J DENGAN DIAGNOSA
KATARAK
Oleh:
190202133
TAHUN 2020
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Katarak menjadi penyebab kebutaan nomor satu didunia karena penyakit
ini menyerang tanpa disadari oleh penderitanya. Katarak terjadi secara
perlahan-lahan. Katarak baru terasa mengganggu setelah tiga sampai lima
tahun menyerang lensa mata.Pada tahun 2020 diperkirakan penderita
penyakit mata dan kebutaan meningkat dua kali lipat.
Padahal 7,5% kebutaan didunia dapat dicegah dan diobati. Kebutaan
merupakan masalah kesehatan masyarakat dan sosial ekonomi yang serius
bagi setiap negara. Studi yang dilakukan Eye Disease evalence Research
Group (2004) memperkirakan, pada 2020 jumlah penderita penyakit mata
dan kebutaan didunia akan mencapai 55 juta jiwa. Prediksi tersebut
menyebutkan, penyakit mata dan kebutaan meningkat terutama bagi
mereka yang telah berumur diatas 65 tahun. Semakin tinggi usia, semakin
tinggi pula resiko kesehatan mata, WHO memiliki catatan mengejutkan
mengenai kondisi kebutaan didunia, khususnya dinegara berkembang.
B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Katarak?
2. Apa Etiologi Katarak?
3. Apa Patofisiologi Katarak?
4. Apa Manifestasi Klinis Katarak?
5. Bagaimana pemeriksaan penunjang Katarak?
6. Bagaimana Penatalaksanaan Katarak?
7. Bagaimana Asuhan Keperawatan pada pasien Katarak?
C. Tujuan
1. Mahaiswa dapat mengetahui Pengertian Katarak
2. Mahaiswa dapat mengetahui Etiologi Katarak
3. Mahaiswa dapat mengetahui Patofisiologi Ktarak
4. Mahasiswa dapat mengetahui Manifestasi Klinis Katarak?
5. Mahaiswa dapat mengetahui pemeriksaan penunjang Katarak
6. Mahaiswa dapat mengetahui Penatalaksanaan Katarak
7. Mahaiswa dapat mengetahui Asuhan Keperawatan pada pasien Katarak
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
A. Defenisi
Katarak menyebabkan penglihatan menjadi berkabut/buram. Katarak
merupakan keadaan patologik lensa dimana lensa menjadi keruh akibat
hidrasi cairan lensa atau denaturasi protein lensa, sehingga pandangan
seperti tertutup air terjun atau kabut merupakan penurunan progresif
kejernihan lensa, sehingga ketajaman penglihatan berkurang (Corwin,
2000).
Katarak adalah kekeruhan lensa. Katarak memiliki derajat kepadatan yang
sangat bervariasi dan dapat disebabkan oleh berbagi hal, tetapi biasanya
berkaitan dengan penuaan (Vaughan, 2000).
Katarak adalah opasitas lensa kristalina yang normalnya jernih. Biasanya
terjadi akibat penuaan, tapi dapat timbul pada saat kelahiran (katarak
kongenital). Dapat juga berhubungan dengan trauma mata tajam maupun
tumpul, penggunaan kortikosteroid jangka panjang, penyakit sistemis,
pemajanan radiasi, pemajanan sinar matahari yang lama, atau kelainan
mata yang lain (seperti uveitis anterior) (Smeltzer, 2001).
Katarak adalah suatu keadaan dimana lensa mata yang biasanya jernih dan
bening menjadi keruh. Asal kata katarak dari kata Yunani cataracta yang
berarti air terjun. Hal ini disebabkan karena pasien katarak seakan-akan
melihat sesuatu seperti tertutup oleh air terjun didepan matanya (Ilyas,
2006) hal 2. Jadi dapat disimpulkan, katarak adalah kekeruhan lensa yang
normalnya transparan dan dilalui cahaya ke retina, yang dapat disebabkan
oleh berbagai hal sehingga terjadi kerusakan penglihatan.
B. Etiologi Katarak
Katarak bisa disebabkan karena kecelakaan atau trauma.Sebuah benda
asing yang merusak lensa mata bisa menyebabkan katarak.Namun, katarak
paling lazim mengenai orang-orang yang sudah berusia lanjut. Biasanya
kedua mata akan terkena dan sebelah mata lebih dulu terkena baru mata
yang satunya lagi.
