Anda di halaman 1dari 10

BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Penelitian yang dilakukan berbentuk penelitian eksperimental semu

(Quation experiment), yaitu suatu kegiatan percobaan (experiment) yang

bertujuan untuk mengetahui suatu gejala atau pengaruh yang timbul sebagai

akibat adanya perlakuan tertentu. Namun peneliti tidak mungkin mengontrol

semua variable luar, sehingga perubahan yang terjadi pada efek tidak

sepenuhnya oleh pengaruh perlakuan.(16,17,18)

B. Waktu dan Tempat Penelitian

1. Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan pada September 2013 – Mei 2014

2. Tempat Penelitian

Penelitian dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Analis Kesehatan

Pontianak.

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi Penelitian

Populasi merupakan keseluruhan sumber data yang diperlukan dalam

suatu penelitian.(16,17) Populasi pada penelitian ini adalah air perasan

jeruk nipis (Citrus aurantifolia) konsentrasi 100%.

28
29

2. Sampel Penelitian

Sampel adalah sebagian dari populasi yang mewakili suatu populasi.(16,17)

Kriteria sampel jeruk nipis yang digunakan adalah air perasan dari jeruk

nipis.

a. Teknik pengambilan sampel

Teknik Pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive

sampling, yaitu pengambilan sampel yang didasarkan atas

pertimbangan tertentu yang dibuat oleh peneliti sendiri, berdasarkan

ciri dan sifat populasi yang sudah diketahui sebelumnya.

b. Jumlah perhitungan sampel

Pada penelitian ini jumlah sampel yang digunakan ada 10

konsentrasi yang terdiri dari 10%, 20%, 30%, 40%, 50%, 60%, 70%,

80%, 90%, 100%.

D. Pengukuran dan Pengamatan Variabel

1. Metode Pemeriksaan

Metode penelitian yang digunakan adalah metode cakram dan metode

sumuran

2. Prinsip Pemeriksaan

a. Metode Cakram

Kertas cakram direndam dalam air perasan jeruk nipis pada masing-

masing konsentrasi diletakkan pada medium agar yang sebelumnya

ditanam bakteri kemudian diamati dan diukur zona hambatannya.


30

b. Metode Sumuran

Membuat lubang pada agar padat yang telah diinokulasi dengan

bakteri. Jumlah dan letak lubang disesuaikan dengan tujuan

penelitian, kemudian lubang diinjeksikan dengan ekstrak yang akan

diuji.

3. Alat dan Bahan

a. Alat

1) Cawan petri dish steril

2) Autoclave

3) Pinset steril

4) Lampu spiritus

5) Timbangan + gelas arloji

6) Labu Erlenmeyer steril

7) Gelas ukur

8) Beaker glass + batang pengaduk

9) Rak tabung reaksi + tabung reaksi

10) Sumuran steril

b. Bahan

1) Aquadest steril

2) Biakan murni kuman Staphylococcus aureus

3) Barium klorida (BaCl2) 1,175 %

4) Asam sulfat (H2SO4) 1%

5) NaCl steril 0,9 %


31

6) Media Muller Hilton

4. Prosedur

a. Cara Pembuatan Air Perasan Jeruk Nipis

1) Jeruk nipis diperas secara steril sebanyak 100 ml, kemudian

masukkan ke dalam labu erlenmeyer tutup asa steril.

2) Kemudian lakukan pengenceran air perasan jeruk nipis mulai

dari 10%, 20%, 30%, 40%, 50%, 60%, 70%, 80%, 90%, 100%,

dan masing-masing pengenceran dimasukan ke dalam tabung

reaksi.

