Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat rahmat
dan kasih -Nyalah sehingga kami dapat menyusun dan menyelesaikan PROPOSAL TERAPI
BERMAIN ANAK MEWARNAI GAMBAR ini tepat pada waktu yang telah ditentukan.
Proposal terapi bemain ini diajukan guna memenuhi tugas yang diberikan dosen mata kuliah
Keperawatan Anak.
Pada kesempatan ini juga kami berterima kasih atas bimbingan dan masukan dari semua pihak
yang telah memberi kami bantuan wawasan untuk dapat menyelesaikan Proposal Terapi Bernain
ini baik itu secara langsung maupun tidak langsung.
Kami menyadari isi ini Proposal Terapi Bernain masih jauh dari kategori sempurna, baik
dari segi kalimat, isi maupun dalam penyusunan.oleh karen itu, kritik dan saran yang
membangun dari dosen mata kuliah yang bersangkutan, sangat kami harapkan demi
kesempurnaan Proposal Terapi Bernain ini.
Syahriani
BAB I
PENDAHULUAN
secara optimal.Dalam kondisi sakit atau anak dirawat di rumah sakit, aktivitas bermain
ini tetap dilaksanakan, namun harus disesuaikan dengan kondisi anak. Pada saat dirawat
di rumah sakit, anak akan mengalami berbagai perasaan yang sangat tidak
menyenangkan, seperti marah, takut, cemas, sedih, dan nyeri. Perasaan tersebut
merupakan dampak dari hospitalisasi yang dialami anak karena menghadapi beberapa
stressor yang ada dilingkungan rumah sakit. Untuk itu, dengan melakukan permainan
anak akan terlepas dari ketegangan dan stress yang dialaminya karena dengan melakukan
permainan anak akan dapat mengalihkan rasa sakitnya pada permainannya (distraksi) dan
pada prinsipnya adalah agar dapat melanjutkan fase pertumbuhan dan perkembangan
secara optimal, mengembangkan kreatifitas anak, dan dapat beradaptasi lebih efektif
terhadap stress. Bermain sangat penting bagi mental, emosional, dan kesejahteraan anak
seperti kebutuhan perkembangan dan kebutuhan bermain tidak juga terhenti pada saat
toddler (1-3 tahun) di Indonesia adalah 13,50 juta anak. Anak-anak pada usia toddler
dapat memainkan sesuatu dengan tangannya serta senang bermain dengan warna, oleh
karena itu bermain dengan mewarnai gambar menjadi alernatif untuk mengembangkan
kreatifias anak dan dapat menurunkan tingkat kecemasan pada anak selama dirawat.
Mewarnai gambar dapat menjadi salah satu media bagi perawat untuk mampu mengenali
sesuatu yang menggunakan alat mewarnai seperti crayon atau pensil warna akan
motorik halusnya. Oleh karena sangat pentingnya kegiatan bermain terhadap tumbuh
kembang anak dan untuk mengurangi kecemasan akibat hospitalisai, maka akan
dilaksanakan terapi bermain pada anak usia toddler dengan cara mewarnai gambar.
1.2 TUJUAN
1. TUJUAN UMUM
Meminimalkan dampak hospitalisasi pada anak.
2. TUJUAN KHUSUS
1. Untuk mengurangi kejenuhan anak pada saat menjalani perawatan.
2. Untuk meningkatkan adaptasi efektif pada anak terhadap stress karena penyakit
dan dirawat
LAMPIRAN TEORI
kesenangan, tanpa mempertimbangkan hasil akhir. Ada orang tua yang berpendapat bahwa
anak yang terlalu banyak bermain akan membuat anak menjadi malas bekerja dan bodoh.
