairan serebrospinal
yang menginfeksi saluran respirasi: swab cavum nasal, swab sinus, swab trachea dan
bronkial, paru-paru.
Atau jika dicurigai penyakit sudah mengarah ke sistemik maka dapat diambil sampel berupa
darah.
(CIDA, 1978).

Teknik penanaman bakteri:


Hal yang harus diingat dalam penanaman bakteri adalah bahwa teknik aseptis harus
dilakukan untuk mendapatkan biak murni.
Biak murni adalah apabila dalam 1 plat hanya terdiri dari 1 macam morfologi koloni dan
pada koloni tersebut hanya terdiri dari 1 macam morfologi sel bakteri sehingga dapat
dilakukan identifikasi bakteri.
Teknis aseptis merupakan metode dalam mentransfer mikroorganisme dari kultur media satu
ke media steril dengan teknik yang benar dalam rangka untuk meminimalisasi kontaminan.
Tidak hanya sekedar keadaan lingkungan yang steril tetapi juga meliputi teknik dalam
memegang kultur bakteri, media tabung, media plat, dan perlengkapan inokulasi seperti usa
dan swab. Saat proses penanaman hindari berbicara, batuk atau bersin karena dapat menjadi
sumber kontaminan.

Teknik penanaman pada media tabung:


- Buka tutup tabung biakan murni dengan kelingking tangan kiri
- Sterilkan mulut tabung
- Ambil biakan murni dengan cara menyentuhkan ujung usa pada koloni bakteri yang tumbuh
pada permukaan media biakan murni (agar miring)
- Sterilkan lagi mulut tabung kemudian tutup tabung biakan murni
- Buka tutup tabung kaldu yang akan ditanami, sterilkan mulut tabung tersebut
- Celupkan usa yang mengandung biakan murni pada kaldu yang akan ditanami
- Sterilkan mulut tabung kemudian baru ditutup
- Sterilkan usa.

Teknik penanaman pada media plat untuk mendapatkan koloni terpisah yaitu dengan
menggunakan T method:
- Sampel digoreskan dengan density rapat (pada bagiab 1/3 pertama)
- Sebelum digunakan untuk streak kembali usa dipanaskan kemudian didinginkan
- Tarik garis dari ujung goresan pertama kemudian distreakkan dengan density yang lebih
renggang pada bagian 1/3 kedua, tanpa menyetuh goresan pertama
- Usa dipanaskan kembali kemudian didinginkan.
- Tarik garis dari ujung goresan kedua kemudian distreak dengan density renggang pada
bagian 1/3 ketiga.
Untuk mendapatkan hasil yang lebih baik kultur bakteri yang diambil dari koloni terpisah
diencerkan terlebih dahulu ke media cair.

Macam-macam media yang digunakan untuk identifikasi bakteri, cara pengujian dan
interpretasi

I. Enriched media/ Media diperkaya


Enriched media adalah media dasar dengan ditambahkan bahan-bahan yang baik (substansi
untuk pertumbuhan bakteri sehingga pertumbuhan bakteri dapat menjadi lebih subur, contoh
substansi tersebut adalah serum, jaringan, ekstrak, coklat, air susu, organ, darah dan plasma.
Enriched media meliputi:
Blood Agar (Preparat Agar Darah) : terbentuk zona terang disekitar koloni bakteri
Kaldu darah
terlihat kemampuan hemolisa tetapi tidak bisa melihat kuman satu dengan kuman yang
lainnya tetapi pada umumnya terlihat perubahan warna
Kaldu darah dapat menyuburkan pertumbuhan kuman
Kaldu selenit
Pada media selenit bakteri gram positif tidak tumbuh
Serum agar
Choclate agar
Tetrathionate broth

II. Differential Media


Differential Media adalah media dengan ditambahkan substrat atau senyawa kimia tertentu
yang digunakan untuk memperoleh pertumbuhan suatu kuman atau bakteri dengan
perubahan-perubahan tertentu, perbedaan tertentu dan pertumbuhan tertentu dengan kuman-
kuman yang lain. Differential Media meliputi:
-. Agar miring darah
-. PAD (Plat Agar Darah)

Membedakan bakteri yang dapat membentuk zona hemolisa pada media.


