Anda di halaman 1dari 20

POTENSI PELAKSANAAN PERSONAL HYGINE PADA

LANSIA DI PUSKESMAS KARANG TALIWANG

HUSNU WARDANI KHOLIK


18.9.1.016

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN (D III)


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS NAHDLATUL WATHAN MATARAM
TAHUN 2020
BAB I PENDAHULUAN

4.1 Latar Belakang

Penuaan adalah suatu proses alami yang tidak dapat dihindari,


berjalan secara terus-menerus, dan berkesinambungan. Menjadi tua ditandai
dengan adanya kemunduran biologis yang terlihat sebagai gejala-gejala
kemunduran fisik, antara lain kulit mulai mnegendur, timbul keriput, rambut
beruban, gigi mulai ompong, pendengaran dan penglihatan berkurang,
mudah lelah, gerakan menjadi lamban, serta terjadi penimbunan lemak
terutama di perut dan pinggul. Kemunduran lain yang terjadi adalah
kemampuan-kemampun kognitif seperti suka lupa, kemunduran orientasi
terhadap waktu, ruang, tempat, serta tidak mudah menerima hal baru. Di
Indonesia pada tahun 2019 jumlah dan proporsi kelompok lanjut usia
mencapai 27,5 juta jiwa atau 10,3% ( Profil Kesehatan Indonesia, 2019).

Berbagai kemunduran akibat penuaan pada lansia menimbulkan


ketergantungan dalam melaksanakan aktivitas sehari - hari. Hasil riskesdes
2018 tentang tingkat ketergantungan pada lansia umur lebih dari 60 tahun
adalah ketergantungan mandiri/ringan sebanyak 96,3%, ketergantungan
sedang 1,2% dan ketergantungan berat/total 2,6% ( Riset Kesehatan Dasar,
2018 )

Berdasarkan hasil penelitian Hardiana Chairil (2017) ditemukan


data Prilaku personal hygine mulut responden lansia berada dalam kategori
tidak baik sebanyak 31 responden atau 52,5%, dan perilaku personal hygine
kuku responden lansia dalam kategori tidak baik sebanyak 41 responden
atau 69,5%.

Masalah kesehatan merupakan masalah yang sangat kompleks


yang saling berkaitan dengan masalah-masalah diluar kesehatan itu sendiri.
Penyakit kulit merupakan penyakit yang sering dijumpai khususnya pada
lansia. Beberapa jenis penyakit kulit diantaranya kusta, dermatitis, panu dan
lain-lain. (potter dan perry (2010). Masalah yang muncul bila lansia kurang
menjaga kebersihan dirinya diantaranya badan gatal-gatal dan tubuh mudah
terkena penyakit, terutama penyakit kulit. Adapun masalah seperti diabetes
mellitus apabila menggaruk – garuk kulit karna gatal bisa menyebabkan
luka ganggren. Pada gigi dan mulut akan menyebabkan gigi berlubang, sakit
gigi dan bau mulut.

Upaya Pemerintah dalam membantu untuk peningkatan kesehatan


personal hygine pada lansia melalui salah satu kegiatan yaitu Rencana aksi
nasional (RAN) kesehatan lansia tahun 2016-2019 oleh kementerian
kesehatan RI, pelaksanaan RAN kesehatan lansia, pada tanggal 1 juni 2016 ;
RAN ini dapat dijadikan sebagai payung hukum semua daerah dalam
melakukan percepatan perkembangan program kesehatan lansia karna
dikeluarkan sebagai permenkes nomor 25 tahun 2016 tentang RAN
kesehatan lansia tahun 2016-2019.

4.2 RUMUSAN MASALAH

Bagaimanakah Potensi Pelaksanaan Personal Hygine Pada Lansia di


Puskesmas Karang Taliwang Kota Mataram Tahun 2020 ?

4.3 TUJUAN

1. Tujuan Umum
Mengidentifikasi pelaksanaan personal hygine pada lansia di
Puskesmas Karang Taliwang Kota Mataram Tahun 2020.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui gambaran karakteristik responden lansia (usia, jenis
kelamin, agama, fasilitas, tingkat sosial ekonomi, pendidikan dan
gangguan kesehatan ).
b. Mengetahui gambaran pelaksanaan personal hygine pada lansia dari
aspek kebersihan kuku tangan, kebersihan mulut pada lansia di
Puskesmas Karang Taliwang Kota Mataram Tahun 2020
4.4 MANFAAT

4.2.1. Bagi peneliti


Menambah pengetahuan dan wawasan peneliti dengan cara
mengaplikasikan teori keperawatan gerontik yang di dapat selama
perkuliahan, khususnya tentang potensi pelaksanaa personal hygine
pada lansia.

