Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Wilayah pesisir merupakan suatu daerah peralihan antara ekosistem daratan dan
lautan yang memiliki produktivitas hayati tinggi. Sumber daya pesisir berperan
penting dalam mendukung pembangunan ekonomi daerah dan nasional untuk
meningkatkan penerimaan devisa, lapangan kerja dan pedapatan penduduk. Teluk
Balikpapan sebagai salah satu kawasan pesisir dan laut di Kalimantan Timur,
memiliki garis pantai sepanjang 79,6 kilometer dan terdapat sekitar 31 pulau-pulau
kecil yang tidak berpenghuni dengan total luas daratan pulau-pulau tersebut sekitar
1.018,86 hektar. Kawasan Teluk Balikpapan ini telah berkembang menjadi
pemukiman dan kawasan industri. Namun dampak dari peningkatan kegiatan-
kegiatan di Balikpapan secara tidak langsung berdampak pada peningkatan
kebutuhan lahan yang megakibatkan berkurangnya ruang terbuka hijau di
Balikpapan. Hutan mangrove adalah salah satu kawasan ruang terbuka hijau yang
mendapat perhatian khusus karena kurangnya lahan. Padahal kelestarian hutan
mangrove sangat penting untuk kelangsungan hidup Kota Balikpapan karena pohon
bakau di wilayah pesisir dapat mengikat gas karbon dan emisi gas rumah kaca di
Balikpapan. Mangrove juga memegang peranan penting untuk kehidupan laut.
Secara ekologis, hutan mangrove dapat menjamin terpeliharanya lingkungan fisik,
seperti penahan ombak, angin dan air laut, serta merupakan tempat
perkembangbiakan bagi berbagai jenis kehidupan laut dan tempat habitat kehidupan
satwa liar. Namun, keberadaan hutan mangrove terancam akibat beberapa industri
memulai aktivitasnya dengan cara tidak ramah disepanjang pesisir yakni dengan
menutup hulu sungai, menimbun mangrove sepanjang sempadan sungai dan nyaris
mematikan beberapa anak sungai dan mengakibatkan kerusakan bakau. Selain
karena aktivitas industri yang tidak ramah di pesisir, kerusakan tanaman bakau juga
terjadi karena pencemaran minyak yang tumpah di Teluk Balikpapan.
Kemudian, selain mengenai kurangnya lahan dan kerusakan bakau di
Balikpapan, sampah juga menjadi permasalahan di Teluk Balikpapan. Seiring
bertambahya penduduk Balikpapan, jumlah sampah pun meningkat. Banyak
masyarakat di wilayah pesisir yang membuang sampahnya ke laut ataupun ke
pantai. Kesadaran masyarakat pesisir akan dampak yang ditimbulkan dengan
membuang sampah ke laut masih sangat kurang. Jumlah dari keberadaan sampah
di laut semakin meningkat dan hampir 60-80% sampah laut terdiri sampah plastik.
Presentase yang cukup tinggi membuat sampah plastik menjadi salah satu cemaran
yang dapat memberikan dampak buruk, tidak hanya pada lingkungan saja,
melainkan dapat memberikan dampak untuk biota yang ada pada lingkungan
tersebut. Berdasarkan data yang ada, sampah plastik yang dapat diproduksi
diperairan Indonesia mencapai 1,65 juta ton/tahun. Indonesia merupakan negara
pada posisi kedua setelah China dengan jumlah limbah plastik tidak dikelola dengan
baik yang tinggi. Pada data tersebut menunjukkan bahwa Indonesia dapat
menghasilkan limbah plastik sebanyak 0,48 – 1,29 juta ton/tahun yang tersebar
dilaut. Meningkatnya jumlah limbah plastik yang dihasilkan dapat disebabkan
karena semakin tingginya jumlah populasi penduduk dan aktivitas masyarakat.
Hampir 10% dari total keseluruhan plastik yang diproduksi akan dibuang ke sungai
dan akan bermuara pada laut. Hal tersebut secara tidak langsung menjelaskan
bahwa sampah plastik akan terus bertambah dan pada akhirnya akan bermuara di
perairan laut Indonesia.
Keadaan laut di Balikpapan pun sangat mencemaskan. Banyak sekali limbah
plastik yang terdapat di sekitar wilayah perairan Teluk Balikpapan. Hal ini dapat
dilihat di sekitar wilayah Pantai Auri Sepinggan, Pantai Trakindo, Wilayah
Melawai, dan sekitar Pelabuhan Klotok di Kampung Baru. Disana terlihat banyak
sekali sampah-sampah yang mengapung di permukaan laut. Belum lagi sampah-
sampah dari laut tersebut terbawa ke pantai mengotori pantai di kawasan tersebut.
Sampah-sampah yang berkumpul di pantai tersebut didominasi oleh sampah
plastik, baik itu plastik bekas makanan dan minuman instan, botol plastik, kantong
plastik, dan plastik yang lainnya. Sampah tersebut merupakan sampah kiriman dari
laut dan sampah rumah tangga penduduk sekitar.
Beberapa kali komunitas dan organisasi yang ada di Balikpapan melakukan
bersih-bersih di beberapa pantai yang sangat parah timbunan sampahnya. Akan
tetapi, sampah-sampah tersebut selalu kembali dan pembersihan secara manual
dengan menggunakan tenaga manusia sangat sulit dilakukan karena terbatasnya
tenaga serta alat untuk membersihkan sampah di pesisir/pantai juga belum dimiliki
oleh Kota Balikpapan. Selain itu, meskipun Pemerintah Kota Balikpapan memiliki
alat pembersih sampah pantai, alat tersebut berukuran besar dan sangat sulit untuk
digunakan di pantai-pantai yang ada di Balikpapan karena akses jalan yang sempit.
Dari penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa diperlukan alat yang dapat
membersihkan sampah-sampah di wilayah pesisir/pantai Balikpapan yang efektif,
efisien dan tepat guna sebagai solusi masalah tersebut. Kemudian, diperlukannya
rehabilitasi hutan mangrove agar kelestariannya tetap terjaga dan juga edukasi
masyarakat pesisir mengenai pentingnya lingkungan juga perlu dilakukan agar
lingkungan pesisir tetap terjaga. Oleh karena itu, kami berusaha untuk membuat
suatu sistem yang dapat memecahkan masalah tersebut dengan membuat suatu alat
yang dapat bekerja untuk membersihkan sampah-sampah di wilayah pesisir/pantai
Balikpapan meskipun akses jalan menuju pantai tersebut sempit, mengedukasi
masyarakat di wilayah pesisir, serta melakukan rehabilitasi hutan mangrove.
Melalui kegiatan “Pelesir : Peduli Lingkungan Pesisir” diharapkan dapat
memecahkan permasalahan yang ada di pesisir.