Anggapan ini kurang bijaksana, karena beberapa ahli psikolog mengatakan bahwa
2006). Bermain merupakan suatu aktivitas dimana anak dapat melakukan atau
mempersiapkan diri untuk berperan dan berperilaku dewasa (Aziz A, 2005). Jadi
kesimpulannya bermain adalah cara untuk memperoleh kesenangan agar anak dapat
Terapi bermain adalah bagian perawatan pada anak yang merupakan salah satu
intervensi yang efektif bagi anak untuk menurunkan atau mencegah kecemasan sebelum
dan sesudah tindakan operatif . Dengan demikian dapat dipahami bahwa didalam
perawatan pasien anak, terapi bermain merupakan suatu kegiatan didalam melakukan
asuhan keperawatan yang sangat penting untuk mengurangi efek hospitalisasi bagi
1. Bermain Aktif: Anak banyak menggunakan energy inisiatif dari anak sendiri.
2. Bermain Pasif: Energi yang dikeluarkan sedikit, anak tidak perlu melakkan aktivitas
(hanya melihat)
bentuk permainan, misalnya orang tua berbicara memanjakan anak tertawa senang,
bermain anak dapat merangsang perabaan alat, misalnya bermain air atau pasir.
3. Skill play
Memberikan kesempatan bagi anak untuk memperoleh ketrampilan tertentu dan
1. Solitary play
Jenis permainan dimana anak bermain sendiri walaupun ada beberapa orang lain
mempunyai mainan yang sama tetapi yang satu dengan yang lainnya tidak ada interaksi
dan tidak saling tergantung, biasanya dilakukan oleh anak pre school.
Contoh : bermain balok
3. Asosiatif play
Permainan dimana anak bermain dalam keluarga dengan aktivitas yang sama
tetapi belum terorganisasi dengan baik, belum ada pembagian tugas, anak bermain
sesukanya.
4. Kooperatif play
Anak bermain bersama dengan sejenisnya permainan yang terorganisasi dan
terencana dan ada aturan tertentu. Biasanya dilakukan oleh anak usia sekolah Adolesen.
pensil.
2. PERKEMBANGAN KOGNITIF
Membantu mengenal benda sekitar (warna, bentuk kegunaan).
3. KREATIFITAS
Mengembangkan kreatifitas menoba ide baru misalnya menyusun balok.
4. PERKEMBANGAN SOSIAL
Diperoleh dengan belajar berinteraksi dengan orang lain dan mempelajari belajar dalam
kelompok.
5. KESADARAN DIRI (SELF AWARENESS)
Bermain belajar memahami kemampuan diri, kelemahan, dan tingkah laku terhadap orang
lain.
6. PERKEMBANGAN MORAL
Interaksi dengan orang lain, bertingkah laku sesuai harapan teman, menyesuaikan dengan
aturan kelompok.
Contoh : dapat menerapkan kejujuran
7. TERAPI
Bermain kesempatan pada anak untuk mengekspresikan perasaan yang tidak enak,
1. Tahap eksplorasi
Merupakan tahapan menggali dengan melihat cara bermain
2. Tahap permainan
Setelah tahu cara bermain, anak mulai masuk dalam tahap permainan
3. Tahap bermain sungguhan
Anak sudah ikut dalam permainan
4. Tahap melamun
Merupakan tahapan terakhir anak membayangkan permainan berikutnya.
1. Tahap Pertumbuhan
Perhitungan berat badan : Umur (tahun) x 2 – 8 : 2
Perhitungan panjang badan : Umur 1 tahun : 75 cm
: Umur 2 – 3 tahun
Umur (tahun) x 6 - 77
2. Tahap Perkembangan
a. Perkembangan Psikoseksual menurut Sigmeun Freud :
Fase anal (1 – 3 tahun) : daerah anal aktifitas, pengeluaran tinja menjadi
sumber kepuasan libido yang penting. Menunjukkan keakuannya, sikap narsistik (cinta
meniru dan mengulang kata sederahana, hubungan interpersonal anak sangat terbatas,
keuntungan yang ia peroleh untuk mandiri, jika orang tua terlalu melindungi, menuntut
harapan terlalu tinggi maka anak akan merasa malu dan ragu-ragu.
c. Stimulasi dan perkembangan anak
a) Anak umur 12 – 18 bulan :
Perkembangan anak : berjalan sendiri tidak jatuh, mengambil benda kecil
melempar dan menangkap bola besar kemudian kecil, melatih anak menunjuk
pakaian sendiri.
menggambar bulatan, garis segi tiga dan gambar wajah, melatih anak
mengikuti perintah sederhana, melatih anak mau ditinggalkan ibunya
sementara waktu.