4.2.2. Bagi lansia


Sebagai bahan informasi tentang pentingnya personal hygine
pada usia lanjut.

4.2.3. Bagi institusi


Bagi pendidikan keperawatan dapat digunakan untuk
mengembangkan ilmu dan teori keperawatan khususnya tentang
pelaksanaan personal hygine pada lansia.
BAB II KAJIAN PUSTAKA

4.1 Konsep Lansia

A. Pengertian

Menurut Depkes RI (2008), penuaan merupakan suatu proses


alami yang tidak dapat dihindari berjalan secara terus - menerus dan
berkesinambungan selanjutnya akan menyebabkan perubahan anatomis,
fisiologis dan biokimia pada tubuh sehingga mempengaruhi fungsi dan
kemampuan tubuh secara keseluruhan.

Lanjut usia adalah seseorang yang berusia 60 tahun atau lebih,


yang secara fisik terlihat berbeda dengan kelompok umur lainnya.Lanjut
usiamerupakan periode dimana organisme telah mencapai kematangan
dalam ukuran, fungsi dan telah menunjukkan perubahan seiring
berjalannya waktu ( Puspitasari ,2014).

B. Batasan Lansia
a) WHO menjelaskan batasan lansia adalah sebagai berikut :
1) Usia Lanjut (elderly) antara usia 60 – 74 tahun
2) Usia tua (old) 75 – 90 tahun
3) Usia sangat tua (very old) usia > 90 tahun
b) Depkes RI menjelaskan bahwa batasan lansia dibagi menjadi tiga
kategori yaitu :
1) Usia lanjut presenilis yaitu antara usia 45 – 59 tahun
2) Usia lanjut yaitu usia 60 tahun ke atas
3) Usia lanjut beresiko yaitu usia 60 tahun ke atas

C. Perubahan yang Terjadi pada Lansia Perubahan-perubahan yang


terjadi pada lansia meliputi perubahan fisik, sosial, dan psikologis.
1. Perubahan Fisik
a. Perubahan sel dan ekstrasel pada lansia mengakibatkan
penurunan tampilan dan fungsi fisik. lansia menjadi lebih
pendek akibat adanya pengurangan lebar bahu dan pelebaran
lingkar dada dan perut, dan diameter pelvis. Kulit menjadi tipis
dan keriput, masa tubuh berkurang dan masa lemak bertambah.
b. Perubahan kardiovaskular yaitu pada katup jantung terjadi
adanya penebalan dan kaku, terjadi penurunan kemampuan
memompa darah (kontraksi dan volume) elastisistas pembuluh
darah menurun serta meningkatnya resistensi pembuluh darah
perifer sehingga tekanan darah meningkat.
c. Perubahan sistem pernapasan yang berhubungan dengan usia
yang mempengaruhi kapasitas fungsi paru yaitu penurunan
elastisitas paru, otot - otot pernapasan kekuatannya menurun dan
kaku, kapasitas residu meningkat sehingga menarik nafas lebih
berat, alveoli melebar dan jumlahnya menurun, kemampuan
batuk menurun dan terjadinya penyempitan pada bronkus.
d. Perubahan integumen terjadi dengan bertambahnya usia
mempengaruhi fungsi dan penampilan kulit, dimana epidermis
dan dermis menjadi lebih tipis, jumlah serat elastis berkurang
dan keriput serta kulit kepala dan rambut menipis, rambut dalam
hidung dan telinga menebal, vaskularisasi menurun, rambut
memutih (uban), kelenjar keringat menurun, kuku keras dan
rapuh serta kuku kaki tumbuh seperti tanduk.
e. Perubahan sistem persyarafan terjadi perubahan struktur dan
fungsi system saraf. Saraf pancaindra mengecil sehingga fungsi
menurun serta lambat dalam merespon dan waktu bereaksi
khususnya yang berhubungan dengan stress, berkurangnya atau
hilangnya lapisan mielin akson sehingga menyebabkan
berkurangnya respon motorik dan refleks.
f. Perubahan musculoskeletal sering terjadi pada wanita pasca
menopause yang dapat mengalami kehilangan densitas tulang
yang masif dapat mengakibatkan osteoporosis, terjadi bungkuk
(kifosis), persendian membesar dan menjadi kaku (atrofi otot),
kram, tremor, tendon mengerut dan mengalami sklerosis.
g. Perubahan gastroinstestinal terjadi pelebaran esofagus, terjadi
penurunan asam lambung, peristaltik menurun sehingga daya
absorpsi juga ikut menurun, ukuran lambung mengecil serta
fungsi organ aksesoris menurun sehingga menyebabkan
berkurangnya produksi hormon dan enzim pencernaan.
h. Perubahan genitourinaria terjadi pengecilan ginjal, pada aliran
darah ke ginjal menurun, penyaringan di glomerulus menurun
dan fungsi tubulus menurun sehingga kemampuan
mengonsentrasikan urine ikut menurun.
i. Perubahan pada vesika urinaria terjadi pada wanita yang dapat
menyebabkan otot-otot melemah, kapasitasnya menurun, dan
terjadi retensi urine.
j. Perubahan pada pendengaran yaitu terjadi membran timpani
atrofi yang dapat menyebabkan ganguan pendengaran dan
tulang-tulang pendengaran mengalami kekakuan.
k. Perubahan pada penglihatan terjadi pada respon mata yang
menurun terhadap sinar, adaptasi terhadap menurun, akomodasi
menurun, lapang pandang menurun, dan katarak (Siti dkk,
2008).
2. Perubahan Psikologis
Pada lansia dapat dilihat dari kemampuanya beradaptasi terhadap
kehilangan fisik, sosial, emosional serta mencapai kebahagiaan,
kedamaian dan kepuasan hidup.ketakutan menjadi tua dan tidak
mampu produktif lagi memunculkan gambaran yang negatif
tentang proses menua. Banyak kultur dan budaya yang ikut
menumbuhkan angapan negatif tersebut, dimana lansia dipandang
sebagai individu yang tidak mempunyai sumbangan apapun
terhadap masyarakat dan memboroskan sumber daya ekonomi
(Fatimah, 2010).
3. Perubahan Kognitif
Pada lansia dapat terjadi karena mulai melambatnya proses berfikir,
mudah
lupa, bingung dan pikun. Pada lansia kehilangan jangak pendek dan
baru merrupakan hal yang sering terjadi (Fatimah 2010).
4. Perubahan Sosial , Post power syndrome, single woman,single
parent, kesendirian, kehampaan, ketika lansia lainnya meninggal,
maka muncul perasaan kapan meninggal (Siti dkk, 2008).

