M DENGAN DIAGNOSA
GOUT ATRITIS
Oleh:
YOFITA VIVID F. BAGO ,S.Kep
190202133
1
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan kesehatan pada penulis, dan atas berkat rahmat dan karuniaNya sehingga penulis
dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul “Askep Gout Atritis Pada Ny. M ”. Penulisan
makalah ini merupakan salah satu syarat untuk memenuhi tugas keparawatan keluarga dan
komunitas. Makalah ini dapat diselesaikan berkat bantuan pihak terkait. Oleh karena itu,
penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada pihak yang membantu baik
secara moral maupun material, terutama kepada :
1. Dr. Ivan Elisabeth Purba, M.Kes, selaku Rektor Universitas Sari Mutiara Indonesia
2. Taruli Yohana Sinaga, M.KM, selaku Dekan Fakultas Farmasi dan Ilmu Kesehatan
Universitas Sari Mutiara Indonesia
3. Ns. Rinco Siregar, S.Kep, MNS, selaku ketua Program Studi Ners Fakultas Farmasi
dan Ilmu Kesehatan Universitas Sari Mutiara Indonesia
4. Ns. Rumondang Gultom, S. Kep, MKM, Selaku Dosen pengajar Keperawatan
keluarga dan Komunitas Universitas Sari Mutiara Indonesia
5. Seluruh Dosen Program Studi Ners Fakultas Farmasi dan Ilmu Kesehatan Universitas
Sari Mutiara Indonesia
6. Seluruh staff Program Studi Ners Fakultas Farmasi dan Ilmu Kesehatan Universitas
Sari Mutiara Indonesia.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan, dengan demikian penulis
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak dalam rangka
penyempurnaan makalah ini, sehingga dapat bermanfaat bagi seluruh pihak, akhir kata
penulis mengucapkan terimah kasih.
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Perubahan–perubahan akan terjadi pada tubuh manusia sejalan dengan makin
meningkatnya usia. Perubahan tubuh terjadi sejak awal kehidupan hingga usia lanjut pada
semua organ dan jaringan tubuh. Keadaan demikian itu tampak pula pada semua sistem
muskuloskeletal dan jaringan lain yang ada kaitannya dengan kemungkinan timbulnya
beberapa golongan penyakit misalnya penyakit gout arthritis.
Gout artritis akut biasanya terjadi pada pria sesudah lewat masa pubertas dan sesudah
menopause pada wanita, sedangkan kasus yang paling banyak ditemui pada usia 50-60
tahun. Gout lebih banyak dijumpai pada pria, sekitar 95 persen penderita gout adalah pria.
Urat serum wanita normal jumahnya sekitar 1 mg / 100 mI, lebih sedikit jika
dibandingkan dengan pria. Tetapi sesudah menopause perubahan tersebut kurang nyata.
Pada pria hiperurisemia biasanya tidak timbul sebelum mereka mencapai usia remaja.
Gout Akut biasanya monoartikular dan timbulnya tiba-tiba. Tanda-tanda awitan serangan
gout adalah rasa sakit yang hebat dan peradangan lokal. Pasien mungkin juga menderita
demam dan jumlah sel darah putih meningkat. Serangan akut mungkin didahului oleh
tindakan pembedahan, trauma lokal, obat, alkohol dan stres emosional. Meskipun yang
paling sering terserang mula-mula adalah ibu jari kaki, tetapi sendi lainnya dapat juga
terserang. Dengan semakin lanjutnya penyakit maka sendi jari, lutut, pergelangan tangan,
pergelangan kaki dan siku dapat terserang gout. Serangan gout akut biasanya dapat
sembuh sendiri. Kebanyakan gejala-gejala serangan akut akan berkurang setelah 10-14
hari walaupun tanpa pengobatan.
B. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui dan meningkatkan wawasan tentang asuhan keperawatan pada lansia
2. Mengetahui konsep penyakit pada lansia khususnya Gout Artritis.
3. Mengetahui bagaimana pemberian asuhan keperawatan pada lansia.
C. Ruang Lingkup
Pada makalah ini, penyusun membatasi ruang lingkup penulisan yaitu asuhan
keperawatan sistem muskuloskeletal pada lansia
3
D. Metode Penulisan
Dalam penyusunan makalah ini, penyusun menggunakan metode deskriftif yaitu dengan
menggambarkan asuhan keperawatan sistem muskuloskeletal pada lansia dengan literatur
yang diperoleh dari buku-buku perpustakaan, dan internet.
E. Sistematika Penulisan
Penyusunan makalah ini terdiri dari IV (empat) bab yang disusun secara
sistematis. Adapun sistematika penulisan sebagai berikut:
1. BAB I : Pendahuluan, yang terdiri dari latar belakang, tujuan penulisan,
ruang lingkup penulisan, metode penulisan dan sistematika penulisan.
2. BAB II : Tinjauan teoritis.
3. BAB III : Tinjauan Kasus.
4. BAB IV : Penutup, yang terdiri dari kesimpulan dan saran.
4
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
5
A. Teori Biologi
1. Teori genetik dan Mutasi (Somatic Mutatie Theory)
Menurut teori ini menua telah terprogram secara genetik untuk spesies-
spesies tertentu. Menua terjadi sebagai akibat dari perubahan biokomia
yang deprogram oleh molekul-kolekul/DNA dan setiap sel pada saatnya
akan mengalami mutasi. Sebagai contoh yang khas adalah mutasi dari sel-
sel kelamin (terjadi penurunan kemampuan fungsional sel)
2. Pemakaian dan Rusak
Kelebihan usaha dan stress menyebabkan sel-sel tubuh lelah (terpakai)
3. Pengumpulan dari pigmen atau lemak dalam tubuh
Pengumpulan dari pigmen atau lemak tubuh, yang disebut Teori
Akumulasi Dari Produk Sisa. Sebagai contoh adanya pigmen Lypofuchine
di sel otot jantung dan sel susunan syaraf pusat pada orang lanjut usia yang
mengakibatkan menganggu fungsi sel itu sendi
4. Peningkatan jumlah kolagen dalam jaringan Universitas Sumatera Utara
5. Tidak ada perlindungan terhadap ; radiasi, penyakit, dan kekurangan gizi
6. Teori Radikal Bebas
Radikal bebas dapat terbentuk di alam bebas, tidak stabilnya radikal bebas
(kelompok atom) mengakibatkan oksidasi oksigen bahan-bahan organik
seperti karbohidrat dan protein.Radikal ini menyebabkan sel-sel tidak
dapat regenerasi.
7. Teori Rantai Silang
Sel-sel yang tua atau usang, reaksi kimianya menyebabkan ikatan yang
kuat, khusunya jaringan kolagen.Ikatan ini menyebabkan kurangnya
elastis, kekacauan, dan hilangnya fungsi.
8. Teori Program
Kemampuan organisme untuk menetapkan jumlah sel yang membelah
setelah sel-sel tersebut mati.
B. Teori Kejiwaan Sosial
1. Ketentuan akan meningkatnya pada penurunan jumlah kegiatan secara
langsung. Teori ini menyatakan bahwa pada lanjut usia yang sukses adalah
mereka yang aktif dan ikut banyak dalam kegiatan sosial.
2. Ukuran optimum (pola hidup) dilanjutkan pada cara hidup pada lanjut
usia.
6
3. Mempertahankan antara sistem sosial dan individu agar tetap stabil dari
usia pertengahan ke lanjut usia.
4. Kepribadian berlanjut (Continuity Theory)
Dasar kepribadian atau tingkah laku tidak berubah pada lanjur usi.Teori ini
merupakan gabungan dari teori di atas. Pada teori ini menyatakan bahwa
perubahan yang terjadi pada seseorang yang lanjut usia sangat dipengaruhi
oleh tipe personality yang dimilikinya.
