Anda di halaman 1dari 38

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny.

M DENGAN DIAGNOSA

GOUT ATRITIS

Oleh:
YOFITA VIVID F. BAGO ,S.Kep
190202133

PROGRAM STUDI NERS


FAKULTAS FARMASI DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA
TAHUN 2020

1
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan kesehatan pada penulis, dan atas berkat rahmat dan karuniaNya sehingga penulis
dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul “Askep Gout Atritis Pada Ny. M ”. Penulisan
makalah ini merupakan salah satu syarat untuk memenuhi tugas keparawatan keluarga dan
komunitas. Makalah ini dapat diselesaikan berkat bantuan pihak terkait. Oleh karena itu,
penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada pihak yang membantu baik
secara moral maupun material, terutama kepada :
1. Dr. Ivan Elisabeth Purba, M.Kes, selaku Rektor Universitas Sari Mutiara Indonesia
2. Taruli Yohana Sinaga, M.KM, selaku Dekan Fakultas Farmasi dan Ilmu Kesehatan
Universitas Sari Mutiara Indonesia
3. Ns. Rinco Siregar, S.Kep, MNS, selaku ketua Program Studi Ners Fakultas Farmasi
dan Ilmu Kesehatan Universitas Sari Mutiara Indonesia
4. Ns. Rumondang Gultom, S. Kep, MKM, Selaku Dosen pengajar Keperawatan
keluarga dan Komunitas Universitas Sari Mutiara Indonesia
5. Seluruh Dosen Program Studi Ners Fakultas Farmasi dan Ilmu Kesehatan Universitas
Sari Mutiara Indonesia
6. Seluruh staff Program Studi Ners Fakultas Farmasi dan Ilmu Kesehatan Universitas
Sari Mutiara Indonesia.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan, dengan demikian penulis
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak dalam rangka
penyempurnaan makalah ini, sehingga dapat bermanfaat bagi seluruh pihak, akhir kata
penulis mengucapkan terimah kasih.

Medan, 04 April 2020

Yofita Vivid F. Bago,S.Kep

2
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Perubahan–perubahan akan terjadi pada tubuh manusia sejalan dengan makin
meningkatnya usia. Perubahan tubuh terjadi sejak awal kehidupan hingga usia lanjut pada
semua organ dan jaringan tubuh. Keadaan demikian itu tampak pula pada semua sistem
muskuloskeletal dan jaringan lain yang ada kaitannya dengan kemungkinan timbulnya
beberapa golongan penyakit misalnya penyakit gout arthritis.

Gout artritis akut biasanya terjadi pada pria sesudah lewat masa pubertas dan sesudah
menopause pada wanita, sedangkan kasus yang paling banyak ditemui pada usia 50-60
tahun. Gout lebih banyak dijumpai pada pria, sekitar 95 persen penderita gout adalah pria.
Urat serum wanita normal jumahnya sekitar 1 mg / 100 mI, lebih sedikit jika
dibandingkan dengan pria. Tetapi sesudah menopause perubahan tersebut kurang nyata.
Pada pria hiperurisemia biasanya tidak timbul sebelum mereka mencapai usia remaja.

Gout Akut biasanya monoartikular dan timbulnya tiba-tiba. Tanda-tanda awitan serangan
gout adalah rasa sakit yang hebat dan peradangan lokal. Pasien mungkin juga menderita
demam dan jumlah sel darah putih meningkat. Serangan akut mungkin didahului oleh
tindakan pembedahan, trauma lokal, obat, alkohol dan stres emosional. Meskipun yang
paling sering terserang mula-mula adalah ibu jari kaki, tetapi sendi lainnya dapat juga
terserang. Dengan semakin lanjutnya penyakit maka sendi jari, lutut, pergelangan tangan,
pergelangan kaki dan siku dapat terserang gout. Serangan gout akut biasanya dapat
sembuh sendiri. Kebanyakan gejala-gejala serangan akut akan berkurang setelah 10-14
hari walaupun tanpa pengobatan.
B. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui dan meningkatkan wawasan tentang asuhan keperawatan pada lansia
2. Mengetahui konsep penyakit pada lansia khususnya Gout Artritis.
3. Mengetahui bagaimana pemberian asuhan keperawatan pada lansia.
C. Ruang Lingkup
Pada makalah ini, penyusun membatasi ruang lingkup penulisan yaitu asuhan
keperawatan sistem muskuloskeletal pada lansia

3
D. Metode Penulisan
Dalam penyusunan makalah ini, penyusun menggunakan metode deskriftif yaitu dengan
menggambarkan asuhan keperawatan sistem muskuloskeletal pada lansia dengan literatur
yang diperoleh dari buku-buku perpustakaan, dan internet.
E. Sistematika Penulisan
Penyusunan makalah ini terdiri dari IV (empat) bab yang disusun secara
sistematis. Adapun sistematika penulisan sebagai berikut:
1. BAB I : Pendahuluan, yang terdiri dari latar belakang, tujuan penulisan,
ruang lingkup penulisan, metode penulisan dan sistematika penulisan.
2. BAB II : Tinjauan teoritis.
3. BAB III : Tinjauan Kasus.
4. BAB IV : Penutup, yang terdiri dari kesimpulan dan saran.

4
BAB II
TINJAUAN TEORITIS

A. Konsep Dasar Lanjut Usia


1. Pengertian
Penuaan merupakan proses normal perubahan yang berhubungan dengan waktu,
sudah dimulai sejak lahir dan berlanjut sepanjang hidup. Usia tua adalah fase
akhir dari rentang kehidupan (Fatimah, 2010).
Usia lanjut adalah kelompok orang yang sedang mengalami suatu proses
perubahan yang bertahap dalam jangka waktu beberapa dekade (Notoadmojo,
2010 )
Menurut Pasal 1 ayat (2), (3), (4) UU No. 13 Tahun 1998 tentang Kesehatan
dikatakan bahwa usia lanjut adalah seseorang yang telah mencapai usia lebih dari
60 tahun.
Menurut World Health Organization (WHO) ada beberapa batasan umur Lansia,
yaitu:
a. Usia pertengahan (middle age) : 45 – 59 tahun
b. Usia lanjut (fiderly) : 60 – 74 tahun
c. Lansia tua (old) : 75 – 90 tahun
d. Lansia sangat tua (very old) : > 90 tahun

Menurut Depkes RI (2009), lansia dibagi atas :

a. Pralansia : Seseorang yang berusia antara 46-55


tahun.
b. Lansia : Seseorang yang berusia 56-65 tahun.
c. Lansia resiko tinggi : Seseorang yang berusia 65 tahun atau
lebih
2. Proses Menua
Proses menua adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan-lahan
kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri/mengganti dan mempertahankan
fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap infeksi dan memperbaiki
kerusakan yang diderita (Nugroho, 2000)
Ada beberapa teori proses penuaan. yaitu:

5
A. Teori Biologi
1. Teori genetik dan Mutasi (Somatic Mutatie Theory)
Menurut teori ini menua telah terprogram secara genetik untuk spesies-
spesies tertentu. Menua terjadi sebagai akibat dari perubahan biokomia
yang deprogram oleh molekul-kolekul/DNA dan setiap sel pada saatnya
akan mengalami mutasi. Sebagai contoh yang khas adalah mutasi dari sel-
sel kelamin (terjadi penurunan kemampuan fungsional sel)
2. Pemakaian dan Rusak
Kelebihan usaha dan stress menyebabkan sel-sel tubuh lelah (terpakai)
3. Pengumpulan dari pigmen atau lemak dalam tubuh
Pengumpulan dari pigmen atau lemak tubuh, yang disebut Teori
Akumulasi Dari Produk Sisa. Sebagai contoh adanya pigmen Lypofuchine
di sel otot jantung dan sel susunan syaraf pusat pada orang lanjut usia yang
mengakibatkan menganggu fungsi sel itu sendi
4. Peningkatan jumlah kolagen dalam jaringan Universitas Sumatera Utara
5. Tidak ada perlindungan terhadap ; radiasi, penyakit, dan kekurangan gizi
6. Teori Radikal Bebas
Radikal bebas dapat terbentuk di alam bebas, tidak stabilnya radikal bebas
(kelompok atom) mengakibatkan oksidasi oksigen bahan-bahan organik
seperti karbohidrat dan protein.Radikal ini menyebabkan sel-sel tidak
dapat regenerasi.
7. Teori Rantai Silang
Sel-sel yang tua atau usang, reaksi kimianya menyebabkan ikatan yang
kuat, khusunya jaringan kolagen.Ikatan ini menyebabkan kurangnya
elastis, kekacauan, dan hilangnya fungsi.
8. Teori Program
Kemampuan organisme untuk menetapkan jumlah sel yang membelah
setelah sel-sel tersebut mati.
B. Teori Kejiwaan Sosial
1. Ketentuan akan meningkatnya pada penurunan jumlah kegiatan secara
langsung. Teori ini menyatakan bahwa pada lanjut usia yang sukses adalah
mereka yang aktif dan ikut banyak dalam kegiatan sosial.
2. Ukuran optimum (pola hidup) dilanjutkan pada cara hidup pada lanjut
usia.
6
3. Mempertahankan antara sistem sosial dan individu agar tetap stabil dari
usia pertengahan ke lanjut usia.
4. Kepribadian berlanjut (Continuity Theory)
Dasar kepribadian atau tingkah laku tidak berubah pada lanjur usi.Teori ini
merupakan gabungan dari teori di atas. Pada teori ini menyatakan bahwa
perubahan yang terjadi pada seseorang yang lanjut usia sangat dipengaruhi
oleh tipe personality yang dimilikinya.
C. Teori Pembebasan (Disengagement Theory)
Putusnya pergaulan atau hubungan dengan masyarakat dan kemunduran
individu dengan individu lainnya. Pada lanjut usia pertama diajukan oleh
Cumming and Henry 1961. Teori ini menyatakan bahwa dengan
bertambahnya usia, seseorang secara berangsur-angsur mulai melepaskan diri
dari kehidupan sosialnya atau menarik diri dari pergaulan sekitarnya. Keadaan
ini mengakibatkan interaksi social lanjut usia menurun, baik secara kualitas
maupun kuantitas sehingga sering terjadi kehilangan ganda (Triple Loos),
yakni :
1. Kehilangan peran (Loos of Role)
2. Hambatan kontak sosial (Restraction of Contacts and Relation Ships)
3. Berkurangnya komitmen (Reduced commitment to social Mores and
Values

3. Perubahan-perubahan fisik dan penyakit yang lazim terjadi pada lansia


Banyak kemampuan berkurang pada saat orang bertambah tua. Dari ujung rambut
sampai ujung kaki mengalami perubahan dengan makin bertambahnya umur.
Menurut Nugroho (2000) perubahan yang terjadi pada lansia adalah sebagai
berikut:
A. Perubahan Fisik
1. Sel
Jumlahnya menjadi sedikit, ukurannya lebih besar, berkurangnya cairan
intra seluler, menurunnya proporsi protein di otak, otot, ginjal, dan hati,
jumlah sel otak menurun, terganggunya mekanisme perbaikan sel.
2. Sistem Persyarafan
Respon menjadi lambat dan hubungan antara persyarafan menurun, berat
otak menurun 10-20%, mengecilnya syaraf panca indra sehingga
7
mengakibatkan berkurangnya respon penglihatan dan pendengaran,
mengecilnya syaraf penciuman dan perasa, lebih sensitive terhadap suhu,
ketahanan tubuh terhadap dingin rendah, kurang sensitive terhadap
sentuhan.
3. Sistem Penglihatan.
Menurun lapang pandang dan daya akomodasi mata, lensa lebih suram
(kekeruhan pada lensa) menjadi katarak, pupil timbul sklerosis, daya
membedakan warna menurun.
4. Sistem Pendengaran
Hilangnya atau turunnya daya pendengaran, terutama pada bunyi suara
atau nada yang tinggi, suara tidak jelas, sulit mengerti kata-kata, 50%
terjadi pada usia diatas umur 65 tahun, membran timpani menjadi atrofi
menyebabkan otosklerosis.
5. Sistem Cardiovaskuler.
Katup jantung menebal dan menjadi kaku,Kemampuan jantung menurun
1% setiap tahun sesudah berumur 20 tahun, kehilangan sensitivitas dan
elastisitas pembuluh darah: kurang efektifitas pembuluh darah perifer
untuk oksigenasi perubahan posisidari tidur ke duduk (duduk ke
berdiri)bisa menyebabkan tekanan darah menurun menjadi 65mmHg dan
tekanan darah meninggi akibat meningkatnya resistensi dari pembuluh
darah perifer, sistole normal ±170 mmHg, diastole normal ± 95 mmHg.
6. Sistem pengaturan temperatur tubuh
Pada pengaturan suhu hipotalamus dianggap bekerja sebagai suatu
thermostat yaitu menetapkan suatu suhu tertentu.
7. Sistem Respirasi.
Paru-paru kehilangan elastisitas, kapasitas residu meningkat, menarik
nafas lebih berat, kapasitas pernafasan maksimum menurun dan
kedalaman nafas turun.
8. Sistem Gastrointestinal.
Banyak gigi yang tanggal, sensitifitas indra pengecap menurun, pelebaran
esophagus, rasa lapar menurun, asam lambung menurun, waktu
pengosongan menurun, peristaltik lemah, dan sering timbul konstipasi,
fungsi absorbsi menurun.
9. Sistem Genitourinaria.
8
Otot-otot pada vesika urinaria melemah dan kapasitasnya menurun sampai
200 mg, frekuensi BAK meningkat, pada wanita sering terjadi atrofi vulva,
selaput lendir mongering, elastisitas jaringan menurun dan disertai
penurunan frekuensi seksual intercrouse berefek pada seks sekunder.
10. Sistem Endokrin.
Produksi hampir semua hormon menurun (ACTH, TSH, FSH, LH),
penurunan sekresi hormone kelamin misalnya: estrogen, progesterone, dan
testoteron.
11. Sistem Kulit.
Kulit menjadi keriput dan mengkerut karena kehilangan proses keratinisasi
dan kehilangan jaringan lemak, berkurangnya elastisitas akibat penurunan
cairan.
12. System Muskuloskeletal.
Tulang kehilangan cairan dan rapuh, kifosis, penipisan dan pemendekan
tulang.