4.2 Konsep Personal Hygine

A. Pengertian
Personal Hygiene berasal dari bahasa Yunani yaitu personal
yang artinya perorangan dan hygiene berarti sehat. Kebersihan
seseorang adalah suatu tindakan untuk memelihara kebersihan dan
kesehatan untuk kesejahteraan fisik dan psikis. (Wahit & Chayatin,
2009).
Perawatan diri atau kebersihan diri (personal hygiene)
merupakan perawatan diri sendiri yang dilakukan untuk
mempertahankan kesehatan, baik secara fisik maupun psikologis.
pemenuhan perawatan diri dipengaruhi berbagai faktor
diantaranya: budaya, nilai sosial pada individu atau keluarga,
pengetahuan terhadap perawatan diri, serta persepsi tehadap
perawatan diri. (Alimul, 2012)
Oral hygiene (kebersihan mulut) adalah melaksanakan
kebersihan rongga mulut, lidah dari semua kotoran / sisa makanan
dengan menggunakan kain kasa atau kapas yang dibasahi dengan
air bersih (Eni Kusyati, 2006)
B. Tujuan Personal Hygiene

Menurut Wahit & Chayatin, 2009 Tujuan personal hygiene adalah:

1. Meningkatkan derajat kesehatan seseorang


2. Memelihara kebersihan diri seseorang
3. Memperbaiki personal hyiene yang kurang
4. Mencagah penyakit
5. Menciptakan keindahan
6. Meningkatkan rasa percaya diri

C. Jenis-Jenis Personal Hygiene

Personal hygiene merupakan salah satu tindakan keperawatan


dasar yang rutin dilakukan oleh perawat setiap hari di rumah sakit.
(Depkes RI, 2013). Tindakan tersebut meliputi :

1. Perawatan kulit kepala dan rambut serta seluruh tubuh


2. Perawatan mata
3. Perawatan hidung
4. Perawatan telinga
5. Perawatan mulut
6. Perawatan kuku tangan dan kaki
7. Perawatan perineum
8. Perawatan tubuh (memandikan)

Selain tindakan diatas jenis personal hygine menurut (Alimul, 2012) dapat
dibagi menjadi 2 yaitu sebagai berikut:

1. Jenis Perawatan Diri (Personal Hygiene) Berdasarkan Waktu Pelaksanaan

Perawatan diri berdasarkan waktu pelaksanaan di bagi menjadi empat, yaitu

1. Perawatan dini hari. Merupakan perawatan diri yang dilakukan pada


waktu bangun tidur, untuk melakukan tindakan seperti perapian dalam
pengambilan bahan pemeriksaan, ( urine atau feses) memberikan
pertolongan, mempersiapkn pasien dalam melakukan makan pagi
dengan melakukan tindakan keperawatan diri, seperti mencuci muka,
tangan dan menjaga kebersihan mulut.
2. Perawatan pagi hari. Perawatan yang dilakukan setelah melakukan
makan pagi dengan melakukan perawatan diri seperti melakukan
pertolongan dalam pemenuhan kebutuhan eliminasi (Buang air besar
dan kecil) mandi atau mencuci rambut, melakukan perawatan kulit,
melakukan pijata pada punggung, membersihkan mulut, kuku, dan
rambut serta merapikan tempat tidur pasien
3. Perawatan siang hari. Perawatan yang dilakukan setelah melakukan
berbagai tindakan pengobatan atau pemeriksaan dan setelah makan
siang. berbagai macam perawatan diri yang dilakukan, antara lain
mencuci muka dan tangan, membersihkan mulut, merapikan tempat
tidur dan melakukan pemeliharaan kebersihan lingkungan kesehatan
pasien.
4. Perawatan menjelang tidur. Perawatan diri yang dilakukan pada saat
menjelang tidur agar pasien dapat tidur atau beristirahat dengan tenang.
Berbagai kegiatan apa yang dilakukan antara lain pemenuhan
kebutuhan eliminasi, buang air besar dan kecil, mencuci tangan dan
muka, membersihkan mulut dan memijat daerah punggung.

2. Jenis Perawatan Diri Berdasarkan Tempat


a. Perawatan Diri pada Kulit
Kulit merupakan salah satu bagian penting dari tubuh dari berbagai
kuman atau trauma, sehingga di perlukan perawatan yang adekuat
(cukup) dalam mempertahankan fungsinya.
a) Fungsi kulit
Kulit secara umum memiliki berbagai fungsi diantaranya :
1. Melindungi tubuh dari masuknya berbagai kuman atau trauma
jaringan bagian dalam yang juga dapat menjaga keutuhan kulit.
2. Mengatur keseimbangan suhu tubuh dan membantu produksi
keringat serta penguapan.
3. Sebagai alat peraba yang dapat membantu tubuh menerima
rangsangan dari luar melalui rasa sakit, sentuhan, tekanan atau
suhu.
4. Sebagai alat ekskresi keringat melalui pengeluaran air, garam, dan
nitrogen.
5. Mengatur keseimbangan cairan dan elektrolit yang bertugas
mencegah pengeluaran cairan tubuh secara berlebihan
6. Memproduksi dan menyerap vitamin D sebagai penghubung atau
pemberi vitamin D dari sumber ultraviolet matahari .
b) Faktor-faktor yang mempengaruhi kulit

Perubahan dan keutuhan pada kulit dapat dipengaruhi oleh


berbagai faktor, diantaranya :

1. Umur.
Perubahan kulit dapat ditentukan oleh umur seseorang, hal ini
dapat terlihat pada bayi yang terlihat relatif masih muda,
kondisi kulitnya sangat rawan terhadap berbagai trauma atau
masuknya kuman. Sebaliknya, pada orang dewasa, keutuhan
kulit sudah memilki kematangan sehingga fungsinya sebagai
pelindung sudah baik
2. Jaringan kulit.
Perubahan dan keutuhan kulit dapat dipengaruhi oleh struktur
jaringan kulit. Apabila jaringan kulit rusak, maka terjadi
perubahan pada struktur kulit.
3. Kondisi / keadaan lingkungan. beberapa keadaan lingkungan
atau kondisi yang dapat mempengaruhi keadaan kulit secara
utuh, antara lain keadaan kulit secara utuh, antara lain keadaan
panas, adanya nyeri akibat sentuhan dan tekanan, dan
sebagainya. ( Wahit & Chayatin, 2009)

