Anda di halaman 1dari 9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. CORONA VIRUS


2.1.1. Defenisi Corona Virus
Menurut Word Heart Organization Coronavirus adalah suatu kelompok
virus yang dapat menyebabkan penyakit pada hewan atau manusia. Beberapa jenis
corona virus diketahui menyebabkan infeksi saluran nafas pada manusia mulai
dari batuk, pilek hingga yang lebih serius seperti Middle East Respiratory
Syndrome atau (MERS) dan Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS).
Corona virus jenis baru yang ditemukan menyebabkan penyakit Covid 19. Gejala
ringan didefinisikan sebagai pasien dengan infeksi akut saluran napas atas tanpa
komplikasi, bisa disertai dengan demam, fatigue, batuk (dengan atau tanpa
sputum), anoreksia, malaise, nyeri tenggorokan, kongesti nasal, atau sakit kepala
Beberapa wabah tersebut antara lain:
1. Severe acute respiratory syndrome (SARS) yang disebabkan oleh SARS
corona virus (SARS-COV) mulai terjadi di Guangdong. China pada
tahun 2002
2. Middle Eastern Respiratory Syndrome (MERS) yang disebabkan oleh
MERS Coronavirus (MERS-COV) dan mulai terjadi di negara arab
saudi dan timur tengah pada tahun 2012 (Zumla, Hui and Perlman,
2015)
3. Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) yang disebabkan oleh SARS
Coronavirus 2 (SARS-COV-2) mulai dari muncul di Wuhan, Hubei,
Cina pada Tahun 2019
Covid 19 dilaporkan pertama kali pada tanggal 2 maret 2020 sejumlah dua
kasus. Sementara itu data untuk indonesia update hingga tanggal 20 april 2020
pukul 16:30 Wib (Infeksi Emerging Kemkes RI, 2020) adalah 6.760 Kauss
konfirmasi, 590 kasus meninggal (8,7%). 747 kasus sembuh (11,1%). 5,423 Kasus
dalam perawatan (80,2%) Covid-19 telah mengubah banyak kebiasaan yang telah
berlangsung lama. (Masrul,ddk 2020)
2.1.2. Tanda dan Gejala Covid 19
1. Batuk dan nyeri tenggorokan
2. Demam suhu tinggi
3. Sesak napas
Gejala COVID-19 mulai dari seperti gejala flu biasa sampai kondisi berat
seperti pneumonia (radang paru akut yang gejalanya sesak napas). Jika Anda
mengalami gejala, memiliki riwayat perjalanan ke wilayah terjangkit, atau
berpaparan dengan orang positif/kemungkinan COVID-19, maka Anda diimbau
untuk melakukan isolasi diri. (Covid 19 ddk 2020)

2.1.3. Cara Penularan Covid 19


COVID-19 adalah penyakit baru dan para peneliti masih mempelajari
bagaimana cara penularannya. Dari berbagai penelitian, metode penyebaran utama
penyakit ini diduga adalah melalui droplet saluran pernapasan dan kontak dekat
dengan penderita. Droplet merupakan partikel kecil dari mulut penderita yang
dapat mengandung virus penyakit, yang dihasilkan pada saat batuk, bersin, atau
berbicara. Droplet dapat melewati sampai jarak tertentu (biasanya 1 meter).
Droplet bisa menempel di pakaian atau benda di sekitar penderita pada
saat batuk atau bersin. Namun, partikel droplet cukup besar sehingga tidak akan
bertahan atau mengendap di udara dalam waktu yang lama. Namun, masyarakat
diwajibkan untuk menggunakan masker kain yang menutupi hidung dan mulut
untuk mencegah penyebaran droplet. (Covid 19 ddk 2020)

