PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Kanker kandung kemih (karsinoma buli-buli) adalah kanker yang mengenai kandung
kemih dan kebanyakan menyerang laki-laki berusia di atas 50 tahun (Nursalam 2016).
Insidennya lebih banyak terjadi pada pekerja zat warna aniline. Produk-produk seperti
benzidine dan 3-naphtylamine bersifat karsinogenik (Shenoy 2014). Menurut
Pusponegoro, dkk. dalam buku Kumpulan Kuliah Ilmu Bedah, kanker kandung kemih
lebih sering mengenai penderita laki-laki daripada wanita dengan perbandingan 2:1.
Sebagian besar (±90%) tumor kandung kemih adalah karsinoma sel transisional. Tumor
ini bersifat multifokal, yaitu dapat terjadi di saluran kemih yang epitelnya terdiri atas sel
transisional, seperti di pielum, ureter, uretra posterior. Sedangkan jenis yang lainnya
adalah karsinoma sel skuamosa (±10%) dan adenokarsinoma (±2%) (Nursalam 2016).
Pada 90% kasus, gejala klinis yang awal adalah hematuria intermitten yang tidak
disertai nyeri (Shenoy 2014). Kanker kandung kemih adalah neoplasma yang paling sering
terjadi di saluran kemih, dilaporkan mendekati angka 3% dari semua kematian yang
disebabkan oleh kanker. Kanker kandung kemih juga muncul 2-3 kali lebih sering pada
pria daripada wanita meskipun angka kejadian pada wanita juga meningkat. Kanker ini
sekarang menjadi urutan nomor 5 dari kanker yang paling sering terjadi pada pria dan
menjadi urutan 10 dari kanker yang paling sering terjadi pada wanita. Kanker ini juga
lebih sering terjadi padaorang kulit putih daripada orang kulit hitam dan lebih sering
muncul di daerah perkotaan dan di daerah industri bagian utara. Tumor jinak dan ganas
dapat berkembang pada permukaan dinding kandung kemih atau tumbuh di dalam dinding
dan dengan cepat menyerang otot di bawahnya. Sekitar 90% kanker kandung kemih
merupakan karsinoma sel transisional, berasal dari epitel transisional dari membran
mukosa (Joan dan Lyndon 2014).
2. Tujuan Penulisan
Untuk mengetahui asuhan keperawatan pada tumor buli secara komprehensif
BAB II
LANDASAN TEORITIS
1. Teoritis medis
A. Definisi
Tumor jinak dan ganas dapat berkembang pada permukaan dinding kandung kemih
atau tumbuh di dalam dinding dan dengan cepat menyerang otot di bawahnya. Sekitar
90% kanker kandung kemih merupakan karsinoma sel transisional, berasal dari epitel
transisional dari membran mukosa. Tumor kandung kemih paling sering terjadi pada
orang lanjut usia yang berusia lebih dari 50 tahun, dan lebih sering terjadi pada pria
dibanding wanita, serta di area industri dengan penduduk padat (Joan dan Lyndon
2014).
Kanker kandung kemih adalah kanker non agresif yang muncul pada lapisan sel
transisional kandung kemih. Kanker ini sifatnya kambuh. Dalam kasus yang lebih
sedikit, kanker kandung kemih ditemukan menginvasi lapisan lebih dalam dari jaringan
kandung kemih. Dalam kasus ini, kanker cenderung lebih agresif. Paparan zat kimia
industri (cat, tekstil), riwayat penggunaan cyclophosphamide, dan merokok
meningkatkan resiko kanker kandung kemih (Di Giulio,et al., 2017). Kanker kandung
kemih (karsinoma buli-buli) adalah kanker yang mengenai kandung kemih dan
kebanyakan menyerang laki-laki (Nursalam 2016).
