Anda di halaman 1dari 16

KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat rahmat
dan kasih -Nyalah sehingga kami dapat menyusun dan menyelesaikan PROPOSAL TERAPI
BERMAIN ANAK MEWARNAI GAMBAR ini tepat pada waktu yang telah ditentukan.
Proposal terapi bemain ini diajukan guna memenuhi tugas yang diberikan dosen mata kuliah
Keperawatan Anak.

Pada kesempatan ini juga kami berterima kasih atas bimbingan dan masukan dari semua pihak
yang telah memberi kami bantuan wawasan untuk dapat menyelesaikan Proposal Terapi Bernain
ini baik itu secara langsung maupun tidak langsung.

Kami menyadari isi ini Proposal Terapi Bernain masih jauh dari kategori sempurna, baik
dari segi kalimat, isi maupun dalam penyusunan.oleh karen itu, kritik dan saran yang
membangun dari dosen mata kuliah yang bersangkutan, sangat kami harapkan demi
kesempurnaan Proposal Terapi Bernain ini.

Makasar,24 januari 2020

Syahriani
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Aktivitas bermain merupakan salah satu stimulasi bagi perkembangan anak

secara optimal.Dalam kondisi sakit atau anak dirawat di rumah sakit, aktivitas bermain

ini tetap dilaksanakan, namun harus disesuaikan dengan kondisi anak. Pada saat dirawat

di rumah sakit, anak akan mengalami berbagai perasaan yang sangat tidak

menyenangkan, seperti marah, takut, cemas, sedih, dan nyeri. Perasaan tersebut

merupakan dampak dari hospitalisasi yang dialami anak karena menghadapi beberapa

stressor yang ada dilingkungan rumah sakit. Untuk itu, dengan melakukan permainan

anak akan terlepas dari ketegangan dan stress yang dialaminya karena dengan melakukan

permainan anak akan dapat mengalihkan rasa sakitnya pada permainannya (distraksi) dan

relaksasi melalui kesenangannya melakukan permainan. Tujuan bermain di rumah sakit

pada prinsipnya adalah agar dapat melanjutkan fase pertumbuhan dan perkembangan

secara optimal, mengembangkan kreatifitas anak, dan dapat beradaptasi lebih efektif

terhadap stress. Bermain sangat penting bagi mental, emosional, dan kesejahteraan anak

seperti kebutuhan perkembangan dan kebutuhan bermain tidak juga terhenti pada saat

anak sakit atau anak di rumah sakit (Wong, 2009).


Berdasarkan sensus penduduk pada tahun 2003 didapatkan jumlah anak usia

toddler (1-3 tahun) di Indonesia adalah 13,50 juta anak. Anak-anak pada usia toddler

dapat memainkan sesuatu dengan tangannya serta senang bermain dengan warna, oleh

karena itu bermain dengan mewarnai gambar menjadi alernatif untuk mengembangkan

kreatifias anak dan dapat menurunkan tingkat kecemasan pada anak selama dirawat.
Mewarnai gambar dapat menjadi salah satu media bagi perawat untuk mampu mengenali

tingkat perkembangan anak.


Dinamika secara psikologis menggambarkan bahwa selama anak bermain dengan

sesuatu yang menggunakan alat mewarnai seperti crayon atau pensil warna akan

membantu anak untuk menggunakan tangannya secara aktif sehingga merangsang

motorik halusnya. Oleh karena sangat pentingnya kegiatan bermain terhadap tumbuh

kembang anak dan untuk mengurangi kecemasan akibat hospitalisai, maka akan

dilaksanakan terapi bermain pada anak usia toddler dengan cara mewarnai gambar.

1.2 TUJUAN
1. TUJUAN UMUM
Meminimalkan dampak hospitalisasi pada anak.
2. TUJUAN KHUSUS
1. Untuk mengurangi kejenuhan anak pada saat menjalani perawatan.
2. Untuk meningkatkan adaptasi efektif pada anak terhadap stress karena penyakit
dan dirawat

3. Untuk meningkatkan kemampuan daya tangkap atau konsentrasi anak.

4. Untuk meningkatkan koping yang efektif untuk mempercepat penyembuhan.

5. Untuk menambah pengetahuan mengenali warna.

6. Untuk mengembangkan imajinasi pada anak.


BAB III

LAMPIRAN TEORI

2.1 PENGERTIAN BERMAIN

Bermain merupakan suatu kegiatan yang dilakukan seseorang untuk memperoleh

kesenangan, tanpa mempertimbangkan hasil akhir. Ada orang tua yang berpendapat bahwa

anak yang terlalu banyak bermain akan membuat anak menjadi malas bekerja dan bodoh.

