Anda di halaman 1dari 2

PERTEMUAN 1 & 2

Apa itu Audit


Audit adalah suatu proses yang dilakukan oleh seseorang yang mampu dan independen/bebas
untuk menghimpun dan mengevaluasi bukti-bukti dari keterangan-keterangan yang terukur
dari suatu kesatuan ekonomi, dengan tujuan mempertimbangkan dan melaporkan tingkat
kesesuaian dari keterangan-keterangan terukur tersebut dengan kriteria-kriteria yang telah
ditetapkan.

Pengertian auditing menurut Sukrisno Agoes mendefinisikan auditing adalah suatu


pemeriksaan yang dilakukan secara kritis dan sistematis oleh pihak yang independen, terhadap
laporan keuangan yang telah disusun oleh manajemen beserta catatan-catatan pembukuan dan
bukti-bukti pendukungnya, dengan tujuan untuk dapat memberikan pendapat mengenai
kewajaran laporan keuangan tersebut.

Dari pengertian auditing tersebut dapat dijelaskan bahwa:

1. Pemeriksaan dilakukan atas laporan keuangan perusahaan, catatan-catatan


pembukuan dan bukti-bukti pendukungnya. Laporan keuangan yang dimaksud dapat
berupa neraca, laporan rugi laba, laporan perubahan modal dan laporan arus kas. Sedangkan
catatan-catatan yang diperiksa adalah buku besar, sub buku besar, dan buku harian (Buku Kas/
Bank, Buku Penjualan, Buku Pembelian, Buku Serba-serbi). Untuk bukti pendukungnya adalah
berupa bukti penerimaan dan pengeluaran kas/ bank, faktur penjualan, dll. Adapun lain yang
juga diperiksa adalah notulen rapat direksi dan pemegang saham, akte pendirian perusahaan,
kontrak, perjanjian-perjanjian kredit perusahaan, dll.

Laporan keuangan adalah disusun oleh pihak manajemen sehingga kewajaran atas laporan
keuangannya adalah merupakan tanggung jawab dari perusahaan, sedangkan akuntan publik
memeriksa laporan keuangan tersebut dan bertanggung jawab atas pendapat yang dikeluarkan
atas kewajaran laoran keuangan.

2. Auditing dilaksanakan secara kritis dan sistematis. Supaya dapat dilakukan secara kritis
maka pemeriksaan dipimpin oleh seseorang yang mempunyai gelar akuntan dan juga memiliki
ijin praktek sebagai akuntan publik. Sedangkan untuk pelaksana yang melaksanakan
pemeriksaan harus memiliki pendidikan, pengalaman dan keahlian di bidang akuntansi, sistem
akuntansi, pemeriksaan akuntan dan di bidang perpajakan. Poin yang kedua adalah bahwa
pemeriksaan dilakassanakan secara sistematis, ini berarti bahwa seorang akuntan harus
merencanakan sebelum memulai suatu pemeriksaan atau sering kita kenal sebagai audit
plan (rencana pemeriksaan). Dalam audit plan memuat kapan memulai pemeriksaan, lamanya
waktu pemeriksaan, kapan selesainya laporan keuangan, jumlah staf yang akan ditugaskan
dalam pemeriksaan, perkiraan masalah yang akan ditemukan dalam pemeriksaan, menentukan
bataas materialitas, dan juga memperhitungkan resiko audit.

3. Pemeriksaan yang dilakukan adalah oleh pihak yang benar-benar independen dalam
hal ini adalah akuntan publik. Pengertian independen adalah tidak boleh ada kepentingan
tertentu dalam perusahaan atau mempunyai hubungan khusus dalam perusahaan. Contoh dari
tidak boleh ada kepentingan misalnya akuntan publik sebagai pemegang saham atau sebagai
direksi atau dewan komisaris. Sedang contoh dari hubungan khusus yang dimaksud adalah
keluarga dari pemegang saham atau direksi atau dewan komisaris. Sebagai pihak yang
independen maka akuntan harus independen baik in-fact maupun in-appearance sebab sebagai
pihak yang dipercaya oleh masyarakat harus bekerja secara obyektif, tidak memeihak dan
melaporkan hasil auditnya apa adanya.

4. Tujuan dari proses auditing adalah memberikan pendapat atas kewajaran laporan
keuangan perusahaan. Terus laporan keuangan yang bagai mana dikatakan wajar? laporan
keuangan dikatakan wajar apabila laporan keuangan tersebut disusun berdasarkan prinsip
akuntansi yang berlaku umum.
Jadi, proses audit atau pemeriksaan memerlukan:
• Keterangan-keterangan dalam bentuk yang dapat di buktikan.
• Standar atau kriteria yang telah ditetapkan.
Setiap kali akan dilakukan suatu audit, ruang lingkup pertanggung-jawaban auditor harus
dinyatakan secara jelas, yang terutama yaitu kesatuan ekonomi yang dimaksud dan periode
waktunya.

Bukti (evidence) adalah segala keterangan yang dipergunakan oleh auditor untuk menentukan
apakah keterangan-keterangan terukur yang diperiksanya memang sesuai dengan kriteria
acuan. Bukti-bukti ini meliputi pernyataan lisan dari pihak yang diperiksa (auditee) atau
nasabah (client), atau pembicaraan-pembicaraan lisan dengan pihak ketiga dan hasil observasi
dari sang auditor sendiri.

Auditor terdiri dari 3 jenis yaitu:

Auditor Internal

Auditor internal adalah auditor yang bekerja dalam suatu perusahaan dan hanya bertugas
melakukan auditing untuk perusahaan tempat auditor tersebut bekerja.

Auditor Independen

Auditor independen adalah auditor yang bekerja kepada kantor-kantor akuntan publik. Sesuai
dengan namanya, auditor independen harus bersikap independen, tidak boleh dipengaruhi oleh
pihak-pihak dari klien.

Anda mungkin juga menyukai