Anak usia toddler menunjukkan karakteristik yang khas, yaitu banyak
anak lebih bebas, spontan, dan menunjukkan otonomi baik dalam memilih mainan
dirusaknya. Untuk itu harus diperhatikan keamanan dan keselamatan anak dengan
cara tidak memberikan alat permainan yang tajam dan menimbulkan perlukaan.
Jenis permainan yang tepat dipilih untuk anak usia toddler adalah
“sollitary play dan parallel play”. Pada anak usia 1 sampai 2 tahun lebih jelas
pada usia lebih dari 2 tahun sampai 3 tahun, anak mulai dapat melakukan
walaupun belum begitu jelas karena kemampuan berbahasa belum begitu lancer.
Jenis alat permainan yang tepat diberikan adalah boneka, pasir, tanah liat dan lilin
Mewarnai adalah proses memberi warna pada suatu media. Mewarnai gambar
diartikan sebagai proses memberi warna pada media yang sudah bergambar. Mewarnai
gambar merupakan terapi permainan yang kreatif untuk mengurangi stress dan
b. Manfaat
1) Memberikan kesempatan pada anak untuk bebas berekspresi dan sangat terapeutik
hospitalisasi, karena pada keadaan cemas dan stress, kognitifnya tidak akurat dan
negative.
6) Bermain mewarnai gambar dapat memberikan peluang untuk meningkatkan
ekspresi emosinal anak, termasuk pelepasan yang aman dari rasa marah dan benci.
7) Dapat digunakan sebagai terapi permainan kreatif yang merupakan metode
sakit.
PREPLANING PROGRAM BERMAIN
PADA ANAK USIA 3-6 TAHUN
2. Karakteristik permainan : Anak dibimbing untuk mewarnai sebuah pola yang disediakan
krayon
Kertas bergambar
7. Strategi bermain
No. Waktu Kegiatan Peserta
5 menit Pra Kegiatan :
bermain
Mempersiapkan peserta
2 5 menit Pembukaan :
bermain Memperhatikan
Kontrak waktu anak dan orang tua
Memperhatikan
3 10 menit Kegiatan bermain :
anak.
Memberikan kesempatan kepada Bingung
peserta
5 5 menit Terminasi:
1. Memberikan motivasi dan pujian
Memperhatikan
kepada seluruh anak yang telah
Mendengarkan
mengikuti program terapi bermain
2. Mengucapkan terima kasih kepada
Menjawab salam
anak dan orang tua
3. Mengucapkan salam penutup.
8.Analisa tugas
a. Anak dibimbing memberi warna sesuai gambar yang tersedia sesuai dengan
Pengetahuan dan pemahaman anak tentang gambar.contoh: mengerti bahwa itu gambar
bunga.
b. Motorik kasar
terapi.
1. Evalusi Struktur
a. Anak hadir di ruangan minimal 3-4 orang.
b. Penyelenggaraan terapi bermain dilakukan di ruang L.II AD
c. Pengorganisasian penyelenggaraan terapi dilakukan sebelumnya.
2. Evaluasi Proses
a. Anak antusias dalam kegiatan mewarnai gambar
b. Anak mengikuti terapi bermain dari awal sampai akhir
c. Tidak terdapat anak yang rewel atau malas untuk mewarnai gambar
3. Kriteria Hasil
a. Anak terlihat senang dan gembira
b. Kecemasan anak berkurang
c. Mewarnai gambar sesuai dengan contoh
d. Anak mampu menyebutkan warna yang dipakai
DAFTAR PUSTAKA
Foster and Humsberger, 1998, Family Centered Nursing Care of Children. WB sauders
L. Wong, Donna. 2003. Pedoman Klinik Keperawatan Pediatrik Edisi 4. EGC: Jakarta
Nursalam. (2005). Asuhan Keperawatan Bayi dan Anak (untuk Perawat dan