Anggapan ini kurang bijaksana, karena beberapa ahli psikolog mengatakan bahwa

permainan sangat besar pengaruhnya terhadap perkembangan jiwa anak.

Bermain adalah kegiatan yang dilakukan berulang-ulang secara sukarela untuk

memperoleh kesenangan atau kepuasan, tanpa mempertimbangkan hasil akhir (Erlita,

2006). Bermain merupakan suatu aktivitas dimana anak dapat melakukan atau

mempraktekkan ketrampilan, memberikan ekspresi terhadap pemikiran, menjadi kreatif,

mempersiapkan diri untuk berperan dan berperilaku dewasa (Aziz A, 2005). Jadi

kesimpulannya bermain adalah cara untuk memperoleh kesenangan agar anak dapat

kreatif dan mengekspresikan pikiran, tanpa mempertimbangkan hasil akhir.

Terapi bermain adalah bagian perawatan pada anak yang merupakan salah satu

intervensi yang efektif bagi anak untuk menurunkan atau mencegah kecemasan sebelum

dan sesudah tindakan operatif . Dengan demikian dapat dipahami bahwa didalam

perawatan pasien anak, terapi bermain merupakan suatu kegiatan didalam melakukan

asuhan keperawatan yang sangat penting untuk mengurangi efek hospitalisasi bagi

pertumbuhan dan perkembangan anak selanjutnya ( Nursalam, 2005).


2.2 KATEGORI BERMAIN

1. Bermain Aktif: Anak banyak menggunakan energy inisiatif dari anak sendiri.

Contoh: bermain sepak bola.

2. Bermain Pasif: Energi yang dikeluarkan sedikit, anak tidak perlu melakkan aktivitas
(hanya melihat)

Contoh: Memberikan support.

2.3 CIRI-CIRI BERMAIN

1. Selalu bermain dengan sesuatu atau benda


2. Selalu ada timbal balik interaksi
3. Selalu dinamis
4. Ada aturan tertentu
5. Menuntut ruangan tertentu

2.4 KLASIFIKASI BERMAIN MENURUT ISI

1. Social affective play


Anak belajar memberi respon terhadap respon yang diberikan oleh lingkungan dalam

bentuk permainan, misalnya orang tua berbicara memanjakan anak tertawa senang,

dengan bermain anak diharapkan dapat bersosialisasi dengan lingkungan.


2. Sense of pleasure play
Anak memperoleh kesenangan dari satu obyek yang ada di sekitarnya, dengan

bermain anak dapat merangsang perabaan alat, misalnya bermain air atau pasir.
3. Skill play
Memberikan kesempatan bagi anak untuk memperoleh ketrampilan tertentu dan

anak akan melakukan secara berulang-ulang misalnya mengendarai sepeda.


4. Dramatika play role play
Anak berfantasi menjalankan peran tertentu misalnya menjadi ayah atau ibu.

2.5 KLASIFIKASI BERMAIN MENURUT KARAKTERISTIK SOSIAL

1. Solitary play
Jenis permainan dimana anak bermain sendiri walaupun ada beberapa orang lain

yang bermain disekitarnya. Biasa dilakukan oleh anak balita Toddler.


2. Paralel play
Permaianan sejenis dilakukan oleh suatu kelompok anak masing-masing

mempunyai mainan yang sama tetapi yang satu dengan yang lainnya tidak ada interaksi

dan tidak saling tergantung, biasanya dilakukan oleh anak pre school.
Contoh : bermain balok
3. Asosiatif play
Permainan dimana anak bermain dalam keluarga dengan aktivitas yang sama

tetapi belum terorganisasi dengan baik, belum ada pembagian tugas, anak bermain

sesukanya.
4. Kooperatif play
Anak bermain bersama dengan sejenisnya permainan yang terorganisasi dan

terencana dan ada aturan tertentu. Biasanya dilakukan oleh anak usia sekolah Adolesen.

