Anda di halaman 1dari 5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kerangka Teoritik


2.1.1 Definisi Pariwisata
Secara etimologi, kata pariwisata berasal dari bahasa
Sansekerta yang terdiri atas dua kata yaitu pari dan wisata. Pari berarti
“banyak” atau “berkeliling”, sedangkan wisata berarti “pergi” atau
“bepergian”. Atas dasar itu, maka kata pariwisata seharusnya diartikan
sebagai perjalanan yang dilakukan berkali-kali atau berputar-putar,
dari suatu tempat ke tempat lain, yang dalam bahasa Inggris disebut
dengan kata “tour”, sedangkan untuk pengertian jamak, kata
“Kepariwisataan” dapat digunakan kata “tourisme” atau “tourism”
(Yoeti, 1996:112).
Prof. Salah Wahab berpendapat bahwa pariwisata merupakan
suatu aktifitas manusia yang dilakukan secara sadar yang mendapat
pelayanan secara bergantian di antara orang-orang dalam suatu negara
itu sendiri (di luar negeri), meliputi pendiaman orang-orang dari
daerah lain (daerah tertentu), suatu negara atau benua untuk sementara
waktu dalam mencari kepuasan yang beraneka ragam dan berbeda
dengan apa yang dialaminya di mana ia memperoleh pekerjaan.
Menurut Prof. K. Krapt (1942), kepariwisataan adalah
keseluruhan daripada gejala-gejala yang ditimbulkan oleh perjalanan
dan pendiaman orang-orang asing serta penyediaan tempat tinggal
sementara, asalkan pendiaman itu tidak tinggal menetap dan tidak
memperoleh penghasilan dari aktifitas yang bersifat sementara itu1. Commented [if1]: Perlu disimpulkan definisi pariwisata
berdasarkan pendapat berbagai ahli
2.1.2 Kelompok Sadar Wisata

Secara eteimologis, kelompok sadar wisata terdiri dari tiga


suku kata, yaitu “kelompok”, “sadar”, dan “wisata”. Menurut Huky
(1987), kelompok merupakan suatu unit yang terdiri dari dua orang

1
Suwena, I Ketut, dkk. 2017. “Pariwisata dan Wisatawan”. Pengetahuan Dasar Ilmu Pariwisata.
Hlm 15-17.
atau lebih yang saling berinteraksi atau saling berkomunikasi.
Sementara, sadar wisata adalah partisipasi dan dukungan segenap
komponen masyarakat dalam mendorong terwujudnya iklim yang
kondusif, bagi tumbuh dan berkembangnya kepariwisataan suatu
wilayah. (Pariwisata, Vol. IV No. 1 April 2017 “Membangun Karakter
Sadar Wisata Masyarakat di Destinasi Melalui Kearifan Lokal Sunda”
oleh Oda I.B. Hariyanto)

Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) atau kelompok penggerak


pariwisata sebagai bentuk kelembagaan informal yang dibentuk
anggota masyarakat (khususnya yang memiliki kepedulian dalam
mengembangkan kepariwisataan di daerahnya), merupakan salah satu
unsur pemangku kepentingan dalam masyarakat yang memilki
keterkaitan dan peran penting dalam mengembangkan dan
mewujudkan Sadar Wisata dan Sapta Pesona di daerahnya.
Pokdarwis merupakan kelompok swadaya dan swakarsa
masyarakat yang dalam aktivitas sosialnya berupaya untuk: (1)
meningkatkan pemahaman kepariwisataan; (2) meningkatkan peran
dan partisipasi masyarakat dalam pembangunan kepariwisataan; (3)
meningkatkan nilai manfaat kepariwisataan bagi masyarkat/anggota
Pokdarwis; dan (4) mensukseskan pembangunan kepariwisataan2.
2.1.3 Ekonomi Kerakyatan
Ekonomi kerakyatan adalah suatu sistem ekonomi yang
berbasis pada kekuatan ekonomi rakyat. Ekonomi rakyat sendiri berarti
sebuah kegiatan ekonomi atau usaha yang dilakukan oleh rakyat
kebanyakan atau mayoritas yang dengan secara swadaya mengelola
sumber daya ekonomi apa saja yang dapat diusahakan dan dikuasai.
(Natalia, 2016)
Menurut Mubaryo, ekonomi kerakyatan adalah ekonomi yang
demokratis yang ditujukan untuk kemakmuran rakyat kecil. Menurut
Zulkarnain (2006), ekonomi kerakyatan adalah suatu sistem ekonomi
yang harus dianut sesuai dengan falsafah negara kita yang menyangkut

2
Rahim, Firmansyah. 2012. “Pendahuluan”. Pedoman Kelompok Sadar Wisata. Hlm 16.
dua aspek, yaitu keadilan dan demokrasi ekonomi, serta keberpihakan
kepada ekonomi rakyat.
Berdasar pendapat-pendapat di atas, dapat kita simpulkan
bahwa ekonomi kerakyatan adalah sistem ekonomi yang melibatkan
kebebasan masyarakat secara langsung dan mengutamakan
kesejahteraan rakyat.

