Laboratorium adalah tempat atau ruangan dimana para ilmuwan bekerja dengan
peralatan untuk penyelidikan dan pengujian terhadap suatu bahan atau benda. Sedangkan
kalibrasi dan atau pengujian. Sementara Pengujian adalah kegiatan teknis yang terdiri atas
penetapan, penentuan satu atau lebih sifat atau karakteristik dari suatu produk, bahan,
peralatan, organisme, fenomena fisik, proses atau jasa, sesuai dengan prosedur yang telah
dan Kelautan di bidang teknis pengelolaan, pelaksanaan pengujian mutu hasil perikanan
serta penyebaran teknologi hasil perikanan (Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 131
Tahun 2008). Dan Untuk melaksanakan tugas Unit Pelaksana Teknis (UPT) Laboratorium
1) Penyusunan rencana dan prasarana kegiatan pengujian mutu hasil perikanan ;
2) Pengelolalaan dan pemeliharaan sarana untuk pengujian mutu hasil perikanan
laboratorium dapat dikelompokkan menjadi tiga jenis, yakni laboratorium organoleptik yang
menguji sifat fisika (bobot tuntas, suhu pusat, pemeriksaan kemasan kaleng, filth) dan
organoleptik atau sensori dari sampel, laboratorium mikrobiologi yang menguji atau
kimia yang menguji atau menganalisis kandungan dari bahan-bahan kimia dalam sampel
misalnya logam berat, antibiotik, histamin, TVB-N, proksimat, dan lain-lain (Dinas kelautan
dibedakan menjadi empat jenis, yakni laboratorium permanen yaitu laboratorium yang
melakukan pengujian pada suatu lokasi yang teteap atau bangunan atau permanen untuk
jangka waktu lebih dari tiga tahun. Laboratorium non permanen yaitu laboratorium yang
tidak memiliki laboratorium secara fisik, tetapi melakukan pengujian, pengukuran dan
penetapan karakteristik atau penampilah bahan atau produk tertentu. Dan laboratorium
bergerak yaitu laboratorium dalam bentuk mobil yang dilengkapi dengan peralatan lengkap
atau kontruksi tertentu dengan maksud mudah dipindahkan. Serta laboratorium lapangan
yaitu laboratorium pengujian yang dibagun di dalam suatu area tertentu dalam jangka waktu
Laboratorium pengujian kimia hasil perikanan adalah laboratorium yang menguji atau
menganalisis kandungan dari bahan kimia dari sampel, misalnya . histamin, antibiotik,
protein, TVB/TMA, kadar garam dan sebagainya (Dinas kelautan Jawa Tengah, 2008)
Standar pengujian kimia untuk produk perikanan antara lain: penentuan kadar abu,
kadar air, kadar histamin, kadar logam berat Cadmium (Cd), Timbal (Pb), Merkuri (Hg),
kadar lemak total, kadar protein dengan metode total nitrogen, tetracycline dan derivatnya
dalam udang dan ikan secara kromatografi cara kinerja tinggi, kadar Total Volatile Base
(TVB) dan Trimethylamine (TTMA) secara Conway, dan abu tak larut asam (Keputusan
tersebut diharapkan kegiatan dalam laboratorium dapat berjalan lancar. Dinas kelautan
Jateng (2008) menjelaskan sarana dan prasarana laboratorium pengujian kimia meliputi
dan efisien untuk mencapai suatu sasaran yang diharapkan secara optimal dengan
oleh Putra (2011) bahwa pengelolaan adalah suatu rangkaian kegiatan yang berintikan
dan memanfaatkan sumber daya alam yang dimiliki secara efektif untuk mencapai tujuan
laboratorium kimia adalah proses pendayagunaan sumber daya dalam laboratorium kimia
secara efektif dan efisien untuk mencapai suatu tujuan yaitu keakuratan hasil pengujian di
pengujian.
pengelola maupun pengguna. Oleh karena itu, setiap orang yang terlibat harus memiliki
kecelakaan sewaktu bekerja di laboratorium dan penangannya bila terjadi kecelakaan. Para
laboratorium, bekerja sesuai tugas dan tanggung jawabnya, dan mengikuti peraturan
(Setiawan, 2006).
Untuk mengelola suatu laboratorium dibutuhkan sistem manajemen yang tepat agar
(Nasution, 2005). Ditambahkan lagi oleh Panglaykim dan Tanzil (1991) bahwa perencanaan
kebijaksanaan ditentukan dan rencana kerja disusun. Selain itu perencanaan adalah
mengatur segala sesuatu yang telah difikirkan sebelumnya, mengadakan rencana yang
sedapat mungkin menghindarkan rintangan yang dapat terjadi. Untuk itu dalam manajemen
suatu system manajemn mutu, yaitu menentukan kebutuhan dan harapan pelanggan dan
menentukan proses dan tanggung jawab yang diperlukan untuk mencapai sasaran mutu,
menentukan dan menyediakan sumber daya yang diperlukan untuk mencapai sasaran mutu,
menetapakan metode untuk mengukur efektivitas dan efisiensi tiap proses, menerapkan
pengukuran ini untuk menentukan efektivitas dan efisiensi tiap proses, menentukan sarana
9000:2008).