C. Teori Pembebasan (Disengagement Theory)
Putusnya pergaulan atau hubungan dengan masyarakat dan kemunduran
individu dengan individu lainnya. Pada lanjut usia pertama diajukan oleh
Cumming and Henry 1961. Teori ini menyatakan bahwa dengan
bertambahnya usia, seseorang secara berangsur-angsur mulai melepaskan diri
dari kehidupan sosialnya atau menarik diri dari pergaulan sekitarnya. Keadaan
ini mengakibatkan interaksi social lanjut usia menurun, baik secara kualitas
maupun kuantitas sehingga sering terjadi kehilangan ganda (Triple Loos),
yakni :
1. Kehilangan peran (Loos of Role)
2. Hambatan kontak sosial (Restraction of Contacts and Relation Ships)
3. Berkurangnya komitmen (Reduced commitment to social Mores and
Values
4. Perubahan Psikososial
Perubahan lain adalah adanya perubahan psikososial yang menyebabkan rasa
tidak aman, takut, merasa penyakit selalu mengancam sering bingung panic dan
depresif. Hal ini disebabkan antara lain karena ketergantungan fisik dan
sosioekonomi, pensiunan, kehilangan financial, pendapatan berkurang, kehilangan
status, teman atau relasi, sadar akan datangnya kematian, perubahan dalam cara
hidup, kemampuan gerak sempit, ekonomi akibat perhentian jabatan, biaya hidup
tinggi, penyakit kronis, kesepian, pengasingan dari lingkungan social, gangguan
syaraf panca indra, gizi, kehilangan teman dan keluarga, berkurangnya kekuatan
fisik.
5. Masalah-masalah keperawatan yang terjadi pada lansia
Masalah-masalah kesehatan yang sering terjadi pada lansia akibat perubahan
sistem, antara lain:
A. Lansia dengan masalah kesehatan pada sistem pernafasan, antara lain:
Penyakit Paru Obstruksi Kronik, Tuberkulosis, Influenza dan Pneumonia.
B. Lansia dengan masalah kesehatan pada sistem kardiovaskuler, antara lain :
Hipertensi, Penyakit Jantung Koroner, Cardiac Heart Failure.
9
C. Lansia dengan masalah kesehatan pada sistem neurologi, seperti Cerebro
Vaskuler Accident.
D. Lansia dengan masalah kesehatan pada sistem musculoskeletal, antara lain :
Fraktur, Osteoarthritis, Rheumatoid Arthritis, Gout Artritis, Osteporosis.
E. Lansia dengan masalah kesehatan pada sistem endokrin, seperti DM.
F. Lansia dengan masalah kesehatan pada sistem sensori, antara lain :
Katarak, Glaukoma, Presbikusis.
G. Lansia dengan masalah kesehatan pada sistem pencernaan, antara lain :
Ginggivitis / Periodontis, Gastritis, Hemoroid, Konstipasi.
H. Lansia dengan masalah kesehatan pada sistem reproduksi dan perkemihan,
antara lain :
Menoupause, BPH, Inkontinensia.
I. Lansia dengan masalah kesehatan pada sistem integumen, antara lain :
Dermatitis Seborik, Pruritus, Candidiasis, Herpes Zoster, Ulkus Ekstremitas
Bawah, Pressure Ulcers.
J. Lansia dengan masalah Kesehatan jiwa, seperti Demensia.
10
BAB III
TINJAUAN KASUS
3. Riwayat Pekerjaan
Pekerjaan Ny.M adalah Ibu rumah tangga
11
4. Riwayat Lingkungan
Ny. M tinggal bersama suami dan anaknya lingkungan tempat tinggal bersih, dan
terbuat dari keramik dan tidak terasa licin, tidak ada sampah berserakan, kamar tidur
klien tampak rapi, lantai kamar mandi agak licin dan terdapat pegangan dinding.
5. Riwayat Rekreasi
Klien mengatakan setiap hari berkeliling disekitar rumah saja. Klien mengatakan
tidak pernah berpergian.