4. Perubahan Psikososial
Perubahan lain adalah adanya perubahan psikososial yang menyebabkan rasa
tidak aman, takut, merasa penyakit selalu mengancam sering bingung panic dan
depresif. Hal ini disebabkan antara lain karena ketergantungan fisik dan
sosioekonomi, pensiunan, kehilangan financial, pendapatan berkurang, kehilangan
status, teman atau relasi, sadar akan datangnya kematian, perubahan dalam cara
hidup, kemampuan gerak sempit, ekonomi akibat perhentian jabatan, biaya hidup
tinggi, penyakit kronis, kesepian, pengasingan dari lingkungan social, gangguan
syaraf panca indra, gizi, kehilangan teman dan keluarga, berkurangnya kekuatan
fisik.
5. Masalah-masalah keperawatan yang terjadi pada lansia
Masalah-masalah kesehatan yang sering terjadi pada lansia akibat perubahan
sistem, antara lain:
A. Lansia dengan masalah kesehatan pada sistem pernafasan, antara lain:
Penyakit Paru Obstruksi Kronik, Tuberkulosis, Influenza dan Pneumonia.
B. Lansia dengan masalah kesehatan pada sistem kardiovaskuler, antara lain :
Hipertensi, Penyakit Jantung Koroner, Cardiac Heart Failure.

9
C. Lansia dengan masalah kesehatan pada sistem neurologi, seperti Cerebro
Vaskuler Accident.
D. Lansia dengan masalah kesehatan pada sistem musculoskeletal, antara lain :
Fraktur, Osteoarthritis, Rheumatoid Arthritis, Gout Artritis, Osteporosis.
E. Lansia dengan masalah kesehatan pada sistem endokrin, seperti DM.
F. Lansia dengan masalah kesehatan pada sistem sensori, antara lain :
Katarak, Glaukoma, Presbikusis.
G. Lansia dengan masalah kesehatan pada sistem pencernaan, antara lain :
Ginggivitis / Periodontis, Gastritis, Hemoroid, Konstipasi.
H. Lansia dengan masalah kesehatan pada sistem reproduksi dan perkemihan,
antara lain :
Menoupause, BPH, Inkontinensia.
I. Lansia dengan masalah kesehatan pada sistem integumen, antara lain :
Dermatitis Seborik, Pruritus, Candidiasis, Herpes Zoster, Ulkus Ekstremitas
Bawah, Pressure Ulcers.
J. Lansia dengan masalah Kesehatan jiwa, seperti Demensia.

10
BAB III
TINJAUAN KASUS

A. PENGKAJIAN KLIEN LANJUT USIA


1. Identitas Pasien
Nama klien : Ny. M
Umur : 69 tahun
Pendidikan : SMA
Agama : Islam
Status perkawinan : menikah
Alamat : Jalan Amal luhur,gang musara
Telepon :-
Jenis kelamin : Perempuan
Orang yang paling dekat dihubungi : Anak
Tanggal masuk panti :-
Tanggal pengkajian : 02 April 2020
2. Identitas Keluarga
A. Pasangan
Nama                                              : Tn. I
Umur                                              : 70 tahun
Jenis kelamin                                 : Laki-laki
Alamat                                           : -
Hub dengan klien                          : Suami
B. Anak
Nama : Ny. S
Alamat : Jalan Amal luhur,gang musara
Hidup/mati : Hidup

3. Riwayat Pekerjaan
Pekerjaan Ny.M adalah Ibu rumah tangga

11
4. Riwayat Lingkungan
Ny. M tinggal bersama suami dan anaknya lingkungan tempat tinggal bersih, dan
terbuat dari keramik dan tidak terasa licin, tidak ada sampah berserakan, kamar tidur
klien tampak rapi, lantai kamar mandi agak licin dan terdapat pegangan dinding.
5. Riwayat Rekreasi
Klien mengatakan setiap hari berkeliling disekitar rumah saja. Klien mengatakan
tidak pernah berpergian.

6. Sumber/Sistem Pendukung Yang Digunakan


1. Sumber Pendapatan :
Selama ini, biaya kehidupan Ny. M tercukupi oleh anak-anak Ny. M yang setiap
bulan memberinya uang untuk kebutuhan Ny. M sehari-hari. Dan jualan kecil-
kecilan
2. Sumber Support Sosial :
Ny. M mendapat dukungan sosial dari anak yang selalu memperhatikan Ny. M.

7. Kebiasaan Ritual
Ny. M tetap melakukan aktivitas ibadahnya secara rutin

8. Status Kesehatan Saat Ini


a. Obat-obat An :
Ny.M mengatakan akan meminta obat asam uratnya ke puskesmas terdekat
b. Status imunisasi
Ny. M mengatakan tidak mengingat apakah imunisasinya lengkap atau tidak.
c. Alergi :
Ny. M tidak memiliki alergi obat dan makanan
d. Penyakit yang diderita :
Klien mengatakan kaki kiri dan kanan sakit sering kram atau merasakan nyeri
perih, nyeri berkurang saat istirahat atau saat tidak digerakkan dan nyeri
bertambah jika melakukan aktivitas, skala nyeri 4 (0-10), nyeri bertambah jika
digerakkan. Pasien juga mengatakan karena rasa nyeri ini aktivitasnya kadang
terganggu dan terhambat, sulit melakukan aktivitas karena rasa sakit pada
kakinya.

12
e. Nutrisi :
Ny. M mengatakan makan semua makanan yang ada sehingga kadang Ny.M
lupa akan pantangan yang menyebabkan nyeri pada sendi dan lutut.