Tabel 4.1: Cara Pembuatan Konsentrasi Air Perasan Jeruk Nipis Dengan
Metode Cakram

Air Perasan Konsentrasi


Aquadest Kertas Cakram Kosong
Jeruk Nipis (%)
1 ml 9 ml 10 %

2 ml 8 ml 20 %

3 ml 7 ml 30 %

4 ml 6 ml 40 %

5 ml 5 ml 50 % Direndam dalam sampel yang


telah diencerkan pada berbagai
6 ml 4 ml 60 % konsentrasi selama 15 menit.
7 ml 3 ml 70 %

8 ml 2 ml 80 %

9 ml 1 ml 90 %

10 ml - 100 %
32

Tabel 4.2: Cara Pembuatan Konsentrasi Air Perasan Jeruk Nipis Dengan
Metode Sumuran
Air Perasan Konsentrasi
Aquadest Sumuran
Jeruk Nipis (%)
1 ml 9 ml 10 %

2 ml 8 ml 20 %

3 ml 7 ml 30 %

4 ml 6 ml 40 %

5 ml 5 ml 50 %
Sampel diambil 10 µl kemudian
6 ml 4 ml 60 % dimasukan ke dalam sumuran

7 ml 3 ml 70 %

8 ml 2 ml 80 %

9 ml 1 ml 90 %

10 ml - 100 %

b. Cara Pembuatan Media Mueller-Hinton Agar

1) Ditimbang MHA (Mueller-Hinton Agar) 38 gram masukkan ke

dalam erlenmeyer.

2) Ditambahkan 1000 ml aquadest steril pada erlenmeyer tersebut.

3) Dipanaskan sambil digoyang–goyang di atas waterbath sampai

larut sempurna, cek pH dengan menggunakan pH meter ( pH

harus 7,4 ).

4) Disterilkan ke dalam autoclave pada suhu 1210C selama 15

menit.

5) Tuang sekitar 25 – 30 ml media MHA ke dalam petridish steril

dengan diameter 100 mm secara steril dan hati - hati.


33

c. Cara Pembuatan Standar Kekeruhan Mc.Farland

1) Dipipet 0,5 ml 1,175 % Barium Chlorida dehydrate (BaCl2) +

9,5 ml 1% AsamSulfat, homogenkan.

2) Standar kekeruhan ini dimasukkan kedalam tabung reaksi

seperti yang dipakai untuk membuat suspensi bakteri, ditutup

rapat supaya tidak terjadi penguapan.

3) Standar kekeruhan Mc.Farland adalah standar suspensi yang

menunjukan kekeruhan bakteri sama dengan 108 CFU/ml

4) Dapat disimpan diruang gelap suhu kamar selama 6 bulan, kalau

akan digunakan dikocok terlebih dahulu.

d. Cara Pembuatan Suspensi Bakteri Staphylococcus aureus

1) Masukkan 5 ml NaCl steril ke dalam tabung reaksi steril.

2) Diambil koloni bakteri Staphylococcus aureus dari biakan murni

dengan menggunakan ose bulat steril.

3) Dimasukkan ke dalam tabung reaksi yang berisi Nacl steril

4) Dihomogenkan

5) Kekeruhan dibandingkan dengan standar kekeruhan Mc.Farland

0.5.

e. Cara Pembuatan Cakram Antibakteri

1) Disiapkan Cakram kertas yang terbuat dari kertas saring

Watman no.1 dengan diameter 6 mm sebanyak 10 butir.

2) Kemudian dengan menggunakan pinset steril kertas cakram

direndam ke dalam masing-masing konsentrasi (10%, 20%,


34

30%, 40%, 50%, 60%, 70%, 80%, 90%,100%) air perasan jeruk

nipis sebanyak 1 disc setiap konsentrasinya selama 15 menit.

3) Kemudian cakram diangkat dan dibiarkan sebentar selama 5

menit agar tiris, selanjutnya letakkan kertas cakram pada

permukaan Agar Plate sesuai dengan masing-masing

konsentrasi.

4) Jarak cakram terhadap plate ± 2 cm dan jarak antar cakram ± 3

cm.

f. Cara Pembuatan Sumuran Antibakteri

1) Disiapkan sumuran dengan diameter 6 mm yang dibuat dari

potongan ujung pipet mikro sebanyak 10 buah.

