Anda di halaman 1dari 23

1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Tingginya angka kecelakaan kerja setiap tahun di Indonesia masih menjadi
perhatian berbagai pihak, mulai dari pemerintah, perusahaan, maupun pekerja
yang secara langung terlibat dalam kegiatan kerja. Menurut Direktur Pelayanan
BPJS Ketenagakerjaan Krishna Syarif, kasus angka kecelakaan kerja dan nilai
klaim dapat dilihat dalam table berikut:
No Tahun Jumlah Kasus Nilai Klaim
1 2016 98.400 Rp 792 miliar
2 2017 123.000 Rp 971 miliar
Sumber: (www.finance.detik.com)
Berdasarkan tabel di atas dapat kita lihat bahwa jumlah kasus kecelakaan
angkatan kerja di Indonesia semakin meningkat. Pemerintah, seperti yang
disebutkan dalam pasal 27 ayat 2 UUD RI berkewajiban untuk menjamin
pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan. Untuk memberikan
perlindungan atas risiko-risiko kecelakaan yang terjadi dalam hubungan kerja,
termasuk kecelakaan yang terjadi dalam perjalanan dari rumah menuju tempat
kerja atau sebaliknya dan penyakit yang disebabkan oleh lingkungan kerja,
pemerintah, melalui Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) mencanangkan
program Jaminan Kecelakaan Kerja (JKKs).
Sayangnya, belum semua tenaga kerja sadar akan pentingnya Jaminan
Kecelakaan Kerja BPJS, terlebih pada pekerja di sektor informal, padahal tenaga
kerja sektor informal masih mendominasi tenaga kerja di Indonesia dan lebih
rentan mengalami kecelakaan kerja. Pekerja informal tidak mempunyai sistem
kerja yang teratur, tidak memiliki penjamin seperti pemilik perusahaan, serta tidak
mempunyai fasilitas yang menjamin keamanannya di tempat kerja
(www.cendananews.com). Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah
orang yang bekerja di Indonesia pada bulan Februari 2018 sebesar 127,07 juta
orang, dengan perbandingan 73,98 juta orang (58,22 persen) penduduk bekerja di
sektor informal (www.bps.go.id). Menurut Direktur Perluasan Kepesertaan dan
Hubungan Antar Lembaga Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS)
Ketenagakerjaan, dari sekitar 63 juta orang yang bekerja di sektor informal, baru
sekitar 1,4 juta orang yang aktif dalam program Jaminan Sosial Ketenagakerjaan
(JSK). Jumlah ini terhitung kecil jika dibandingkan dengan tenaga kerja sektor
formal sebesar 24 juta peserta. Berdasarkan struktur lapangan pekerjaan, salah
satu sektor informal utama di Indonesia masih didominasi oleh sektor pertanian,
yaitu sebesar 30,46 persen (www.tirto.id).
Desa Sokawera merupakan desa hutan pertama di Indonesia yang
dicanangkan sebagai Desa Hutan Sadar Jaminan Sosial Ketenagakerjaan oleh
BPJS sejak tanggal 25 Agustus 2018. Sampai bulan Oktober 2018, kira-kira sudah
2

ada 800 warga Desa Sokawera yang terdaftar dalam program JKK BPJS,
pemerintah Desa Sokawera menarget sebanyak 4.500 warga usia produktif
terdaftar dalam program BPJS sampai akhir tahun 2018 . Sebelumnya, di Desa
Sokawera terdapat banyak penderes nira kelapa dan petani hutan yang belum
terlayani BPJS Ketenagakerjaan. Selama ini, ketika terdapat kecelakaan kerja
pada penderes, Pemerintah Kabupaten Banyumas memberikan santunan kepada
pekerja yang cacat maupun meninggal dunia sebesar Rp 5 juta sampai Rp 10 juta
tergantung pada kemampuan APBD. Dalam upaya mewujudkan desa hutan sadar
jaminan sosial ketenagakerjaan, pemerintah desa Sokawera bekerjasama dengan
BPJS Ketenagakerjaan, Lembaga Masyarakat Desa Hutan, serta membentuk
Perisai (Penggerak Jaminan Sosial Indonesia) yang merupakan warga masyarakat
sekitar. (www.jateng.antaranews.com)
Hasil pengumpulan data awal menunjukkan bahwa terdapat banyak aktor
yang terlibat untuk menyadarkan masyarakat akan pentingnya jaminan sosial
ketenagakerjaan sehingga Desa Sokawera ditetapkan sebagai Desa Hutan Sadar
Jaminan Sosial Ketenagakerjaan. Dengan mengetahui aktor tersebut akan semakin
dapat menjelaskan bagaimana proses implementasi program desa hutan sadar
Jaminan Sosial Ketenagakerjaaan. Mengetahui relasi aktor dalam kebijakan dapat
memermudah untuk mengelola jejaring dalam mencapai tujuan bersama dalam
pelaksanaan kebijakan. Belum semua desa dapat memanfaatkan jejaring untuk
menyadarkan masyarakat akan pentingnya jaminan sosial ketenagakerjaan.
Berdasarkan ilustrasi di atas, menarik untuk dikaji model jejaring kebijakan dalam
implementasi program desa hutan sadar jaminan sosial ketenagakerjaan (Studi
Kasus Desa Sokawera, Kecamatan Cilongok, Kabupaten Banyumas). Hasil kajian
ini diharapkan dapat dijadikan model jejaring kebijakan dalam implementasi
kebijakan perlindungan tenaga kerja informal yang saat ini masih jauh dari
harapan.