9. Riwayat Kesehatan Masa Lalu


Klien mengatakan tidak pernah dirawat di rumah sakit dan tidak pernah mengalami
kecelakaan.
10. Riwayat Kesehatan Keluarga
Pasien mengatakan tidak memiliki riwayat penyakit hipertensi, jantung dan Diabetes
Mellitus

Genogram

: Laki-laki

: Perempuan

: Klien

11. Tinjauan Sistem


1. Tinjauan Sistem

2.a. Keadaan Umum : Baik


Tekanan darah : 130/90mmHg
Nadi : 82 x/menit
RR : 22 x/menit
Suhu : 36,6 C
Asam Urat :

13
Gds : 9,4
Kolesterol : 99 mg/dl
126

2 Kulit dan kuku


Inspeksi
A Warna kulit : Coklat
Warna kuku Tampak kecoklatan, tampak menebal dan
mengeras
B Lesi : Tidak ada lesi
C Pigmentasi berlebih : Tidak ada pigmentasi berlebih
D Jaringan parut : Tidak ada jaringan parut
E Distribusi rambut : Rambut tipis, beruban
F Kebersihan kuku : Kuku terpotong pendek, rapi dan bersih
G Kelainan pada kuku : Tidak ada kelainan pada kuku
H Bulla (lepuh) : Tidak terdapat bulla (lepuh)
I Ulkus : Tidak terdapat ulkus
Palpasi
A Tekstur : Tekstur kulit keriput
B Turgor : Turgor kulit lembab
C Pitting edema : Tidak terdapat pitting edema
D Capilarry refill time : 2 detik

3 Kepala
Inspeksi
A Bentuk kepala : Bentuk kepala mesocepal
B Kebersihan : Bersih, tidak ada ketombe dan kotoran
C Warna rambut : Putih beruban
D Kulit kepala : Bersih, tidak terdapat ketombe, tidak terdapat
lesi.
E Distribusi rambut : Merata
F Kerontokan rambut : Tidak
G Benjolan di kepala : Tidak ada benjolan di kepala
H Temuan/keluhan lain : Tidak ada
Palpasi
A Nyeri kepala : Klien mengeluh adanya nyeri kepala
B Temuan/keluhan lain : Tidak ada

4 Mata
Inspeksi
A Ptosis : Ya, ada penurunan kelopak mata bagian atas.
B Iris : Warna kecoklatan
C Konjungtiva : Konjungtiva tidak anemis
D Sklera : Sklera tidak ikterik
E Kornea : Kornea jernih
F Pupil : Isokor

14
G Peradangan : Tidak ada peradangan
H Katarak : Tidak ada katarak
J Gerak bola mata : Gerakan bola mata simetris
K Alat bantu penglihatan : Klien tidak menggunakan alat bantu
penglihatan
Palpasi
A Kelopak mata : Tidak terdapat nyeri tekan pada kelopak mata,
terdapat kantung mata
5 Telinga
Inspeksi
A Bentuk telinga : Bentuk telinga simetris
B Lesi : Tidak terdapat lesi
C Peradangan : Tidak tampak adanya peradangan pada telinga
D Kebersihan telinga luar : Telinga luar tampak bersih
E Kebersihan lubang telinga : Tampak adanya sedikit serumen pada kedua
telinga.
F Membran timpani : Membran timpani utuh
Palpasi
A Daun telinga : Tidak terdapat benjolan dan tidak ada nyeri
tekan pada daun telinga
6 Hidung dan sinus
Inspeksi
A Bentuk : Bentuk hidung simetris
B Peradangan : Tidak tampak adanya peradangan pada hidung
C Penciuman : Fungsi penciuman baik, klien dapat
membedakan bau
Palpasi
A Sinusitis : Tidak tampak adanya sinusitis
B Temuan / keluhan lainnya : Tidak terdapat nyeri tekan pada hidung

7 Mulut dan tenggorokan


Inspeksi
B Mukosa : Mukosa bibir lembab
C Bibir pecah-pecah : Tidak ada
D Kebersihan gigi : Gigi tampak bersih
E Gigi berlubang : Tidak ada
F Gusi berdarah : Tidak ada perdarahan pada gusi
G Kebersihan lidah : Lidah tampak kotor
H Pembesaran tonsil : Tidak tampak adanya pembesaran tonsil
I Temuan yang lain : Tidak ada stomatitis, tidak ada kesulitan
mengunyah maupun menelan makanan
8 Leher
Inspeksi kesimetrisan leher : Leher tampak simetris
Palpasi
A Kelenjar limfe : Tidak ada pembesaran kelenjar limfe
B Pembesaran  kelenjar tyroid : Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
9 Payudara
15
A Bentuk : Bentuk payudara slender
B Kesimetrisan : Payudara tampak simetris
C Benjolan : Tidak ada benjolan pada payudara
D Temuan / keluhan lainnya : Tidak terdapat nyeri tekan pada area payudara
1 Dada  dan tulang belakang
0
Inspeksi
A Bentuk dada : Bentuk dada simetris
B Kelainan bentuk dada : Tidak ada kelainan bentuk dada
C Kelainan tulang belakang : Tidak terdapat kelainan tulang belakang
1 Pernafasan
1
Inspeksi
A Pengembangan dada : Pengembangan dada simetris
B Pernafasan : Irama nafas teratur
C Retraksi interkosta : Tidak ada retraksi interkosta
D Nafas cuping hidung : Tidak ada pernafasan cuping hidung
Palpasi
A Taktil fremitus : Taktil fremitus kanan = taktil fremitus kiri
B Pengembangan dada : Pengembangan dada simetris
Perkusi : Perkusi sonor
Auskultasi : Bunyi nafas vesikuler
A Suara tambahan : Tidak ada suara nafas tambahan seperti
wheezing, ronchi  dan krekles    
B Temuan / keluhan lainnya : Tidak teraba massa dan nyeri tekan pada area
dada
1 Kardiovaskuler
2
Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak
Palpasi : Ictus cordis teraba pada IC V midclavicula
sinistra
A Iktus kordis : Tidak tampak

Perkusi : Redup
Auskultasi
A Bunyi jantung : Bunyi jantung I, dan II murni. Tidak terdengar
suara tambahan
1 Gastrointestinal
3
Inspeksi : Bentuk abdomen datar
Auskultasi : Peristaltik usus 11 x/menit
Perkusi : Timpani
Palpasi : Tidak teraba massa, tidak terdapat nyeri tekan
pada abdomen.
1 Perkemihan