2.6 FUNGSI BERMAIN

Anak dapat melangsungkan perkembangannya

1. PERKEMBANGAN SENSORIK MOTORIK


Membantu perkembangan gerak dengan memainkan obyek tertentu, misalnya meraih

pensil.
2. PERKEMBANGAN KOGNITIF
Membantu mengenal benda sekitar (warna, bentuk kegunaan).
3. KREATIFITAS
Mengembangkan kreatifitas menoba ide baru misalnya menyusun balok.
4. PERKEMBANGAN SOSIAL
Diperoleh dengan belajar berinteraksi dengan orang lain dan mempelajari belajar dalam

kelompok.
5. KESADARAN DIRI (SELF AWARENESS)
Bermain belajar memahami kemampuan diri, kelemahan, dan tingkah laku terhadap orang

lain.
6. PERKEMBANGAN MORAL
Interaksi dengan orang lain, bertingkah laku sesuai harapan teman, menyesuaikan dengan

aturan kelompok.
Contoh : dapat menerapkan kejujuran
7. TERAPI
Bermain kesempatan pada anak untuk mengekspresikan perasaan yang tidak enak,

misalnya : marah, takut, benci.


8. KOMUNIKASI
Bermain sebagai alat komunikasi terutama bagi anak yang belum dapat mengatakan secara

verbal, misalnya : melukis, menggambar, bermain peran.

2.7 FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AKTIVITAS BERMAIN

1. Tahap perkembangan, tiap tahap mempunyai potensi / keterbatasan


2. Status kesehatan, anak sakit  perkembangan psikomotor kognitif terganggu
3. Jenis kelamin
4. Lingkungan  lokasi, negara, kultur
5. Alat permainan  senang dapat menggunakan
6. Intelegensia dan status sosial ekonomi

2.8 TAHAP PERKEMBANGAN BERMAIN

1. Tahap eksplorasi
Merupakan tahapan menggali dengan melihat cara bermain

2. Tahap permainan
Setelah tahu cara bermain, anak mulai masuk dalam tahap permainan
3. Tahap bermain sungguhan
Anak sudah ikut dalam permainan
4. Tahap melamun
Merupakan tahapan terakhir anak membayangkan permainan berikutnya.

2.9 TAHAP TUMBUH KEMBANG dan KARAKTERISTIK BERMAIN ANAK USIA

TOODLER (1-3 TAHUN)

1. Tahap Pertumbuhan
Perhitungan berat badan : Umur (tahun) x 2 – 8 : 2
Perhitungan panjang badan : Umur 1 tahun : 75 cm
: Umur 2 – 3 tahun
Umur (tahun) x 6 - 77
2. Tahap Perkembangan
a. Perkembangan Psikoseksual menurut Sigmeun Freud :
Fase anal (1 – 3 tahun) : daerah anal aktifitas, pengeluaran tinja menjadi

sumber kepuasan libido yang penting. Menunjukkan keakuannya, sikap narsistik (cinta

terhadap diri sendiri), dan egoistik.


Tugas utama anak : latihan kebersiahan, perkembangan bicara dan bahasa

meniru dan mengulang kata sederahana, hubungan interpersonal anak sangat terbatas,

bermain sendiri, belum bisa bermain dengan anak lain.


b. Perkembangan Psikoseksual menurut Erikson :
Tahap ke 2 : Autonomi vs Shame and doubt
Perkembangan ketrampilan motorik dan bahasa dipelajari dari lingkungan dan

keuntungan yang ia peroleh untuk mandiri, jika orang tua terlalu melindungi, menuntut

harapan terlalu tinggi maka anak akan merasa malu dan ragu-ragu.
c. Stimulasi dan perkembangan anak
a) Anak umur 12 – 18 bulan :
 Perkembangan anak : berjalan sendiri tidak jatuh, mengambil benda kecil

dengan jari telunjuk, mengungkapkan keinginan secara sedehana, minum

sendiri dari gelas tidak tumpah.