1.2 Perumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan permasalahan
penelitian ini yaitu:
a. Bagaimana proses implementasi Program Desa Hutan Sadar Jaminan Sosial
Ketenagakerjaan?
b. Bagaimana pemetaan aktor dan proses membangun jejaring dalam
implementasi Program Desa Hutan Sadar Jaminan Sosial Ketenagakerjaan?
c. Bagaimana model jejaring kebijakan dalam Program Desa Hutan Sadar
Jaminan Sosial Ketenagakerjaan?

1.3 Tujuan Khusus


Sesuai dengan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah:
a. Mendeskripsikan proses implementasi Program Desa Hutan Sadar Jaminan
Sosial Ketenagakerjaan.
3

b. Mendeskripsikan pemetaan aktor dan proses membangun jejaring dalam


implementasi program Desa Hutan Sadar Jaminan Sosial Ketenagakerjaan.
c. Menyusun model jejaring kebijakan Desa Hutan Sadar Jaminan Sosial
Ketenagakerjaan.

1.4 Urgensi Penelitian


Pemerintah, melalui BPJS mulai memerhatikan jaminan sosial
ketenagakerjaan bagi pekerja informal di desa, salah satunya dengan membuat
Desa Sadar Jaminan Sosial sejak tahun 2017. Pada tahun 2017 terdapat 276 Desa
Sadar Jaminan Sosial Ketenagakerjaan sedangkan tahun 2018 ditargetkan terdapat
sekitar 200 Desa Sadar Jaminan Sosial Ketenagakerjaan. Sayangnya sampai tahun
2017, hanya 1,4 juta orang yang aktif dalam program Jaminan Sosial
Ketenagakerjaan. Desa Sokawera merupakan desa hutan sadar jaminan sosial
ketenagakerjaan pertama di Indonesia yang dinilai cukup berhasil menyadarkan
masyarakat desa hutan akan pentingnya jaminan sosial ketenagakerjaan.
Keberhasilan tersebut tidak terlepas dari aktor yang berperan dalam implementasi
desa hutan sadar jaminan sosial ketenagakerjaan, baik aktor formal seperti
pemerintah, maupun aktor informal seperti masyarakat. Tokoh-tokoh seperti yang
terdapat dalam jejaring kebijakan tersebut umumnya terdapat pula di desa lain.
Namun tidak semua desa hutan dapat memanfaatkan jejaring kebijakan untuk
menyadarkan masyarakat akan pentingnya jaminan sosial ketenagakerjaan.
Dengan melihat keberhasilan dari Desa Sokawera dalam membangun jejaring
kebijakan, maka diperlukan suatu model jejaring kebijakan implementasi program
desa hutan sadar jaminan sosial ketenagakerjaan yang dapat diterapkan di desa
hutan seluruh Indonesia.

1.5 Luaran Penelitian


Penelitian ini diharapkan menghasilkan:
a. Model jejaring kebijakan dalam implementasi kebijakan program desa hutan
sadar jaminan sosial ketenagakerjaan
b. Artikel ilmiah
c. Hak Kekayaan Intelektual (HKI)

1.6 Manfaat Penelitian


Berdasarkan uraian di atas, penelitian ini bermaksud mengkaji jejaring
kebijakan dalam implementasi Program Desa Hutan Sadar Jaminan Sosial
Ketenagakerjaan, hingga diharapkan dapat disusun model jejaring kebijakan
untuk membangun Desa Hutan Sadar Jaminan Sosial Ketenagakerjaan. Dengan
demikian, dari sisi akademis penelitian ini akan memperkaya khasanah penelitian
maupun studi kebijakan publik di Indonesia. Pada sisi praktis, hasil penelitian ini
4

diharapkan dapat memberikan masukan bagi pengambil kebijakan maupun


praktisi Desa Hutan Sadar Jaminan Sosial Ketenagakerjaan.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2..1 Penelitian Terdahulu