Katarak juga bisa terjadi pada bayi-bayi yang lahir prematur atau baru
mendapatkannya kemudian karena warisan dari orang tuanya.Namun
kembali lagi, katarak hanya lazim terjadi pada orang-orang yang berusia
lanjut.Coba perhatikan hewan yang berumur tua, terkadang bisa kita
melihat pengaburan lensa di matanya.Semua ini karena faktor degenerasi.
Berbagai macam hal yang dapat mencetuskan katarak antara lain
(Corwin,2000):
1. Usia lanjut dan proses penuaan
2. Congenital atau bisa diturunkan.
3. Pembentukan katarak dipercepat oleh faktor lingkungan, seperti
merokok atau bahan beracun lainnya.
4. Katarak bisa disebabkan oleh cedera mata, penyakit metabolik
(misalnya diabetes) dan obat-obat tertentu (misalnya
kortikosteroid).
Katarak juga dapat disebabkan oleh beberapa faktor risiko lain, seperti:
1. Katarak traumatik yang disebabkan oleh riwayat trauma/cedera pada
mata.
2. Katarak sekunder yang disebabkan oleh penyakit lain, seperti:
penyakit/gangguan metabolisme, proses peradangan pada mata,
atau diabetes melitus.
3. Katarak yang disebabkan oleh paparan sinar radiasi.
4. Katarak yang disebabkan oleh penggunaan obat-obatan jangka panjang,
seperti kortikosteroid dan obat penurun kolesterol.
5. Katarak kongenital yang dipengaruhi oleh faktor genetik (Admin,2009).
Katarak akan berkembang secara perlahan-lahan. Orang-orang tua yang
hidup sendiri (sedikit orang-orang disekitarnya/kurang dirawat) lebih sering
terkena katarak.Karena kebanyakan dari mereka kurang minum air atau
cairan lainnya guna menjaga peredaran darahnya tetap mengalir
sebagaimana mestinya.
C. Patofisiologis
Lensa yang normal adalah struktur posterior iris yang jernih, transparan,
berbentuk seperti kancing baju dan mempunyai kekuatan refraksi yang
besar. Lensa mengandung tiga komponen anatomis. Pada zona sentral
terdapat nukleus, di perifer ada korteks, dan yang mengelilingi keduanya
adalah kapsul anterior dan posterior. Dengan bertambahnya usia, nukleus
mengalami perubahan warna menjadi coklat kekuningan. Disekitar opasitas
terdapat densitas seperti duri di anterior dan posterior nukleus. Opasitas
pada kapsul posterior merupakan bentuk katarak yang paling bermakna,
nampak seperti kristal salju pada jendela.
Perubahan fisik dan kimia dalam lensa mengakibatkan hilangnya
transparansi. Perubahan pada serabut halus multipel (zunula) yang
memanjang dari badan silier ke sekitar daerah diluar lensa, misalnya dapat
menyebabkanpenglihatan mengalamui distorsi. Perubahan kimia dalam
protein lensa dapat menyebabkan koagulasi, sehingga mengabutkan
pandangan dengan menghambat jalannya cahaya ke retina. Salah satu teori
menyebutkan terputusnya protein lensa normal terjadi disertai influks air ke
dalam lensa. Proses ini mematahkan serabut lensa yang tegang dan
mengganggu transmisi sinar. Teori lain mengatakan bahwa suatu enzim
mempunyai peran dalam melindungi lensa dari degenerasi. Jumlah enzim
akan menurun dengan bertambahnya usia dan tidak ada pada kebanyakan
pasien yang menderita katarak.
D. Jenis-Jenis Katarak
Jenis- jenis katarak menurut (Vaughan, 2000) hal 177- 181 terbagi atas :
1. Katarak terkait usia (katarak senilis)
Katarak senilis adalah jenis katarak yang paling sering dijumpai. Satu-
satunya gejala adalah distorsi penglihatan dan penglihatan yang
semakin kabur.
2. Katarak anak- anak
Katarak anak- anak dibagi menjadi dua kelompok, yaitu :
a. Katarak kongenital
Yang terdapat sejak lahir atau segera sesudahnya. Banyak katarak
kongenital yang tidak diketahui penyebabnya walaupun mungkin
terdapat faktor genetik, yang lain disebabkan oleh penyakit infeksi
atau metabolik, atau beerkaitan dengan berbagai sindrom.
Sejak sebelum berumur 1 tahun sudah terlihat disebabkan oleh
infeksi virus yang dialami ibu pada saat usia kehamilan masih dini
(Farmacia, 2009). Katarak kongenital adalah katarak yang mulai
terjadi sebelum atau segera setelah lahir dan bayi berusia kurang
dari 1 tahun. Katarak kongenital merupakan penyebab kebutaan
pada bayi yang cukup berarti terutama akibat penanganannya yang
kurang tepat.