 Stimulasi dini : melatih anak naik turun tangga, bermain dengan anak

melempar dan menangkap bola besar kemudian kecil, melatih anak menunjuk

dan menyebut nama-nama bagian tubuh, memberi kesempatan anak melepas

pakaian sendiri.

b) Anak umur 18-24 bulan:


 Perkembangan anak: berjalan mundur 5 langkah, mencoret-coret dengan alat

tulis, menunjukkan bagian tubuh dan menyebut namanya, meniru melakukan

pekerjaan rumah tangga.


 Stimulasi dini: melatih anak berdiri dengan satu kaki, mengajari anak

menggambar bulatan, garis segi tiga dan gambar wajah, melatih anak
mengikuti perintah sederhana, melatih anak mau ditinggalkan ibunya

sementara waktu.
Anak usia toddler menunjukkan karakteristik yang khas, yaitu banyak

bergerak, tidak bias diam dan mulai mengembangkan otonomi dan

kemampuannya untuk mandiri. Oleh karena itu, dalam melakukan permainan,

anak lebih bebas, spontan, dan menunjukkan otonomi baik dalam memilih mainan

maupun dalam aktivitas bermiannya.Anak mempunyai rasa ingin tahu yang

besar.Oleh karena itu seringkali mainannya di bongkar-pasang, bahkan

dirusaknya. Untuk itu harus diperhatikan keamanan dan keselamatan anak dengan

cara tidak memberikan alat permainan yang tajam dan menimbulkan perlukaan.
Jenis permainan yang tepat dipilih untuk anak usia toddler adalah

“sollitary play dan parallel play”. Pada anak usia 1 sampai 2 tahun lebih jelas

terlihat anak melakukan permainan sendiri dengan mainannya sendiri, sedangkan

pada usia lebih dari 2 tahun sampai 3 tahun, anak mulai dapat melakukan

permainan secara parallel karena sudah dapat berkomunikasi dalam kelompoknya

walaupun belum begitu jelas karena kemampuan berbahasa belum begitu lancer.

Jenis alat permainan yang tepat diberikan adalah boneka, pasir, tanah liat dan lilin

warna-warni yang dapat dibentuk benda macam-macam.


2.10 BERMAIN DI RUMAH SAKIT
A. TUJUAN
1. Melanjutkan tugas kembang selama perawatan
2. Mengembangkan kreativitas melalui pengalaman permainan yang tepat
3. Beradaptasi lebih efektif terhadap stress karena sakit atau dirawat
B. PRINSIP
1. Tidak banyak energi, singkat dan sederhana
2. Mempertimbangkan keamanan dan infeksi silang
3. Kelompok umur sama
4. Melibatkan keluarga/orangtua
C. UPAYA PERAWATAN DALAM PELAKSANAAN BERMAIN
1. Lakukan saat tindakan keperawatan
2. Sengaja mencari kesempatan khusus
D. BEBERAPA HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN
1. Alat bermain
2. Tempat bermain
E. PELAKSANAAN BERMAIN DI RS DIPENGARUHI OLEH
1. Faktor pendukung
Pengetahuan perawat, fasilitas kebijakan RS, kerjasama Tim dan keluarga
2. Faktor penghambat
Tidak semua RS mempunyai fasilitas bermain
2.11 BERMAIN MEWARNAI GAMBAR
a. Definisi

Mewarnai adalah proses memberi warna pada suatu media. Mewarnai gambar

diartikan sebagai proses memberi warna pada media yang sudah bergambar. Mewarnai

gambar merupakan terapi permainan yang kreatif untuk mengurangi stress dan

kecemasan serta meningkatkan komunikasi pada anak.

b. Manfaat
1) Memberikan kesempatan pada anak untuk bebas berekspresi dan sangat terapeutik

(sebagai permainan penyembuh/”therapeutic play”).


2) Dengan bereksplorasi menggunakan gambar, anak dapat membentuk,

mengembangkan imajinasi dan bereksplorasi dengan ketrampilan motorik halus.


3) Mewarnai gambar juga aman untuk anak usia toddler, karena menggunakan media

kertas gambar dan crayon.


4) Anak dapat mengeskpresikan perasaannya atau memberikan pada anak suatu cara

untuk berkomunikasi, tanpa menggunakan kata.