B. Klasifikasi
1. Klasifikasi berdasarkan bentuk tumor
Tumor buli-buli dapat berbentuk, antara lain: (Yosef 2017)
1. Papiler
2. Tumor non invasif (in situ)
3. Noduler (infiltrat)
4. Campuran antara papiler dan infiltrat
Kanker kandung kemih memiliki beberapa faktor resiko termasuk interaksi antara
latar belakang genetik dan faktor lingkungan dan merokok adalah faktor resiko utama
pemicu kanker kandung kemih (Cohen, et al., 2014 dalam Rouissi, et al., 2015), dan
bertanggung jawab atas 50% kasus pada pria dan 35% pada wanita (Zeegers,et al.,
2014 dalam Rouissi, et al., 2015). Asap rokok mengandung sejumlah xenobiotics
termasuk oksidan dan radikal bebas, sehingga asap rokok dapat menurunkan serum dan
folat sel darah merah dalam darah dan antioksidan vitamin B12 (Maninno, et al., 2003;
Tungtrongchitr, et al., 2003 dalam Rouissi,et al., 2011). Sebagai tambahan laporan
mengindikasikan bahwa konsentrasi total plasma homocysteine lebih tinggi pada
perokok daripada non perokok (Lwin, et al., 2002; Saw, et al., 2001 dalam Rouissi. et
al., 2011). Penemuan-penemuan ini menunjukkan bahwa fungsi polimorfisme pada gen
terlibat dalam metabolisme folat dan tingkat serum dari vitamin B12 memiliki peranan
penting dalam perkembangan karsinogenesis kanker.
Faktor resiko lain yang menyebabkan kanker kandung kemih menurut Wein, AJ (2012):
1. Pada karsinoma urothelial kandung kemih
a. Merokok
b. Paparan industri
c. Paparan zat kimia
d. Paparan cyclophosphamide
2. Pada karsinoma sel skuamosa kandung kemih:
a. Schistosomiasis, merupakan sebuah infeksi dari Schistosoma
haematobium
b. Batu pada saluran kemih, jika terjadi bertahun-tahun
c. Penggunaan kateter selama bertahun-tahun
d. Divertikula kandung kemih
3. Pada adenokarsinoma kandung kemih:
a. Sisa dari tindakan urachal
b. Neurogenic bladder
c. Metastasis dari malignansi primer
d. Ekstropi kandung kemih
e. Invasi tumor/kanker dari organ lain seperti kolon dan ginjal
4. Penyebab lain yang jarang terjadi:
Penggunaan analgesik yang mengandung phenacetin.
E. Manifestasi Klinik
Manifestasi Klinis pada kanker kandung kemih, antara lain:
1. Lokal
a. Obstruktif
1. Kencing sedikit: sebagai akibat dari tumbuhnya tumor yang menutup aliran
menuju uretra.
2. Hematuria: massa tumor memiliki sifat mudah ruptur dan sifat urin adalah
asam yang akan mengikis tumor tersebut sehingga akan terjadi bleeding dan
dikeluarkan melalui urin.
3. Pancaran melemah: karena adanya obtruksi sehingga kencing menjadi sedikit
dan mengakibatkan pancaran melemah.
b. Iritatif
1. Frekuensi: terjadi peningkatan frekuensi karena adanya retensi urine dan
pengisian kandung kemih secara kontinyu.
2. Urgensi
3. Nocturia ( jarang )
4. Urge incontinensia
5. Disuria
2. Sistemik
a. Anemia: sebagai akibat dari adanya hematuria sehingga tubuh kekurangan Hb.
b. Hiperventilasi : karena tidak adanya Hb yang mengikat O2 sehingga
mengakibatkan sesak napas.
c. Hipertensi: karena adanya gangguan pada fungsi ginjal sehingga mengakibatkan
aldosteron terganggu, pembuluh darah menjadi vasokonstriksi sehingga muncul
hipertensi.
d. Oedema: karena adanya gangguan pada renin angiotensin yang berdampak pada
pompa Na dan K, kemudian Na tidak dapat keluar sehingga mengikat banyak air
yang mengakibatkan oedema.
Gambaran klinis dari kanker kandung kemih, antara lain: (Shenoy 2014)
1. Pada 90% kasus, gejala klinis yang awal adalah hematuria intermitten yang tidak
disertai nyeri.