untuk meminimalisasi pemborosan sumber daya dan untuk penetapan standar dalam
2.3.2 Pengorganisasian
(organizing) dilakukan dengan tujuan membagi suatu kegiatan besar menjadi kegiatan-
menentukan tugas apa yang harus dikerjakan, siapa yang harus mengerjakannya,
bagaimana tugas-tugas tersebut dikelompokkan, siapa yang bertanggung jawab atas tugas
tersebut, pada tingkatan mana keputusan harus diambil. Dijelaskan dalam ISO 9000:2008
bahwa fungsi dari kepemimpinan dalam sistem manjemen yaitu dapat menetapkan dan
dan sasaran mutu organisasi, memastikan fokus pada persyaratan pelanggan diseluruh
persyaratan pelanggan dan pihak lain yang berkepentingan dipenuhi dan sasaran mutu
tercapai, memastikan bahwa suatu sitem manajemen mutu yang efektif dan efisien telah
tersedianya sumber daya yang diperlukan, meninjau sistem manajemen mutu secara
periodik, memutuskan tindakan yang berkenaan dengan kebijakan mutu dan sasaran mutu
Organisasi membutuhkan struktur organisasi dan uraian tugas yang jelas. Struktur
kewenangan, dan tata kerja yang berlaku di dalamnya. Uraian tugas yang jelas
tugas dan fungsi. Perangkapan jabatan dan konflik pribadi dalam organisasi harus
sumber daya, merumuskan dan menetapkan tugas dan menetapkan prosedur yang
diperlukan, menetapkan struktur organisasi yang menunjukkan adanya garis kewenangan
dan tanggung jawab dan kegiatan penempatan sumber daya manusia pada posisi yang
tepat.
2.3.3 Pelaksanaan
Dalam melaksanakan tugas demi tercapainya tujuan, para karyawan atau pekerja
harus tahu tugasnya masing-masing. Dalam hal ini yang mengambil tugas atau tindakan
intruksi dan nasehat. Inti dari pelaksanaan ini adalah menggerakkan seseorang untuk
beraksi atau bekerja (Panglaykim dan Tanzil. 1991). Pelaksanaan adalah suatu tindakan
untuk mengusahakan agar semua anggota kelompok berusaha untuk mencapai sasaran
sesuai dengan perencanaan manajerial dan usaha-usaha organisasi. Jadi actuating artinya
adalah menggerakkan orang-orang agar mau bekerja dengan sendirinya atau penuh
kesadaran secara bersama-sama untuk mencapai tujuan yang dikehendaki secara efektif.
Dalam hal ini yang dibutuhkan adalah kepemimpinan (leadership) (Griffin, 2009).
Proses manajemen yaitu kumpulan kegiatan yang saling terkait atau saling interaksi
yang mengubah masukan menjadi keluaran. Yang terpenting lagi dari pelaksanaan ini yaitu
kepuasan pelanggan yang diidentifiaksi melalui keluhan pelanggan sebagai indicator umum
terkait dengan mutu. Biasanya kebijakan mutu konsisten dengan kebijakan menyeluruh
organisasi dan memberikan kerangkan kerja bagi penetapan sasaran mutu. Prinsip
manajemen mutu yang disajikan dalam standar ini dapat merupakan dasar bagi penetapan
Organisasi merupakan kelompok orang dan fasilitas dengan pengaturan tanggung jawab,
wewenang dan interelasi berhubungan langsung dengan pihak yang berkepentingan yaitu
orang yang memilki kepentingan pada kinerja atau keberhasilan organisasi, kemudian
melakukan pengaturan tanggung jawab, hubungan dan wewenag antar orang dan
mendayagunakan prasarana yaitu sistem dari fasilitas, peralatan dan jasa yang diperlukan
untuk mengoperasikan sebuah organisasi, dari sini kemudian menetapkan lingkungan kerja
2.3.4 Pengawasan
Pengawasan dapat diartikan suatu proses untuk menetapkan pekerjaan apa yang
sudah dilaksanakan, menilainya dan mengoreksinya bila perlu dengan maksud supaya
pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan rancangan semula (Manullang, 1992). Dalam ISO
9000:2008 dijelaskan untuk pengawasan dilakukan evaluasi terhadap proses tersebut yakni
melakukan serangkaian pertanyaan yang berkaiatan dengan tiap proses yang dinilai dengan
menidentifikasi proses tersebut baik itu penetapan proses, tanggung jawab prosedur dan
keefektifan untuk mencapai hasil yang dikehendaki. Selain itu juga dilakukan audit untuk
perbaikan.
Manajer pada umumnya dianggap perlu mengecek apa yang telah dilakukan untuk
memastikan apakah pekerjaan orang-orangnya berjalan sesuai dengan standar yang telah
ditetapkan atau tidak. Selanjutnya Sarwoto (1991), menyatakan bahwa pengawasan adalah
rencana yang ditetapkan dan atau hasil yang dikehendaki. Menurut Panglaykim dan Tanzil
(1986), bahwa pengawasan adalah mengawasi dan meneliti agar semua usaha dijalankan
dalam garis-garis yang ditetapkan oleh pucuk pimpinan dan menuju kepada tujuan yang
dikehendaki.
untuk memastikan bahwa jalannya perusahaan sesuai dengan rencana yang telah
ditetapkan. Seorang manajer dituntut untuk menemukan masalah yang ada dalam
disebut pengendalian adalah salah satu fungsi manajemen yang berupa mengadakan
penilaian, bila perlu mengadakan koreksi sehingga apa yang dilakukan bawahan dapat
diarahkan ke jalan yang benar dengan maksud dengan tujuan yang telah digariskan semula.
pedoman untuk laboratorium pengujian dan kalibrasi yang berisi semua persyaratan yang
menyajikan hasil yang secara teknis abash. Standar ini digunakan oleh laboratorium untuk
Namun, standar ini tidak ditujukan sebagai dasar sertifikasi laboratorium. Ditambahkan lagi
oleh Siregar (2007) bahwa laboratorium pengujian yang telah mantap menerapkan
persyaratan berdasarkan ISO 17025 yang meliputi persyaratan manajemen dan persyaratan
teknis dapat mengajukan permohonan untuk diakreditasi oleh Komite Akreditasi Nasional
dokumen, kaji ulang permintaan, tender dan kontrak, subkontrak pengujian dan kalibrasi,
pekerjaan pengujian dan/atau kalibrasi yang tidak sesuai, peningkatan, tindakan perbaikan,
tindakan pencegahan, pengendalian rekaman, audit internal dan kaji ulang manajemen.