Penelitian mengenai implementasi program telah banyak dilakukan, diantaranya
oleh Pemer dan Skjølsvik (2018), Giest (2018), Rahmadhani, dkk (2015), Aneta
2010, Pradhana (2015). Sementara penelitian mengenai jejaring kebijakan juga
telah banyak dilakukan Suwitri (2008), Huda dan Ahdiyana, (2016), Budyantoro
(2013), Koma (2013) serta Erridge and Greer (2000). Berbeda dengan penelitian
mengenai implementasi dan penelitian mengenai jejaring diatas, penelitian ini
dilakukan dengan berbagai keunikan:

a. Jejaring kebijakan pada penelitian sebelumnya pada umumnya fokus pada


implementasi program yang bersifat top down, sedangkan Jejaring
kebijakan pada progam ini focus pada program yang diinisiasikan oleh
tokoh masyarakat desa Sokawera (bersifat bottom up).
b. Penelitian-penelitian terdahulu diatas hanya fokus pada implementasi
kebijakan pada umumnya atau kebijakan BPJS Ketenagakerjaan formal.
Sedangkan penelitian ini fokus pada jejaring kebijakan pada BPJS
Ketenagakerjaan non-formal.
c. Lokus pada penelitian-penelitian terdahulu di atas pada daerah perkotaan,
sedangkan pada penelitian ini pada pedesaan, lebih khusus lagi di daerah
hutan Sokawera.
2..2 Kerangka Teoritik
2.2.1. Konsep Jejaring Kebijakan
Menurut Waarden, dalam Howlett dan Ramesh, 1995, Jejaring kebijakan
merupakan suatu hubungan yang terbentuk akibat koalisi di antara aktor
pemerintah, masyarakat, termasuk privat. Menurut Carlsson, jejaring kebijakan
dikelompokkan menjadi tiga kategori. Pertama, dideskripsikan sebagai aktor-
aktor. Kedua, linkages atau hubungan antara aktor-aktor. Ketiga, boundary
(Carlsson:2000). Jejaring kebijakan tumbuh dengan bermacam jenis tergantung
pada intensitas hubungan antar aktor dan dominasi salah satunya. Jenis jejaring
kebijakan yang bisa muncul adalah 1) Bureaucratic Network; 2) Clientelistic
Network; 3) Triadic Network; 4) Pluralistic Network. Apabila masyarakat
mendominasi hubungan maka akan terbentuk empat jenis jejaring, yaitu 1)
Participatory Statis Network; 2) Captured Network; 3) Corporatist Network; 4)
Issue Network (Howlett and Ramesh,1995).
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan jejaring kebijakan
dari Pratikno (2007), dengan indikator:
1. Mengelola relasi aktor yang otonom
5

2. Menjaga interdependensi dan kerjasama


3. Mengelola sumberdaya bersama
4. Memaksimalkan kemanfaatan bersama.
2.2.2 Implementasi Kebijakan
Grindle (1980: 7) menyebutkan bahwa implementasi merupakan proses
umum tindakan administratif yang dapat diteliti pada tingkat program tertentu.
Proses implementasi baru akan dimulai apabila tujuan dan sasaran telah
ditetapkan, program kegiatan telah tersusun dan dana telah siap dan disalurkan
untuk mencapai sasaran. Sedangkan Van Meter dan Van Horn yang dikutip oleh
Parsons (1995: 461) dan Wibawa, dkk., (1994: 15) bahwa implementasi kebijakan
merupakan tindakan yang dilakukan oleh (organisasi) pemerintah dan swasta baik
secara individu maupun secara kelompok yang dimaksudkan untuk mencapai
tujuan. Menurut Van Meter dan Horn, implementasi kebijakan merupakan
“jembatan” yang menghubungkan antara tindakan-tindakan dengan tujuan yang
ingin dicapai dari suatu kebijakan.
Wahab (1991) (dalam Rosyadi 2010:138) menyebutkan bahwa
implementasi kebijakan sesungguhnya tidak hanya menyangkut perilaku badan-
badan administatif yang bertanggungjawab untuk melaksanakan program dan
menimbulkan ketaatan pada diri kelompok sasaran, melainkan juga menyangkut
jaringan kekuatan-kekuatan politik, ekonomi dan sosial yang langsung dapat
memengaruhi perilaku dari semua pihak yang terlibat, dan yang pada akhirnya
berpengaruh terhadap dampak baik yang diharapkan maupun yang tidak
diharapkan.
2.2.2. Model
Menurut Dunn (1999), model merupakan representasi sederhana mengenai
aspek-aspek yang terpilih dari suatu kondisi masalah yang disusun untuk tujuan-
tujuan tertentu. Model merupakan representasi teori yang disederhanakan tentang
dunia nyata. Model lebih merujuk pada sebuah konsep atau bagan untuk lebih
menyederhanakan realitas. Model dapat berbentuk secara fisik seperti replika
pesawat, diagram, misal: road map; atau flow chart sebelum menjadi rancangan
peraturan perundangan. Model dalam kebijakan publik merupakan abstraksi
permasalahan maupun proses implementasi kebijakan publik dalam kata-kata
ataupun simbol/lambang. Model akan membantu memahami realitas yang
kompleks dengan penyederhanaan terhadap realitas sehingga mudah dipahami.
Miftah Toha menyebutkan bahwa model dibuat agar memperjelas,
menyederhanakan, dan memberikan pengertian mengenai hal-hal yang sebenanya
dianggap penting bagi politik dan public policy. Model akan menjadi penting
tergantung pada apa dan bagaimana kriteria model tersebut dalam menjelaskan
perihal politik dan kebijakan publik. Kriteria sebuah model yang bermanfaat
dalam kebijakan publik adalah sebagai berikut:
a. Kemanfaatan sebuah model akan tergantung pada kemampuannya untuk
menyusun dan menyederhanakan kehidupan politik.
6