2. Gejala klinis menyerupai sisititis yang hebat terjadi pada ulkus karsinoma
3. Selanjutnya dapat kencing bercampur darah yang disertai nyeri
4. Stranguria adalah rasa nyeri saat miksi dengan perdarahan dan pengososngan buli
yang tidak lampias
5. Nyeri pinggang disebabkan oleh obstruksi ureter dengan hidronefrosis
6. Nyeri suprapubik, nyeri lipat paha, nyeri perineal disebabkan oleh infiltrasi
nervus. Keadaan ini menandakan bentuk tumor yang sudah lanjut
F. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan diagnostik yang bisa dilakukan, antara lain:
1. Palpasi Bimanual (Shenoy 2014)
Yaitu per reto-abdominal pada pria dan per vagino-abdominal pada wanita dilakukan
di bawah anastesi umum. Penebalan dinding buli, mobilitas, fiksasi, dan keras
tidaknya tumor dapat ditentukan. Palpasi bimanual dikerjakan dengan narkose
umum (supaya otot buli-buli relaks) pada saat sebelum dan sesudah reseksi tumor
TUR buli-buli. Jari telunjuk kanan melakukan colok dubur atau colok vagina
sedangkan tangan kiri melakukan palpasi buli-buli di daerah suprasimfisis untuk
memperkirakan luas infiltrasi tumor. Kontribusi perawat dalam pemeriksaan
bimanual adalah untuk mengetahui apakah teraba tumor pada dasar buli-buli dengan
bantuan general anestesi sesuai prosedur.
G. penatalaksanaan
1. Hematuria
a. Dilakukan three way kateter untuk irigasi kandung kemih yang mengalami
perdarahan akibat massa dengan PZ 1000 cc.
Konstribusi perawat:
1. Monitoring irigasi
2. Monitoring balance cairan urin yang di tampung pada urin bag dikurangi
dengan cairan yang masuk {PZ}).
3. Evaluasi warna urin
4. Kondisi bladder
b. Oksigenasi karena kilen mengalami hiperventilasi
c. Transfusi + farmakologi (asam traneksamat serta vitamin K) untuk penatalksaan
perdarahan.
2. TURB-T (Trans-Urethral Resection of Bladder-Tumor)
Dilakukan reseksi untuk mengambil tumor. Jika terjadi perdarahan dilakukan
tindakan irigasi kandung kemih , jika urine tidak keluar , curiga adanya stone cell
dan tatalaksana dengan dilakukan spool.
3. Cystektomy radikal atau parsial
Sistektomi radikal yang diikuti dengan kemoterapi sistemik (MVAC-Methotrexate,
Vinblastine, Adriamycin, Cisplatin). Sistektomi radikal merupakan pengangkatan
buli dengan lemak perisistikserta prostat dan vesikula seminalis, uretra pada priadan
buli serta lemak perisistik, serviks, uuterus, kubah vagina anterior, uretra dan
ovarium pada wanita. Sistektomi radikal merupakan suatu operasi mayor dengan
angka mortalitas 3 sampai 8%.
4. Diversi Urine
Sistektomi radikal adalah pengangkatan kandung kemih dan jaringan sekitarnya
(pada pria berupa sistoprostatektomi) dan selanjutnya aliran urine dari ureter
dialirkan melalui beberapa cara diversi urine, antara lain: (Yosef, 2017)
a. Uretrosigmoidostomi, yaitu membuat anastomosis kedua ureter ke dalam
sigmoid. Cara ini sekarang tidak banyak dipakai lagi karena banyak
menimbulkan penyulit.
b. Kondisi usus, yaitu mengganti kandung kemih dengan ileum sebagai
penampung urin, sengakan untuk mengeluarkan urine dipasang kateteer
menetap melalui sebuah stoma. Konduit ini diperkenalkan oleh Bricke pada
tahun 1950 dan saat ini tidak banyak dikerjakan lagi karena dianggap tidak
praktis.
c. Diversi urin kontinen, yaitu mengganti kandung kemih dengan segmen ileum
dengan membuat stoma yang kontinen (dapat menahan urin pada volume
tertentu). Urin kemudian dikeluarkan melalui stoma dengan melakukan
kateterisasi mandiri secara berkala. Cara diversi urin ini yang terkenal adalah
cara Kock pouch dan Indian pouch.
d. Diversi urin Orthotopic, adalah membuat neobladder dari segmen usus yang
kemudian dilakukan anastomosis dengan uretra. Teknik ini dirasa lebih
fisiologis untuk pasien, karena berkemih melalui uretra dan tidak memakai
stoma yang dipasang di abdomen. Teknik ini pertama kali diperkenalkan oleh
Camey dengan berbagai kekurangannya dan kemudian disempurnakan oleh
Studer dan Hautmann.