1.2 Rumusan Masalah


Fokus masalah yang diteliti adalah bagaimana membuat sebuah sistem yang
efektif dan efisien yang akan membantu menyusuri dan membersihkan wilayah
pesisir/pantai dari sampah-sampah yang menumpuk di pantai/pesisir meskipun
akses jalan menuju pantai tersebut sempit. Lalu, bagaimana cara mengedukasi
masyarakat wilayah pesisir di Kota Balikpapan serta bagaimana cara merehabilitasi
hutan mangrove di Kota Balikpapan.

1.3 Manfaat dan Tujuan


Manfaat dan tujuan dari Proyek Pelesir ini adalah sebagai berikut :
1. Menumbuhkembangkan kreatifitas dalam bidang rancang teknologi untuk
lingkungan pesisir/pantai.
2. Mendorong kemandirian dan kesiapan menghadapi tantangan
perkembangan teknologi baik yang bersifat regional maupun global.
3. Meningkatkan rasa persatuan, nasionalisme dan cinta lingkungan.
4. Dapat melakukan pembersihan wilayah pesisir dari tumpukan sampah
dengan lebih mudah dan efektif.
5. Untuk melakukan rehabilitasi hutan mangrove yang rusak.
6. Melakukan edukasi mengenai lingkungan pesisir ke masyarakat pesisir.
7. Memberikan kesadaran kepada masyarakat akan lebih menyadari bahwa
teknologi canggih tidak hanya di dominasi dan dinikmati oleh masyarakat
di negara-negara maju saja.