Brilliant Green Agar
Bakteri yang memfermentasikan laktosa akan membentuk warna kuning
Bakteri yang tidak memfermentasikan laktosa akan membentuk warna pink atau merah

-. Endo Agar
Bakteri yang memfermentasikan laktosa akan membentuk warna merah
Bakteri yang tidak memfermentasikan laktosa tidak membentuk warna
-. Mac Conkey Agar
Bakteri yang memfermentasikan laktosa akan membentuk warna transparan
Bakteri yang tidak memfermentasikan laktosa akan membentuk warna merah
-. Salmonella Shigella Agar
Bakteri yang memfermentasikan laktosa akan membentuk koloni warna merah
Bakteri yang tidak memfermentasikan laktosa tidak membentuk warna
-. EMB (Eosin Methylene Blue)
Bakteri yang memfermentasikan laktosa secara giat (vigourusly fermented) akan membentuk
warna ungu kehitaman. Beberapa spesies sampai dapat menghasilkan koloni methalik sheen
karena banyaknya asam yang mengendap contohnya e. coli
Bakteri yang memfermentasikan laktosa secara lambat (slowly fermented) akan
menghasilkan koloni berwarna pink.
Bakteri yang tidak memfermentasikan laktosa tidak membentuk warna (colourless).

III. Selective Media


Selective media adalah media atau subtrat atau senyawa kimia tertentu yang menghambat
kelompok bakteri tertentu atau tidak menghambat kelompok bakteri tertentu.
Selective Media meliputi :
Kaldu Selenit
Untuk bakteri gram negatif
Menghambat bakteri enterik
Media diperkaya untuk isolasi salmonella shigella khusus untuk sampel tinja
Bakteri gram positif tidak tumbuh
Masa inkubasi 8 – 18 jam
BGA (Brilliant Green agar)
Media selektif sekaligus media differensial
Bakteri gram positif tidak tumbuh dan bakteri gram negatif dapat dibedakan
Mengandung laktosa dan sukrosa
Menghambat nonenteric bakteri
Membedakan bakteri fermentasi laktosa dan non fermentasi laktosa
MCA (Mac Conkey Agar)
Untuk bahan- bahan enterik asal feces dan urin
Komposisi antara lain garam empedu dan crystal violet
Menghambat gram positif dan beberapa gram negatif
Membedakan nonfermented laktosa dan fermentasi laktosa
EMB (Eosyn Methylene Blue) Agar
Media selektif sekaligus media differensial
Membedakan nonfermentasi laktosa (transparan) dan fermentasi laktosa (methalic sheen)
Sallmonella Shigella Agar
Mengandung garam empedu dan crystal violet
Membedakan nonfermented lactosa dan fermentasi laktosa
Endo Agar
Gram Negatif Broth
Deoxychoclate
Untuk menumbuhkan Gram positif digunakan media :
MSA (Mannitol Salt Agar)
Khusus untuk Staphylococcus, sehingga streptococcus tidak tumbuh
Media untuk staphylococcus dan micrococcus (Katalase positif)
Interpretasi : koloni kuning (patogen)
koloni merah (nonpatogen)
Edward medium : khusus untuk identifikasi streptococcus

IV. Media Differential Sebagai Identifikasi


Simon citrat (Sodium citrat)
Sumber carbon dari sitrat
Interpretasi : keruh tumbuh
jernih tidak tumbuh
Triple Sugar Iron (TSI)
Media ini berfungsi untuk mengetahui kemampuan bakteri dalam memfermentasikan
karbohidrat berdasarkan panjang rantai karbon. TSI terdiri dari laktosa 1 %, sukrosa 1%, dan
glukosa 0,1 %, kemampuan bakteri dalam menghasilkan H2S dengan adanya presipitat
kehitaman pada media dan kemampuan bakteri dalam menghasilkan gas dengan indikasi
media terangkat atau pecah.

