Ringkasan 2
Ringkasan 2
OLEH:
ST. TAFRIYYAH HM
G0218326
Kekeruhan merupakan gambaran sifat optik air oleh adanya bahan padatan
terutama bahan tersuspensi dan sedikit dipengaruhi oleh warna air. Bahan tersuspensi
ini berupa partikel tanah liat, lumpur, koloid tanah dan organisme perairan
(mikroorganisme). Padatan tersuspensi tidak hanya membahayakan ikan tetapi juga
menyebabkan air tidak produktif karena menghalangi masuknya sinar matahari untuk
fotosintesa.
Kekeruhan air atau sering disebut turbidty adalah salah satu parameter uji fisik
dalam analisis air. Tingkat kekeruhan air umumnya akan diketahui dengan besaran NTU
(Nephelometer Turbidity Unit) setelah dilakukan uji aplikasi menggunakan alat
turbidimeter. Apabila bahan tersuspensi ini berupa padatan organisme, maka pada batas-
batas tertentu dapat dijadikan indikator terjadinya pencemaran suatu perairan. Oleh
sebab itu kekeruhan dapat mempengaruhi/ menentukan;
Warna dapat menghambat penetrasi cahaya ke dalam air. Air laut berwarna
karena proses alami, baik yang berasal dari proses biologis maupun non-biologis.
Produk dari proses biologis dapat berupa humus, gambut dan lain-lain, sedangkan
produk dari proses non-biologis dapat berupa senyawa-senyawa kimia yang
mengandung unsur Fe, Ni, Co, Mn, dan lain-lain. Selain itu, perubahan warna air laut
dapat pula disebabkan oleh kegiatan manusia yang menghasilkan limbah berwarna. Air
laut dengan tingkat warna tertentu dapat mengurangi proses fotosintesa serta dapat
menganggu kehidupan biota akuatik terutama fitoplankton dan beberapa jenis bentos.
Warna air pada suatu perairan yang kita lihat adalah merupakan:
a) Berkas cahaya yang tidak diserap dan keluar kembali dari perairan tersebut.
Warna pada air disebabkan oleh adanya partikel hasil pembusukan bahan
organik, ion-ion metalalam (besi dan mangan), plankton, humus, buangan industri, dan
tanaman air. Adanya oksida besi menyebabkan air berwarna kemerahan, sedangkan
oksida mangan menyebabkan air berwarna kecoklatan atau kehitaman. Kadar besi
sebanyak 0,3 mg/l dan kadar mangan sebanyak 0,05 mg/l sudah cukup dapat
menimbulkan warna pada perairan (peavy et al., 1985 dalam Effendi, 2003). Pada
lingkungan budidaya warna air yang didapati juga bermacam-macam, antara lain
dipengaruhi oleh kandungan plankton yang tergandung di dalam air baik fitoplankton
maupun zooplankton, larutan tersuspensi, dekomposisi bahan organik, mineral maupun
bahan lain yang terlarut dalam air. Warna air yang disebabkan oleh dominasi plankton
dapat mempengaruhi warna air, sehingga secara tidak langsung dari warna perairan juga
dapat menggambarkan kesuburan perairan.
C. Kecerahan Jenis Plankton
Warna air yang disebabkan oleh dominasi plankton dapat mempengaruhi warna
air, sehingga secara tidak langsung dari warna perairan juga dapat menggambarkan
kesuburan perairan. warna air yang disebabkan oleh dominasi plankton antara lain:
a) Hijau, disebabkan oleh Dunaleilla dan Chlorella yang merupakan pakan alami
yang baik untuk biota budidaya, namun ada juga warna hijau yang didominasi
oleh Chaetomorpha dan Enteromorpha yang memeiliki pengaruh kurang baik
terhadap kehidupan biota budidaya.
a) Pada umumnya lautan berwarna biru, hal ini disebabkan oleh sinar matahari
yang bergelombang pendek (sinar biru) dipantulkan lebih banyak dari pada
sinar lain.
b) Warna kuning, karena di dasarnya terdapat lumpur kuning, misalnya Sungai
Kuning di Cina.
c) Warna hijau, karena adanya lumpur yang diendapkan dekat pantai yang
memantulkan warna hijau dan juga karena adanya planktonplankton dalam
jumlah besar.
d) Warna putih, karena permukaannya selalu tertutup es seperti di laut kutub
utara dan selatan.
e) Warna ungu, karena adanya organisme kecil yang mengeluarkan sinar-sinar
fosfor seperti di laut ambon.
f) Warna hitam, karena di dasarnya terdapat lumpur hitam seperti di laut hitam.
g) Warna merah, karena banyaknya binatang-binatang kecil berwarna merah
yang terapung-apung.
D. Pengelolaan Kualitas Air
Dalam penyediaan air minum, warna sangat dikaitkan dengan segi estetika.
Warna air dapat dijadikan sebagai petunjuk jenis pengolahan yang sesuai. Berdasarkan
zat penyebabnya, warna air dapat dibedakan menjadi :
a) Warna Sejati (true color) Warna sejati disebabkan adanya zat-zat organik
dalam bentuk koloid. Warna ini tidak akan berubah walaupun mengalami
penyaringan dan sentrifugasi. Contoh dari warna sejati antara lain : warna air
teh, warna air buangan industri tekstil, serta warna akibat adanya asam
humus, plankton, atau akibat tanaman air yang mati.
b) Warna Semu (apparent color) Warna semu disebabkan oleh adanya partikel-
partikel tersuspensi dalam air. Warna ini akan mengalami perubahan setelah
disaring atau disentrifugasi serta dapat mengalami pengendapan. Warna
semu akan semakin pekat bila kekeruhan air meningkat.