1.4 Target
Adapun target yang ingin dicapai pada Proyek Pelesir ini sebagai berikut.
1. Terciptanya alat yang dapat mengatasi permasalahan pencemaran
lingkungan khususnya daerah pantai dari pencemaran sampah.
2. Terciptanya kondisi hutan mangrove yang asri yang dapat membantu
mengatasi masalah emisi gas rumah kaca dan CO2 di Kota Balikpapan.
3. Masyarakat pesisir sadar akan pentingnya kondisi lingkungan di sekitar
pesisir.
BAB II
ISI

2.1 Deskripsi Program


Pelesir merupakan sebuah program peduli lingkungan pesisir. Dimana Pelesir
ini memiliki fokusan utama yaitu tentang lingkungan khususnya pada di daerah
pesisir. Dapat diketahui bahwa daerah pesisir pada Kota Balikpapan hampir
sebagian banyak sampah dan tercemar. Oleh karena itu untuk mengatasi masalah
pada lingkungan pesisir perlu adanya suatu program untuk menanggulangi
permasalahan yang ada di lingkungan pesisir yaitu proyek Pelesir. Proyek Pelesir
ini memiliki serangkaian program yaitu sebagai berikut.
2.1.1 SHOREBIN
Shorebin dibuat dengan didasari oleh keinginan untuk membantu
pembersihan tumpukan sampah yang menumpuk di daerah pesisir Kota
Balikpapan yang tidak dapat dijangkau oleh alat pembersih biasa. Shorebin
dirancang dengan sistem kendali yang efektif dan efisien serta dengan
keamanan yang baik sehingga dapat membantu pembersihan daerah pesisir
meskipun akses jalan menuju pesisir tersebut sempit dan tenaga yang
dibutuhkan kurang.
Shorebin ini didesain dengan melihat kondisi lingkungan pesisir
menyulitkan untuk membersihkan sampah di pantai dengan sapu oleh
karena itu Shorebin hadir untuk membersihkan pantai dari sampah dan
menampungnya di kantong plastic atau karung. Shorebin dirancang dengan
menggunakan rangka besi yang kokoh. Dan terdapat conveyor yang
dirancang khusus dapat mengambil sampah yang ada di permukaan pasir
pantai. Shorebin menggunakan sumber energi dari baterai dan sistem
penggerak menggunakan motor DC dengan kekuatan torsi yang besar untuk
dapat menjalankan tugasnya dalam membersihkan sampah di pesisir.
Shorebin ini dirancang khusus dengan dapat dikendalikan manual maupun
secara dengan remote control. Shorebin ini merupakan alat yang ramah
lingkungan dengan mengusung green energy yaitu dengan sumber energi
dari alat ini menggunakan energi listrik yang ditampung dalam baterai.
Untuk desain rancangan alat ini terdapat di lampiran.

2.1.2 EMAS (Edukasi Masyarakat Pesisir)


Pentingnya sebagai manusia dalam menjaga lingkungan kehidupan
sekitar. Khususnya pada lingkungan pesisir. Dimana dapat diketahui bahwa
Kota Balikpapan berbatasan langsung dengan teluk Balikpapan dimana
dalam hal ini Kota Balikpapan memiliki bentang daerah pesisir yang luas.
Namun, kini lingkungan pesisir sudah sangat tercemar. Masyarakat
Balikpapan banyak yang tinggal di daerah pesisir namun, masyarakat
daerah pesisir tersebut acuh terhadap kondisi lingkungan tempat tinggalnya.
Oleh karena itu Proyek Pelesir ini hadir untuk memberikan edukasi kepada
masyarakat pesisir pentingnya dalam menjaga lingkungan sekitar
khususnya lingkungan di daerah pesisir. Tim Pelesir akan memetakan dan
survei langsung ke lapangan untuk melihat dan menganalisis kondisi
lingkungan di pesisir tersebut. Dan setelah mendapatkan data Tim Pelesir
akan membuat program edukasi terhadap masyarakat pesisir dengan
mengambil tindakan dan langkah yang tepat dalam mengatasi permasalahan
lingkungan di daerah pesisir tersebut dalam upaya menyelamatkan
lingkungan pesisir dari segala bentuk pencemaran. Program Edukasi
masyarakat pesisir ini dapat bekerja sama dengan pihak – pihak yang
kompeten di masalah lingkungan sebagai narasumber atau pembicara untuk
menyampaikan edukasi yang tepat kepada masyarakat pesisir. Setelah
masyarakat pesisir mendapatkan edukasi dari Tim Pelesir akan masuk
ketahap program selanjutnya dari Proyek Pelesir ini yaitu berupa Resir
(Rehabilitasi Pesisir).