7. Kebiasaan Ritual
Ny. M tetap melakukan aktivitas ibadahnya secara rutin
12
e. Nutrisi :
Ny. M mengatakan makan semua makanan yang ada sehingga kadang Ny.M
lupa akan pantangan yang menyebabkan nyeri pada sendi dan lutut.
Genogram
: Laki-laki
: Perempuan
: Klien
13
Gds : 9,4
Kolesterol : 99 mg/dl
126
3 Kepala
Inspeksi
A Bentuk kepala : Bentuk kepala mesocepal
B Kebersihan : Bersih, tidak ada ketombe dan kotoran
C Warna rambut : Putih beruban
D Kulit kepala : Bersih, tidak terdapat ketombe, tidak terdapat
lesi.
E Distribusi rambut : Merata
F Kerontokan rambut : Tidak
G Benjolan di kepala : Tidak ada benjolan di kepala
H Temuan/keluhan lain : Tidak ada
Palpasi
A Nyeri kepala : Klien mengeluh adanya nyeri kepala
B Temuan/keluhan lain : Tidak ada
4 Mata
Inspeksi
A Ptosis : Ya, ada penurunan kelopak mata bagian atas.
B Iris : Warna kecoklatan
C Konjungtiva : Konjungtiva tidak anemis
D Sklera : Sklera tidak ikterik
E Kornea : Kornea jernih
F Pupil : Isokor
14
G Peradangan : Tidak ada peradangan
H Katarak : Tidak ada katarak
J Gerak bola mata : Gerakan bola mata simetris
K Alat bantu penglihatan : Klien tidak menggunakan alat bantu
penglihatan
Palpasi
A Kelopak mata : Tidak terdapat nyeri tekan pada kelopak mata,
terdapat kantung mata
5 Telinga
Inspeksi
A Bentuk telinga : Bentuk telinga simetris
B Lesi : Tidak terdapat lesi
C Peradangan : Tidak tampak adanya peradangan pada telinga
D Kebersihan telinga luar : Telinga luar tampak bersih
E Kebersihan lubang telinga : Tampak adanya sedikit serumen pada kedua
telinga.
F Membran timpani : Membran timpani utuh
Palpasi
A Daun telinga : Tidak terdapat benjolan dan tidak ada nyeri
tekan pada daun telinga
6 Hidung dan sinus
Inspeksi
A Bentuk : Bentuk hidung simetris
B Peradangan : Tidak tampak adanya peradangan pada hidung
C Penciuman : Fungsi penciuman baik, klien dapat
membedakan bau
Palpasi
A Sinusitis : Tidak tampak adanya sinusitis
B Temuan / keluhan lainnya : Tidak terdapat nyeri tekan pada hidung
Perkusi : Redup
Auskultasi
A Bunyi jantung : Bunyi jantung I, dan II murni. Tidak terdengar
suara tambahan
1 Gastrointestinal
3
Inspeksi : Bentuk abdomen datar
Auskultasi : Peristaltik usus 11 x/menit
Perkusi : Timpani
Palpasi : Tidak teraba massa, tidak terdapat nyeri tekan
pada abdomen.