b. Sebuah model seharusnya dapat pula dipergunakan mengidentifikasikan


aspek-aspek nyata dan signifikan dari public policy.
c. Suatu model hendaknya ada kesamaan dengan realitasnya.
d. Konsep atau model seharusnya mampu mengomunikasikan sesuatu yang
mengandung arti.
e. Sebuah model hendaknya mampu mendorong untuk mengadakan penelitian
langsung tehadap public policy.
f. Pendekatan sebuah model hendaknya mengemukakan uraian yang ilmiah
terhadap public policy (Toha, 2010: 126-128)

BAB III
METODE PENELITIAN

3.1. Fokus Penelitian


Fokus penelitian merupakan sesuatu yang menjadi perhatian dalam suatu
penelitian. Hal tersebut menjadi sasaran dalam penelitian untuk mendapatkan
jawaban ataupun solusi dari permasalahan yang terjadi. Fokus penelitian ini
relevan dengan rumusan masalah, yaitu:
a. Pemetaan aktor dalam implementasi Program Desa Hutan Sadar Jaminan
Sosial Ketenagakerjaan.
b. Proses membangun jejaring dalam program Desa Hutan Sadar Jaminan Sosial
Ketenagakerjaan.
c. Model jejaring kebijakan Desa Hutan Sadar Jaminan Sosial Ketenagakerjaan.

3.2. Metode Penelitan


Metode yang digunakan dalam penelitian ini ialah dengan cara metode
penelitian kualitatif dengan bentuk studi kasus terpancang atau embadded case
study (Yin, 2012). Embadded case study menawarkan studi kasus yang
memfokuskan pada aspek-aspek tertentu yang menarik, sehingga tidak selamanya
studi kualitatif memakan waktu yang panjang dan peneliti tidak dituntut untuk
memaparkan hasil penelitian sebagaimana mestinya penelitian kualitatif.

3.3. Penentuan Lokasi Penelitian


Dalam penulisan proposal Program Kreativitas Mahasiswa ini penulis
melakukan penelitian di Desa Sokawera, Kecamatan Cilongok, Kabupaten
Banyumas. Adapun penelitian dilaksanakan di lokasi tersebut karena Desa
Sokawera merupakan Desa Hutan pertama di Indonesia yang dicanangkan sebagai
Desa Hutan Sadar Jaminan Sosial Ketenagakerjaan dan keberhasilan ini
dipengaruhi oleh model jejaring kebijakan dalam implementasi program Desa
Hutan Sadar Ketenagakerjaan.

3.4. Sumber Informasi


7

Untuk memperoleh data yang diperlukan, peneliti harus


mengumpulkannya dari sumber-sumber informasi. Dalam penelitian kualitatif,
sumber informasi dikenal dengan sumber informan, tempat dan peristiwa, serta
dokumen. Infoman awal dipilih secara purposive atas dasar pada subyek yang
menguasai pemasalahan maupun fokus penelitian. Informan selanjutnya,
didasarkan atas snow ball sampling. Informan terakhir didasarkan pada tingkat
kejenuhan dari informasi, yaitu sudah tidak ada lagi variasi informasi yang
diberikan oleh informan. Tempat dan peristiwa yang dimaksud meliputi lokasi
penelitian, fasilitas yang tersedia, keadaan alam, keadaan sosial budaya maupun
perilaku dan kejadian yang berkaitan dengan kasus yang diteliti. Dokumen yang
berkaitan dengan permasalahan dan fokus penelitian

3.5. Teknik Pengumpulan Data


Teknik penelitian data ialah cara-cara yang dilakukan untuk memperoleh data dan
keterangan-keterangan yang diperlukan dalam penelitian. Teknik pengumpulan
data yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah:
a. Teknik wawancara mendalam merupakan proses pengumpulan keterangan
dari informan secara tatap muka dengan atau tanpa pedoman wawancara dan
terlibat dalam waktu yang lama.
b. Observasi dilakukan guna memperoleh data dan informasi mengenai
tanggapan masyarakat atas proses jejaring kebijakan dalam program desa
hutan sadar BPJS ketenagakerjaan.
c. Studi dokumentasi dilakukan untuk memperoleh data dari dokumen, arsip, dan
berbagai laporan kegiatan pelaksanaan dan pengeloaan bantuan dana program-
program pembangunan.