2.1.3 RESIR (Rehabilitasi Pesisir)


Dalam upaya untuk menjaga dan melestarikan lingkungan khususnya
daerah pesisir yang berada di Kota Balikpapan perlu diadakannya
rehabilitasi daerah pesisir. Rehabilitasi dalam program dari Proyek Pelesir
ini bertujuan untuk mengembalikan dan melestarikan daerah pesisir yang
awalnya rusak di perbaiki dan dilestarikan kembali. Program RESIR ini
merupakan program lanjutan dari program sebelumnya yaitu Program
EMAS. Kegiatan pada Program RESIR ini yaitu menaman bakau pada
daerah pesisir yang berada di Kota Balikpapan untuk mencegah abrasi
pantai dan untuk menghambat atau memecahkan ombak yang besar menuju
pantai. Tim Pelesir akan turun kelapangan dan survei daerah – daerah pesisir
yang ada di Kota Balikpapan. Setalah di dapatkan data selanjutnya
penentuan titik – titik rehabilitasi pesisir dengan menanam bakau. Dalam
menaman bakau peran masyarakat pesisir diperlukan setelah mendapatkan
edukasi dilanjutkan turun kelapangan untuk mengatasi, merehabilitasi dan
melestarikan lingkungan sekitar pesisir. Rehabilitasi pesisir ini juga berlaku
pada pantai – pantai yang ada di Kota Balikpapan dengan menggunakan alat
yang sudah di rancang khusus untuk membersihkan pantai dari sampah yang
hanyut terbawa ombak dan berakhir di pantai. Alat yang telah dirancang
oleh Tim Pelesir tersebut adalah Shoberin. Kemudian dapat diketahui
bahwa sungai mengalir ke lautan. Tetapi kini sungai telah tercemar dengan
sampah rumah tangga. Dalam upaya mengatasi hal tersebut pada program
RESIR ini membentangkan jaring – jaring khusus pada hilir sungai untuk
menampung sampah yang larut terbawa aliran sungai kelaut.
2.2 Strategi
Strategi dalam Proyek Pelesir ini yaitu menjaga lingkungan dari pencemaran
khususnya daerah pesisir yang dimana dapat diketahui bahwa daerah pesisir
terdapat sampah baik itu sampah kirimian maupun sampah dari masyarakat pesisir
tersebut. Strategi yang diambil dalam Proyek Pelesir ini pada 3 program sebagai
berikut.
2.2.1 Shoberin
Strategi yang diambil pada program Shoberin ini adalah menciptakan alat
yang tepat guna, efisien dan efektif dalam upaya membantu dan
meringankan pekerjaan untuk membersihkan pantai dari sampah kiriman
dari laut maupun sampah dari masyarakat yang berkunjung di pantai. Alat
ini dirancang khusus dengan kokoh dan dapat bekerja dengan efisien dalam
membersihkan sampah yang berada pada permukaan pasir pantai tanpa
harus pasir pantai terikut terambil.

2.2.2 EMAS (Edukasi Masyarakat Pesisir)


Strategi yang digunakan pada program edukasi masyarakat pesisir yaitu
dengan memberikan materi yang sesuai dengan keadaan lingkungan di
sekitar tempat tinggal masyarakat pesisir tersebut dengan menghadirkan
pembicara atau narasumber yang kompeten dalam bidang lingkungan.
Edukasi yang disajikan dengan bahasa dan penyampaian yang mudah
dimengerti masyarakat sekitar.

2.2.3 RESIR (Rehabilitasi Pesisir)


Strategi yang diambil dalam program Rehabilitasi Pesisir ini yaitu dengan
terjun lansung kelapangan dan survei kemudian di analisa upaya rehabilitasi
yang tepat pada daerah tersebut. Pada program ini yaitu menaman bakau,
pembersihan pantai, dan memblokade sampah yang ada di sungai mengalir
ke laut dengan cara menggunakan jaring.

2.3 Tools
Tools dari Proyek Pelesir ini dengan mempertegas tujuan utama Proyek Pelesir
ini yaitu menjaga dan melestarikan lingkungan pesisir. Tools pada tiap - tiap
program sebagai berikut.
2.3.1 Shoberin
Tools yang digunakan pada program Shoberin ini adalah mengusung
konsep green energy yaitu menggunakan listrik untuk menggerakkan atau
mengoperasikan alat yang dirancang khusus oleh Tim Pelesir yaitu alat
pembersih pantai yang dapat dikendalikan secara manual dan secara remote
control yang dinamai Shoberin.

2.3.2 EMAS (Edukasi Masyarakat Pesisir)


Tools yang digunakan dalam program edukasi masyarakat pesisir yaitu
memberikan materi yang sesuai dengan kondisi masyarakat sekitar pesisir
dan juga menghadirkan pembicara yang kompoten di bidangnya. Pada
program ini diberikan ilustrasi – ilustrasi tentang kemungkinan bahaya -
bahaya yang ad ajika tidak menjaga dan melestarikan lingkungan pesisir.