D. Faktor-faktor yang mempengaruhi


Menurut perry dan potter (2005), factor-faktor yang mempengaruhi
praktik personal hyigine adalah :
a. Citra tubuh
Citra tubuh merupakan konsep subyektif seseorang tentang
penampilan fisiknya. Citra tubuh dapat seringkali berubah.
Citra tubuh mempengaruhi cara mempertahankan hyigine.
b. Praktik social
Kelompok-kelompok social wadah seorang klien berhubungan
dapat mempengaruhi praktik gygine pribadi. Kebiasaan
keluarga, jumlah orang dirumah, dan ketersediaan air panas
hanya merupakan beberapa factor yang mempengaruhi praktik
hygine.
c. Status sosio ekonomi
Sumber daya ekonomi seseorang mempengaruhi jenis dan
tingkat praktik kebersihan yang digunakan. Perawat harus
menentukan apakah klien dapat menyediakan bahan-bahan
yang penting (deodorant, sampo, pasta gigi dan kosmetik) yang
merupakan bagian dari kebiasaan social yang dipraktikkan
oleh kelompok social klien.
d. Pengetahuan
Pengetahuan tentang pentingnya hygine dan implikasinya bagi
kesehatan mempengaruhi praktik hygiene. Klien harus
termotivasi untuk memelihara perawatan diri. Seringkali
pembelajaran tentang penyakit mendorong klien untuk
meningkatkan hygine.
e. Variabel kebudayaan
Kepercayaan kebudayaan klien dan nilai pribadi
mempengaruhi perawatan hygine. Orang dari latar budaya
yang berbeda mengikuti praktik perawatan diri yang berbeda.
f. Pribadi klien
Setiap klien memiliki keinginan individu dan pilihan tentang
kapan untuk mandi, bercukur dan melakukan perawatan
rambut. Klien memilih produk yang berbeda menurut pilihan
dan kebutuhan pribadi. Klien juga memiliki pilihan mengenai
bagaimana melakukan hygine.
E. Tipe personal hygiene
1. Kesehatan Gigi dan Mulut
Kebersihan gigi dan mulut adalah suatu keadaan yang
menunjukkan bahwa didalam mulut seseorang bebas adri
kotoran seperti debris, karang gigi, plak ( Rusmawari, 2010 )
Makanan sebelum masuk ke dalam perut, perlu dihaluskan,
maka makanan tersebut dihaluskan oleh gigi dalam rongga
mulut. Lidah berperan sebagai pencampur makanan,
penempatan makanan agar dapat dikunyah dengan baik dan
berperan sebagai indera perasa dan pengecap.
2. Kesehatan Rambut dan kulit rambut
Rambut berbentuk bulat panjang, makin ke ujung
makinkecil dan ujungnya makin kecil. Pada bagian dalam
berlubangdan berisi zat warna. Warna rambut setiap orang
tidak samatergantung zat warna yang ada didalamnaya.
Rambut dan kulit kepala harus selalu sehat dan
bersih,sehingga perlu perawatan yang baik. Untuk perawatan
rambutdapat ditempuh dengan berbagai cara namun demikian
carayang dilakukan adalah cara pencucian rambut.
3. Kesehatan kulit
Kulit merupakan pelindung bagi tubuh dan jaringan
dibawahnya. Perlindungan kulit terhadap segala rangsangan
dariluar, dan perlindungan tubuh dari bahaya kuman penyakit.
4. Kesehatan Telinga
Telinga merupakan alat pendengaran, sehingga berbagai
macam bunyi- bunyi suara dapat didengar. Disamping sebagai
alat pendengaran telinga juga dapat berguna sebagai alat
keseimbangan tubuh. Menjaga kesehatan telinga dapat
dilakukan dengan pembersihan yang berguna untuk mencegah
kerusakan dan infeksi telinga. Telinga yang sehat yaitu lubang
telinga selalu bersih,untuk mendengar jelas dan telinga bagian
luar selalu bersih.
5. Kesehatan Kuku
Kuku terdapat di ujung jari bagian yang melekat pada kulit
yang terdiri dari sel-sel yang masih hidup. Bentuk kuku
bermacam-macam tergantung dari kegunaannya ada yangpipih,
bulat panjang, tebal dan tumpul.Guna kuku adalah sebagai
pelindung jari, alatkecantikan, senjata , pengais dan pemegang
Kuku jari tangan maupun kuku jari kaki harus selalu terjaga
kebersihannya karena kuku yang kotor dapat menjadi sarang
kuman penyakit yang selanjutnya akan ditularkan kebagian
tubuh yang lain.
6. Kesehatan Mata
Pembersihan mata biasanya dilakukan selama mandi dan
melibatkan pembersihan dengan washlap bersih yang
dilembabkan kedalam air. Sabun yang menyebabkan panas dan
iritasi biasanya dihindari. Perawat menyeka dari dalam ke luar
kantus mata untuk mencegah sekresi dari pengeluaran ke
dalam kantong lakrimal. Bagian yang terpisah dari washlap
digunakan sekali waktu untuk mencegah penyebaran infeksi.
Jika klien memiliki sekresi kering yang tidak dapat diangkat
dengan mudah dengan menyeka, maka perawat dapat
meletakkan kain yang lembab atau kapas pada margin kelopak
mata pertama kali untuk melunakkan sekresi. Tekanan
langsung jangan digunakan diatas bola mata karena dapat
meyebabkan cedera serius.
7. Kesehatan Hidung
Klien biasanya mengangkat sekresi hidung secara lembut
dengan membersihkan ke dalam dengan tisu lembut. Hal ini
menjadi hygiene harian yang diperlukan. Perawat mencegah
klien jangan mengeluarkan kotoran dengan kasar karena
mengakibatkan tekanan yang dapat mencenderai gendang
telinga, mukosa hidung, dan bahkan struktur mata yang
sensitif.
BAB III KERANGKA KONSEP