1 Perkemihan
16
4
A Warna urin : Warna urin kuning
B Jumlah urin : ± 1500 cc/hari
C Nyeri saat BAK : Tidak nyeri saat BAK
D Hematuria : Tidak ada hematuria
E Rasa terbakar saat BAK : Tidak ada rasa terbakar saat BAK
F Perasaan tidak lampias : Tidak ada
(anyang-anyangan)
G Mengompol : Tidak ada
H Tidak bisa BAK : Tidak ada
1 Muskuloskeletal
5
Inspeksi
A Lesi kulit : Tidak ada
B Tremor : Tidak ada
Palpasi
A Tonus otot ekstremitas atas : Baik
B Tonus otot ekstremitas : Baik
bawah
C Kekuatan ekstremitas atas : Kuat (skor 5)
D Kekuatan ekstremitas : Kuat (skor 5)
bawah
E Rentang gerak : Klien mampu bergerak dengan bebas
F Edema kaki : Tidak terdapat edema
G Refleks Bisep : Kanan (+) Kiri (+)
H Refleks Trisep : Kanan (+) Kiri (+)
J Refleks patella : Kanan (+) Kiri (+)
J Refleks Achilles : Kanan (+) Kiri (+)
K Deformitas sendi : Tidak ada
L Nyeri ekstremitas : Tidak ada
1 SSP (N I – XII)
6
A Olfaktori : Fungsi penciuman baik. Klien masih dapat
membedakan bau
B Optikus : Fungsi penglihatan sudah berkurang. Klien
tidak mampu lagi melihat jarak jauh dengan
jelas
C Okulomotorius : Gerakan bola mata simetris
D Throklear : Klien mampu memggerakan bola mata ke atas
dan ke bawah
E Trigeminus : Klien mampu mengunyah baik
F Abdusen : Baik
G Facialis : Bentuk bibir simetris
H Auditori : Fungsi pendengaran masih baik
I Glosofaringeal : Klien mampu merasakan sensasi rasa pada
17
lidah
J Vagus : Klien mampu menelan makanan
K Aksesorius : Klien mampu menoleh ke kiri dan ke kanan,
klien mampu mengangkat kedua bahu dengan
simetris
L Hipoglosus : Pengucapan kata masih jelas, tidak ada pelo
1 Sistem Endokrin
7
A Pembesaran tiroid : Tidak ada pembesaran tiroid
B Riwayat penyakit metabolik : Tidak ada riwayat penyakit metabolik seperti
DM
1 Genetalia dan anal
8
A Kebersihan : Bersih
B Haemoroid : Tidak ada haemoroid
C Kesan (bau) : Tidak ada bau pesing atau bau tidak enak
18
D Kemandirian dalam semua aktifitas hidup sehari-hari, kecuali mandi,
berpakaian dan satu fungsi tambahan.
E Kemandirian dalam semua aktifitas kecuali mandi, berpakaian, kekamar
kecil, dan satu fungsi tambahan.
F Kemandirian dalam semua aktifitas hidup sehari-hari, kecuali mandi,
berpakaian, kekamar kecil, berpindah dan satu fungsi tambahan.
G Ketergantungan pada enam fungsi tersebut.
Lain- Ketergantungan pada sedikitnya dua fungsi tetapi tidak dapat
Lain diklasifikasikan sebagai C,D dan E.
Klien Ny. M termasuk dalam kategori mandiri dalam makan, kontinensia (BAB dan
BAK), menggunakan pakaian, mandi, pergi ke toilet dan berpindah.
2. Barthel Indeks
No Kriteria Skor Keterangan
1. Makan 10 Frekuensi 3 x sehari
5 : bantuan Jumlah 1 piring/sekali
10 : mandiri makan
Jenis nasi, sayur, lauk
2. Minum 10 Frekuensi 6 x sehari
5 : bantuan Jumlah ± 1500 cc
10 : mandiri Jenis air putih
3. Berpindah dari kursi roda ke 10
tempat tidur/sebaliknya
10 : bantuan
15 : mandiri
4. Personal toilet (cuci muka, 5 Frekuensi 2 x sehari
menyisir rambut, gosok gigi) (pagi dan sore hari)
0 : bantuan
5 : mandiri
5. Keluar masuk toilet (mencuci 5
pakaian, menyeka tubuh dan
menyiram)
5 : bantuan
10 : mandiri
6. Mandi 5
5 : bantuan
19
No Kriteria Skor Keterangan
15 : mandiri
7. Jalan di permukaan datar 0
0 : bantuan
5 : mandiri
8. Naik turun tangga 5
5 : bantuan
10 : mandiri
9. Mengenakan pakaian 5
5 : bantuan
10 : mandiri
10. Kontrol Bowel (BAB) 10 Frekuensi 1 hari sekali
5 : bantuan Konsistensi lunak
10 : mandiri
11. Kontrol Bladder (BAK) 10 Frekuensi 6-7 x/hari
5 : bantuan Warna kuning
10 : mandiri
12. Olahraga/latihan 5 Frekuensi 1 x seminggu
5 : bantuan Jenis jalan kaki
10 : mandiri
13. Rekreasi/pemanfaatan waktu 5 Frekuensi setiap hari
luang
5 : bantuan
10 : mandiri
Keterangan :
130 : Mandiri
65-125 : Ketergantungan sebagian
60 : Ketergantungan total
3. Psikososial
Hubungan dengan orang lain : Klien mampu berinteraksi dengan
20
baik dengan suami,anak, menantu
di sekitarnya.