Katarak kongenital sering ditemukan pada bayi yang dilahirkan
oleh ibu-ibu yang menderita penyakit rubela, galaktosemia,
homosisteinuri, toksoplasmosis, inklusi sitomegalik, dan
histoplasmosis, penyakit lain yang menyertai katarak kongenital
biasanya berupa penyakit-penyakt herediter seperti mikroftlmus,
aniridia, koloboma iris, keratokonus, iris heterokromia, lensa
ektopik, displasia retina, dan megalo kornea. Untuk mengetahui
penyebab katarak kongenital diperlukan pemeriksaan riwayat
prenatal infeksi ibu seperti rubela pada kehamilan trimester
pertama dan pemakainan obat selama kehamilan. Kadang-kadang
terdapat riwayat kejang, tetani, ikterus, atau hepatosplenomegali
pada ibu hamil. Bila katarak disertai uji reduksi pada urine yang
positif, mungkin katarak ini terjadi akibat galaktosemia. Sering
katarak kongenital ditemukan pada bayi prematur dan gangguan
sistem saraf seperti retardas imental.
Pemeriksaan darah pada katarak kongenital perlu dilakukan karena
ada hubungan katarak kongenital dengan diabetes melitus, fosfor,
dan kalsium. Hampir 50 % katarak kongenital adalah sporadik dan
tidak diketahui penyebabnya. Pada pupil bayi yang menderita
katarak kongenital akan terlihat bercak putih atau suatu leukokoria.
b. Katarak didapat
Yang timbul belakangan dan biasanya terkait dengan sebab-sebab
spesifik. Katarak didapat terutama disebabkan oleh trauma, baik
tumpul maupun tembus. Penyyebab lain adalah uveitis, infeksi
mata didapat, diabetes dan obat
3. Katarak Senil
Setelah usia 50 tahun akibat penuaan. Katarak senile biasanya
berkembang lambat selama beberapa tahun, Kekeruhan lensa dengan
nucleus yang mengeras akibat usia lanjut yang biasanya mulai terjadi
pada usia lebih dari 60 tahun. (Ilyas, Sidarta: Ilmu Penyakit Mata, ed.
3). Katarak Senil sendiri terdiri dari 4 stadium, yaitu:
a. Stadium awal (insipien).
Pada stadium awal (katarak insipien) kekeruhan lensa mata masih
sangat minimal, bahkan tidak terlihat tanpa menggunakan alat
periksa. Pada saat ini seringkali penderitanya tidak merasakan
keluhan atau gangguan pada penglihatannya, sehingga cenderung
diabaikan. Kekeruhan mulai dari tepi ekuator berbentuk jeriji
menuju korteks anterior dan posterior ( katarak kortikal ). Vakuol
mulai terlihat di dalam korteks. Katarak sub kapsular posterior,
kekeruhan mulai terlihat anterior subkapsular posterior, celah
terbentuk antara serat lensa dan dan korteks berisi jaringan
degenerative(benda morgagni)pada katarak insipient kekeruhan ini
dapat menimbulkan poliopia oleh karena indeks refraksi yang tidak
sama pada semua bagian lensa. Bentuk ini kadang-kadang menetap
untuk waktu yang lama. (Ilyas, Sidarta : Katarak Lensa Mata
Keruh, ed. 2,).
E. Manifestasi Klinis
Gejala subjektif dari pasien dengan katarak antara lain:
1. Biasanya klien melaporkan penurunan ketajaman penglihatan dan silau
serta gangguan fungsional yang diakibatkan oleh kehilangan penglihatan
tadi.
2. Menyilaukan dengan distorsi bayangan dan susah melihat di malam hari
Gejala objektif biasanya meliputi:
1. Pengembunan seperti mutiara keabuan pada pupil sehingga retina tak
akan tampak dengan oftalmoskop. Ketika lensa sudah menjadi opak,
cahaya akan dipendarkan dan bukannya ditransmisikan dengan tajam
menjadi bayangan terfokus pada retina. Hasilnya adalah pandangan
menjadi kabur atau redup. Pupil yang normalnya hitamcakan tampak
abu-abu atau putih. Pengelihatan seakan-akan melihat asap dan pupil
mata seakan akan bertambah putih.
2. Pada akhirnya apabila katarak telah matang pupil akan tampak benar-
benar putih.