16
4
A Warna urin : Warna urin kuning
B Jumlah urin : ± 1500 cc/hari
C Nyeri saat BAK : Tidak nyeri saat BAK
D Hematuria : Tidak ada hematuria
E Rasa terbakar saat BAK : Tidak ada rasa terbakar saat BAK
F Perasaan tidak lampias : Tidak ada
(anyang-anyangan)
G Mengompol : Tidak ada
H Tidak bisa BAK : Tidak ada
1 Muskuloskeletal
5
Inspeksi
A Lesi kulit : Tidak ada
B Tremor : Tidak ada
Palpasi
A Tonus otot ekstremitas atas : Baik
B Tonus otot ekstremitas : Baik
bawah
C Kekuatan ekstremitas atas : Kuat (skor 5)
D Kekuatan ekstremitas : Kuat (skor 5)
bawah
E Rentang gerak :  Klien mampu bergerak dengan bebas
F Edema kaki : Tidak terdapat edema
G Refleks Bisep : Kanan (+) Kiri (+)
H Refleks Trisep : Kanan (+) Kiri (+)
J Refleks patella : Kanan (+) Kiri (+)
J Refleks Achilles : Kanan (+) Kiri (+)
K Deformitas sendi : Tidak ada
L Nyeri ekstremitas : Tidak ada
1 SSP (N I – XII)
6
A Olfaktori : Fungsi penciuman baik. Klien masih dapat
membedakan bau
B Optikus : Fungsi penglihatan sudah berkurang. Klien
tidak mampu lagi melihat jarak jauh dengan
jelas
C Okulomotorius : Gerakan bola mata simetris
D Throklear : Klien mampu memggerakan bola mata ke atas
dan ke bawah
E Trigeminus : Klien mampu mengunyah baik
F Abdusen : Baik
G Facialis : Bentuk bibir simetris
H Auditori : Fungsi pendengaran masih baik
I Glosofaringeal : Klien mampu merasakan sensasi rasa pada

17
lidah
J Vagus : Klien mampu menelan makanan
K Aksesorius : Klien mampu menoleh ke kiri dan ke kanan,
klien mampu mengangkat kedua bahu dengan
simetris
L Hipoglosus : Pengucapan kata masih jelas, tidak ada pelo
1 Sistem Endokrin
7
A Pembesaran tiroid : Tidak ada pembesaran tiroid
B Riwayat penyakit metabolik : Tidak ada riwayat penyakit metabolik seperti
DM
1 Genetalia dan anal
8
A Kebersihan : Bersih
B Haemoroid : Tidak ada haemoroid
C Kesan (bau) : Tidak ada bau pesing atau bau tidak enak

1. PENGKAJIAN FUNGSIONAL KLIEN


Indeks KATZ
Pengukuran pada kondisi ini meliputi Indeks Katz
SKOR INTERPRETASI
A Kemandirian dalam hal makan, kontinen (BAK/BAB), berpindah,
kekamar kecil, berpakaian dan mandi.
B Kemandirian  dalam semua aktifitas hidup sehari-hari, kecuali satu dari
fungsi tersebut.
C Kemandirian dalam semua aktifitas kecuali mandi dan satu fungsi
tambahan.

18
D Kemandirian dalam semua aktifitas hidup sehari-hari, kecuali mandi,
berpakaian dan satu fungsi tambahan.
E Kemandirian dalam semua aktifitas kecuali mandi, berpakaian, kekamar
kecil, dan satu fungsi tambahan.
F Kemandirian dalam semua aktifitas hidup sehari-hari, kecuali mandi,
berpakaian, kekamar kecil, berpindah dan satu fungsi tambahan.
G Ketergantungan pada enam fungsi tersebut.
Lain- Ketergantungan pada sedikitnya dua fungsi tetapi tidak dapat
Lain diklasifikasikan sebagai C,D dan E.

Klien Ny. M termasuk dalam kategori mandiri dalam makan, kontinensia (BAB dan
BAK), menggunakan pakaian, mandi, pergi ke toilet dan berpindah.

2. Barthel Indeks
No Kriteria Skor Keterangan
1. Makan 10 Frekuensi 3 x sehari
5   : bantuan Jumlah 1 piring/sekali
10 : mandiri makan
Jenis nasi, sayur, lauk
2. Minum 10 Frekuensi 6 x sehari
5   : bantuan Jumlah ± 1500 cc
10 : mandiri Jenis air putih
3. Berpindah dari kursi roda ke 10
tempat tidur/sebaliknya
10   : bantuan
15   : mandiri
4. Personal toilet (cuci muka, 5 Frekuensi 2 x sehari
menyisir rambut, gosok gigi) (pagi dan sore hari)
0   : bantuan
5   : mandiri
5. Keluar masuk toilet (mencuci 5
pakaian, menyeka tubuh dan
menyiram)
5   : bantuan
10 : mandiri
6. Mandi 5
5   : bantuan

19
No Kriteria Skor Keterangan
15 : mandiri
7. Jalan di permukaan datar 0
0   : bantuan
5   : mandiri
8. Naik turun tangga 5
5   : bantuan
10 : mandiri
9. Mengenakan pakaian 5
5   : bantuan
10 : mandiri
10. Kontrol Bowel (BAB) 10 Frekuensi 1 hari sekali
5   : bantuan Konsistensi lunak
10 : mandiri
11. Kontrol Bladder (BAK) 10 Frekuensi 6-7 x/hari
5   : bantuan Warna kuning
10 : mandiri
12. Olahraga/latihan 5 Frekuensi 1 x seminggu
5   : bantuan Jenis jalan kaki
10 : mandiri
13. Rekreasi/pemanfaatan waktu 5 Frekuensi setiap hari
luang
5   : bantuan
10 : mandiri
Keterangan :   
130       : Mandiri
 65-125  : Ketergantungan sebagian
 60        : Ketergantungan total

Interpretasi hasil pemeriksaan : Klien Ny. M saat dilakukan pemeriksaan dengan


Barthel Indeks (instrument untuk mengukur kemandirian dalam hal perawatan diri dan
mobilitas), Ny M memperoleh total skor 85 yang berarti Ny. M dalam
kategori ketergantungan sebagian.