DETAIL SNI
Nomor SNI : SNI 3141.1:2011
Judul : Susu segar-Bagian 1: Sapi

File SNI Belum Tersedia


Terimakasih kepada para pengunjung website BSN yang telah memanfaatkan fulltext
akses seluruh koleksi digital SNI melalui SNI Online selama 2 tahun (2010-2012). Mulai
Tahun 2013, website BSN akan menyediakan full text akses SNI yang baru ditetapkan
selama 1 tahun. SNI hasil adopsi badan standar asing tidak dapat kami tampilkan
semua secara fulltext, terkait peraturan hak cipta di masing-masing Organisasi
Pengembang Standar. Dokumen SNI yang tidak tersedia secara online dapat diperoleh
(sesuai ketentuan yang berlaku) di: Perpustakaan BSN, email:dokinfo@bsn.go.id,
phone: +62 21 5747043 ext 144
Nomor Lama : -
Abstraksi : Standar ini merupakan revisi SNI 01-3141-1998, Susu segar. Standar ini
menetapkan persyaratan mutu, pengambilan contoh, pengujian, pengemasan
dan pelabelan susu sapi segar. Standar ini digunakan hanya untuk susu sapi
segar sebagai bahan baku pengolahan lanjut. Persyaratan mutu meliputi: Berat
Jenis (pada suhu 27,5 derajat C) minimum 1,0270 g/ml, Kadar lemak
minimum 3,0 %, Kadar bahan kering tanpa lemak minimum 7,8 %, Kadar
protein minimum 2,8 %, Warna, bau, rasa, kekentalan tidak ada perubahan,
Derajat asam 6,0 - 7,5 SH, pH 6,3 - 6,8, Uji alkohol (70 %) v/v negatif,
Cemaran mikroba, maksimum: CFU/ml, Jumlah sel somatis maksimum 4 x 10
pangkat 5 sel/ml. Residu antibiotika (Golongan penisilin,Tetrasiklin,
Aminoglikosida, Makrolida) negatif, Uji pemalsuan negatif, titik beku -0,520
s.d - 0,560 derajat C, Uji peroxidase positif, Cemaran logam berat, maksimum
Timbal (Pb) 0,02 µg/ml, Merkuri (Hg) 0,03 µg/ml, Arsen (As) 0,1 µg/ml. Cara
pengambilan contoh sesuai SNI SNI 19-0429-1989 Petunjuk pengambilan
contoh cairan dan semi padat. Pengujian meliputi: Cara pengujian berat jenis,
kadar lemak, kadar bahan kering tanpa lemak, kadar protein, warna, bau, rasa,
kekentalan, derajat asam, pH, uji alkohol, uji pemalsuan, titik beku dan uji
peroxidase sesuai dengan SNI 2782. Cara pengujian cemaran mikroba sesuai
dengan SNI 2897-2008. Cara pengujian sel somatis sesuai dengan Joint
IDF/ISO Standard – -IDF 148-1-ISO/13366-1. Cara pengujian residu antibiotik
sesuai dengan SNI 7424:2008. Cara pengujian cemaran logam berat sesuai
dengan SNI 2896. Pengemasan susu segar dikemas dalam wadah tertutup yang
terbuat dari bahan yang tidak toksik dan tidak mengakibatkan
penyimpangan/kerusakan susu segar selama penyimpanan dan pengangkutan.
Pelabelan Informasi pada label kemasan primer minimal mencantumkan nama
produk, nama produsen, berat bersih atau isi bersih, dan NKV.
Panitia :
67-03 Peternakan dan Produk Peternakan
Teknis
ICS : 1. 67.100.01 Susu dan produk susu secara umum
SK :
06/KEP/BSN/1/2011
Penetapan
Tanggal :
31-01-2011 [dd-mm-yyyy]
Penetapan
SNI Ini :
 1. SNI 01-3141-1998 Susu segar 
Merevisi
Acuan :  1.  SNI 19-0429-1989   Petunjuk pengambilan contoh cairan dan semi padat
Normatif
SNI  2.  SNI 01-2782-1998   Metode pengujian susu segar
 3.  SNI 01-2896-1998   Cara uji cemaran logam dalam makanan
 4.  SNI 2897:2008   Metode pengujian cemaran mikroba dalam daging,
telur dan susu serta hasil olahannya
 5.  SNI 7424:2008   Metode uji tapis (screening test) residu antibiotika pada
daging, telur dan susu secara bioassay
Acuan :
Normatif  1 .  ISO 13366-1:2008
non SNI
Printed : Hardcopy& e-File
Jumlah :
9
Halaman
Copyright © Badan Standardisasi Nasional 2014 All Rights Reserved.
Gedung Manggala Wanabakti, Blok IV lantai 3-4. Jl. Gatot Subroto. Senayan - Jakarta 10270
- Indonesia.
Telp : +6221-5747043      Fax : 021-5747045
Contact Us