F. Penatalaksanaan Katarak
Gejala-gejala yang timbul pada katarak yang masih ringan dapat dibantu
dengan menggunakan kacamata, lensa pembesar, cahaya yang lebih terang,
atau kacamata yang dapat meredamkan cahaya. Pada tahap ini tidak
diperlukan tindakan operasi.
Tindakan operasi katarak merupakan cara yang efektif untuk memperbaiki
lensa mata, tetapi tidak semua kasus katarak memerlukan tindakan operasi.
Operasi katarak perlu dilakukan jika kekeruhan lensa menyebabkan
penurunan tajam pengelihatan sedemikian rupa sehingga mengganggu
pekerjaan sehari-hari. Operasi katarak dapat dipertimbangkan untuk
dilakukan jika katarak terjadi berbarengan dengan penyakit mata lainnya,
seperti uveitis yakni adalah peradangan pada uvea. Uvea (disebut juga
saluran uvea) terdiri dari 3 struktur:
1. Iris : Cincin berwarna yang melingkari pupil yang
berwarna hitam.
2. Badan silier : Otot-otot yang membuat lensa menjadi lebih tebal.
3. Koroid : Lapisan mata bagian dalam yang membentang dari
ujung otot silier ke saraf optikus di bagian
belakang mata.
Sebagian atau seluruh uvea bisa mengalami peradangan. Peradangan yang
terbatas pada iris disebut iritis, jika terbatas pada koroid disebut koroiditis.
Juga operasi katarak akan dilakukan bila berbarengan dengan glaukoma,
dan retinopati diabetikum. Selain itu jika hasil yang didapat setelah operasi
jauh lebih menguntungkan dibandingkan dengan risiko operasi yang
mungkin terjadi. Pembedahan lensa dengan katarak dilakukan bila
mengganggu kehidupan social atau atas indikasi medis lainnya. Indikasi
dilakukannya operasi katarak :
1. Indikasi sosial : Jika pasien mengeluh adanya gangguan
penglihatan dalam melakukan rutinitas pekerjaan.
2. Indikasi medis : Bila ada komplikasi seperti glaucoma.
3. Indikasi optic : Jika dari hasil pemeriksaan visus dengan hitung
jari dari jarak 3m didapatkan hasil visus 3/60.
G. Pencegahan
Cara pencegahan penyakit katarak yang dapat dilakukan adalah dengan
menjaga penyakit yang memiliki hubungan dengan katarak sebaiknya
menghindari factor yang mempercepat terbentuknya pnyakit katarak.
Mengkonsumsi suplemen sebelum terjadi katarak dapat menunda
pembentukkan atau mencegah katarak. Sedangkan pada tahap awal katarak
suplemen dapat memperlambat petumbuhannya. Pada tahap berat tindakan
hanya bisa diatasi dengan operasi. Berikut ini beberapa suplemen yang jika
dikonsumsi dapat mencegah terjadinya katarak : Vitamin C dan E,
melindungi lensa mata dari kerusakan akibat asap rokok dan sinar
Ultraviolet. Minum vitamin C 250 mg 4 kali sehari, kurangi dosis jika
mengalami diare. Vitamin E 200 IU 2 kali sehari.
Kebiasaan yang perlu dilakukan adalah :
1. Stop merokok jika anda merokok.
2. Lindungi mata dari cahaya, matahari langsung, dengan menggunakan
kacamata matahari
3. Gunakan topi yang lebar, saat anda berada diluar.
4. Makanlah makanan yang cukup mengandung antioksidan seperti buah
dan sayuran segar.
H. Pemeriksaan Diagnostik
Selain uji mata yang biasanya dilakukan menggunakan kartu snellen,
keratometri, pemeriksaan lampu slit dan oftalmoskopi, maka
1. scan ultrasound
(echography) dan hitung sel endotel sangat berguna sebagai alat
diagnostik, khususnya bila dipertimbangkan akan dilakukan
pembedahan. Dengan hitung sel endotel 2000 sel/mm3, pasien ini
merupakan kandidat yang baik untuk dilakukan fakoemulsifikasi dan
implantasi IOL (Smeltzer, 2001)
2. kartu mata snellen chart (tes ketajaman penglihatan dan sentral
penglihatan)
3. lapang penglihatan, penurunan mungkin di sebabkan oleh glukoma
4. pengukira tonograpi (mengkaji TIO,N 12-25 mmHg)