Di dalam organisasi dijelaskan bahwa laboratorium harus merupakan suatu kesatuan
Untuk kaji ulang permintaan, tender dan kontrak dijelaskan bahwa laboratorium
harus menetapkan dan memelihara prosedur untuk kaji ulang permintaan, tender dan
kontrak. Selanjutnya di dalam subkontrak pengujian dan kalibrasi tercantum bahwa apabila
berdasarkan kelanjutan, pekerjaan ini harus diberikan kepada subkontraktor yang kompeten.
Dalam pembelian jasa dan perbekalan disebutkan bahwa laboratorium harus
mempunyai kebijakan dan prosedur untuk memilih dan membeli jasa dan perbekalan yang
permintaan pelanggan dan untuk memantau unjuk kerja laboratorium sehubungan dengan
lainnya.
kebijakan dan prosedur untuk menyelesaikan pengaduan yang diterima dari pelanggan atau
pihak lain. Di dalam pengendalian pekerjaan pengujian dan/atau kalibrasi yang tidak sesuai,
laboratorium harus mempunyai kebijakan dan prosedur yang harus diterapkan bila terdapat
aspek apapun dari pekerjaan pengujian dan/atau kalibrasi yang dilakukan, atau hasil yang
diperoleh, tidak sesuai dengan prosedur, atau persyaratan pelanggan yang telah disetujui.
sasaran mutu, hasil audit, analisis data, tindakan perbaikan dan pencegahan serta kaji ulang
prosedur serta harus memberikan kewenangan yang sesuai untuk melakukan tindakan
perbaikan bila pekerjaan yang tidak sesuai atau penyimpangan kebijakan dan prosedur di
Di dalam tindakan pencegahan dijelaskan bahwa peningkatan yang dibutuhkan dan
sumber potensi ketidaksesuaian, baik teknis maupun berkaitan dengan sistem manajemen,
mutu dan rekaman teknis. Untuk audit internal dijelaskan bahwa laboratorium harus secara
periodik, dan sesuai dengan jadwal serta prosedur yang telah ditetapkan sebelumnya,
menyelenggarakan audit internal untuk memverifikasi kegiatan agar berlanjut sesuai dengan
bahwa manajemen puncak laboratorium harus secara periodik menyelenggarakan kaji ulang
pada sistem manajemen laboratorium dan kegiatan pengujian dan/atau kalibrasi yang
Manajemen yang lain tidak berpengaruh langsung terhadap pengujian dan cakupannya
luas.
1) Organisasi
Untuk memenuhi tujuan mutu dan penerapan kebijakan mutu, suatu organisasi
manajemen mutu harus didesain dan dikembangkan sedemikian, agar faktor teknis,
administrasi dan manusia yang mempengaruhi hasil pengujian dan layanannya berada
dibwah kendali. Pengendalian dapat dilakukan melalui struktur organisasi. Desain dan
struktur organisasi laboratorium terdiri atas menetapkan pekerjaan yang dilakukan dan
tanggung jawab serta hubungan hierarki untuk melakukan pekerjaan itu (Siregar, 2007).
Struktur Organisasi dapat dikembangkan dalam tiga tingkat, yaitu tingkat puncak,
menengah dan garis depan. Manajemen tingkat puncak yaitu manajemen puncak
manajemen mutu yang efektif. Manajemen tingkat menengah kebanyakan adalah kepala
bertanggung jawab mendesain dan menerapkan kegiatan yang berhubungan dengan mutu
Manajemen garis depan terdiri atas personil penyelia yang secara langsung memantau dan
mengendalikan kegiatan yang berkaitan dengan mutu dalam berbagai tahap proses
tanggung jawab, kewenangan, fungsi mereka, dan dampak mereka pada mutu hasil
terlalu berat, karena jumlah sampel yang besar untuk diuji dalam waktu yang terbatas.
Membutuhkan keahlian tertentu atau yang lebih baik. Ketidakmampuan sementara, karena
jumlah peralatan pengujian yang belum mencukupi atau adanya pelatan yang rusak atau
jumlah personil yang tidak memadai, karena berhalangan dan sebagainya serta melanjutkan
kompeten, yaitu yang telah diakreditasi oleh sesuai standar ISO 17025:2008. Beberapa
ketentuan laboratorium subkontraktor antra lain laboratorium harus memiliki suatu prosedur
semua sampel yang disubkontrakkan. Serta bertanggung jawab untuk memastikan bahwa
hasil dan temuan pengujian subkontraktor diberikan kepada contumer yang membuat
kalibrasi mencakup 10 sub yaitu (1) umum, (2) personil, (3) kondisi akomodasi dan kondisi
lingkungan, (4) metode pengujian, metode kalibrasi dan validasi metode, (5) peralatan, (6)
diuji dan dikalibrasi, (9) jaminan mutu hasil pengujian dan hasil kalibrasi, serta (10)
pelaporan hasil.
Di sub bagian umum dijelaskan bahwa berbagai faktor menentukan kebenaran dan
kehandalan pengujian dan/atau kalibrasi yang dilakukan oleh laboratorium. Faktor tersebut
meliputi faktor manusia, kondisi akomodasi dan lingkungan, metode pengujian dan metode
dan penanganan barang yang diuji dan dikalibrasi. Laboratorium harus memperhitungkan
faktor tersebut dalam mengembangkan metode dan prosedur pengujian dan prosedur
kalibrasi, dalam pelatihan dan kualifikasi personil, dan dalam pemilihan dan kalibrasi
Di dalam hal personil dijelaskan bahwa manajemen laboratorium harus memastikan
mengevaluasi hasil dan menandatangani laporan pengujian dan sertifikat kalibrasi. Untuk
hal kondisi akomodasi dan kondisi lingkungan dijelaskan bahwa fasilitas laboratorium untuk
pengujian dan/atau kalibrasi, termasuk sumber energi, kondisi penerangan dan lingkungan,
harus sedemikian rupa sehingga mampu memfasilitasi kebenaran unjuk kerja pengujian
dan/atau kalibrasi.