3.6. Teknik Analisis Data


Data yang sudah didapat selanjutnya akan dianalisa dengan
menggunakan model analisis interaktif sebagai teknik analisis datanya. Model
analisis interaktif yang dimaksud diarahkan dalam gambar berikut ini:
Bagan 1. Model Analisis Interaktif

Data Data
Collection Display

Data Conclusion
Condentatio Drawing/Ver
n ying
8

Sumber: Miles dan Huberman (2014)

3.7 Keabsahan (Validitas) Data


Setiap penelitian memerlukan standar untuk melihat derajat kepercayaan
atau kebenaran terhadap hasil penelitiannya. Dalam penelitian kualitatif, standar
tersebut disebut keabsahan data. Ada 4 kriteria yang akan digunakan, yaitu: (a)
derajad kepercayaan, (b) transferabilitas data, (c) dependabilitas data, dan (d)
konfirmabilitas data (selengkapnya lihat Moleong, 1990).

3.8. Tahapan Penelitian


Berdasarkan metode penelitian yang diuraikan di atas, dapat disusun
tahapan penelitian yang akan dilaksanakan. Berikut tahapan penelitian beserta
luaran dari tiap-tiap tahapan beserta indikator pencapaiannya.
No. Tahapan Luaran Indikator Capaian
1. Pengurusan administrasi Surat ijin penelitian Diperolehnya surat
dan perijinan penelitian ijin penelitian
2. Menyusun instrumen a. Pedoman Tersusunnya pedoman
penelitian wawancaran wawancara, panduan
b. Panduan observasi observasi, dan form
c. Form dokumentasi dokumentasi
3. Melakukan pengumpulan Data sesuai fokus Diperoleh data
data, dengan penelitian, dari mengenai fokus
menggunakan instrumen wawancara, penelitian, yang
yang telah disiapkan, dari observasi, dan hinggamencapai tahap
sumber data berdasarkan dokumentasi saturasi data
teknik puposive sampling
serta sumber informasi
lainnya
4. Pengolahan dan analisis Deskripsi Tersusunnya deskripsi
data dengan menggunakan komprehensif fokus fokus penelitian
model analisis interaktif penelitian secara komprehensif
5. Penyusunan laporan Laporan penelitian Tersusunnya laporan
penelitian penelitian

BAB IV
BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN

4.1 Anggaran Biaya

No. Jenis Pengeluaran Biaya (Rp)


1. Peralatan Penunjang 1.200.000,00
9

2. Bahan Habis Pakai 300.000,00


3. Perjalanan 4.000.000,00
4. Lain-lain 5.000.000,00
Jumlah 10.500.000,00

4.2 Jadwal Kegiatan


Bulan Ke-
No. Kegiatan
I II III IV
1 Persiapan terjun Lapangan
2 Pengumpulan data
3 Focus Group Discussion
4 Analisis Data
5 Pembuatan Laporan
6 Penyempurnaan laporan

BAB V
DAFTAR PUSTAKA

https://finance.detik.com/moneter/d-3853101/angka-kecelakaan-kerja-ri-
meningkat-ke-123-ribu-kasus-di-2017, diakses pada tanggal 16 Oktober 2018
pukul 14.00
https://www.cendananews.com/2017/04/wilayah-pekerja-informal-paling-rentan-
kecelakaan-kerja.html, diakses pada tanggal 16 Oktober 2018 pukul 14.40
https://www.bps.go.id/pressrelease/2018/05/07/1484/februari-2018--tingkat-
pengangguran-terbuka--tpt--sebesar-5-13-persen--rata-rata-upah-buruh-per-bulan-
sebesar-2-65-juta-rupiah.html, diakses pada 16 Oktober 2018 pukul 14.30
https://tirto.id/nasib-malang-para-pekerja-sektor-informal-cyT9, diakses pada 16
Oktober 2018 pukul 14.35)
https://jateng.antaranews.com/berita/199430/bpjs-ketenagakerjaan-canangkan-
desa-hutan-sadar-jamsos-ketenagakerjaan, diakses pada tanggal 16 Oktober 2018
pukul 14.51)
JEJARING KEBIJAKAN DALAM PERUMUSAN KEBIJAKAN PUBLIK Suatu Kajian Tentang
Perumusan Kebijakan Penanggulangan Banjir Dan Rob Pemerintah Kota Semarang
10