2) Selanjutnya dengan bantuan pinset steril masukan sumuran

pada setiap Agar Plate untuk pengujian air perasan jeruk nipis.

3) Setelah itu dimasukan 10 µl air perasan jeruk nipis ke dalam

sumuran sesuai dengan masing-masing konsntrasi (10%, 20%,

30%, 40%, 50%, 60%, 70%, 80%, 90%, 100%).

g. Inokulasi Bakteri Pada Sampel

1) Dalam waktu 15 menit setelah pembuatan suspensi kuman,

rendam swab steril ke dalam suspensi kuman.

2) Tekan swab steril seperlunya di atas batas atas cairan, dan putar

swab tersebut agar air tiris.

3) Kemudian swab tersebut di usapkan pada permukaan media

MHA sebanyak 3 kali, putar cawan petri kira-kira 60o setiap


35

proses swab agar proses inokulum suspensi merata pada

permukaan media.

h. Cara Kerja Penanaman Antibakteri dengan Metode Cakram

1) Dicelupkan swab steril ke dalam suspensi bakteri

Staphylococcus aureus kemudian tekan kapas ke sisi tabung

agar air tiris.

2) Inokulasikan pada seluruh permukaan media MHA secara

merata, kemudian biarkan selama 10 menit.

3) Kertas cakram dicelupkan ke dalam air perasan jeruk nipis

dengan konsentrasi tertentu selama 15 menit.

4) Diangkat dan biarkan 5 menit agar tiris, selanjutnya letakkan

kertas cakram pada permukaan media MHA yang telah

diinokulasi bakteri uji.

5) Kertas cakram ditekan menggunakan pinset steril supaya

menempel sempurna di permukaan agar plate.

6) kemudian Inkubasi dalam inkubator pada suhu 37 °C selama 24

jam.

i. Cara kerja Penanaman Antibakteri dengan Metode Sumuran

1) Dicelupkan swab steril ke dalam suspensi bakteri

Staphylococcus aureus kemudian tekan kapas ke sisi tabung

agar air tiris.

2) Inokulasikan pada seluruh permukaan media MHA secara

merata, kemudian biarkan selama 10 menit.


36

3) Selanjutnya dengan bantuan pinset steril masukan sumuran pada

permukan media MHA lalu ditekan supaya menempel

sempurna.

4) Setelah itu masukan 10 µl air perasan jeruk nipis ke dalam

sumuran.

5) kemudian Inkubasi dalam inkubator pada suhu 37 °C selama 24

jam.

5. Pembacan Hasil

Diamati dan diukur diameter zona hambatannya dengan penggaris dalam

satuan milimeter (mm).

E. Teknik Pengolahan dan Penyajian Data

1. Pengolahan Data

a. Editing

Editing atau Penyuntingan data dilakukan setelah data diperoleh,

dilakukan pengecekan ulang, diperjelas dan diperbaiki apabila ada

kesalahan sehingga menghasilkan data yang benar dan akurat.(16,17)

b. Coding

Pemberian kode data disesuaikan dengan jenis sampel dan

disesuaikan dengan masing-masing air perasan jeruk nipis.(16,17)

c. Entering

Dari hasil penelitian pengukuran diameter zona hambatan

pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus pada media agar plate,


37

dihitung dan ditulis dalam bentuk data, selanjutnya dimasukkan ke

dalam bentuk tabel.(16,17)

d. Cleaning

Setelah semua data dimasukkan, perlu di cek kembali untuk melihat

kemungkinan adanya kesalahan kode pada sampel, ketidak

lengkapan dan sebagainya.(16,17)

2. Penyajian Data

Data yang telah diolah selanjutnya disajikan dalam bentuk Tabel

Distribusi Frekuensi.

F. Teknik Analisa Data

Data yang diperoleh dari hasil penelitian dianalisis dengan Uji t-sampel

berpasangan yang diolah secara komputerisasi menggunakan Program SPSS.

Anda mungkin juga menyukai