5) Sebagai terapi kognitif, pada anak menghadapi kecemasan karena proses

hospitalisasi, karena pada keadaan cemas dan stress, kognitifnya tidak akurat dan

negative.
6) Bermain mewarnai gambar dapat memberikan peluang untuk meningkatkan

ekspresi emosinal anak, termasuk pelepasan yang aman dari rasa marah dan benci.
7) Dapat digunakan sebagai terapi permainan kreatif yang merupakan metode

penyuluhan kesehatan untuk merubah perilaku anak selama dirawat di rumah

sakit.
PREPLANING PROGRAM BERMAIN
PADA ANAK USIA 3-6 TAHUN

1. Judul : Terapi bermain “mewarnai gambar”


Alasan : Terapi bermain “mewarnai gambar” judul ini dipilih kelompok

untuk menambah pengetahuan mengenali warna, dan

mengembangkan imajinasi pada anak.

2. Karakteristik permainan : Anak dibimbing untuk mewarnai sebuah pola yang disediakan

dengan warna pilihnnya sendiri.


3.Sasaran :
1) Anak usia toddler (3-6 tahun)
2) Anak yang dirawat di Ruang L.II AD
3) Tidak mempunyai keterbatasan (fisik atau akibat terapi lain)yang dapat menghalangi

proses terapi bermain


4) Kooperatif dan mampu mengikuti proses kegiatan sampai selesai
5) Anak yang dapat memegang crayon
6) Anak yang mau berpartisipasi dalam terapi bermain mewarnai gambar
4. Tujuan :
TUJUAN UMUM
Meminimalkan dampak hospitalisasi pada anak.
TUJUAN KHUSUS
 Untuk mengurangi kejenuhan anak pada saat menjalani perawatan.
 Untuk meningkatkan adaptasi efektif pada anak terhadap stress karena penyakit dan
dirawat
 Untuk meningkatkan kemampuan daya tangkap atau konsentrasi anak.
 Untuk meningkatkan koping yang efektif untuk mempercepat penyembuhan.
 Untuk menambah pengetahuan mengenali warna.
 Untuk mengembangkan imajinasi pada anak.
5. Waktu Pelaksanaan :
 Hari/Tanggal : Jumat/24 januari 2020
 Pukul : 10.00 WITA
 Tempat: L.II AD
6. Media :

 krayon
 Kertas bergambar
7. Strategi bermain
No. Waktu Kegiatan Peserta
5 menit Pra Kegiatan :

1.  Memfasilitasi media terapi bermain

Mempersiapkan anggota terapi

bermain

Mempersiapkan peserta
2 5 menit Pembukaan :

 Membuka kegiatan dengan

Mengucapkan salam. Menjawab salam


 Memperkenalkan diri
 Menjelaskan tujuan dari terapi Mendengarkan

bermain Memperhatikan
 Kontrak waktu anak dan orang tua

Memperhatikan
3 10 menit Kegiatan bermain :

 Menjelaskan tata cara pelaksanaan


Memperhatikan
terapi bermain mewarnai kepada

anak.
 Memberikan kesempatan kepada Bingung

anak untuk bertanya jika belum jelas.


 Membagikan kertas bergambar dan Antusias saat
menerima peralatan
pensil warna.
 Fasilitator mendampingi anak dan
Memulai untuk
memberikan motivasi kepada anak. mewarnai gambar
 Menanyakan kepada anak apakah

telah selesai mewarnai gambar. Menjawab pertanyaan


 Memberitahu anak bahwa waktu

yang diberikan telah selesai.


 Memberikan pujian terhadap anak Mendengarkan

yang mampu mewarnai gambar

sampai selesai. Memperhatikan


4 5 menit Kegiatan penutup:

 Memotivasi anak untuk Menceritakan

menyebutkan apa yang diwarnai


 Mengumumkan nama anak yang
Gembira
dapat mewarnai dengan baik contoh:

Membagikan reward kepada seluruh

peserta

5 5 menit Terminasi:
1. Memberikan motivasi dan pujian
Memperhatikan
kepada seluruh anak yang telah
Mendengarkan
mengikuti program terapi bermain
2. Mengucapkan terima kasih kepada
Menjawab salam
anak dan orang tua
3. Mengucapkan salam penutup.