2.1.4 Teori Manajemen Strategis Commented [if2]: Setauku aku kalo teori manajemen strategi
itu untuk merumuskan strategi, bukan untuk melihat dampak
Beberapa ahli telah memaparkan definisi dari teori manajemen
Kalau kalian rumusan masalahnya mau lihat dampak berarti jangan
strategis. Menurut Michael Polter, manajemen strategis adalah sesuatu pake teori manajemen strategi.
Tapi kalau kalian mau melihat strateginya yaa rumusan masalahnya
jangan “Adakah dampak ....... “
yang membuat perusahaan secara keseluruhan berjumlah lebih dari
bagian-bagian dengan demikian ada unsur sinergi di dalamnya. Di sisi
lain, Igor Ansoff menafsirkan manajemen strategis sebagai analisis
yang logis tentang bagaimana perusahaan dapat beradaptasi terhadap
lingkungan baik yang berupa ancaman maupun kesempatan dalam
berbagai aktivitasnya3.
Menurut seorang ahli asal Amerika, Fred R. David (2004:5),
manajemen strategis adalah ilmu mengenai perumusan, pelaksanaan,
dan evaluasi keputusan-keputusan lintas fungsi yang memungkinkan
organisasi mencapai tujuannya. Sedangkan, Husein Umar (1999:86),
manajemen strategis sebagai suatu seni dan ilmu dalam pembuatan
(formulating), penerapan (implementic) dan evaluasi (evaluating)
keputusan-keputusan strategis antara fungsi yang memungkinkan
sebuah organisasi mencapai tujuannya pada masa mendatang4.
Pada intinya, manajemen strategis merupakan teori yang
digunakan sebagai dasar pembuatan keputusan organisasi untuk
mencapai tujuan yang ingin dicapai oleh organisasi tersebut. Sebagai
bentuk penerapan dari teori manajemen strategis, terdapat beberapa
jenis analisis yang digunakan untuk mengetahui potensi dan kendala
yang terdapat dalam organisasi tersebut.

3
Rahim, Rahman dkk. 2017. “Konsep Dasar Manajemen Strategi”. Manajemen Strategi. Hlm 5.
4
Taufiqurokhman. 2016. “Pengertian dan Ruang Lingkup Manajemen Staregik”. Manajemen
Strategik. Halaman 15.
Salah satu jenis analisis dalam manajemen strategis adalah
Analisis SWOT. Analisis SWOT merupakan analisis yang
mendasarkan pengamatan pada empat aspek dalam organisasi, yaitu
Strengthness (Kekuatan), Weakness (Kelemahan), Opportunity
5
(Peluang/Kesempatan), dan Threats (Ancaman) .
2.2 Penelitian Terdahulu
2.2.1 Sopa Martina dalam jurnal berjudul “Dampak Pengelolaan Taman
Wisata Alam Kawah Putih terhadap Kehidupan Sosial dan Ekonomi
Masyarakat”. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dampak
dari kegiatan pariwisata terhadap kehidupan sosial dan ekonomi
masyarakat sekitar Kawah Putih. Commented [if3]: Tujuan penelitian ngga usah dimasukin ngga
papa. Yang penting hasil penelitiannya.
2.2.2 Made Heny Urmilla Dewi dalam jurnal berjudul “Pengembangan Desa
Wisata Berbasis Partisipasi Masyarakat Lokal di Desa Wisata
Jatiluwih Tabanan, Bali”. Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui dan mengkaji keterlibatan masyarakat lokal dalam
pengembangan desa wisata dan mengkaji model pengembangan desa
wisata berbasis partisipasi masyarakat lokal.
2.2.3 Penelitian mengenai pengembangan desa wisata antara lain pernah
dilakukan oleh Hary Hermawan dalam jurnalnya yang berjudul
“Dampak Pengembangan Desa Wisata Nglanggeran Terhadap
Ekonomi Masyarakat Lokal” menunjukkan bahwa pengembangan desa
wisata membawa dampak positif bagi perkembangan ekonomi
masyarakat lokal di Desa Nglanggeran diantaranya: meningkatnya
penghasilan masyarakat Desa Wisata Nglanggeran; meningkatnya
peluang kerja dan berusaha masyarakat lokal di sektor pariwisata;
dengan adanya peraturan lokal yaitu pembatasan investasi asing yang
masuk berdampak pada meningkatnya kepemilikan dan kontrol
masyarakat lokal serta kebanggaan untuk bekerja dan berusaha di
desanya sendiri; pendapatan pemerintah melalui retribusi wisata.

5
Start, Daniel, et al. 2004. “Context Assessment Tools”. Tools for Policy Impact: A Handbook for
Researchers. Hlm 30.
2.3 Kerangka Berpikir Commented [if4]: Kedudukan pokdarwis, kambatan dan
tantangan, pengelolaam, dampak bagi masyarakat, pelaksanaan
kegiatan pokdarwis : kalian dapat dari teorinya siapa ?
Peraturan Menteri Kebudayaan dan
Pariwisata No PM.04/UM.001/MKP/08 Fokus penelitain diambil dari teori yang akan kalian jadikan
tentang Sadar Wisata landasan dalam penelitian kalian

Tentukan dulu masalah penelitiannya apa. Kemudian rumuskan


Pemberdayaan Masyarakat di Destinasi masalah penelitiannya. Baru tentukan teori yang sesuai.
Pariwisata Fokus penelitian dalam kerangka berfikir menyesuaikan dengan
teori yang mau dipakai

Kurang Maksimalnya Pengembangan Potensi


Wisata tanpa Adanya Wadah Pengelolaan

Kelompok Sadar Wisata

Kedudukan Pengelolaan Pelaksanaan Kegiatan


Pokdarwis di Desa Pokdarwis Pokdarwis

Hambatan dan Dampak bagi


Tantangan Masyarakat

Dampak Keberadaan Pokdarwis bagi


Kesejahteraan Ekonomi Masyarakat

Anda mungkin juga menyukai