2.1.4. Cara Mencegah Penularan Virus Corona (Covid 19)


Data Organisasi Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO)
menunjukkan virus SARS COV-2, nama resmi coronavirus jenis baru yang
menyebabkan Covid-19, menyebabkan dampak yang lebih berat terhadap orang
usia (lansia) dibandingkan kelompok umur lebih muda. Sekitar 22 persen
kematian yang terjadi akibat virus corona dialami lansia yang berumur di atas 80
tahun.
Berikut sejumlah tips mencegah penularan virus corona antara lain:
1. Rajin cuci tangan secara teratur dengan air mengalir dan sabun
2. Cuci tangan juga bisa memakai handsanitizer (Kandungan alkohol 60%)
3. Memakai masker, terutama saat keluar dari rumah
4. Menghindari kontak dekat dengan orang lain (Jaga jarak minimal 1-2
meter)
5. Menghindari kerumunan orang dan tempat-tempat ramai
6. Tetap berada di rumah, kecuali ada urusan mendesak
7. Tidak melakukan perjalanan, kecuali sangat terpaksa
8. Beribadah di rumah
9. Menjalankan hobi di rumah
10. Menghilangkan kebiasaan menyentuh mata, hidung dan mulut
11. Mengonsumsi obat secara rutin untuk penyakit yang diderita
12. Tundak pemeriksaan rutin kedokter, atau sebaiknya pakai konsultasi
online
13. Sementara tidak menerima kunjungan anggota keluarga yang lebih muda
14. Pakai komunikasi virtual untuk bertemu anggota keluarga (Anak atau
cucu)
15. Sediakan stok suplemen, vitamin dan obat dirumah
16. Berolahraga ringan secara rutin setiap hari
17. Makan-makanan dengan gizi seimbang.

2.1.5. Pandemi Covid 19 Bagi Pendidikan Di Indonesia.


Akibat dari pandemi covid-19 ini, menyebabkan diterapkannya berbagai
kebijakan untuk memutus mata rantai penyebaran virus covid-19 di Indonesia.
Upaya yang dilakukan oleh pemerintah di Indonesia salah satunya dengan
menerapkan himbauan kepada masyarakat agar melakukan physical distancing
yaitu himbauan untuk menjaga jarak diantara masyarakat, menjauhi aktivitas
dalam segala bentuk kerumunan, perkumpulan, dan menghindari adanya
pertemuan yang melibatkan banyak orang. Upaya tersebut ditunjukan kepada
masyarakat agar dapat dilakukan untuk memutus rantai penyebaran pandemi
covid-19 yang terjadi saat ini. Dampak pandemi corona kini mulai merambah
dunia pendidikan, pemerintah pusat hingga daerah memberikan kebijakan untuk
meliburkan seluruh lembaga pendidikan. Hal ini dilakukan sebagai upaya
mencegah meluasnya penularan virus corona. (Puspitasari Rina, dkk 2020)

2.1.6. Karakteristik Epidemiologi Covid 19


Dinamika penularan: pada tahap awal epidemi ini, masa inkubasi rata-
ratanya adalah 5,2 hari; waktu penggandaan epidemi adalah 7,4 hari, yaitu jumlah
orang yang terinfeksi berlipat dua dalam 7,4 hari; rata-rata interval kontinunya
(rata-rata waktu interval penularan dari satu orang ke orang lainnya) adalah 7,5
hari; regeneration index (RD) dasarnya diperkirakan 2,2 – 3,8, artinya rata-rata
setiap pasien menularkan kepada 2,2 –3,8 orang lainnya.
Tahap penularan: epidemi COVID-19 melalui tiga tahapan: 1) tahap
wabah lokal (kasus-kasus pada tahap ini kebanyakan terkait dengan paparan pasar
seafood); 2) tahap penularan masyarakat (penularan interpersonal dan
terklusternya penularan dalam masyarakat dan keluarga); 3) tahap tersebar luas
(penyebaran yang cepat, dengan aliran populasi yang luas, sampai ke seluruh
negara Tiongkok dan bahkan seluruh dunia). (Zhou Wang, dkk 2020)

2.1.7. Karakteristik klinis


Berdasarkan penyelidikan epidemiologi saat ini, masa inkubasi COVID-19
berkisar antara 1 hingga 14 hari, dan umumnya akan terjadi dalam 3 hingga 7 hari.
Demam, kelelahan dan batuk kering dianggap sebagai manifestasi klinis utama.
Gejala seperti hidung tersumbat, pilek, pharyngalgia, mialgia dan diare relatif
jarang terjadi pada kasus yang parah, dispnea dan / atau hipoksemia biasanya
terjadi setelah satu minggu setelah onset penyakit, dan yang lebih buruk dapat
dengan cepat berkembang menjadi sindrom gangguan pernapasan akut, syok
septik, asidosis metabolik sulit untuk dikoreksi dan disfungsi perdarahan dan
batuk serta kegagalan banyak organ. (Safrizal dkk 2020)
2.2. Google Class Room
Google Classroom atau Ruang Kelas Google adalah suatu serambi
pembelajaran campuran untuk setiap ruang lingkup pendidikan sehingga dapat
memudahkan seorang guru atau dosen dalam membuat, membagikan, dan
menggolongkan setiap penugasan tanpa kertas. (Saqina, dkk 2019)