8.Analisa tugas
a. Anak dibimbing memberi warna sesuai gambar yang tersedia sesuai dengan

kemampuan anak masing-masing.


b. Anak dibimbing memilih warna sesuai warna kesukaannya sendiri.
c. Anak dilatih untuk mewarnai gambar sesuai garis pola yang tersedia.
d. Kriteria Penilaian:
 Berhasil bila anak mewarnai dengan 5 warna yang berbeda (nilai 100).
 Anak mewarnai dengan 3 warna yang berbeda (75).
 Anak mewarnai dengan 2 warna (50).
 Anak tidak memberi warna pada gambar yang tersedia (0).
9. Aspek kognitif
a. Pengetahuan atau hafalan anak tentang warna,missal daun berwarna hijau.
b. Pemahaman anak tentang gambar.contoh: mengerti bahwa itu gambar bunga.
c. Penerapan anak member warna hijau pada daun.
10. Aspek psikomotor
a. Motorik halus

Pengetahuan dan pemahaman anak tentang gambar.contoh: mengerti bahwa itu gambar

bunga.

b. Motorik kasar

Anak dibimbing untuk mewarnai gambar berpola.

Hasilnya dapat diukur melalui


1. Pengamatan langsung dan penilaian tingkah laku anak selama proses bermain.
2. Anak mampu mengikuti proses bermain dari awal hingga akhir.
11. Aspek afektif
Anak dapat member respon rangsangan dari pembimbing.
12. Aspek sosial
Anak dapat berinteraksi dengan ibu,teman sebaya dan pembimbing.
13. Perkiraan hambatan :
a) Jadwal terapi bermain yang kurang sesuai (lebih lambat dari yang di jadwalkan
b) Anak rewel atau ingin keluar dari terapi bermain
14. Antisipasi hambatan/masalah
1. Jadwal terapi bermain disesuaikan (tidak pada waktu terapi)
2. Melakukan kerjasama dengan orang tua untuk mendampingi anak selama program

terapi.

15. Kriteria evaluasi

1. Evalusi Struktur
a. Anak hadir di ruangan minimal 3-4 orang.
b. Penyelenggaraan terapi bermain dilakukan di ruang L.II AD
c. Pengorganisasian penyelenggaraan terapi dilakukan sebelumnya.
2. Evaluasi Proses
a. Anak antusias dalam kegiatan mewarnai gambar
b. Anak mengikuti terapi bermain dari awal sampai akhir
c. Tidak terdapat anak yang rewel atau malas untuk mewarnai gambar
3. Kriteria Hasil
a. Anak terlihat senang dan gembira
b. Kecemasan anak berkurang
c. Mewarnai gambar sesuai dengan contoh
d. Anak mampu menyebutkan warna yang dipakai
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. ( 2010) Bermain melatih konseentrasi anak. [Online]. Tersedia :


http://sidikjaricerdas.wordpress.com/2010/08/09/bermain-puzzle-melatihkonsentrasi-anak/[23
Agustus 2015]
Erlita, dr. (2006).Pengaruh Permainan pada Perkembangan Anak.Terdapat pada

http://info.balitacerdas.com. Diakses pada tanggal 21 Agustus 2015

Foster and Humsberger, 1998, Family Centered Nursing Care of Children. WB sauders

Company, Philadelpia USA

Hurlock, E B.1991. Perkembangan Anak Jilid 1.Erlangga : Jakarta

L. Wong, Donna. 2003. Pedoman Klinik Keperawatan Pediatrik Edisi 4. EGC: Jakarta

www.Pediatrik.com Selasa 21 Agustus 2015

Markum, dkk. 1990.Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak, EGC : Jakarta

Nursalam. (2005). Asuhan Keperawatan Bayi dan Anak (untuk Perawat dan

Bidan). Jakarta: Salemba Medika.


Soetjiningsih, 1995,Tumbuh Kembang Anak, EGC : Jakarta
Whaley and Wong, 2009, Nursing Care Infanst and Children.Fourth Edition.Mosby Year

Book. Toronto Canada

Anda mungkin juga menyukai