(Dimuat di Jurnal Delegasi, Jurnal Ilmu Administrasi, STIA Banjarmasin, Vol. VI No. 3,
Januari 2008, Terakreditasi KepDirjenDikti No. 56/DIKTI/KEP/2005)

JEJARING KEBIJAKAN DALAM PELAKSANAAN PENGEMBANGAN PASAR TRADISIONAL DI


KABUPATEN BANTUL POLICY NETWORKS IN IMPLEMENTATION OF TRADITIONAL
MARKET DEVELOPMENT IN BANTUL REGENCY Oleh: Uhsina Huda dan Marita Ahdiyana,
M.Si., FIS, UNY,

ANALISIS JEJARING KEBIJAKAN DALAM PENGELOLAAN SISTEM IRIGASI COLO SEBAGAI


BAGIAN DARI SISTEM SUMBER DAYA AIR WILAYAH SUNGAI BENGAWAN SOLO (Studi
Kasus di Kabupaten Sukoharjo)

Ridwan Al Rossid Budyantoro Dra. Wiwik Widayati Dzunuwanus Ghulam Manar, S.IP.,
M.Si.

Howlett, Michael, & M. Ramesh. (1995). Studying Public Policy: Policy Cycles and Policy
Subsystem. Oxford: Oxford University Press

Carlsson, Lars. 2000. Policy Network as Collective Action, Policy Studies Journal, Vol. 28,
No. 3 : 502-520.

Parsons, Wayne. 1995. Public Policy, an introduction to the theory and practice of policy
analysis, Cheltenham: Edward Edgar Publishing

Wibawa, Samodra. 1994. Kebijakan Publik, Intermedia Jakarta

Grindle, Merilee S. 1980. Politics and Policy Implementation in The Third World,
Princnton University Press, New Jersey

Lexy J, Moleong. 1990. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja


Rosdakarya.

Matthew, Miles B, A. Michael Huberman, Johny Saldana. 2014. Qualitatif Data


Analysis: A Methods Sourcebook Third Edition. Thousand Oaks, CA : Sage
Publicatiob Inc.
11
12

Lampiran-Lampiran

Lampiran 1. Biodata Ketua, Anggota, dan Dosen Pembimbing

1. Ketua
a. Identitas Diri

1 Nama Lengkap Lintang Ayu Saputri


2 Jenis Kelamin Perempuan
3 Program Studi Ilmu Administrasi Negara
4 NIM F1B015026
5 Tempat dan Tanggal Lahir Banyumas, 27 Januari 1998
6 Email lintanga37@gmail.com
7 No. HP 081914996385

b. Kegiatan Kemahasiswaan Yang Sedang/Pernah Diikuti

No Jenis Kegiatan Status dalam Kegiatan Waktu dan


Tempat
1 Seminar Nasional 4 Divisi ATP 11 Desember 2018
Pilar MPR RI di Gedung
KORPRI
Purwokerto
2 UKM RHIZOME Hulubalang (Ketua) 2017-2018
FISIP UNSOED
3 UKI FISIP UNSOED Kepala Bidang Syiar 2016-2017
4 Duta Baca Soedirman Kepala Divisi Ilmu 2015-2016
dan Perbukuan
5 Bakti Sosial FISIP Divisi Konsumsi 2015
Unsoed

c. Pemakalahan Seminar

No Nama Pertemuan Judul Artikel Waktu dan


. Ilmiah/Seminar Ilmiah Tempat
1 Seminar Nasional “Media, 7 Agustus 2018
Budaya dan Politik di Era di Hotel Java
Milenial” Heritage
Purwokerto
13

d. Penghargaan dalam 10 Tahun Terakhir

No Jenis Penghargaan Institusi Pemberi Tahun


Penghargaan
1 Juara 3 Kategori Poster Kemenristekdikti 2018
Bidang PKM-PSH
PIMNAS ke-31
2 Best Delegation dan Best Teras Jateng 2017
Research 2017 UNS
3 Nominator 18 Besar Ilmu 2016
Kompetisi Inovasi Pemerintahan
Kebijakan Publik FISIP UNPAD
4 Juara Harapan 1 KSR PMI UNIT 2013
Perawatan Keluarga UNS
WIRA

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata
dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan PKM-Penelitian

Purwokerto, 20 Oktober 2018


Ketua Tim ,

Lintang Ayu Saputri


NIM. F1B015026
14

1. Anggota 1

a. Identitas Diri
1 Nama Lengkap Agistin Nur Aisah
2 Jenis Kelamin Perempuan
3 Program Studi / Jurusan S1 Ilmu Administrasi Negara
4 NIM F1B018078
5 Tempat dan Tanggal Banjarnegara, 25 Agustus 1999
Lahir
6 E-mail agistin.nuraisah197@gmail.com
7 Nomor Telp / HP 083843399374
a. Kegiatan Kemahasiswaan Yang Sedang/Pernah Diikuti