Untuk metode pengujian, metode kalibrasi dan validasi metode dijelaskan bahwa
laboratorium harus menggunakan metode dan prosedur yang sesuai untuk semua pengujian
dan/atau kalibrasi di dalam lingkupnya. Selanjutnya untuk hal peralatan disebutkan bahwa
untuk pengujian dan/atau kalibrasi, termasuk untuk pengukuran kondisi lingkungan yang
mempunyai pengaruh yang signifikan pada akurasi atau keabsahan hasil pengujian,
kalibrasi atau pengambilan contoh/sampel harus dikalibrasi sebelum mulai digunakan. Untuk
pengambilan contoh substansi, bahan, atau produk yang kemudian diuji atau dikalibrasi.
Dalam hal penanganan barang yang diuji dan dikalibrasi dijelaskan bahwa
perlindungan, penyimpanan, retensi dan/atau pemusnahan barang yang diuji dan /atau
dikalibrasi, termasuk semua upaya yang diperlukan untuk melindungi integritas barang yang
diuji atau dikalibrasi, dan untuk perlindungan kepentingan laboratorium dan pelanggan.
Untuk jaminan mutu hasil pengujian dan hasil kalibrasi dijelaskan bahwa
pengujian dan kalibrasi yang dilakukan. Selanjutnya persyaratan teknis yang terakhir adalah
pelaporan hasil, di dalam pelaporan hasil dijelaskan bahwa hasil setiap pengujian, kalibrasi,
atau rangkaian pengujian atau kalibrasi yang dilakukan oleh laboratorium harus dilaporkan
secara akurat, jelas, tidak membingungkan dan obyektif, dan sesuai dengan setiap instruksi
tanggung jawabnya yang lain, memiliki kewenangan dan sumber daya yang cukup untuk
atau dari prosedur untuk melaksanakan pengujian dan/atau kalibrasi, dan untuk memulai
tindakan untuk mencegah atau meminimalkan penyimpangan tersebut; Memiliki pengaturan
untuk menjamin bahwa manajemen dan personilnya bebas dari setiap pengaruh dan
tekanan komersial, keuangan dan tekanan internal dan eksternal yang tidak diinginkan serta
tekanan lainnya yang dapat berpengaruh negatif terhadap mutu kerja mereka; Memiliki
kebijakan dan prosedur untuk memastikan adanya perlindungan atas kerahasiaan informasi
dan hak kepemilikan pelanggan, termasuk prosedur untuk melindungi penyimpanan dan
penyampaian hasil secara elektronik; Memiliki kebijakan dan prosedur untuk menghindari
keterlibatan dalam setiap kegiatan yang akan mengurangi kepercayaan pada kompetensi,
hubungan antara manajemen mutu, kegiatan teknis dan jasa penunjang; Menentukan
tanggung jawab, wewenang dan hubungan antar semua personil yang mengelola,
kalibrasi; Melakukan penyeliaan yang memadai pada staf pengujian dan kalibrasi, termasuk
personil yang dilatih oleh personil yang memahami metode dan prosedur, maksud dari tiap
pengujian dan/atau kalibrasi, dan penilaian terhadap hasil pengujian atau kalibrasi; Memiliki
manajemen teknis yang sepenuhnya bertanggung jawab atas kegiatan teknis dan ketentuan
sumber daya yang diperlukan untuk menjamin mutu yang dipersyaratkan dalam kegiatan
laboratorium; Menunjuk seorang staf sebagai manajer mutu (atau apapun namanya) yang,
disamping tugas dan tanggung jawabnya yang lain, harus mempunyai tanggung jawab dan
kewenangan tertentu untuk memastikan sistem manajemen yang terkait dengan mutu
diterapkan dan diikuti setiap waktu; manajer mutu harus mempunyai akses langsung ke
pimpinan tertinggi yang membuat keputusan terhadap kebijakan atau sumber daya
Memastikan bahwa personil menyadari relevansi dan pentingnya kegiatan mereka dan
kebenaran dan kehandalan dalam pelaksanaan pengujian dan/atau kalibrasi yang dilakukan
oleh laboratorium. Faktor tersebut meliput faktor personil, kondisi akomodasi dan
lingkungan, metode pengujian dan metode kalibrasi dan validasi metode, peralatan,
1) Personil
Laboratorium pengujian harus mempunyai personil yang cukup dalam jumlah dan
memenuhi teknis dan kompetensi. Selain pengalaman profesional, kualifikasi personil yang
dipersyaratkan diperoleh melalui pelatihan internal dan eksternal berorientasi tugas dan
pekerjaan. Metode pengujian teknik tinggi yang diterapkan oleh personil yang tidak
berpengalaman atau tidak memenuhi syarat dapat menimbulkan masalah serius bagi
laboratorium dan masyarakat disebabkan hasil yang salah dan salah menafsirkan (Siregar,
2007).
Dalam laboratorium pengujian terdapat dua golongan besar personil yaitu personil
penguji dan personil non penguji. Personil penguji yaitu personil yang berkaitan langsung
dengan proses pengujian, biasanya disebut personil inti. Personil inti terdiri atas kepala
laboratorium, disebut juga manajer puncak, manajer mutu, deputi manajer mutu, manajer
teknis, deputi manajer teknis, penyelia, penguji, pengambil sampel dan penerima sampel.
Sedangkan personil non penguji ialah personil administrasi dan teknis (Siregar, 2007).