E-learning merupakan pemanfaatan media pembelajaran menggunakan


internet, untuk mengirim-kan serangkaian solusi yang dapat meningkatkan
pengetahuan dan keterampilan. Setiap metode pem-belajaran harus mengandung
rumusan pengorganisasian bahan pelajaran, strategi penyampaian, dan
pengelolaan kegiatan dengan memperhatikan faktor tujuan belajar, hambatan
belajar, karakteristik peserta didik, agar dapat diperoleh efektivitas, efisiensi, dan
daya tarik pem-belajaran

Pentingnya implementasi dalam pembelajaran berbasis e-learning dengan


google classroom maka bertujuan utuk mengidentifikasi keefektifan pembelajaran
berbasis google classroom yaitu:
1. Mengetahui pengaruh penerapan Google Classroom pada proses
belajar mengajar di kelas sampai diluar kelas
2. Mengidentifikasi keefektifan perancangan dan pembuatan materi
pembelajaran pada Google Classroom
3. Mengidentifikasi keefektifan evaluasi pelaksanaan pembelajaran
dengan Google Classroom
4. Mengetahui respon mahasiswa didik terhadap pembelajaran
menggunakan Google Classroom yang diterapkan pada proses belajar
mengajar

2.2.1. Tujuan Google Classroom


Google Classroom bertujuan untuk membantu dosen dan mahapeserta
didik apabila kedua hal tersebut ber-halangan, mengorganisasi kelas serta
berkomunikasi dengan mahapeserta didik tanpa harus terikat dengan jadwal kuliah
di kelas. Disamping itu dosen dapat memberikan tugas dan langsung memberikan
nilai kepada mahasiswa. Penyampaian pembelajaran dengan e-learning
merupakan pembelajaran dengan memanfaat-kan teknologi internet untuk
meningkatkan lingkungan belajar dengan konten yang kaya dengan cakupan yang
luas. (Sabran, dkk 2019)

2.2.2. Fungsi Dan Keunggulan Google Classroom


Ada beberapa fungsi dan keunggulan yang bisa didapatkan dari Google
Classroom dalam pemanfaatannya sebagai Learning Management System (LMS),
yaitu :
1. Proses setting pembuatan kelas yang cepat dan nyaman
Proses pembuatan kelas pada Google Classroom sangat cepat dan nyaman
jika dibandingkan harus menginstall LMS lokal atau mendaftarkan ke provider
LMS. Guru hanya tinggal mengakses aplikasi Google Classroom dan bisa
memulai membagikan tugas-tugas dan bahan ajar. Pengajar dapat menambahkan
daftar siswa atau berbagi kode unik yang memungkinkan akses ke kelas pada
Google Classroom. Interface Google Classroom lebih sederhana dan mudah untuk
digunakan (user friendly), sehingga akan ideal digunakan bagi setiap pengajar
dengan tingkat pengalaman eLearning yang beragam.

2. Hemat dan efisiensi waktu


Peserta kelas atau siswa tidak lagi harus mendownload tugas yang
diberikan guru. Guru membuat dan mendistribusikan dokumen untuk peserta
didik mereka secara online serta juga dapat menentukan peringkat, memberikan
umpan balik  untuk semua tugas dan melakukan penilaian menggunakan aplikasi
Google Classroom. Dengan demikian, ada potensi untuk penghematan waktu dari
kedua belah pihak baik peserta didik maupun gurunya. Semuanya dilakukan
secara paperless (bebas kertas), sehingga tidak ada waktu yang terbuang untuk
mendistribusikan dokumen fisik dan peserta didik dapat menyelesaikan tugas
mereka dengan tepat secara online, sehingga lebih mudah bagi mereka untuk
memenuhi deadline waktu yang diberikan dan belajar secara online dapat
disesuaikan dengan jadwal sehari-hari mereka.
3. Mampu meningkatkan kerjasama dan komunikasi 
Salah satu manfaat paling penting dari menggunakan Google Classroom
adalah kolaborasi online yang efisien. Guru dapat mengirimkan pemberitahuan ke
peserta atau siswa mereka untuk memulai diskusi online atau memberitahu
mereka tentang kegiatan pembelajaran online tertentu. Di sisi lain, peserta didik
memiliki kesempatan untuk memberikan umpan balik kepada rekan-rekan mereka
dengan mengunggah postingan langsung ke dalam diskusi di Google Classroom.
(Technology,dkk 2020)