4.3 Kerangka Konsep

Kerangk konsep penelitian pada dasarnya adalah :kerangka


hubungan antara konsep – konsep yang ingin diamati atau di ukur melalui
penelitian - penelitian yang akan dilakukan,

Kerangka konsep yang digunakan dalam penelitian ini adalah


denan menggunakan model system yang terdiri dari unsur-unsur input atau
memasukkan, proses dan output atau hasil, juga menggunakan penelitian
yang berkaitan dengan : Potensi Pelaksanaan Personal Hygiene Pada
Lansia.

Input Proses Output

Jenis-Jenis Personal Mengidentifikasi Potensi


Hygiene : potensi Pelaksanaan
1. Kebersihan kulit kepala pelaksanaan
dan rambut
personal hygiene  Baik
2. Kebersihan mata  Cukup
pada lansia
3. Kebersihan hidung  Kurang
4. Kebersihan telinga
5. Kebersihanmulut
6. Kebersihan kuku
tangan dan kaki
7. Kebersihan tubuh
(memandikan)
Jenis-Jenis Personal
Hygiene :
8. Kebersihan Genetalia

: Yang diteliti

: Yang tidak diteliti


4.4 Definisi Operasional Variabel

Variabel pada penelitian ini adalah kebersihan diri pada usia lanjut yang
terdiri dari kebersihan kulit, kebersihan rambut, kebersihan mulut dan
kebersihan kuku tangan di Puskesmas Karang Taliwang Kota Mataram
Tahun 2020

Usia lanjut yang dimaksud dalam penelitian ini adalah usia lanjut
berusia 60 tahun ke atas yang melakukan kebersihan diri secara mandiri di
Puskesmas Karang Taliwang Kota Mataram Tahun 2020

No Variabel Definisi Operasional Kriteria Objek


Penelitian
1 Pelaksanaan Personal Hygiene adalah sutu a. Baik :
Personal tindakan memelihara kebersihan dikatakan
Hygiene dan kesehatan untuk baik jika
kesejahteraaan fisik dan psikis. skor 76-
Tindakan Pelaksanaan responden 100%
dalam pemeliharaan personal b. Cukup :
hygiene : Kebersihan kulit, dikatakan
rambut, gigi dan mulut, mata, jika skor
hidung, telinga, kuku tangan dan 56 – 76 %
kaki. Berdasarkan karakterisrik c. Kurang :
usia, jenis kelamin dan agama. dikatakan
10 pernyataan menggunakan jika skor
kuesioner, dimana skor untuk <55 %
pernyataan (Setiadi,2
SR : 3 013)
KD : 2
TP : 1
Keterangan :
SR : Sering
KD : Kadang- Kadang
TP : Tidak Pernah
BAB IV METODE PENELITIAN

4.1 Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif.


Penelitian deskriptif adalah penelitian yang bertujuan untuk
mendeskripsikan atau memberi gambaran tentang potensi pelaksanaan
personal hygiene pada lansia di Puskesmas Karang Taliwang Kota
Mataram Tahun 2020.

4.2 Populasi dan Sampel

4.2.4. Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. (Arikunto, 2010).


Populasi penelitian ini adalah lansia yang dating berkunjung ke
Puskesmas Karang Taliwang Kota Mataram Tahun 2020

4.2.5. Sampel
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti
(Arikunto, 2010). Adapun sampel yang diteliti adalah usia lanjut
yang berkunjung ke puskesmas atau yang hadir posbindu yang
berusia 60 tahun ke atas di Puskesmas Karang Taliwang Kota
Mataram Tahun 2020

4.2.6. Tehnik Pengambilan Sampel


Tehnik pengambilan sampel yaitu Accidental sampling. Tehnik
penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu yang secara
kebetulan bertemu dengan peneliti dapat dijadikan sampel.(
Sugiyono,2009)