5. Kemoterapi intra Buli
Kemoterapi intravesika pasca bedah dengan Thiotepa/Adriamycin/Mitomycin yang
ditahan di sisi dalam kandung kemih selama 1 jam, 6-8 serial seperti ini dengan
interval setiap seminggu diberikan untuk mengurangi angka kekambuhan.
2. Teori Keperawatan
a. Pengkajian
1. Identitas klien
a. Usia:
Menurut Brunner & Suddarth, 2004 Kanker kandung kemih lebih sering terjadi
pada orang dewasa berusia 50 sampai 70 tahun, usia rata-rata pada saat diagnosis
adalah 65 tahun, dan pada periode tersebut sekitar 75% dari kanker kandung
kemih terlokalisasi pada kandung kemih, 25% telah menyebar ke kelenjar getah
bening regional atau tempat yang jauh.
b. Jenis Kelamin:
Pria memiliki resiko 3 kali lipat lebih besar dibanding dengan wanita (Brunner &
Suddarth 2004).
c. Pekerjaan:
Pekerja di pabrik bahan kimia, penyamak kulit, pegawai salon, pewarna, karet,
minyak bumi, industri kulit, dan percetakan memiliki risiko lebih tinggi.
Karsinogenik yang spesifik meliputi benzidin, betanaphthylamine, dan 4-
aminobiphenyl. Perkembangan tumor dapat berlangsung lama (Emil Tanagho dan
Jack W. McAninch 2007).
d. Tempat Tinggal:
Terdapat insiden kanker kandung kemih yang tinggi di banyak negara di Afrika,
terutama Mesir, terkait paparan parasit Schistosoma haematobium, yang dapat
ditemukan dalam kandungan air di negara-negara ini (Connie Yarbro, dkk, 2010).
2. Riwayat keperawatan
a. Keluhan Utama : Klien akan mengeluhkan hematuria.
b. Riwayat Penyakit Sekarang:
Obstruktif : a. Kencing sedikit
b. Hematuria
c. Pancaran melemah
Iritatif : a. Frekwensi
b. Urgency
c. Nocturia (jarang)
d. Urge inkontinencia
e. Dysuria
c. Riwayat Penyakit Dahulu:
Orang-orang yang memiliki riwayat kanker kandung kemih, infeksi kronis saluran
kencing, dan infeksi dari parasit memiliki kemungkinan untuk kembali memiliki
penyakit yang sama (National Cancer Institute 2010).
d. Riwayat Kesehatan Keluarga:
Keluarga yang memiliki riwayat kanker kandung kemih maupun kanker lain
seperti kanker kolon dan kanker ginjal (RCC) akan menimbulkan resiko kanker
kandung kemih (National Cancer Institute 2010).
e. Riwayat psikososial dan spiritual:-
f. Kondisi lingkungan rumah:
Pada area industri dengan penduduk padat yang memungkinkan lingkungan
terpapar oleh karsinogen tertentu, seperti: tembakau, 2-naftilamin, dan nitrat
diketahui sebagai faktor predisposisi tumor sel transisional (Joan dan Lyndon
2014).
g. Kebiasaan sehari-hari
Konsumsi 4 P (Pemanis, pewarna, pengawet, penyedap rasa), merokok, kopi.
3. Pemeriksaan fisik
Nyeri atau ketidak nyamanan : nyeri tekan abdomen, nyeri tekan pada area ginjal pada
saat palpasi, nyeri dapat digambarkan sebagai akut, hebat, tidak hilang dengan posisi
atau tindakan lain.
a. Keadaan Umum: Klien tampak pucat, merasa mual.