2.3. Motivasi Belajar


2.3.1. Defenisi Motivasi Belajar
Motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak di dalam diri
seseorang yang mampu menimbulkan semangat atau kegairahan belajar dan
karakteristik psikologis manusia yang memberi kontribusi pada tingkat komitmen
seseorang termasuk faktor-faktor yang menyebabkan, menyalurkan dan
mempertahankan tingkah laku dalam arah tekad tertentu. (Umboh Relsye
Eunike,dkk 2017)
Motivasi yang tinggi sangat diperlukan dalam pembelajaran dan sangat
berpengaruh terhadap hasil belajar dan Motivasi dapat dipandang sebagai suatu
rantai reaksi yang dimulai dari adanya kebutuhan kemudian timbul keinginan
untuk memuaskannya (mencapai tujuan) sehingga menimbulkan ketegangan
psikologis yang akan mengarahkan perilaku mencapai tujuan. (Anugrahwati Ria,
ddk 2017)

2.3.2. Aspek-aspek Motivasi


1. Motivasi ekstrinsik
Motivasi ekstrinsik, yaitu melakukan sesuatu untuk mendapatkan sesuatu
yang lain (cara untuk mencapai tujuan). Motivasi ekstrinsik sering dipengaruhi
oleh insentif eksternal seperti imbalan dan hukuman.
2. Motivasi intrinsik
Motivasi intrinsik yaitu motivasi internal untuk melakukan sesuatu demi
sesuatu itu sendiri (tujuan itu sendiri). . (Okviana Eky, dkk 2018)

2.3.3. Faktor Motivasi Belajar


Menurut Suryabrata bahwa salah satu factor yang mempengaruhi hasil
belajar adalah factor dari dalam diri seseorang yang meliputi keadaan fisiologis
dan psikologis, factor fisiologis meliputi keadaan fisik seseorang secara umum,
kondisi panca indra, sedangkan factor psikologis meliputi minat, bakat, motivasi
dan kemampuan kognitif. Hal ini berarti berarti bahwa prestasi belajar yang
rendah dapat disebabkan oleh motivasi belajar yang rendah. Keberhasilan peserta
didik (mahasiswa) dalam aktivitas pendidikan tidak akan lepas dari dorongan
(motivasi) yang ditanamkan pada mahasiswa tersebut. Motivasi adalah sebagai
suatu daya (dorongan) pada seseorang yang menyebabkan seseorang melakukan
perbuatan tertentu (Sardiman, dkk 2015)

Motivasi belajar seseorang dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor


ekstrinsik meliputi lingkungan (alam dan sosial), perhatian orang tua, kurikulum,
pengajar, sarana prasarana, fasilitas, dan administrasi, sedang faktor yang kedua
yaitu faktor intrinsik yang meliputi fisiologis (kondisi fisik) dan psikologi (sikap,
bakat, minat, kecerdasan, dan kemampuan koqnitif), menekankan bahwa faktor
ekstrinsik yang mempengaruhi motivasi belajar seorang mahasiswa dipengaruhi
oleh dua hal yaitu lingkungan alam dan lingkungan sosial (masyarakat dan
keluarga). Untuk menciptakan lingkungan keluarga yang dapat memotivasi
mahasiswa dalam belajar secara optimal maka erat kaitannya dengan peran serta
orang tua. Perhatian orang tua dalam memotivasi belajar anaknya merupakan
faktor yang penting dalam suksesnya belajar. (Sardiman, dkk 2015)

Faktor-faktor yang berperan terhadap motivasi belajar mahasiswa cita-


cita, kemampuan belajar, kondisi jasmani dan rohani mahasiswa, kondisi
lingkungan kelas, unsur-unsur dinamis belajar. (Anugrahwati Ria, dkk 2017)
2.4. Kerangka Konsep
Bagian bab ini akan disampaikan tentang kerangka konsep yang menjadi dasar
penelitian. Kerangka konsep merupakan justifikasi terhadap penelitian yang
dilakukan dan memberikan landasan yang kuat terhadap topik yang dipilih sesuai
dengan identifikasi masalahnya
Skema Kerangka Konsep
Variabel Indeependent Variabel Dependent

Faktor Motivasi Belajar Google Classroom

2.5. Hipotesis
Adanya Faktor-faktor Motivasi Belajar Mahasiswa/I Keperawatan Selama
Menggunakan Media Google Class Room Di Tengah Wabah Covid 19 Di
Universitas Sari Mutiara Indonesia

Anda mungkin juga menyukai