5. pengukuran gonoskopi, membantu membedakan sudut terbuka dari
sudut tertutup glukoma
6. pemeriksaan oftalmologis, mengkaji struktur internal okuler,pupil
oedema,perdarahan retina,dilatasi & pemeriksaan.belahan lampu
memastikan Dx Katarak
I. Komplikasi
1. Hilangnya vitreous.
Jika kapsul posterior mengalami kerusakan selama operasi maka gel
vitreous dapat masuk ke dalam bilik anterior, yang merupakan
resikoterjadinya glaucoma atau traksi pada retina. Keadaan ini
membutuhkan pengangkatan dengan satu instrument yang
mengaspirasi dan mengeksisi gel (virektomi). Pemasanagan lensa
intraocular sesegera mungkin tidak bias dilakukan pada kondisi ini.
2. Prolaps iris.
Iris dapat mengalami protrusi melalui insisi bedah pada periode pasca
operasi dini. Terlihat sebagai daerah berwarna gelap pada lokasi insisi.
Pupil mengalami distorsi. Keadaan ini membutuhkan perbaikan segera
dengan pembedahan.
BAB III
TINJAUAN KASUS
FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN GERONTIK
PENGKAJIAN PADA LANSIA
1. Identitas /Data Biografis Pasien
a. Nama : Ny. J
b. Umur : 70 tahun
c. Pendidikan terakhir : Tamat SD
d. Agama : Kristen
e. Status perkawinan : Janda
f. Alamat : Teluk dalam, nias selatan
g. Telepon :-
h. Jenis kelamin : Perempuan
i. Orang yang paling dekat dihubungi :
j. Hubungan dengan usila : Anak
k. Alamat : Teluk dalam
l. Jenis kelamin keluarga : Laki-laki
2. Riwayat Pekerjaan
Ny.J adalah seorang ibu rumah tangga yang memiliki 4 orang anak. Semua
anaknya sudah menikah dan memiliki masing-masing anak dan Ny.J sudah
memiliki cucu. Pekerjaan sehari-hari Ny.J sewaktu suaminya hidup adalah
berjualan perabotan rumah tangga. Dan setelah suaminya meninggal semua
dialihkan kepada anaknya yang bungsu.
3. Riwayat Lingkungan
Ny. J sekarang tinggal bersama anak dan keluarganya yang lain. Kebiasaan dan
semua aktivitas Ny.J sehari-hari di dirumah dibantu oleh anaknya.
4. Riwayat Rekreasi
Ny.J tidak pernah pergi melakukan rekreasi lagi, Ny.J hanya bisa keluar
disekitar lingkungan rumah saja.
Ny.J mengeluh pandangannya sudah berkabut, klien tidak bisa membaca dan
hanya melihat dengan sama – samar, klien terganggu dengan matanya dan
tidak dapat beraktifitas seperti biasanya.
Ny.J susah memakai kacamata semenjak 2 tahun yang lalu, tetapi Ny.J jarang
memakainya karena merasa risih, dan Penglihatan tampak berkabut.
a. KATZ Indeks :
INDEKS KATZ
SKORE KRITERIA
Kemandirian dalam hal makan, kontinen, berpindah, ke
A
kamar kecil, berpakaian dan mandi
Kemandirian dalam semua aktifitas hidup sehari-hari,
B
kecuali satu dari fungsi tersebut
Kemandirian dalam semua aktifitas hidup sehari-hari,
C
kecuali mandi dan satu fungsi tambahan
Kemandirian dalam semua aktifitas hidup sehari-hari,
D
kecuali mandi, berpakaian dan satu fungsi tambahan
E Kemandirian dalam semua aktifitas hidup sehari- hari,
kecuali mandi, berpakaian, ke kamar kecil, dan satu
fungsi tambahan
Kemandirian dalam semua aktifitas hidup sehari-
F hari, kecuali mandi, berpakaian, berpindah, dan
satu fungsi tambahan
G Ketergantungan pada enam fungsi tersebut
Lain- Ketergantungan pada sedikitnya dua fungsi tetapi tidak
Lain dapat diklasifikasikan sebagai C, D, E, F, dan G
Jumlah : 1 piring
7. Jalan 0
dipermukaan
datar
8. Naik turun 5
tangga
9. Mengenakan 5
pakaian
10. Kontrol 10 Frekuensi :1x/hari
bowel (BAB)
Konsistensi :padat
11. Kontrol 10 Frekuensi :
bladder 3-5x/hari
(BAK) Warna :
12. Olahraga/ 10 Frekueensi : 1x/hari
Latihan
Jenis : senam
13. Rekreasi/ 5 Frekueensi : 2x
pemanfaatan