Untuk personil yang terdapat dalam laboratroium pengujian antara lain sebagai
berikut. Penyelia adalah seorang personil penguji senior dan dianggap paling kompeten
diantara personil penguji dalam bidang pengujian atau pengujian produk tertentu yang
bertugas dan bertanggung jawab sebagai pengawas pelaksana teknis pengujian dalam
bidang tertentu. Penyelia merupakan suatu kedudukan penting antara personil penguji yang
bekerja di meja praktik dan staf manajemen. Karena itu ia harus menerima tanggung jawab
utama terhadap personil penguji terhadap dan organisasi laboratorium. Penilaian langsung
unjuk kerja personil secara terus menerus dan penilaian awal dari berbagai tindakan
personil adalah salah satu fungsi penting dari penyelia. Jumlah penyelia didasarkan pada
jumlah personil penguji. Biasanya seorang penyelia memimpin minimal lima orang personil
penguji. Penyelia diangkat setelah mempunyai pengalaman dalam bidang pengujian yang
diawasinya dan telah berijazah S1 yang relevan dengan bidang pengujian laboratorium
karekteristik atau parameter tertentu dari suatu sampel berdasarkan metode/prosedur atau
intruksi kerja yang telah ditetapkan. untuk persyaratan personil penguji yaitu sedikitnya
setiap penguji wajib mengerti pentingnya program jaminan mutu dan membuat jaminan mutu
itu berhasil. personil hendaknya mengetahui sumber kesalahan yang mungkin dalam tugas
dan kerumahtanggaan dan menggunakan pertimbangan dan perhatian yang baik juga wajib
mengerti prinsip metode yang digunakan, mengikuti metode yang tertulis dan
Selain itu personil lainnya yaitu pekarya laboratorium. Pekarya laboratorium yaitu
tenaga non professional yang bertugas membantu penguji dalam pelaksanaan tugasnya.
Pekarya ini tidak termasuk personil inti dalam laboratorium. Pekarya ini kebanyakan bekerja
di bawah pengawasan personil professional penguji. Dengan pelatihan yang cukup, pekarya
ini hendaknya mampu melaksanakan sejumlah kegiatan laboratorium seperti mencuci alat
gelas, memelihara dan menservis alat uji, menyiapkan/preparasi sampel untuk analisis,
menyiapkan berbagai jenis larutan, bahkan juga dapat melakukan analisis yang rumit. Paling
sedikit personil non professional ini wajib mengerti penugasan, pentingnya melakukan tugas
pada tingkat yang perlu untuk memberikan hasil bermutu dan melaporkan pengamatan yang
Kondisi akomodasi dan lingkungan merupakan salah satu persyaratan teknis yang
harus dipenuhi oleh laboratorium yang kompeten (Siregar, 2007). Faktor-faktor yang
berpengaruh terhadap pengujian harus dikelola dengan baik agar dapt mendukung
pengujian yang dilakukan. Faktor tersebut menurut Siregar (2007) antara lain:
melakukan pengujian yang benar dan akurat. kondisi lingkungan hendaknya tidak
pengujian atau pengukuran atau analisis yang diperlukan. laboratorium harus memantau,
metode, dan prosedur yang relevan atau jika kondisi tersebut mempengaruhi mutu hasil
pengujian. Dalam pengendalian ini, perhatian harus diberikan pada sterilisasi biologis,
debu, gangguan elektromagnetik, radiasi, kelembaban, suhu, daya listrik dan tingkat bunyi
serta getaran. Suhu lingkungan pengujian dipantau dengan thermometer yang telah
dikalibrasi dan kelembaban dipantau dengan higrometer yang juga telah dikalirabrasi.
Gedung atau ruangan hendaknya berlokasi jauh dari pusat keramaian atau daerah
lalulintas yang ramai. Agar bebas dari sumber pencemaran dan getaran pada peralatan
Suatu laboratorium didesain dan dibangun dengan tujuan tertentu sesuai dengan
tugas dan fungsi laboratorium yang akan dibangun sehingga setiap ruangan laboratorium
dibagun sesuai dengan jenis dari laboratorium itu sendiri. Pada umumnya bentuk, ukuran
dan tata ruang suatu laboratorium didesain sedemikian rupa sehingga pemakai laboratorium
rinci dilaksanakan. Bahan kontruksi dan perabot yang digunakan di ruang laboratorium
hendaknya tahan terhadap asam, alkali, dan zat kimia atau pereaksi lainnya (Siregar,2007).
penyakit okupasi. desain dan lingkungan laboratorium harus sesuai untuk tugas/pekerjaan
pengujian yang benar. Hal ini mencakup, tetapi tidak terbatas pada sumber energi, kondisi
penerangan, ventilasi, air, pemusnahan sampel dan kondisi lingkungan. Untuk mencegah
atau mengurangi kontaminasi yaitu dengan membuat permukaan yang halus/licin pada
Pemakai laboratorium hendaknya memahami tata letak atau layout bangunan
dan ukuran-ukuran ruang. Persyaratan lokasi pembangunan laboratorium antara lain tidak
terletak pada arah angin yang menuju bangunan lain atau pemukiman. Hal ini dimaksudkan
berdekatan atau dibangun pada lokasi sumber air. Bangunan laboratorium jangan terlalu
dekat dengan bangunan lainnya. Lokasi laboratorium harus mudah dijangkau untuk
pengontrolan dan memudahkan tindakan lainnya misalnya apabila terjadi kebakaran, mobil
Selain persyaratan lokasi, perlu diperhatikan pula tata letak ruangan. Ruangan
laboratorium umumnya terdiri dari ruang utama dan ruang-ruang pelengkap. Ruang utama
adalah ruangan tempat analis melakukan pengujian. Ruang pelengkap umumnya terdiri dari
ruang persiapan dan ruang penyimpanan. Ruang persiapan digunakan untuk menyiapkan
alat-alat dan bahan-bahan yang akan dipakai pengujian (Riandi, 2004). Ditambahkan oleh
Siregar (2007) bahwa tata ruang disesuaikan dengan kegiatan kerja untuk efisiensi kerja
dan untuk mencegah kontaminasi silang dan mencegah timbulnya lalu lintas kerja yang
simpang siur. Lebar lorong antara meja kerja hendaknya paling sedikit 1,2 meter.