No Jenis Kegiatan Status dalam Kegiatan Waktu dan


Tempat
1 Seminar Nasional 4 Pilar Divisi PDD 11 Desember
MPR RI 2018 di Gedung
KORPRI
Purwokerto
2 UKM RHIZOME FISIP Anggota Magang 2018 di FISIP
UNSOED Unsoed
3 TEMU Delegasi 17-20 Maret
ADMINISTRATOR 2019 di UNISRI
MUDA REGIONAL
JAWA TENGAH 2019

b. Pemakalahan Seminar
No Nama Pertemuan Judul Artikel Waktu dan
. Ilmiah/Seminar Ilmiah Tempat

c. Penghargaan dalam 10 Tahun Terakhir


No. Jenis Penghargaan Institusi Pemberi Tahun
Penghargaan
15

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata
dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan PKM-Penelitian

Purwokerto, 20 Oktober 2018


Anggota 1 Tim Pengusul,

Agistin Nur Aisah


NIM. F1B018078
16

2. Anggota 2

a. Identitas Diri
1. Nama Lengkap Nurwahyu Primadarma
2. Jenis Kelamin Laki-Laki
3. Program Studi Ilmu Administrasi Negara
4. NIM F1B018072
5. Tempat dan Tanggal Kebumen, 13 Februari 2001
Lahir
6. Email nurwahyu.primadarma111@gmail.com
7. No. HP 081329332297

b. Kegiatan Kemahasiswaan Yang Sedang/Pernah Diikuti

No Jenis Kegiatan Status dalam Kegiatan Waktu dan


Tempat
1 Pusat Informasi dan Anggota Bidang 2018 di FISIP
Konseling Remaja (PIK- Pendidik Sebaya dan Unsoed
R) AKSIOLOGI FISIP Konselor Sebaya
UNSOED
2 UKM RHIZOME FISIP Anggota Magang 2018 di FISIP
UNSOED Unsoed
3 TEMU Delegasi 17-20 Maret
ADMINISTRATOR 2019 di UNISRI
MUDA REGIONAL
JAWA TENGAH 2019

c. Pemakalah Seminar
No Nama Pertemuan Judul Artikel Waktu dan
. Ilmiah/Seminar Ilmiah Tempat

d. Penghargaan dalam 10 Tahun terakhir


No. Jenis Penghargaan Institusi Tahun
Pemberi
17

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata
dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan PKM-Penelitian

Purwokerto, 20 Oktober 2018


Anggota 2 Tim Pengusul,

Nurwahyu Primadarma
NIM. F1B018072
18

B. Biodata Dosen Pendamping


A. Identitas Diri
1. Nama Lengkap Dr. AlizarIsna, M.Si
2. Jenis Kelamin Laki-laki
3. Program Studi Ilmu Administrasi Negara
4. NIDN 0008047107
5. Tempat dan Tanggal Lahir Kebumen, 8 April 1971
6. Alamat E-mail alizar_isna@yahoo.com
7. Nomor Telepon/HP 08157945442

B. Riwayat Pendidikan
Gelar
Sarjana S2/Magister S3/Doktor
Akademik
Universitas
Nama Universitas Universitas
Jenderal
Institusi Brawijaya Brawijaya
Soedirman
Program Doktor
Ilmu Administrasi
IlmuAdmini Ilmu Administrasi
Jurusan/Pro Negara,
strasi Negara, Minat
di Konsentrasi
Negara Studi Kebijakan
Kebijakan Publik
Publik
Tahun
Masuk- 1990 – 1995 1995 – 1998 2009-2016
Lulus

C. Rekam Jejak Tri Dharma PT


C.1. Pendidikan/Pengajaran
No. Nama Mata Kuliah Wajib/Pilihan SKS
1. Pengantar Statistika Sosial Wajib 3
2. Teori Kebijakan Publik Wajib 3
3. Pratikum Penelitian Administrasi Negara Wajib 3
4. Statistika Terapan Pilihan 3
Perencanaan dan Pengawasan
5. Pilihan 3
Pembangunan

C.2. Penelitian
No. Judul Penelitian Penyandang Dana Tahun
1. Penyusunan Analisis Standar Pemerintah Kota 2016
Belanja Kota Tegal Tegal
2. Penyusunan Analisis Standar Pemerintah Kota 2017
Belanja Kota Pariaman Pariaman
(Tahap I)
3. Penyusunan Standar Satuan Pemerintah 2017
19