3. Psikososial
Hubungan dengan orang lain : Klien mampu berinteraksi dengan

20
baik dengan suami,anak, menantu
di sekitarnya.
Kebiasaan lansia berinteraksi  dengan : Ny. M sering berkomunikasi
teman dengan teman lansia di dekatnya.
Ny. M mempunyai kebiasaan
mengobrol dengan teman
lansianya pada sore hari
Stabilitas emosi : klien mengatakan bahwa Ny. M
sering merindukan
kebersamaannya dengan anak-
anaknya
Harapan klien : Klien mengatakan ingin agar anak
dan menantunya selalu sehat
Frekuensi kunjungan keluarga : Anak Ny.M tinggal di lingkungan
yang sama, dan beda rumah.
Pertengkaran dengan  teman : Klien mengatakan tidak ada
pertengkaran dengan teman-
temannya

Curiga dengan teman : Tidak ada

4. PENGKAJIAN STATUS MENTAL KLIEN


1. Identifikasi tingkat intelektual dengan SPMSQ (Short Portable Mental Status
Quesioner)
No Pertanyaan Benar Salah Ket.
.
1. Tanggal berapa hari ini? √ Klien
menjawab tanggal 7

2. Hari apa sekarang? √ Klien menjawab


hari ini hari rabu
3. Apa nama tempat ini? √ Klien menjawab ini
adalah dirumah
4. Dimana alamat anda? √ Klien menjawab di
jalan amal luhur
gang musara
5. Berapa umur anda? √ Klien

21
menjawab 69 tahun
6. Kapan anda lahir (minimal √ Klien menjawab
tahun lahir)? tidak tau
7. Siapa presiden Indonesia √ Klien menjawab
sekarang? Pak Suharto
8. Siapa presiden Indonesia √ Klien
sebelumnya? menjawab tidak
tahu
9. Siapa nama ibu anda? √ Klien menjawab
tidak tau
10. Berapa 20-3? Tetap √ Klien menjawab 20-
pengurangan 3 dari setiap 3 = 19
angka baru, semua secara
menurun berurutan.
Jumlah

Interpretasi Hasil :
Salah 0-2         : Fungsi intelektual utuh
Salah 3-4         : Kerusakan intelektual ringan
Salah 5-7         : Kerusakan intelektual sedang
Salah 8-10       : Kerusakan intelektual berat

Interpretasi/kesimpulan :
Klien Ny. M saat dilakukan pemeriksaan dengan kuesioner SPMSQ, Ny. M
menjawab 5 pertanyaan dengan benar dan menjawab 5 pertanyaan dengan salah.
Berdasarkan hasil pemeriksaan, Ny. M termasuk dalam kategori fungsi intelektual
ringan.

5. Identifikasi aspek kognitif dari fungsi mental dengan menggunakan MMSE


(Mini Mental Status Exam)
Nilai Nilai
No Aspek kognitif Kriteria
maks klien
1 Orientasi 5 5 Menyebutkan dengan benar
□   Tahun : 2020 (benar)
□   Musim : Hujan (benar)
□   Tanggal : 07 (benar)

22
Nilai Nilai
No Aspek kognitif Kriteria
maks klien
□   Hari: Rabu (benar)
□   Bulan : Februari (benar)
Orientasi 5 4 Dimana kita sekarang
□   Kota : Medan-helvetia(benar)
□   Provinsi : Sumatera Barat(benar)
□  Negara : Indonesia (benar)
□   
□   di rumah (benar)
2 Registrasi 3 3 Sebutkan 3 obyek (oleh pemeriksa) 1
detik untuk mengatakan masing-
masing obyek. Kemudian tanyakan
kepada klien ketiga obyek tadi (untuk
disebutkan)
□   Obyek 1 : Kursi(benar)
□   Obyek 2 : Meja (benar)
□   Obyek 3 : Kursi Roda (benar)
3 Perhatian dan 5 0 Minta klien untuk memulai dari
kalkulasi angka 100 kemudian dikurangi 7
sampai 5 kali
Klien tidak dapat berhitung
4 Mengingat 3 2 Minta klien untuk mengulangi ketiga
obyek pada no 2 tadi, bila benar 1
point untuk masing-masing obyek
□   Obyek 1 : Kursi(benar)
□   Obyek 2 : Kursi(benar)
□   Obyek 3 : Kursi Roda (benar)
5 Bahasa 9 8 Tunjukkan pada klien suatu benda
dan tanyakan namanya pada klien
□   Mengetahui nama : kertas (benar)
Minta pada klien untuk mengulang 
kata berikut “tak ada jika, dan, atau,
tetapi”. Bila benar, nilai 1 poin.
□   Tak ada jika (benar)

23
Nilai Nilai
No Aspek kognitif Kriteria
maks klien
□   Dan (benar)
□   Atau (benar)
□   Tetapi (benar)

Minta klien untuk mengikuti perintah


berikut yang terdiri dari 3 langkah :
“Ambil kertas di tangan anda. Lipat
dua dan taruh di lantai”
□   Ambil kertas (benar)
□   Lipat dua (benar)
□   Taruh di lantai (benar)

Perintahkan pada klien untuk hal


berikut  Tutup mata anda
□   Aktifitas sesuai perintahTutup mata
anda (benar)
Total nilai 22

>23           : Aspek kognitif dari fungsi mental baik


18-22        : Kerusakan aspek fungsi mental ringan
≤ 17          : Terdapat kerusakan aspek fungsi mental berat

Interpretasi hasil :
Klien Ny. M saat dilakukan pemeriksaan dengan kuesioner MMSE, Ny. M
memperoleh total skor sebanyak 22, Ny. M termasuk dalam kategori aspek kognitif
dari fungsi mental ringan.