bahan persediaan (termasuk bahan kimia) dan alat-alat yang penggunaannya tidak setiap
saat (jarang). Selain ruangan-ruangan tersebut, mungkin juga sebuah laboratorium memiliki
ruang gelap (dark room), ruangan khusus untuk penyimpanan bahan-bahan kimia dan ruang
adminitrasi / staf. Hal ini didasarkan atas pertimbangan keamanan berbagai peralatan
gelas tidak boleh disatukan dengan alat-alat yang terbuat dari logam (Riandi, 2004).
yang berupa fasilitas umum (utilities) dan fasilitas khusus. Fasilitas umum merupakan
fasilitas yang dapat digunakan oleh semua pemakai laboratorium contohnya penerangan,
ventilasi, air, bak cuci (sinks), aliran listrik, gas. Fasilitas khusus berupa peralatan dan meja,
contohnya meja analis, kursi, papan tulis, lemari alat, lemari bahan, dan ruang timbang,
(1) Penerangan
sesuai kebutuhan. Sumber cahaya dapat berasal dari cahaya matahari atau dari listrik.
(2) Ventilasi
kadang ventilasi tidak dapat dicukup dari jendela, sehingga dibutuhkan alat perotasi udara
seperti kipas penyedot (ceiling fans). Adanya kipas penyedot ini dapat membantu pergantian
udara menjadi lebih baik. Ditambahkan oleh Siregar (2007) bahwa sistem ventilasi harus
dapat memindahkan bahan yang terbang diudara yang mengiritasi,yang mudah terbakar
atau yang toksik, mensuplai udara bersih dan mengendalikan suhu dan kelembapan dalam
batas yang diperlukan untuk pemeliharaan peralatan laboratorium dan kondisi pengujian.
udara dilaboratorium pada kondisi suhu 24-26ºC dan kelembapan relatif 60-80%.
Pengaturan suhu udara ini berfungsi untuk mencegah kontaminasi misalnya debu dan lain-
lain dari udara jika menggunakan ventilasi asam. Mengadakan suhu lingkungan yang stabil
untuk peralatan pengujian yang peka. Penggunaan yang sesuai dari alat gelas volumetrik
yang dikalibrasi pada suhu 20ºC. Serta memberi kenyamanan kerja pada personil, agar
(3) Air
Air merupakan fasilitas yang penting dalam laboratorium pengujian, terutama untuk
laboratorium kimia. Pasokan air ke dalam laboratorium tersebut harus cukup. Selain jumlah
pasokan, kualitasnya juga harus baik, kualitas air yang kurang baik dapat mempercepat
kerusakan alat-alat terutama alat-alat yang terbuat dari logam. Aliran air yang masuk ke
dalam laboratorium harus lancar. Demikian juga aliran air yang ke luar laboratorium. Air
yang masuk dan ke luar laboratorium biasanya lewat pipa-pipa. Harus diperhatikan
pembuangan air sisa cucian yang mengandung bahan-bahan yang dapat merusakkan pipa-
pipa tersebut. Pembuangan sisa asam atau basa kuat atau bahan korosif lainnya harus
melalui pengenceran dahulu sebelum dibuang lewat pipa. Hal ini untuk menghindari
Bak cuci atau sinks dapat terbuat dari beton atau porcelain. Bak cuci yang terbuat
dari porcelain mudah ternoda apabila kena bahan-bahan kimia. Bak cuci harus dilengkapi
dengan saringan untuk mencegah masuknya sisa-sisa praktikum yang berupa bahan padat.
Untuk menghindari adanya kerusakan bak cuci, hindarkan pembuangan bahan-bahan kimia
(5) Listrik
Pada laboratoium, listrik merupakan fasilitas yang sangat penting. Besarnya daya
laboratorium yang membutuhkan daya besar, seperti oven, furnace, autoclave dan lain-lain.
Tegangan listrik harus selalu dicek apakah stabil atau tidak.Tegangan listrik yang tidak stabil
dapat merusak alat-alat. Harus diperhatikan pula instalasi listrik, jangan didekatkan dengan
aliran air dan gas. Selain itu harus dilengkapi dengan pengaman yang mudah dijangkau.
Terminal out let harus mudah dijangkau. Instalasi listrik secara periodik perlu diperiksa
korosif yang biasanya menempel pada permukaan kabel. Socket dan plug harus diperiksa
apakah masih berfungsi dengan baik atau rusak (aus). Apabila rusak harus segera diganti.
Periksa juga secara periodik hubungan kabel ke socket apakah masih terikat dengan kuat.
(6) Meja
Misalnya untuk meja perlu diperhatikan ketinggiannya. Umumnya meja analis ukuran
sehingga analis dapat menyesuaikan dengan jenis kegiatan pengujian. Meja samping yang
biasa dipakai untuk menyimpan alat-alat yang menetap umumnya terbuat dari cor beton.
Namun demikian dapat juga meja samping tersebut dibuat dari bahan kayu keras. Bagian
bawah meja samping dapat sekaligus digunakan sebagai lemari. Ukuran meja samping
ukuran tinggi 70-75 cm. Demikian halnya meja untuk timbangan harus rata dan tidak mudah
bergetar atau goyang. Meja timbangan ini sangat cocok dibuat dari cor beton atau dari
bahan kayu keras yang tebal. Lemari alat dan bahan hendaknya memiliki tahapan (shelve)
yang dapat diubah-ubah posisinya agar memudahkan dalam menata alat-alat yang
bervariasi ukurannya.