4.3 Prosedur Pengambilan dan pengumpulan data

1) Data yang dikumpulkan


a. Data Primer
a) Data umum
Data tentang potensi pelaksanaa personal hygiene pada lansia
b) Data khusus
Data tentang gambaran pelaksanaan personal hygiene dan
responden ( umur, jenis kelamin, agama ).
b. Cara Pengumpulan Data
1. Pengumpulan data
2. Langkah dalam pengumpulan data adalah : data tentang
gambaran responden diperoleh dengan menggunakan
koesioner
3. Data responden yang berusia 60 tahun ke atas yang datang
berkunjung ke Puskesmas Karang Taliwang Kota Mataram
Tahun 2020
Adapun tahap dalam pengumpulan data :
a. Tahap persiapan
1. Mengurus surat izin pengambilan data pada institusi untuk
mengajukan surat izin pengambilan data ditempat
dilaksanakan penelitian.
2. Meminta informasi kepada salah satu petugas yang
bekerja di ruang secretariat tentang jumlah lansia yang
yang berusia 60 tahun ke atas yang datang berkunjung ke
Puskesmas Karang Taliwang Kota Mataram.
3. Mempersiapkan alat dan bahan berupa : lembar kuesioner
dan balpoin.
b. Tahap pelaksanaan
1. Mengajukan surat izin penelitian untuk disampaikan
kepada direktur puskesmas karang taliwang kota mataram
2. Meminta persetujuan responden , memberikan penjelasan
terlebih dahulu tentang tujuan dilakukan pembagian
kuesioner dan bagaimana cara menjawab kuesioner.
3. Untuk mengevaluasi pemahaman responden , responden
diberikan kesempatan bertanya pada peneliti, apabila
jawaban masih belum lengkap atau ada kesalahan kata
dalam lembar kuesioner maka dapat dapat dilengkapi saat
itu juga
4. Setelah jawaban responden sudah lengkap semua, maka
peneliti dapat mengakhiri penelitian.

4.4 Analisa Data

Adapun langkah menganalisa data sebagai berikut

a. Editing , yaitu mengoreksi termasuk melengkapi dan memperbaiki


jawaban.
b. Coding , yaitu mengklasifikasikan jawaban responden menurut
jenisnya dengan memberikan kode pada jawaban tersebut sehingga
mudah dalam mengenalinya.
c. Scoring , yaitu memberikan skor pada jawaban yang telah diisi oleh
responden.
Sesuai jenis penelitian ini yaitu kuantitatif dengan pendekatan
deskriptif, maka rumus yang digunakan sebagai berikut :

𝑆𝑝
𝑁= × 100
𝑆𝑚

Keterangan :

N : Nilai yang didapatkan

Sp : Skor yang didapatkan

Sm : Skor maksimum

(Arikunto, 2006)
DAFTAR PUSTAKA

Alimul, A. (2014). Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta: Salemba Medika.

Chairil, H. (2017). Gambaran Perilaku Personal Hygiene Pada Lansia. Jurnal Photon .

Chayatin, W. d. (2009). Ilmu Keperawatan Komunitas Pengantar dan Teori. Jakarta


Selatan: Salemba Medika.

Depkes, R. (2013). Riset Kesehatan Dasar. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan
Kementerian Kesehatan.

Fatimah. (2010). Merawat Manusia Lanjut Usia. Jakarta: Trans Info Media.

Hasan, I. (2014). Analisis Data Penelitian Dengan Statistik. Jakarta: Bumi Aksara.

Maryam, S. (2008). Mengenal Usia Lanjut dan Perawatannya. Jakarta: Salemba Medika.

Nursalam. (2011). Manajemen Keperawatan : Aplikasi Dalam Keperawatan Profesional.


Jakarta: Salemba Medika.

Puspitasari. (2014). Kesejahteraan Lanjut Usia Di Desa Pinggiran Cendana. Jurnal


Keperawatan .

S, A. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Setiadi. (2013). Konsep dan Praktik Penulisan Riset Keperawatan. Yogyakarta: Graha
Ilmu.

