Kesejahteraan rakyat dapat dilihat dari kondisi trotoar di kota tempat tinggalnya. Hal ini
diyakini oleh sebagian pemerhati masalah perkotaan. Jika ditilik lebih lanjut, pernyataan
tersebut ada benarnya. Logikanya, ketika pemimpin mampu menyiapkan ruang publik
sesuai peruntukannya, berarti ia telah berhasil menyelesaikan persoalan utama—yaitu
pemenuhan hak warga.
Sebagaimana lajur sepeda, tempat penyeberangan, halte dan fasilitas khusus bagi
warga berkebutuhan khusus, trotoar merupakan fasilitas pendukung penyelenggaraan
lalu lintas dan angkutan jalan sebagaimana tercantum dalam Pasal 45 Ayat 1 UU No 22
tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (UU LLAJ).
Kriteria :
Utilitas jalan, pepohonan dan furnitur lainnya harus diletakkan pada satu sisi
secara rapi agar tidak menjadi penghalang bagi ruang eksklusif pejalan kaki.
memberikan prioritas bagi pejalan kaki dengan elevasi yang menerus pada tiap
persimpangan dan driveways (jalan masuk mobil).
Daratan sepanjang tepian laut dengan jarak paling sedikit 100 meter dan titik
pasang air laut tertinggi ke arah darat.
Daratan sepanjang tepian laut yang bentuk dan kondisi fisik pantainya curam
atau terjal dengan jarak proporsional terhadap bentuk dan kondisi fisik pantai.
Dalam RDTR sudah dibunyikan bahwa ada zona merah, pada zona ini bisa dilakukan
pembangunan supaya tidak dikuasai orang lain. Peruntukkannya boleh untuk
membangun apa saja untuk kepentingan pemerintah termasuk membangun rumah
susun
beberapa zona yang dilarang ini terdapat dalam Perda Nomor 1 Tahun 2014 tentang
Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) dan Peraturan Zonasi.
Kriteria dan Lingkup Wilayah Perencanaan RDTR dan Perturan Zonasi
RDTR disusun apabila :
Apabila ketentuan sebagaimana dimaksud pada huruf a dan b tidak terpenuhi, maka
dapat disusun peraturan zonasi, tanpa disertai dengan penyusunan RDTR yang
lengkap
wilayah perencanaan RDTR mencakup
a. Wilayah Administrasi
b. Kawasan fungsional, seperti bagian wilayah kota/sub wilayah kota
Sungai Citarum di Jawa Barat dan kawasan di sekitarnya masuk dalam daftar
karena pencemaran limbah industri dan bahan kimia. Laporan Blacksmith
menyebutkan lebih dari 500 ribu orang terkena dampak langsung pencemaran di
Sungai Citarum. Sementara lebih dari 5 juta orang terkena dampak tak langsung
akibat polutan kimia yang dibuang di sungai dan terbawa aliran air.
Peraturan Presiden No. 45 Tahun 2011
Penetapan kriteria dan batas sempadan sungai juga dibagi berdasarkan sungai
bertanggul dan tidak bertanggul.
Pembahasan kriteria dan batas sempadan dicantumkan dalam pasal 47 ayat 1, yaitu
sebagai berikut (Yudoyono, 2011):
1. Sungai bertanggul, lebar sempadan sungai paling sedikit 5 m dari kaki tanggul
sebelah luar.
2. Sungai besar tidak bertanggul di luar kawasan permukiman, lebar sempadan
sungai paling sedikit adalah 100 m dari tepi sungai;
3. Anak sungai tidak bertanggul di luar kawasan permukiman, dengan lebar
sempadan sungai paling sedikit 50 m dari tepi sungai.
DAFTAR PUSTAKA