Kebiasaan lansia berinteraksi dengan : Ny. M sering berkomunikasi
teman dengan teman lansia di dekatnya.
Ny. M mempunyai kebiasaan
mengobrol dengan teman
lansianya pada sore hari
Stabilitas emosi : klien mengatakan bahwa Ny. M
sering merindukan
kebersamaannya dengan anak-
anaknya
Harapan klien : Klien mengatakan ingin agar anak
dan menantunya selalu sehat
Frekuensi kunjungan keluarga : Anak Ny.M tinggal di lingkungan
yang sama, dan beda rumah.
Pertengkaran dengan teman : Klien mengatakan tidak ada
pertengkaran dengan teman-
temannya
21
menjawab 69 tahun
6. Kapan anda lahir (minimal √ Klien menjawab
tahun lahir)? tidak tau
7. Siapa presiden Indonesia √ Klien menjawab
sekarang? Pak Suharto
8. Siapa presiden Indonesia √ Klien
sebelumnya? menjawab tidak
tahu
9. Siapa nama ibu anda? √ Klien menjawab
tidak tau
10. Berapa 20-3? Tetap √ Klien menjawab 20-
pengurangan 3 dari setiap 3 = 19
angka baru, semua secara
menurun berurutan.
Jumlah
Interpretasi Hasil :
Salah 0-2 : Fungsi intelektual utuh
Salah 3-4 : Kerusakan intelektual ringan
Salah 5-7 : Kerusakan intelektual sedang
Salah 8-10 : Kerusakan intelektual berat
Interpretasi/kesimpulan :
Klien Ny. M saat dilakukan pemeriksaan dengan kuesioner SPMSQ, Ny. M
menjawab 5 pertanyaan dengan benar dan menjawab 5 pertanyaan dengan salah.
Berdasarkan hasil pemeriksaan, Ny. M termasuk dalam kategori fungsi intelektual
ringan.
22
Nilai Nilai
No Aspek kognitif Kriteria
maks klien
□ Hari: Rabu (benar)
□ Bulan : Februari (benar)
Orientasi 5 4 Dimana kita sekarang
□ Kota : Medan-helvetia(benar)
□ Provinsi : Sumatera Barat(benar)
□ Negara : Indonesia (benar)
□
□ di rumah (benar)
2 Registrasi 3 3 Sebutkan 3 obyek (oleh pemeriksa) 1
detik untuk mengatakan masing-
masing obyek. Kemudian tanyakan
kepada klien ketiga obyek tadi (untuk
disebutkan)
□ Obyek 1 : Kursi(benar)
□ Obyek 2 : Meja (benar)
□ Obyek 3 : Kursi Roda (benar)
3 Perhatian dan 5 0 Minta klien untuk memulai dari
kalkulasi angka 100 kemudian dikurangi 7
sampai 5 kali
Klien tidak dapat berhitung
4 Mengingat 3 2 Minta klien untuk mengulangi ketiga
obyek pada no 2 tadi, bila benar 1
point untuk masing-masing obyek
□ Obyek 1 : Kursi(benar)
□ Obyek 2 : Kursi(benar)
□ Obyek 3 : Kursi Roda (benar)
5 Bahasa 9 8 Tunjukkan pada klien suatu benda
dan tanyakan namanya pada klien
□ Mengetahui nama : kertas (benar)
Minta pada klien untuk mengulang
kata berikut “tak ada jika, dan, atau,
tetapi”. Bila benar, nilai 1 poin.