Pengambilan Sampel Produk Peternakan

TATA CARA PENGAMBILAN CONTOHPRODUK PETERNAKANI.

Pendahuluan
Hasil pengujian laboratorium terhadap contoh produk peternakan sangattergantung pada metode dan tata cara
pengambilan contoh serta petugaspengambil produk peternakan. Jika pengambilan contoh dilakukan dengan
carayang tidak benar, maka untuk langkah selanjutnya berupa persiapancontoh/praparasi dan pengujian
menjadi tidak akurat.Tata cara pengambilan contoh (sampling) didefinisikan sebagai prosedur tertentu yang
diikutibila suatu substansi, bahan atau produk diambil untukkeperluan pengujian sample yang representatif dan
keseluruhannya. Dalamkeadaan tertentu / khusus / darurat sample bisa saja tidak representatif tapiditentukan
oleh ketersediaan (SNI 17025-2000). Pengambilan contoh harusdilakukan oleh Petugas Pengambil Contoh (PPC)
berdasarkan metodepengambilan contoh yang berlaku (Pedoman BSN 503-2000 tentang KriteriaPetugas
Pengambil Contoh).

II. Definisi

1. Petugas Pengambil Contoh (PPC) adalah petugas dari laboratorium pengujiyang disertifikasi oleh Lembaga
Sertifikasi Personel PPC untukmelaksanakan pengambilan contoh sesuai Pedoman BSN 504-2000.2. Contoh
primer adalah sejumlah jaringan yang diambil dari seekor hewan ataudari suatu bagian dari lot.3. Lot adalah
sejumlah unit contoh yang diproduksi dan ditangani pada kondisiyang seragam dalam periode waktu tertentu.4.
Bulk adalah total dari semua contoh primer yang diambil dari lot yang sama.

III. Tujuan

Memberikan petunjuk tentang tata cara pengambilan contoh produkpeternakan (daging, susu, telur dan hasil
olahannya) untuk analisa residu,mikrobiologi dan organoleptik.

IV. Petunjuk Umum

1. Setiap contoh harus disertai keterangan yang berisi tempat pengambilan,tanggal dan waktu pengambilan,
nama dan alamat pemilik contoh, tujuanpemeriksaan, metoda pengambilan, alat yang digunakan, jenis dan
jumlahcontoh, umur/masa kadarluasa contoh serta cara pengiriman yangditandatangani oleh petugas.2. Setiap
contoh harus tertutup dan disertai dengan label yang berisinama/nomor contoh, deskripsi/jenis contoh, nama
petugas pengambil contoh,nama dan alamat pengambil contoh, nama dan alamat pemilik
contoh,keteranganbatch atau lot, suhu saat pengambilan serta uji yang akandilakukan.

  3. Setiap contoh minimum diambil ganda (double/duplo), untuk menjagakemungkinan penyimpanan berbeda,
menghindari bila jumlah/berat contohkurang, menghindari terjadinya kerusakan pada contoh serta untuk
analisatertentu yang membutuhkan pengulangan.

V. Petunjuk Teknis

A. Peralatan

Untuk pemeriksaan mikrobiologis, semua alat yang digunakan untukpengambilan dan penangan setiap contoh
harus steril dan bersih.


Untuk pemeriksaan residu semua alat harus kering dan bersih.