lancar,efisien, efektif, dan hasilnya akurat. Pengaturan itu antara lain, tidak terbatas pada:
ruang seluruh laboratorium harus selalu bersih dan nyaman, dibawah tanggung jawab
urusan rumah tangga dari bagian administrasi. Akses ke dan penggunaan ruangan
pengujian yang mempengaruhi mutu pengujian harus dikendalikan, dipantau oleh personil
penguji atau penyelia. Penempatan peralatan pengujian, alat gelas, pereaksi, harus teratur
pada tempat yang sesuai,didessain oleh manajer teknis dan penyelia. Meja kerja agar selalu
teratur dan dibersihkan oleh personil penguji setelah selesai tiap pengujian setiap hari. meja
kerja tidak boleh dibersihkan oleh cleaning service. Penyimpanan dan pemusnahan bahan
berbahaya harus dilakukan sesuai dengan peraturan yang berlaku, dikoordinasikan oleh
termasuk metode pengambilan contoh (sampel), yang memenuhi kebutuhan pelanggan dan
sesuai dengan pengujian dan/atau kalibrasi yang dilakukan. Metode yang digunakan lebih
baik merupakan standar yang dipublikasikan secara internasional, regional atau nasional.
Laboratorium harus memastikan bahwa standar yang digunakan adalah edisi mutakhir yang
berlaku kecuali bila standar tersebut tidak sesuai lagi atau tidak mungkin dilakukan. Bila
perlu, standar harus dilengkapi dengan rincian tambahan untuk menjamin penerapan yang
harus memilih metode yang sesuai, sudah dipublikasikan dalam standar internasional,
regional atau nasional, atau oleh organisasi teknis yang mempunyai reputasi, atau dari teks
atau jurnal ilmiah yang relevan, atau seperti spesifikasi pabrik pembuat alat (ISO 17025 :
2008).
laboratorium dapat juga digunakan bila sesuai penggunaannya dan bila telah divalidasi.
Penggunaan metode pengujian dan metode kalibrasi yang dikembangkan oleh laboratorium
untuk keperluan sendiri harus merupakan suatu kegiatan yang terencana dan harus
ditugaskan kepada personil yang kompeten, yang dilengkapi dengan sumber daya yang
memadai. Apabila diperlukan menggunakan metode yang tidak dicakup oleh metode baku,
hal ini harus mendapat persetujuan pelanggan dan harus mencakup spesifikasi yang jelas
dari persyaratan pelanggan dan tujuan dari pengujian dan/atau kalibrasi. Metode yang
dikembangkan harus telah divalidasi sebagaimana mestinya sebelum digunakan (ISO 17025
: 2008).
Untuk media dan regensia sebagimana dijelaskan oleh Komite Akreditasi Nasional
(2005) dalam persyaratan tambahan untuk akreditasi laboratorium pengujian kimia dan
Identitas, kemurnian, potensi, sumber, pengujian yang dilakukan untuk mutu dan
kemurnian, pemurnian lebih lanjut yang diperlukan, prosedur penyimpanan dan penanganan
tanggung jawabnya dalam penggunaan reagen, solven, media, bahan acuan dan peralatan
Tingkatan (grade) bahan yang sesuai sebagaimana disebutkan dalam metode atau
prosedur harus digunakan sesuai dengan reagen, solven dan gas yang pada umumnya
tersedia dalam berbagai grade dan kemurnian. Semua wadah reagen harus diberi label dan
ditutup rapat. Pada wadah reagen harus terdapat label asli, atau minimum mempunyai label
yang memuat nama reagen, tanggal penerimaan, konsentrasi, pelarut (bila bukan air).
Personil yang bertanggungjawab dalam penyiapan reagen harus dapat diidentifikasi dari
Reagen harus dibeli dalam wadah yang ukurannya tepat sehingga isinya dapat
deteriorasi mutu. Sisa reagen yang sudah digunakan tidak boleh dikembalikan ke
wadahnya.
Laboratorium harus mempunyai prosedur tertulis untuk penyiapan larutan reagen.
Rekaman penyiapan tersebut harus dipelihara dan harus dapat digunakan sebagai acuan
bila kemudian terdapat hasil uji yang meragukan. Rekaman larutan reagen harus mencakup
ukuran berat dan volume, pembacaan buret, pembacaan pH, perhitungan faktor
bahan kimia yang digunakan dalam penyiapan tersebut harus diverifikasi untuk memastikan
4) Peralatan
Prinsip umum yang digunakan untuk mempertimbangkan aspek pengujian mutu
dipersyaratkan. Kedua, semua alat uji dipelihara dalam kondisi optimal untuk penggunaan
yang diperlukan. Ketiga yaitu peralatan pengujian hendaknya sering dipantau dan dievaluasi
inventarisasi yang sistematik. Inventarisasi ini dapat dibuat pada suatu buku atau secara
komputasi sebagai daftar induk. Hal-hal yang umum diperlukan pada inventarisasi meliputi:
kode alat/bahan, nama alat/bahan, spesifikasi alat/bahan (Merk, tipe, dan pabrik pembuat
alat), sumber pemberi alat dan tahun pengadaannya, tahun penggunaan dan jumlah atau
preparasi sampel, pengukuran, pengujian, pengolahan dan analisis data yang diperlukan
untuk melaksanakan pengujian yang benar dengan hasil uji yang akurat dan dapat
dipercaya. Kelengkapan dan kesesuaian peralatan ini adalah tanggung jawab manajer
laboratorium pengguna, artinnya peralatan tersebut milik laboratorium lain, manajer teknis
harus memastiakn bahwa alat tersebut memenuhi persyaratan ISO 17025:2008 yaitu
memenuhi protokol pengujian dan periode waktu kalibrasi yang masih berlaku. (Siregar,
2007).
Semua peralatan dan piranti lunak yang digunakan untuk pengujian dan
pengambilan sampel harus mampu menghasilkan hasil uji akurat, sesuai dengan spesifikasi
yang relevan dengan metode pengujian yang dimaksud. Semua peralatan pengujian
termasuk alat pengambil sampel dan peralatan pengukuran subsider (kondisi lingkungan)
harus dikalibrasi atau diverifikasi sebelum digunakan. Program kalibrasi atau verifikasi harus
ditetapkan bagi setiap peralatan pengujian termasuk peralatan pengambil contoh (Siregar,
2007).
