PENDAHULUAN
subjektif.prasa nyeri pada setiap orang berbeda dalam hal skala ataupun
padatahun 2011 mencapai 1,25 juta kasus sedangkan di Provinsi JawaTimur pada
lalulintas sebanyak 20.829 dan yang mengalami fraktur sebanyak 1.770 orang
fraktur sebanyak 236 orang atau 1,7 % [4]. Berdasarkan data di atas
fraktur.
Data yang didapatdari RSD Dr. H. Koesnadi Bondowoso pada tahun 2015,
jumlah pasien yang mengalami frakturter buka sebanyak 102 pasiendan yang
mengalami fraktur tertutup sebanyak 150 pasien sehingga totalnya menjadi 252
pasien. Pada Bulan Januari dan Februaritahun 2016, didapatkan 18 pasien yang
1
pendahuluan terhadap 10 orang yang mengalami fraktur di ruang dahlia di
memblok transmisi stimulus nyeri dan juga menstimulasi serabut saraf yang
α-Beta sehingga menurunkan transmisi impuls nyeri melalui serabut kecil α-Delta
dan serabut saraf C [10]. Mekanisme penurunan nyeri dengan pemberian kompres
transmisi nyeri.Apabila masukan yang dominan berasal dari serabut beta-A, maka
dari serabut delta-A danserabut C, maka aka nmembu kapertahanan tersebut dan
endogen seperti endorfin, suatu pembunuh nyeri alami yang berasal dari
tubuh.Semakin tinggi kadar endorphin seseorang, semakin ringan rasa nyeri yang
dingin.
pada tempat cedera dengan menghambat proses inflamasi . Kompres dingin ini
2
air dan meletakkannya di kulit yang dilakukan selama 5-10 menit . Secara
fisiologis, pada 10-15 menit pertama setelah pemberian kompres dingin terjadi
memblok transmisi stimulus nyeri dan juga menstimulasi serabut saraf yang
berdasarkan atas teori gate control. Teori ini menjelaskan mekanisme transmisi
nyeri. Apabila masukan yang dominan berasal dari serabut beta-A, maka akan
serabut delta-A dan serabut C, maka akan membuka pertahanan tersebut dan
endogen seperti endorfin, suatu pembunuh nyeri alami yang berasal dari tubuh.
Semakin tinggi kadar endorphin seseorang, semakin ringan rasa nyeri yang
1.2.1 Bagaimanakah asuhan keperawatan pada pasien post operasi fraktur dengan
3
1.3 Tujuan studi kasus
1.4.1 Masyarakat
1.4.3 Penulis
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
menyenangkan akibat dari kerusakan jaringan yang aktual atau potensial. Nyeri
merupakan sensasi yang rumit, unik, universal, dan bersifat individual karena
respon individu terhadap sensasi nyeri beragam dan tidak bisa disamakan satu
menyenangkan yang muncul akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial
Association for the Study of Pain); serangan yang tiba-tiba atau lambat dari
intesitas ringan hingga berat dengan akhir yang dapat diantidipasi atau diprediksi
1. Etiologi
Faktor resiko
1) Nyeri akut
b. Menunjukan kerusakan
5
c. Posisi untuk mengurangi nyeri
menyeringai)
dilatasi pupil)
mengeluh)
Faktor predisposisi
1) Trauma
6
d) Elektrik : nyeri timbul karena pengaruh aliran listrik yang kuat
3) Peradangan
5) Trauma psikologis
Faktor presipitasi
1) Ligkungan
2) Suhu ekstrim
3) Kegiatan
4) Emos
2. Proses terjadinya
7
serta kontraksi menimbulkan persepsi dan otot berkontraksi
Nyeri tergantung dari kerja saraf besar dan kecil yang keduanya
rangsangan nyeri.