Untuk pemeriksaan organoleptik, semua alat tidak boleh memiliki rasa danbau yang dapat mempengaruhi
contoh.B. Wadah / Tempat Untuk Contoh

Contoh bentuk padat/setengah padat.

Wadah/tempat harus memiliki mulut yang besar, berbentuk silendris,terbuat dari gelas (pyrex)/ steinless steel
serta dapat disterilkan. Besar alat tergantung contoh, wadah harus dapat ditutup rapat dan disegel.

Contoh bentuk air.

Wadah harus bersih dan kering, terbuat dari bahan tahan air dan tidakberkarat (gelas, stainless steel, plastik) dan
dapat disterilkan. Bentuk danukuran sesuai jumlah contoh dan dapat ditutup rapat dan disegel.C. Tata Cara
Pengambilan Contoh

Contoh daging/karkas segar dan beku dapat berupa contoh permukaan(swab/ulas, excision/tusuk, rinse
technique/diiris) dan contoh jaringan(diiris pada jaringan yang diperlukan dengan kedalaman 0.5 - 1 cm
daripermukaan jaringan atau mengambil seluruh jaringan). Contohpermukaan digunakan untuk pengujian
mikrobiologis, sedangkan contoh jaringan digunakan untuk pengujian residu dan mikrobiologis.

Setiap lot contoh yang diperiksa untuk kesesuaian harus diambil secaraterpisah.D. Tata Cara Pengambilan Contoh

Jika memungkinkan contoh diambil dari kemasan yang belum terbuka dandiambil secara utuh.

Jika contoh dalam kemasan yang besar dalam unit contoh harus diambildengan alat steril secara aseptik, dengan
cara :


Mencuci/mengusap permukaan luar kemasan yang akan dibukadengan alkohol 70%.

Kemasan dibuka dengan gunting/pisau/alat pembuka steril.

Contoh dalam kemasan besar, unit contoh diambil dari beberapatempat dalam kemasan.

Contoh berbentuk cair harus dikocok terlebih dahuluE. Pemberian LabelSemua wadah contoh harus diberi
tanda/label yang tidak mudah lepas.F. Pengiriman ContohContoh harus dibawa ke laboratorium

sesegera mungkin dalam waktukurang dari 24 jam setelah pengambilan contoh

. Untuk pengujian residu,

mikrobiologi dan organoleptik

contoh daging tidak boleh ditambah bahanpengawet

. Untuk mempertahankan kesegaran contoh susu dalam waktu 24-48 jam pada suhu 0-10

C dapat ditambahkan bahan pengawet (Asam Borat0.4%, Kalium Bikhromat 0.2%, Formalin 40% 1 tetes per 100
ml, Lyofilisat 1ml per 100 ml). Penyimpanan contoh segar sebaliknya pada suhu 0-4

Csedangkan contoh beku harus tetap dalam keadaan beku harus tetap dalamkeadaan beku (-20

C), misal menggunakan dry ice.

VI. Jumlah Minuman Contoh Primer Yang Diambil Dari Lot

No Jenis Komoditi

∑ Min Contoh Primer per Lo tA Diging dan produk unggas1 Lot yang tidak dicurigai 12 Lot yang dicurigai 6-30B
Produk susu dan telur 

1 Produk dikemas atau dalam bulk yang dapatdiasumsikan telah dicampur dengan baikatau homogen1
2 Produk dikemas atau dalam bulk yang tidakdicampur dengan baik atau homogenBerat per Lot, Kg< 50 350-
100 5501-2000 10> 2000 15Jumlah Kemasan dalam Lot1-25 126-100 5101-250 10> 250 15Sumber : FAO/WHO
1993-1994

VII. Klasifikasi dan Volume Contoh Yang Diambil

No Jenis Komoditi

∑ Min Contoh Laboratorium

A Daging mamalia (daging diafragma, ototcervic, otot paha)500 g

B Daging unggas (chilled, fresh, beku) 500 g

C Produk susu 250 ml

D Telur unggas12 butir (ayam)6 butir (angsa)

E Telur puyuh atau sejenisnya 24 butir Sumber : FAO/WHO 1993-1994

Anda mungkin juga menyukai