b. Tanda-tanda vital:
1. Peningkatan TD, karena ada gangguan pada fungsi aldosteron yang
menyebabkan vasokontriksi pembulu darah yang berakibat pada hipertensi
2. Peningkatan RR (Hiperventilasi), karena terjadi penurunan Hb yang berakibat
pada penurunan O2
c. Pemeriksaan fisik
1. Aktivitas/Istirahat
Gejala : Merasa lemah dan letih
Tanda : Perubahan kesadaran
2. Sirkulasi
Gejala : Perubahan tekanan darah normal (hipertensi)
Tanda : Tekanan darah meningkat, takikardia, bradikardia, disritmia
3. Integritas Ego
Gejala : Perubahan tingkah laku atau kepribadian
Tanda : Cemas, mudah tersinggung
4. Eliminasi
Gejala : Perubahan BAK
Tanda : Nyeri saat BAK, Urine bewarna merah
5. Makanan & Cairan
Gejala : Mual muntah
Tanda : Muntah
6. Neurosensori
Gejala : Kehilangan kesadaran sementara (Vertigo)
Tanda : Perubahan kesadaran sampai koma, perubahan mental
7. Nyeri/Kenyamanan
Gejala : Sakit pada daerah abdomen
Tanda : Wajah menyeringai, respon menarik pada rangsangan nyeri
8. Interaksi Sosial
Gejala : Perubahan interaksi dengan orang lain
Tanda : Rasa tak berdaya, menolak jika diajak berkomunikasi
9. Keamanan
Gejala : Trauma baru
Tanda : Terjadi kekambuhan lagi
10. Seksualisasi
Gejala : Tidak ada sedikitnya tiga silus menstruasi berturut-turut
Tanda : Atrofi payudara, amenorea
11. Penyuluhan/Pembelajaran
Gejala : Riwayat keluarga lebih tinggi dari normal untuk insiden depresi
Tanda : Prestasi akademik tinggi
d. Pemeriksaan per sistem
1. B1(Breathing)
Bisa ditemui pernapasan cuping hidung, penggunaan otot bantu napas, retraksi
dada yang disebabkan karena hiperventilasi.
2. B2 (Blood)
Fungsi renal terganggu dapat menyebabkan, gangguan pada fungsi aldosteron
yang menyebabkan vasokontriksi pembulu darah yang berakibat pada
hipertensi (peningkatan TD).
Saat terjadi hematuria, maka banyak darah yang dikeluarkan dan tubuh
kekurangan Hb berdampak pada anemia.
3. B3 (Brain)
Kepala dan wajah tidak ada kelainan, pucat, mata: sklera icterus, conjunctiva
pucat, pupil isokor, leher tekanan vena jugularis normal. Persepsi sensori tidak
ada kelainan.
4. B4 (Bladder)
Inspeksi:
Obstruktif : a. Kencing sedikit
b. Hematuria
c. Pancaran melemah
Iritatif : a. Frekwensi
b. Urgency
c. Nocturia (jarang)
d. Urge inkontinencia
e. Dysuria
Auskultasi : arteri renalis ada bruit atau tidak
Palpasi : teraba massa supra sympisis, diameter 10 x 10 cm, keras, fixed.
5. B5 (Bowel)
Mulut dan tenggorok kering, agak merah (iritasi) disebabkan adanya mual dan
muntah pada klien kanker kandung kemih.
6. B6( Bone)
Gangguan pada Renin-Angiotensin yang berakibat pada gangguan pompa Na
dan K, sehingga Na tidak dapat dikeluarkan yang menyebabkan edema pada
ekstermitas.
b. diagnosa keperawatan
Pra Operasi
1. Gangguan eliminasi urin berhubungan dengan obstruksi anatomik
2. Ketidakefektifan pola napas berhubungan dengan hiperventilasi
3. Mual berhubungan dengan tumor lokal di kandung kemih
4. Nyeri akut berhubungan dengan agen injury
Post Operasi
5. Nyeri akut berhubungan dengan agen injury
6. Resiko infeksi berhubungan dengan prosedur invasif
c.intervensi keperawatan
Pra Operasi
Pasca Operasi
Diagnosa Tujuan dan Kriteria
No. Intervensi
Keperawatan Hasil
d.implementasi
implementasi keperawatan disesuaikan dengan intervensi
keperawatan,menjelaskan setiap tindakan dengan pedoman atau prosedur teknis
yang telah di tentukan .