2.3.3 RESIR (Rehabilitasi Pesisir)


Tools yang digunakan pada program ini yaitu survei lapangan dan
menganalisa tindakan upaya rehabilitasi daerah pesisir tersebut. Fokusan
dalam rehabilitasi pada Proyek Pelesir ini yaitu menanam bakau,
pembersihan pantai dengan menggunakan alat yang telah dirancang khsush
oleh Tim Pelesir serta memblokade sampah yang ada di sungai mengalir ke
laut dengan cara menggunakan jaring.

2.4 Evaluation
Evalusi dari Proyek Pelesir ini untuk terciptanya kesuksesan semua program
pada Proyek Pelesir ini sebagai berikut.
2.4.1 Shoberin
Evaluasi pada program Shoberin ini adalah kedepannya dapat menggunakan
sumber energi dari renewable energy. Sebagai contoh yaitu mengusung
konsep green energy yaitu menggunakan listrik bertenaga matahari dan
menggunakan sistem kendali otomatis serta bisa dengan kendali IoT
(Internet of Things).

2.4.2 EMAS (Edukasi Masyarakat Pesisir)


Evaluasi pada program edukasi masyarakat pesisir ini yaitu kurangnya
antusiasme masyarakat pesisir dalam upaya pelestariaan dan menjaga
lingkungan tempat tinggalnya sendiri yaitu di daerah pesisir Kota
Balikpapan.

2.4.3 RESIR (Rehabilitasi Pesisir)


Evaluasi pada program, ini yaitu kurangnya antusiame masyarakat dalam
merehabilitasi lingkungan pesisir. Dan kurangnya kesadaran masyarakat
dalam menjaga lingkungan sekitarnya.

2.5 Budgeting
Adapun anggaran biaya dalam project ini sebagai berikut.
HARGA
NO NAMA QTY HARGA KET
SATUAN
Motor Rp Untuk
1. 3 Unit Rp 575.000,00
DC 12 V 1.725.000,00 memutar
conveyor dan
roda
Remote Untuk kendali
Control alat shoberin
2. 1 Unit Rp 950.000,00 Rp 950.000,00
dan
kontroller
Battery Sebagai
3. 12 V 20 3 Unit Rp 500.000,00 Rp 1.500.000,00 sumber energi
AH
Sebagai
4. Kabel 1 roll Rp 300.000,00 Rp 300.000,00 penghantar
listrik
Battery Penyimpanan
5. 1 Unit Rp 900.000,00 Rp 900.000,00
Charging energi listrik
Untuk
mengambil
6. Roll 1 Unit Rp 90.000,00 Rp 90.000,00
tumpahan
sampah
Sebagai bodi
Kerangka Rp Rp
7. 1 Unit dalam project
besi 2.925.000,00 2.925.000,00
shoberin
Conveyor Sebagai
Rp Rp
8. dan 1 unit penyaluran
2.275.000,00 2.275.000,00
rantai sampah
50 buah Rp 20.000,00 Untuk
9. Bakau Rp 1.000.000,00
rehabilitasi
10 buah Rp 300.000,00 Untuk
10. Jaring Rp 3.000.000,00
rehabilitasi
Biaya -
Rp
11. Tidak
3.000.000,00
Terduga

TOTAL Rp 17.035.000,00
2.6 Timeline
Adapun timeline kegiatan untuk merealisasikan Proyek Pelesir ini sebagai
berikut.
BULAN BULAN BULAN
NO KEGIATAN PERTAMA KEDUA KETIGA
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1. Studi Literatur
Simulasi Desain dan
2.
Analisis
Mencari dan Membeli
3.
Bahan
Membuat dan Merakit
4.
Alat
5. Uji Coba Alat
6. Survei Lapangan
Edukasi Masyarakat
7.
Pesisir
Survei Lapangan untuk
8. Program Rehabilitasi
Pesisir
Rehabilitasi Pesisir
9.
(Penanaman Bakau)
Rehabilitasi Pesisir
10.
(Pembersihan Pantai)
Rehabilitasi Pesisir
11. (Pemasangan Jaring pada
Hilir Sungai)
12. Laporan
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang didapatkan dari Proyek Pelesir ini sebagai berikut.
• Proyek Pelesir ini mempunyai fokusan utama pada pelestarian dan
menjaga lingkungan pesisir dan memberikan edukasi kepada masyarakat
pesisir.
• Proyek Pelesir ini mempunyai beberapa program diantaranya Shoberin,
Emas dan Resir.
• Shoberin yaitu alat yang dirancang untuk dapat membersihkan pantai dari
sampah baik dikendalikan secara manual maupun secara remote control.
• EMAS adalah Program Edukasi Masyarakat Pesisir yang dimana
menghadirkan pembicara yang kompeten dibidang lingkungan untuk
memberikan edukasi kepada masyarakat pesisir untuk menjaga
lingkungan daerah tempat tinggalnya.
• RESIR merupakan program dalam Proyek Pelesir yang dimana
mempunyai misi rehabilitasi daerah pesisir seperti menanam bakau,
membersihkan pantai dengan Shoberin dan memasang jaring pada hilir
sungai.