Anda mungkin juga menyukai

  • Sop 4
    Sop 4
    Dokumen1 halaman
    Sop 4
    Husnu Wardani Kholik
    Belum ada peringkat
  • Sop 5
    Sop 5
    Dokumen2 halaman
    Sop 5
    Husnu Wardani Kholik
    Belum ada peringkat
  • Perbaikan Nilai Praktik
    Perbaikan Nilai Praktik
    Dokumen1 halaman
    Perbaikan Nilai Praktik
    Husnu Wardani Kholik
    Belum ada peringkat
  • CHECKLIST Pemeriksaan Paru
    CHECKLIST Pemeriksaan Paru
    Dokumen2 halaman
    CHECKLIST Pemeriksaan Paru
    Husnu Wardani Kholik
    Belum ada peringkat
  • Soal 1
    Soal 1
    Dokumen1 halaman
    Soal 1
    Husnu Wardani Kholik
    Belum ada peringkat
  • Perbaikan Nilai Teori
    Perbaikan Nilai Teori
    Dokumen1 halaman
    Perbaikan Nilai Teori
    Husnu Wardani Kholik
    Belum ada peringkat
  • Soal 3
    Soal 3
    Dokumen1 halaman
    Soal 3
    Husnu Wardani Kholik
    Belum ada peringkat
  • Sop 1
    Sop 1
    Dokumen5 halaman
    Sop 1
    Husnu Wardani Kholik
    Belum ada peringkat
  • Sop 3
    Sop 3
    Dokumen2 halaman
    Sop 3
    Husnu Wardani Kholik
    Belum ada peringkat
  • Soal 5
    Soal 5
    Dokumen4 halaman
    Soal 5
    Husnu Wardani Kholik
    Belum ada peringkat
  • Soal 5
    Soal 5
    Dokumen4 halaman
    Soal 5
    Husnu Wardani Kholik
    Belum ada peringkat
  • Askep Sistem Penglihatan
    Askep Sistem Penglihatan
    Dokumen28 halaman
    Askep Sistem Penglihatan
    Husnu Wardani Kholik
    Belum ada peringkat
  • Sop 2
    Sop 2
    Dokumen2 halaman
    Sop 2
    Husnu Wardani Kholik
    Belum ada peringkat
  • Soal 4
    Soal 4
    Dokumen1 halaman
    Soal 4
    Husnu Wardani Kholik
    Belum ada peringkat
  • Jadwal Praktek Tingkat
    Jadwal Praktek Tingkat
    Dokumen5 halaman
    Jadwal Praktek Tingkat
    Husnu Wardani Kholik
    Belum ada peringkat
  • Soal 1
    Soal 1
    Dokumen2 halaman
    Soal 1
    Husnu Wardani Kholik
    Belum ada peringkat
  • Soal 2
    Soal 2
    Dokumen1 halaman
    Soal 2
    Husnu Wardani Kholik
    Belum ada peringkat
  • MK: KMB I NO Nama Mahasiswa 1 2 3 4 5 6 7 8 9
    MK: KMB I NO Nama Mahasiswa 1 2 3 4 5 6 7 8 9
    Dokumen3 halaman
    MK: KMB I NO Nama Mahasiswa 1 2 3 4 5 6 7 8 9
    Husnu Wardani Kholik
    Belum ada peringkat
  • Tugas - Gangguan Sistem Penglihatan
    Tugas - Gangguan Sistem Penglihatan
    Dokumen21 halaman
    Tugas - Gangguan Sistem Penglihatan
    Husnu Wardani Kholik
    Belum ada peringkat
  • Kasus
    Kasus
    Dokumen1 halaman
    Kasus
    Husnu Wardani Kholik
    Belum ada peringkat
  • Asuhan Keperawatan Jiwa
    Asuhan Keperawatan Jiwa
    Dokumen65 halaman
    Asuhan Keperawatan Jiwa
    Husnu Wardani Kholik
    Belum ada peringkat
  • CHECKLIST Pemeriksaan Paru
    CHECKLIST Pemeriksaan Paru
    Dokumen2 halaman
    CHECKLIST Pemeriksaan Paru
    Husnu Wardani Kholik
    Belum ada peringkat
  • Tugas - Gangguan Sistem Penglihatan
    Tugas - Gangguan Sistem Penglihatan
    Dokumen21 halaman
    Tugas - Gangguan Sistem Penglihatan
    Husnu Wardani Kholik
    Belum ada peringkat
  • Soal
    Soal
    Dokumen3 halaman
    Soal
    Husnu Wardani Kholik
    Belum ada peringkat
  • Surat Permohonan Data Penyakit PKL Batu Riti
    Surat Permohonan Data Penyakit PKL Batu Riti
    Dokumen1 halaman
    Surat Permohonan Data Penyakit PKL Batu Riti
    Husnu Wardani Kholik
    Belum ada peringkat
  • PREEKLAMSI
     PREEKLAMSI
    Dokumen16 halaman
    PREEKLAMSI
    Husnu Wardani Kholik
    Belum ada peringkat
  • Wuhan Corona Virus
    Wuhan Corona Virus
    Dokumen27 halaman
    Wuhan Corona Virus
    Lucky Girls
    100% (1)
  • Proposal Kolik NDK MN Jri
    Proposal Kolik NDK MN Jri
    Dokumen1 halaman
    Proposal Kolik NDK MN Jri
    Husnu Wardani Kholik
    Belum ada peringkat
  • Judul Widia
    Judul Widia
    Dokumen2 halaman
    Judul Widia
    Husnu Wardani Kholik
    Belum ada peringkat