□ Tak ada jika (benar)
23
Nilai Nilai
No Aspek kognitif Kriteria
maks klien
□ Dan (benar)
□ Atau (benar)
□ Tetapi (benar)
Interpretasi hasil :
Klien Ny. M saat dilakukan pemeriksaan dengan kuesioner MMSE, Ny. M
memperoleh total skor sebanyak 22, Ny. M termasuk dalam kategori aspek kognitif
dari fungsi mental ringan.
A. Kesedihan
2 Saya galau/sedih sepanjang waktu dan saya tidak dapat keluar darinya
24
1 Saya merasa sedih atau galau
B. Pesimisme
3 Saya merasa bahwa masa depan adalah sia – sia dan sesuatu tidak dapat
membaik
0 Saya tidak begitu pesimis atau kecil hati tentang masa depan
C. Rasa kegagalan
2 Bila melihat kehidupan ke belakang semua yang dapat saya lihat hanya
kegagalan
D. Ketidakpuasan
E. Rasa bersalah
25
1 Saya tidak suka dengan diri saya sendiri
3 Saya akan membunuh diri saya sendiri jika saya mempunyai kesempatan
3 Saya telah kehilangan semua minat saya pada orang lain dan tidak
perduli pada mereka
2 Saya telah kehilangan semua minat saya pada orang lain dan mempunyai
sedikit perasaan pada mereka
I. Keragu – raguan
0 Saya merasa bahwa saya tampak lebih buruk dari pada sebelumnya
K. Kesulian kerja
2 Saya telah mendorong diri saya sendiri dengan keras untuk melakukan
26
sesuatu
L. Keletihan
M. Anoreksia
7. APGAR KELUARGA
27
berespons terhadap emosi-emosi saya
seperti marah, sedih / mencintai.
5. Saya puas dengan cara teman-teman 1
saya & saya menyediakan waktu RESOLVE
bersama-sama.
Penilaian :
Pertanyaan-pertanyaan yang dijawab:
Selalu : Skore 2
Kadang-kadang : Skore 1
Hampir tidak pernah : Skore 0
ANALISA DATA
28
Inflamasi
Nyeri
2 DS : Inflamasi Hambatan
1. Klien mengatakan kaki sulit mobiltas fisik
digerakkan Kaku sendi
2. Klien mengatakan rasa nyeri
di kakinya menggangu Nyeri
aktivitas
3. Klien mengatakan mengalami Hambatan
kesulitan dalam berjalan
Mobilitas fisik
DO :
Kekuatan otot :
5555 5555
5555 5555
Klien mengalami perubahan dalam
pergerakkan
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri akut
2. Hambatan Mobilitas Fisik
C. RENCANA KEPERAWATAN
29
biologis. mengatakan nyeri nonverbal dari 2. Jika terjadi nyeri
berkurang dengan ketidaknyamanan klien akan meringis
kriteria hasil : kesakitan
1. Nyeri klien 3. Ajarkankan klien 3. Relaksasi nafas
berkurang. relaksasi nafas dalam mampu
2. Ekspresi wajah dalam membuat rasa nyeri
klien tidak berkurang
menunjukan 4. Berikan distraksi 4. Distraksi dengan
nyeri/meringis nyeri dengan hal sesuatu hal yang
bahkan yang disukai klien disukai dapat
menangis. mengahlikan rasa
3. Kilen merasa nyeri yang sedang
nyaman rileks. 5. Kolaborasi dirasa.
pemberian terapi 5. Obat golongan
obat analgesik. analgesik dapat
menurunkan rasa
nyeri klien.