3. Komplikasi
b) Syok neurogenik
8
4. Pemeriksaan penunjang
b) CT scan
c) MRI
d) EKG
5. Penatalaksanaan keperawatan
d) Sentuhan therapeutic
e) Akupressure
f) Guided imagery
g) Distraksi
9
massage, memegang mainan), distraksi intelektual (merangkai
puzzle).
h) Anticipatory guidance
nyeri.
i) Hipnotis
j) Biofeedback
6. Penatalaksanaan medis
a) Pemberian analgesik
b) Plasebo
10
ini dapat menurunkan rasa nyeri, hal ini karena faktor persepsi
kepercayaan pasien.
7. Asuhan keperawatan
a) Pengkajian
Berdasarkan PQRST
nyeri.
tertusuk.
skala)
0 : tidak nyeri
frekuensi nyeri.
1) Data Subjektif
2) Data Objektif
11
b) Perencanaan
1) Prioritas
bagian bawah.
urin.
2) Rencana keperawatan
a) Tujuan
b) Kriteria hasil
Intervensi Rasional
selanjutnya.
12
pernafasan. 3. Membantu pasien menjadi
dirasakan
tekanan dorsal.
nyeri.
c) Pelaksanaan
tindakan yang telah dibuat, dimana tindakan yang dilakukan mencakup tindakan
13
d) Evaluasi
2.2.1 Pengertian
Tujuan :
Kompres dingin
2. mengurangi kongesti
a. Digunakan untuk cedera tiba-tiba atau yang baru terjadi/ akut. Jika cedera
14
mengurangi aliran darah di daerah cidera sehingga memperlambat
metabolisme sel dan yang paling penting adalah dapat mengurangi rasa
sakit.
b. Untuk keseleo pergelangan kaki, cedera berlebihan pada atlet atau luka
memar.
Persiapan alat
1. kompres dingin basah dengan larutan obat anti septic persiapan alat:
larutan betadin
15
Cara Pengunaan
2) pasang sampiran
3) cuci tangan
9) bentangkan kain kasa dan letakkan kasa di atas area yang dikompres dan
di balut
13) dokumentasikan
3) cuci tngan
5) masukkan waslap/kain kasa kedalam air biasa atau air es lalu diperas
sampai lembab
16
7) ganti waslap/kain kasa tiap kali dengan waslap/kain kasa yang sudah
9) Rapikan klien dan bereskan alat-alat bila prasat ini sudah selesai
11) Dokumentasikan
2) Cuci tangan
5) keluarkan udara dari eskap dengan melipat bagian yang kosong, lalu di
tutup rapat
8) buka area yang akan di kompres dan atur yang nyaman pada klien
11) kaji keadaan kulit setiap 20 menit terhadap nyeri, mati rasa, dan suhu
tubuh
17
15) cuci tangan
16) dokumentasikan
4) pada malam hari agar kelembapan kompres bertahan lama, tutupi dengan
kapas sublimat
2) Pada pemberian kompres dilipat paha, selimut diangkat dan dipasang busur
selimut di atas dada dan perut klien agar seprei atas tidak basah kompres
3) pemberian kirbat es untuk menurukan suhu tubuh, maka suhu tubuh harus
5) bila es dalam kirbat es sudah mencair harus segera diganti (bila perlu)
18
Memberikan Kompres Dingin\
1) Jangan gunakan es batu langsung pada luka, gunakan kompres es, atau
3) Perhatikan kulit pasien, kalau kulit pasien berwarna merah jambu masih bisa
4) Pemberian metode ini tidak diberikan kepada pasien yang mempunyai alergi
dingin.
19
BAB 3
METODOLOGI PENELITIAN
dengan rancangan studi kasus yang dilakukan dengan tujuan utama untuk
Kriteria Inklusi :
Kriteria Eklusif
- Pasien koma
- Pasien gila
20
3.3 Fokus Studi
pada tubuhnya terutama bagian otot dan sendi pada pasien post op
fraktur
b) Pasien nyeri akut adalah pasien yang mengalami rasa nyeri secara
21