Peralatan pengujian harus dioperasikan oleh personil yang benar-benar terlatih dan
memahami benar menggunakan alat tersebut. Intruksi kerja yang mutakhir harus segera
disediakan bagi personil penguji. Intruksi kerja penggunan dan pemeliharaan yang mutakhir
dari semua peralatan pengujian harus segera tersedia bagi semua personil laboratorium
yang berkaitan dan diletakkan didekat peralatan tersebut. Labortorium harus mempunyai
perawatan bagi tiap peralatan pengujian untuk memastikan kelayakan fungsinya, untuk
mencegah kontaminasi dan deteriorasi. Selain itu peralatan dan piranti lunaknya harus diberi
pengujian, laboratorium harus memastikan bahwa perangkat lunak komputer termasuk yang
untuk penngunaan dalam fasilitas laboratorium. Prosedur didtetapkan dan diterapkan untuk
melindungi keutuhan data sepanjang waktu. Komputer dan alat uji otomatis dipelihara untuk
memastikan fungsinya yang tepat dan dilengkapi dengan kondisi lingkungan dan
pengoperasian yang perlu untuk memelihara keutuhan data. Program dan rutinitas komputer
dilindungi secara memadai untuk melindungi akses,perubahan atau kerusakan oleh personil
untuk pengukuran subsider (seperti kondisi lingkungan) yang mempunyai pengaruh yang
signifikan pada akurasi atau keabsahan hasil pengujian, kalibrasi atau pengambilan contoh
atau sampel harus dikalibrasi sebelum mulai digunakan. Laboratorium harus mempunyai
program dan prosedur yang ditetapkan untuk kalibrasi peralatannya. Program yang
untuk peralatan ukur dan pengujian dengan fungsi pengukuran yang digunakan, kecuali bila
telah ditetapkan bahwa kontribusi yang terkait dengan kalibrasi berkontribusi kecil terhadap
ketidakpastian total dari hasil pengujian. Bila situasi ini muncul, laboratorium harus
diperlukan. Persyaratan dalam kalibrasi sebaiknya diikuti tergantung pada kontribusi relative
dari ketidakpastian kalibrasi pada ketidakpastian total. Jika kalibrasi merupakan faktor yang
pada faktor-faktor yang harus dikendalikan untuk memastikan keabsahan hasil pengujian
merekam data dan kegiatan yang relevan yang berhubungan dengan pengambilan contoh.
Apabila terjadi penyimpangan pada saat penerimaan contoh, maka penyimpangan tersebut
direkam dan dikonsultasikan kepada customer untuk memperoleh kejelasan lebih lanjut (ISO
17025 : 2008).
dan/atau dikalibrasi, termasuk semua upaya yang diperlukan untuk melindungi integritas
barang yang diuji atau dikalibrasi, dan untuk perlindungan kepentingan laboratorium dan
pelanggan Laboratorium harus mempunyai sistem untuk mengidentifikasi barang yang diuji.
memastikan tidak timbulnya keraguan pada barang secara fisik ditulis dalam rekaman atau
barang dan pemindahan barang di dalam dan dari laboratorium (ISO 17025 : 2008).
penyimpangan dari kondisi yang normal atau dari kondisi tertentu sebagaimana yang
diuraikan dalam metode pengujian harus direkam. Bila timbul keraguan pada kelayakan
barang yang akan diuji atau dikalibrasi, atau bila suatu barang tidak sesuai dengan uraian
yang ada, atau bila pengujian atau kalibrasi yang diinginkan tidak dinyatakan cukup rinci,
lebih lanjut sebelum dimulai, dan harus merekam diskusi yang dilakukan. Laboratorium
harus mempunyai prosedur dan fasilitas yang sesuai untuk menghindari penurunan mutu,
kehilangan atau kerusakan pada barang yang diuji atau dikalibrasi selama penyimpanan,
penanganan, dan penyiapan. Instruksi penanganan yang disertakan dengan barang harus
diikuti. Bila barang harus disimpan atau dikondisikan dalam kondisi lingkungan tertentu,
kondisi tersebut harus dipelihara, dipantau, dan direkam. Bila barang yang diuji atau
dikalibrasi atau bagian dari barang harus dijaga keamanannya, laboratorium harus
mempunyai penataan untuk penyimpanan dan pengaman yang melindungi kondisi dan
informasi berikut, kecuali bila laboratorium mempunyai alasan untuk tidak melakukannya.
Laporan pengujian harus mencakup :deviasi dari, tambahan kepada, atau pengecualian dari
metode uji, dan informasi pada kondisi spesifik uji seperti kondisi lingkungan; jika relevan,
yang dibutuhkan dalam laporan hasil uji bila berkaitan dengan validasi atau aplikasi hasil uji,
bila petunjuk pelanggan begitu dibutuhkan, atau jika ketidakpastian mempengaruhi
kesesuaian batas spesifikasi; bila memungkinkan atau diperlukan pendapat dan interpretasi
serta tambahan informasi yang mungkin diperlukan dalam metode spesifik, pelanggan atau
Laporan hasil uji yang memuat hasil pengambilan contoh harus mencakup informasi
berikut, jika diperlukan interpretasi hasil uji :tanggal pengambilan contoh, identifikasi yang
jelas dari zat, bahan baku atau produk yang disampling (termasuk nama pemasok, model
atau jenis desain dan nomor seri bila memungkinkan), lokasi pengambilan contoh, termasuk
diagram, sketsa atau fotografi, acuan untuk rencana pengambilan contoh dan prosedur yang
mempengaruhi interpretasi hasil uji, serta standar atau spesifikasi lain untuk metode
pengambilan contoh atau prosedur, dan deviasi, tambahan ke, atau pengecualian dari