e. Evaluasi
Evaluasi yang diharapkan:
1. Urin tidak tampak merah sehingga kembali nornal
2. Kemampuan berkembih kembali normal
BAB III
TINJAUAN KASUS
a. Pengkajian
Orientasi (Tempat, Waktu, dan Orang) : Baik Tidak Baik : penurunan kesadaran
Diagnosa Keperawatan:
AIRWAY
Jalan Nafas : Paten Tidak Paten Bersihan jalan nafas tidak efektif
Keluhan Lain: -
BREATHING
CIRCULATION
Karakteristik Nyeri :
Lokasi Edema:
DISABILITY
Keluhan Lain : … …
EXPOSURE
Deformitas : Ya Tidak
Contusio : Ya Tidak
Abrasi : Ya Tidak
Penetrasi : Ya Tidak
Laserasi : Ya Tidak
Edema : Ya Tidak
KeluhanLain:
……
Diagnosa Keperawatan:
ANAMNESA
Medikasi : cefrtiaxone 1 gr
Vit-k
Transamin 500 mg
Keterolac 30 mg
Omeperazole 80 mg
Even/Peristiwa Penyebab:
Tanda Vital :
PEMERIKSAAN FISIK
Dada:
Perkusi : senor
Auskultasi : vesikuler
Abdomen:
Inspeksi : simetris
Palpasi : timpani
Perkusi : timpani
Auskultasi : normal
Pelvis:
Ektremitas Atas/Bawah:
Punggung :
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
RONTGEN
Hasil:tidak ada
CT-SCAN
Hasil:tidak
USG
EKG
Hasil:tidak ada
AGDA
DarahLengkap
Enzim jantung
Lain-lain
TERAPI:
Lainnya:...........
Jam :
Keterangan :
NAMA TERANG :
FORMAT
ANALISA DATA
DO:
- Wajah pasien tampak
meringis
- Skala nyer
2.
DS : idronefrosis
- Pasien mengatakan Ketidakseimbangan nutrisi
Ureum kembali ke pembuluh kurang dari kebutuhan
tidak nafsu makan darah
- Pasien merasa mual tubuh
Uremia
DO :
- Kurang nafsu makan BUN meningkat
- Bising usus berlebih
Mual
- Konjungtiva pucat
- Denyut nadi lemah Intake tidak adekuat
BB menurun
3.
DS: Resiko gangguan integritas
Kelainan struktur fungsional
- Pasien mengeluh
tidak nyaman di area buli-buli kulit
luka pembedahan
DO: Diversi Urin
- Luka daerah
pembedahan tampak Stoma
kemerahan
Resiko gangguan integritas
kulit
FORMAT
Ruang : No. MR :
No Diagnosa Intervensi
Keperawata
n
FORMAT
CATATAN PERKEMBANGAN
Ruang : No. MR :
a. Kesimpulan
Kanker kandung kemih (karsinoma buli-buli) adalah kanker yang mengenai kandung
kemih dan kebanyakan menyerang laki-laki berusia di atas 50 tahun (Nursalam,
2016). Insidennya lebih banyak terjadi pada pekerja zat warna aniline. Produk-produk
seperti benzidine dan 3-naphtylamine bersifat karsinogenik (Shenoy, 2014). Pada
90% kasus, gejala klinis yang awal adalah hematuria intermitten yang tidak disertai
nyeri (Shenoy, 2014). Penatalaksanaannya bisa disesuaikan dengan stadium dari
kanker kandung kemih, jika stadium Tis, Ta, T1 dapat dilakukan dengan reseksi
transuretra (TUR) dan untuk stadium T2-T4 bisa dilakukan sistektomi radikal
(Shenoy, 2014).
DAFTAR PUSTAKA
Brunner &Suddarth. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: EGC
Coleman, EA., Lord, JE, Huskey, SW, Black JM, dan Jacobs EM. 1997. Medical-Surgical
Company
Jiang, Q dan Lizhong C. 2018. Karsinoma Ginjal dalam Buku Ajar Onkologi Klinis. Edisi2.
Nursalam & Batticaca, FB. 2016. Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Gangguan
Pusponegoro, dkk. Kumpulan Kuliah Ilmu Bedah. Tangerang: Binarupa Aksara Publisher
Saputra, Lyndon. 2014. Master Plan Ilmu Bedah. Tangerang: Binarupa Aksara Publisher
Shenoy, K. Rajgopal dan Anita N. 2014. Buku Ajar Ilmu Bedah Jilid Satu. Tangerang:
Umami, Vidhia. 2006. At a Glance Ilmu Bedah. Jakarta: PT. Gelora Aksara Pratama
Wein, AJ, Kavaoussi, LR, Novick, AC, Partin, AW, Peters, CA. 2012.Campbell- Walsh