2 Hambatan Setelah dilakukan 1. Monitor dari 1. Untuk menentukan
Mobilitas tindakan tanda – tanda intervensi
Fisik keperawatan selama inflamasi. selanjutnya
berhubungan 3x24 jam di
dengan kaku harapkan klien dapat 2. Berikan klien 2. Untuk melemaskan
pada beraktivias kembali latihan ROM sendi – sendi
persendian dengan kriteria
hasil : 3. Pantau kadar 3. Mengetahui kadar
1. Gerakan sendi asam urat klien asam urat klien.
klien kembali
normal 4. Ajak klien untuk 4. Berkolaborasi
2. Klien tidak berobat ke klien untuk pemberian
mengeluhkan obat klien
kram
3. Klien dapat
beraktivitas
secara normal
30
D. CATATAN KEPERAWATAN
31
klien jelas
32
kerusakan
integritas
kulit
2. Mempertaha
nkan
kebersihan
kulit
3. Melakukan
ganti verban
tiap hari
4. Berkolaboras
i dengan tim
medis dalam
pemberian
obat topikal
33
analgesik.
Jumat , 03 April 15.07 2 1. Memonitor dari
2020 tanda – tanda
inflamasi.
2. Memberikan
klien latihan
ROM
3. Memantau
kadar asam urat
klien.
4. Mengajak klien
untuk berobat ke
klinik.
Jumat , 03 April 16.00 3 1. Mengkaji tingkat
2020 kerusakan
integritas kulit
2. Mempertahanka
n kebersihan
kulit
3. Melakukan ganti
verban tiap hari
4. Berkolaborasi
dengan tim
medis dalam
pemberian obat
topikal
34
E. CATATAN PERKEMBANGAN
35
Hari/Tanggal Waktu NO.DP EVALUASI Paraf/
nama
jelas
BAB IV
36
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisakan sebagian besar seluruh lansia mengalami penyakit gout
arthritis sekitar 80 % dibuktikan dari hasil pemeriksaan asam urat meningkat dan
hampir kesuluruhan mengalami nyeri pada persendian dan mengeluh sulit beraktivitas
jika mengalami nyeri, rata-rata mengalami nyeri sendi di kaki sehingga mereka
kadang kesulitan dalam berjalan sehingga mengalami perubahan dalam gaya berjalan,
juga mengalami gatal-gatal dan luka lesi karena bekas garukan dibuktikan dengan
banyaknya yang hampir keseluruhan kulitnya mengalami gatal-gatal dan luka lesi
walaupun sudah mandi, minimnya kebersihan kamar mandi mungkin menjadi salah
satu penyebab akan rasa gatal-gatal dikarenakan air yang baud an kamar mandi yang
kotor.
B. Saran
Pada kesempatan ini penulis akan mengemukakan beberapa saran sebagai bahan
masukan yang bermanfaat bagi usaha peningkatan mutu pelayanan asuhan
keperawatan yang akan datang, diantaranya :
1. Dalam melakukan asuhan keperawatan kepada klien gout arthtritis harus
mengetahui atau mengerti tetang rencana keperawatan kepada klien,
pendokumentasian harus jelas dan dapat menjalankan hubungan yang baik dengan
klien.
2. Dalam rangka mengatasi masalah resiko injuri pada klien gout arthritis maka
tugas sebagai perawat yang utama adalah mengobservasi akan kebutuhan klien
tersebut.
37
DAFTAR PUSTAKA
Aru W.Sudoyo. 2009. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. jilid II. Edisi V. Jakarta : Interna
Publishing
Muttaqin, Arif. 2008. Buku Ajar Asuhan Keperawatan. Jakarta : EGC
International, Nanda. 2012-2014. Diagnosis Keperawatan Definisi dan Klasifikasi. Jakarta :
EGC
Lanny, Lingga. 2012. Health Secret Of Pepper. Elex Media Komputindo. jakarta
Muttaqin, Arif. 2008. Buku Ajar Asuhan Keperawatan. Jakarta : EGC
www.scribd.com/doc/40529564/Arthtritis-Gout. 05-01-2017
38