6. INVENTARIS DEPRESI BECK


Skor U r a i a n

A. Kesedihan

3 Saya sangat sedih/tidak bahagia dimana saya tak dapat menghadapinya

2 Saya galau/sedih sepanjang waktu dan saya tidak dapat keluar darinya

24
1 Saya merasa sedih atau galau

0 Saya tidak merasa sedih

B. Pesimisme

3 Saya merasa bahwa masa depan adalah sia – sia dan sesuatu tidak dapat
membaik

2 Saya merasa tidak mempunyai apa – apa untuk memandang ke depan

1 Saya merasa berkecil hati mengenai masa depan

0 Saya tidak begitu pesimis atau kecil hati tentang masa depan

C. Rasa kegagalan

3 Saya benar – benar gagal sebagai orang tua (suami/istri)

2 Bila melihat kehidupan ke belakang semua yang dapat saya lihat hanya
kegagalan

1 Saya merasa telah gagal melebihi orang pada umumnya

0 Saya tidak merasa gagal

D. Ketidakpuasan

3 Saya tidak puas dengan segalanya

2 Saya tidak lagi mendapatkan kepuasan dari apapun

1 Saya tidak menyukai cara yang saya gunakan

0 Saya tidak merasa tidak puas

E. Rasa bersalah

3 Saya merasa seolah – olah sangat buruk atau tidak berharga

2 Saya merasa sangat bersalah

1 Saya merasa buruk/tak berharga sebagai bagian dari waktu yang


baik

0 Saya tidak merasa benar – benar bersalah

F. TIdak menyukai diri sendiri

3 Saya benci diri saya sendiri

2 Saya muak dengan diri saya sendiri

25
1 Saya tidak suka dengan diri saya sendiri

0 Saya tidak merasa kecewa dengan diri sendiri

G. Membahayakan diri sendiri

3 Saya akan membunuh diri saya sendiri jika saya mempunyai kesempatan

2 Saya mempunyai rencana pasti tentang tujuan bunuh diri

1 Saya merasa lebih baik mati

0 Saya tidak mempunyai pikiran – pikiran mengenai membahayakan


diri sendiri

H. Menarik diri dari social

3 Saya telah kehilangan semua minat saya pada orang lain dan tidak
perduli pada mereka

2 Saya telah kehilangan semua minat saya pada orang lain dan mempunyai
sedikit perasaan pada mereka

1 Saya kurang berminat pada orang lain dari pada sebelumnya

0 Saya tidak kehilangan minat pada orang lain

I. Keragu – raguan

3 Saya tidak dapat membuat keputusan sama sekali

2 Saya mempunyai banyak kesulitan dalam membuat keputusan

1 Saya berusaha mengambl keputusan

0 Saya membuat keputusan yang baik

J. Perubahan gambaran diri

3 Saya merasa bahwa saya jelek atau tampak menjijikan

2 Saya merasa bahwa ada perubahan permanent dalam penampilan saya


dan in membuat saya tidak tertarik

1 Saya kuatir bahwa saya tampak tua atau tidak menarik

0 Saya merasa bahwa saya tampak lebih buruk dari pada sebelumnya

K. Kesulian kerja

3 Saya tidak melakukan pekerjaan sama sekali

2 Saya telah mendorong diri saya sendiri dengan keras untuk melakukan

26
sesuatu

1 Saya memerlukan upaya tambahan untuk memulai melakukan sesuatu

0 Saya dapat bekerja kira – kira sebaik sebelumnya

L. Keletihan

3 Saya sangat lelah untuk melakukan sesuatu

2 Saya merasa lelah untuk melakukan sesuatu

1 Saya merasa lelah dari yang biasanya

0 Saya tida merasa lebih lelah dari biasanya.

M. Anoreksia

3 Saya tidak mempunyai napsu makan sama sekali

2 Napsu makan saya sangat memburuk sekarang

1 Napsu makan saya tidak sebaik sebellumnya

0 Napsu makan saya tidak buruk dari yang biasanya.

7. APGAR KELUARGA

NO URAIAN FUNGSI SKORE


.
1. Saya puas bahwa saya dapat kembali 2
pada keluarga (teman-teman) saya untuk ADAPTATION
membantu pada waktu sesuatu
menyusahkan saya.
2. Saya puas dengan cara keluarga (teman- 1
teman) saya membicarakan sesuatu PARTNERSHIP
dengan saya & mengungkap- kan
masalah dengan saya
3. Saya puas dengan cara keluarga (teman- 1
teman) saya menerima & mendukung GROWTH
keinginan saya untuk melakukan
aktivitas / arah baru
4. Saya puas dengan cara keluarga (teman- 2
teman) saya mengekspresikan afek & AFFECTION

27
berespons terhadap emosi-emosi saya
seperti marah, sedih / mencintai.
5. Saya puas dengan cara teman-teman 1
saya & saya menyediakan waktu RESOLVE
bersama-sama.
Penilaian :
Pertanyaan-pertanyaan yang dijawab:
Selalu : Skore 2
Kadang-kadang : Skore 1
Hampir tidak pernah : Skore 0

ANALISA DATA

N Data Etiologi Masalah


O
1 DS : Alcohol, makanan, Nyeri akut
1. Klien mengatakan kaki kanan dan penyakit dan obat-
kirinya sakit obatan
2. Klien mengatakan kakinya sering
kram Menghambat ekskresi
asam urat di tubulus
DO : ginjal
1. P : nyeri bertambah jika digerakkan
dan berkurang jika istirahat Gangguan metabolism
Q : nyeri perih purin
R : kaki kiri dan kanan
S : sedang (skala 5) GOUT
T : hilang timbul, kadang nyeri saat di
gerakkan. Penimbunan kristal
2. Klien terlihat meringis kesakitan urat
menahan rasa sakitnya
3. TD : 120/90 mmHg. Nadi 82x/menit

28
Inflamasi

Nyeri

2 DS : Inflamasi Hambatan
1. Klien mengatakan kaki sulit mobiltas fisik
digerakkan Kaku sendi
2. Klien mengatakan rasa nyeri
di kakinya menggangu Nyeri
aktivitas
3. Klien mengatakan mengalami Hambatan
kesulitan dalam berjalan
Mobilitas fisik

DO :
Kekuatan otot :
5555 5555

5555 5555
Klien mengalami perubahan dalam
pergerakkan

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri akut
2. Hambatan Mobilitas Fisik
C. RENCANA KEPERAWATAN

No Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional


11. Nyeri akut Setelah dilakukan 1. Kaji nyeri secara 1. Memantau
berhubungan tindakan komprehensif perkembanagan
dengan agen keperawatan selama nyeri yang dialami
cidera 3x24 jam klien 2. Observasi reaksi oleh klien.

29
biologis. mengatakan nyeri nonverbal dari 2. Jika terjadi nyeri
berkurang dengan ketidaknyamanan klien akan meringis
kriteria hasil : kesakitan
1. Nyeri klien 3. Ajarkankan klien 3. Relaksasi nafas
berkurang. relaksasi nafas dalam mampu
2. Ekspresi wajah dalam membuat rasa nyeri
klien tidak berkurang
menunjukan 4. Berikan distraksi 4. Distraksi dengan
nyeri/meringis nyeri dengan hal sesuatu hal yang
bahkan yang disukai klien disukai dapat
menangis. mengahlikan rasa
3. Kilen merasa nyeri yang sedang
nyaman rileks. 5. Kolaborasi dirasa.
pemberian terapi 5. Obat golongan
obat analgesik. analgesik dapat
menurunkan rasa
nyeri klien.
2 Hambatan Setelah dilakukan 1. Monitor dari 1. Untuk menentukan
Mobilitas tindakan tanda – tanda intervensi
Fisik keperawatan selama inflamasi. selanjutnya
berhubungan 3x24 jam di
dengan kaku harapkan klien dapat 2. Berikan klien 2. Untuk melemaskan
pada beraktivias kembali latihan ROM sendi – sendi
persendian dengan kriteria
hasil : 3. Pantau kadar 3. Mengetahui kadar
1. Gerakan sendi asam urat klien asam urat klien.
klien kembali
normal 4. Ajak klien untuk 4. Berkolaborasi
2. Klien tidak berobat ke klien untuk pemberian
mengeluhkan obat klien
kram
3. Klien dapat
beraktivitas
secara normal

30
D. CATATAN KEPERAWATAN

Hari/Tanggal Waktu No.DP Tindakan/respon klien

Rabu , 01 April 09.45 1 1. Mengkaji nyeridengan komprehensif


2020 2. Mengobservasi reaksi nonverbal dari
ketidaknyamanan.
3. Mengalihkan rasa nyeri klien.
4. Memberikan terapi sesuai advis
dokter, seperti obat analgesik.