waktu luang Jenis : makan diruang
tamu dan menyambut
tamu yang datang
Keterangan:
A. 130 : Mandiri
B. 65-125 : Ketergantungan sebagian
C. 60 : Ketergantungan Total
2. Psikososial
a. Komunikasi dengan orang lain : mampu berkomunikasi dengan
orang lain
b. Hubungan dengan orang lain : baik
c. Peran dalam Kelompok : baik
d. Kesedihan Yang dirasakan : Ny.J merasa sedih karena suaminya
sudah meninggal
e. Stabilitas emosi : normal
f. Perhatian dari keluarga : kurang
g. Perlakuan yang salah dari kelompok :-
Total Skor 5
Interprestasi hasil :
ANALISA DATA
Nama klien : Ny.J
Umur : 70 tahun
Do :
- Setelah dilakukan pemeriksaan Ny.J
mengalami ketajaman penglihatan
menurun
- Setelah dilakukan pemeriksaan oleh
opthalmologis ditemukan hilangnya
refleks merah
- terlihat gambaran opaque pada lensa
yang terjadi pada kedua mata
Tujuan
Dx Intervensi
No Tujuan Tujuan Khusus Rasional
Keperawatan Keperawatan
Umum
1 Hambatan Setelah - Klien dapat - Kaji - Untuk
mobilitas fisik dilakukan mengidentifikasi kemampuan mengetahui
tindakan aktivitas atau klien dalam hambatan fisik
keperawatan situasi yang mobilisasi yang ada pada
selama 3 x mengakibatkan klien
24 jam hambatan
diharapkan mobilitas fisik - Bantu klien - Untuk
Ny.J tidak untuk memudahkan
mengalami - Klien akan menggunakan klien dalam
hambatan memperlihatkan tongkat saat menjalankan
mobilitas penggunaan alat berjalan dan aktivitas
fisik bantu secara benar cegah terhadap sehari-harinya
dengan cedera
pengawasan - Untuk
membantu dan
- Klien dapat - Dampingi dan mempermudah
melakukan bantu klien saat klien dalam
aktivitas seperti mobilisasi dan melakukan
biasa bantu penuhi aktivitas
kebutuhan
kegiatan sehari-
hari klien
2 Resiko cedera Setelah - Menghindari Identifikasi - Untuk
dilakukan cidera fisik kebutuhan mengetahui
tindakan keamanan klien, kebutuhan
keperawatan - Mempersiapkan sesuai dengan keamanan
selama 3 x lingkungan yang kondisi fisik dan yang
24 jam aman fungsi kognitif dibutuhkan
diharapkan - Mengidentifikasi klien dan riwayat klien untuk
Ny.J tidak resiko yang penyakit menghindari
mengalami meningkatkan terdahulu klien cedera pada
resiko cidera. klien
cedera - Pindahkan
barang-barang
yang dapat - Agar
membahayakan memberikan
keamanan
lingkungan
pada klien
- Anjurkan
ketika klien
keluarga untuk
melakukan
menemani klien
aktivitas
- Untuk
mengantisipasi
klien agar
terhindar dari
cedera
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Katarak adalah setiap keadaan kekeruhan pada lensa yang dapat terjadi
akibat hidrasi (penambahan cairan) lensa, denaturasi protein lensa, atau terjadi
akibat kedua-duanya. Kekeruhan ini dapat mengganggu jalannya cahaya yang
melewati lensa sehingga pandangan dapat menjadi kabur hingga hilang sama
sekali. Penyebab utama katarak adalah usia, tetapi banyak hal lain yang dapat
terlibat seperti trauma, toksin, penyakit sistemik (seperti diabetes), merokok dan
herediter. Prevalensi katarak adalah pada usia 65 tahun. ada banyak faktor yang
akan memperbesar resiko terjadinya katarak. Faktor-faktor ini antara lain adalah
paparan sinar ultraviolet yang berlebihan terutama pada negara tropis, paparan
dengan radikal bebas, merokok, defesiensi vitamin (A, C, E, niasin, tiamin,
riboflavin, dan beta karoten), dehidrasi, trauma, infeksi, penggunaan obat
kortikosteroid jangka panjang, penyakit sistemik seperti diabetes mellitus, genetik
dan myopia.
DAFTAR PUSTAKA
Jakarta
Berdasarkan Diagnosa Medis & Nanda NIC-NOC edisi revisi jilid 2, Jakarta :
Mediaction Publishing