3.2 Saran
Adapun saran dalam didapatkan dari Proyek Pelesir ini sebagai berikut.
• Menggunakan renewable energy seperti panel surya untuk mengisi daya
pada battery pada Shoberin.
• Pengendalian dari jarak jauh dengan menggunakan IoT (Internet of
Things) pada alat Shoberin.
LAMPIRAN

L.1 Gambar Alat Shoberin


L.2 Data Diri
A. Identitas Diri

1 Nama Lengkap : Andhika Naufal Zein


2 Jenis Kelamin : Laki - laki
3 Program Studi : Teknik Elektro
4 NIM : 04171011
5 Tempat dan Tanggal Lahir : Balikpapan, 08 Maret 1999
6 E-mail : andhikanaufalzein@gmail.com
7 Nomor Telepon/HP : 085654028604

B. Riwayat Pendidikan

SD SMP SMA Perguruan Tinggi


SDN 028 SMP Negeri SMK
Nama Institut Teknologi
Balikpapan 6 Negeri 1
Institusi Kalimantan
Selatan Balikpapan Balikpapan
Teknik
Jurusan - - Otomasi Teknik Elektro
Industri
Tahun
2005 - 2011 2011 - 2014 2014 - 2017 2017 - Sekarang
Masuk-Lulus

C. Penghargaan dalam 10 tahun Terakhir (dari pemerintah, asosiasi atau


institusi lainnya)

Institusi Pemberi
No Jenis Penghargaan Tahun
Penghargaan
2nd Winner Balikpapan fire and
1 Bulan K3 Balikpapan 2014
rescue challenge
1st Winner Balikpapan fire and
2 Bulan K3 Balikpapan 2015
rescue challenge
Finalis Lomba Prototype Kapal
3 Cepat Pekan Nasional Universitas Hasanuddin 2017
Kemaritiman
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila dikemudian hari ternyata
dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan Pertamina Move On Project.
Balikpapan, 12 November 2019
Pengusul,

(Andhika Naufal Zein)


A. Identitas Diri

1 Nama Lengkap : Putri Candra Dewi Febriantika


2 Jenis Kelamin : Perempuan
3 Program Studi : Teknik Perkapalan
4 NIM : 09171060
5 Tempat dan Tanggal Lahir : Magetan, 04 Februari 1999
6 E-mail : putricandra42998@gmail.com
7 Nomor Telepon/HP : 082153853379 / 082252011737 (WA)

B. Riwayat Pendidikan

Perguruan
SD SMP SMA
Tinggi
SDN 023 SMA Negeri Institut
Nama SMP Negeri 1
Tenggarong 1 Batu Teknologi
Institusi Batu Sopang
Seberang Sopang Kalimantan
Teknik
Jurusan - - IPA
Perkapalan
Tahun 2017 -
2005 - 2011 2011 - 2014 2014 - 2017
Masuk-Lulus Sekarang

C. Penghargaan dalam 10 tahun Terakhir (dari pemerintah, asosiasi atau


institusi lainnya)

Institusi Pemberi
No Jenis Penghargaan Tahun
Penghargaan
3rd Winner OSN Fisika Tingkat
1 Dinas Pendidikan Kab. Paser 2016
Kabupaten
3rd Winner Lomba Astro-Fisika
Tim Ekspedisi Institut
2 Tingkat Kab./Kota Regional 2016
Teknologi Bandung
Kalimantan Timur
Finalis Lomba Prototype Kapal
3 Cepat Pekan Nasional Universitas Hasanuddin 2017
Kemaritiman
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila dikemudian hari ternyata
dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan Pertamina Move On Project.
Balikpapan, 12 November 2019
Pengusul,

(Putri Candra Dewi Febriantika)

Anda mungkin juga menyukai