Rabu , 01 April 10.41 2 1. Memonitor dari tanda – tanda


2020 inflamasi.

2. Memberikan klien latihan ROM

3. Memantau kadar asam urat klien.

4. Mengajak klien untuk berobat ke


klinik.

Rabu , 01 April 09.00 3 1. Mengkaji tingkat kerusakan


2020 integritas kulit
2. Mempertahankan kebersihan kulit
3. Melakukan ganti verban tiap hari
4. Berkolaborasi dengan tim medis
dalam pemberian obat topikal

Hari/Tanggal Waktu No.DP Tindakan/respon Paraf & nama

31
klien jelas

kamis , 02 April 12.45 1 1. Mengkaji


2020 nyeridengan
komprehensif
2. Mengobserva
si reaksi
nonverbal
dari
ketidaknyama
nan.
3. Mengalihkan
rasa nyeri
klien.
4. Memberikan
terapi sesuai
advis dokter,
seperti obat
analgesik.
kamis , 02 April 15.34 2 1. Memonitor
2020 dari tanda –
tanda
inflamasi.
2. Memberikan
klien latihan
ROM
3. Memantau
kadar asam
urat klien.
4. Mengajak
klien untuk
berobat ke
klinik.
kamis , 02 April 16.02 3 1. Mengkaji
2020 tingkat

32
kerusakan
integritas
kulit
2. Mempertaha
nkan
kebersihan
kulit
3. Melakukan
ganti verban
tiap hari
4. Berkolaboras
i dengan tim
medis dalam
pemberian
obat topikal

Hari/Tanggal Waktu No.DP Tindakan/respon Paraf & nama


klien jelas

Jumat , 03 April 12.34 1 1. Mengkaji


2020 nyeridengan
komprehensif
2. Mengobservasi
reaksi nonverbal
dari
ketidaknyamanan
.
3. Mengalihkan
rasa nyeri klien.
4. Memberikan
terapi sesuai
advis dokter,
seperti obat

33
analgesik.
Jumat , 03 April 15.07 2 1. Memonitor dari
2020 tanda – tanda
inflamasi.

2. Memberikan
klien latihan
ROM

3. Memantau
kadar asam urat
klien.

4. Mengajak klien
untuk berobat ke
klinik.
Jumat , 03 April 16.00 3 1. Mengkaji tingkat
2020 kerusakan
integritas kulit
2. Mempertahanka
n kebersihan
kulit
3. Melakukan ganti
verban tiap hari
4. Berkolaborasi
dengan tim
medis dalam
pemberian obat
topikal

34
E. CATATAN PERKEMBANGAN

Hari/Tanggal Waktu NO.DP EVALUASI Paraf/


nama
jelas

10.35 I S : Klien mengatakan masih terasa sakit


dibagian ekstremitas bawah
O : Klien tampak menahan sakit sambil
memegangi kakinya
Klien tampak berbaring ditempat tidur
A : Masalah nyeri belum teratasi
P : Intervensi dilanjutkan

II S : Klien mengatakan masih sulit utuk


berjalan dan beraktivitas
O : Klien tampak kesulitan dalam
beraktivitas
A : Masalah hambatan mobilitas fisik
belum teratasi
P : Intervensi dilanjutkan

III S : Klien mengatakan terasa gatal di


seluruh tubuhnya
O : Klien tampak menggaruk dibagian
yang gatal, terdapat lesi di kaki dan tangan
kanan
A : Masalah kerusakan integritas kulit
belum teratasi
P : Intervensi dilanjutkan

35
Hari/Tanggal Waktu NO.DP EVALUASI Paraf/
nama
jelas

10.35 I S : Klien mengatakan masih terasa sakit


dibagian ekstremitas bawah
O : Klien tampak menahan sakit sambil
memegangi kakinya
Klien tampak berbaring ditempat tidur
A : Masalah nyeri belum teratasi
P : Intervensi dilanjutkan

II S : Klien mengatakan masih sulit utuk


berjalan dan beraktivitas
O : Klien tampak kesulitan dalam
beraktivitas
A : Masalah hambatan mobilitas fisik
belum teratasi
P : intervensi dilanjutkan

III S : Klien mengatakan terasa gatal di


seluruh tubuhnya
O : Klien tampak menggaruk dibagian
yang gatal, terdapat lesi di kaki dan tangan
kanan
A : Masalah kerusakan integritas kulit
belum teratasi
P : Intervensi dilanjutkan

BAB IV

36
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisakan sebagian besar seluruh lansia mengalami penyakit gout
arthritis sekitar 80 % dibuktikan dari hasil pemeriksaan asam urat meningkat dan
hampir kesuluruhan mengalami nyeri pada persendian dan mengeluh sulit beraktivitas
jika mengalami nyeri, rata-rata mengalami nyeri sendi di kaki sehingga mereka
kadang kesulitan dalam berjalan sehingga mengalami perubahan dalam gaya berjalan,
juga mengalami gatal-gatal dan luka lesi karena bekas garukan dibuktikan dengan
banyaknya yang hampir keseluruhan kulitnya mengalami gatal-gatal dan luka lesi
walaupun sudah mandi, minimnya kebersihan kamar mandi mungkin menjadi salah
satu penyebab akan rasa gatal-gatal dikarenakan air yang baud an kamar mandi yang
kotor.
B. Saran
Pada kesempatan ini penulis akan mengemukakan beberapa saran sebagai bahan
masukan yang bermanfaat bagi usaha peningkatan mutu pelayanan asuhan
keperawatan yang akan datang, diantaranya :
1. Dalam melakukan asuhan keperawatan kepada klien gout arthtritis harus
mengetahui atau mengerti tetang rencana keperawatan kepada klien,
pendokumentasian harus jelas dan dapat menjalankan hubungan yang baik dengan
klien.
2. Dalam rangka mengatasi masalah resiko injuri pada klien gout arthritis maka
tugas sebagai perawat yang utama adalah mengobservasi akan kebutuhan klien
tersebut.

37
DAFTAR PUSTAKA

Aru W.Sudoyo. 2009. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. jilid II. Edisi V. Jakarta : Interna
Publishing
Muttaqin, Arif. 2008. Buku Ajar Asuhan Keperawatan. Jakarta : EGC
International, Nanda. 2012-2014. Diagnosis Keperawatan Definisi dan Klasifikasi. Jakarta :
EGC
Lanny, Lingga. 2012. Health Secret Of Pepper. Elex Media Komputindo. jakarta
Muttaqin, Arif. 2008. Buku Ajar Asuhan Keperawatan. Jakarta : EGC
www.scribd.com/doc/40529564/Arthtritis-Gout. 05-01-2017

38

Anda mungkin juga menyukai