Harga Kabupaten Banyumas Kabupaten


Banyumas
4. Penyusunan Analisis Standar Pemerintah Kota 2018
Belanja Kota Pariaman Pariaman
(Tahap II)
5. Penyusunan Standar Satuan Pemerintah 2018
Harga Kabupaten Brebes Kabupaten Brebes

C.3. Pengabdian Kepada Masyarakat


Judul Pengabdian Kepada
No. Penyandang Dana Tahun
Masyarakat
1. Sosialisasi dan Pendampingan IAIN Gorontalo 2017
Penyusunan Anggaran
Responsif Gender Pada
Kantor Wilayah Kementerian
Agama Kabupaten/Kota Se-
Provinsi Gorontalo
2. Sosialisasi dan Pendampingan IAIN Purwokerto 2017
Penyusunan Anggaran
Responsif Gender Pada
Kantor Wilayah Kementerian
Agama Kabupaten/Kota Se-
Provinsi Jawa Tengah
3. Sosialisasi Analisis Standar Pemerintah 2018
Belanja (ASB) Pemerintah Kabupaten Cilacap
Kabupaten Cilacap
4. Sosialisasi Analisis Standar Pemerintah Kota 2018
Belanja (ASB) Kota Pariaman Pariaman
Tahun 2018

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Dan apabila di kemudian hari
ternyata dijumpai ketidaksesuain dengan kenyataan, saya sanggup menerima
resikonya. Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi
persyaratan sebagai salah satu syarat pengajuan PKM-PSH.

Purwokerto, 13 Desember 2018


Dosen Pendamping

Dr. Alizar Isna, M.Si.


20

Lampiran 2. Justifikasi Anggaran Kegiatan


1. Peralatan Penunjang
Material Justifikasi Kuantitas HargaSatuan Jumlah
Penunjang Pemakaian (Rp) (Rp)
Recorder Perekam 1 1.000.000,- 1.000.000,-
Sony ICD suara dalam
wawancara
Flashdisk 64 Penyimpanan 1 200.000,- 200.000,-
GBT Thosiba atau
pemindahan
file data
SUBTOTAL 1.200.000,-

2. Bahan Habis Pakai


Material Justifikasi Kuantitas Harga Jumlah (Rp)
Pemakaian Satuan (Rp)
Kertas HVS Media 2 100.000.- 200.000,-
A4 70 gram Pencatatan
Sinar Dunia
Ballpoint Alat 1 paket 100.000,- 100.000,-
Standart Pencatatan
SUBTOTAL 300.000,-

3. Perjalanan
Material Justifikasi Kuantitas Harga Jumlah (Rp)
Pemakaian Satuan (Rp)
Perjalanan Pengumpulan 10 200.000,- 2.000.000,-
ke Desa data
Sokawera penelitian
dan BPJS melalui
wawancara
dan
dokumentasi
Perjalanan Diskusi 10 200.000 2.000.000,-
Lokal Kelompok
SUBTOTAL 4.000.000,-

4. Lain-lain
Material Justifikasi Kuantitas Harga Jumlah (Rp)
Pemakaian Satuan (Rp)
Administrasi Membantu 1 paket 200.000,- 200.000,-
21

proses
kegiatan yang
berhubungan
dengan
keuangan
Proposal Mengajukan 4 eks 25.000,- 100.000,-
penelitian
Laporan Melaporkan 4 eks 50.000,- 200.000,-
Kemajuan perkembangan
penelitian di
tahap awal
sampai sejauh
mana
penelitian
berlangsung
Laporan Melaporkan 4 eks 50.000,- 200.000,-
Akhir hasil yang
dicapai dan
manfaat dari
penelitian
Artikel Hasil 4 eks 50.000,- 200.000,-
Ilmiah penelitian
yang sudah
dilaksanakan
dan tidak bisa
dirubah
kembali
ATK Menunjang 1 paket 100.000,- 100.000,-
administrasi
Publikasi Memberikan 1 kali 500.000,- 500.000,-
informasi
secara luas
tentang
penelitian
yang telah
selesai
Focus Group Menggali 2 750.000 1.500.000
Discussion informasi dan
data lewat
diskusi yang
mengundang
beberapa
22

informan
Seminar Memberikan 1 kali 2.000.000 2.000.000
informasi
dengan cara
presentasi
SUBTOTAL (Rp) 5.000.000,-
TOTAL (Rp) 10.500.000,-
23

Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim Peneliti dan Pembagian Tugas

No. Nama/NIM Program Bidang Alokasi Waktu Uraian


Studi Ilmu (Jam/Minggu) Tugas

1. Lintang Ilmu Administrasi 8 jam Penggagas


Ayu Saputri Administrasi Negara Ide dan
Negara Penang-
F1B015026 gung
jawab
dalam
Penelitian

2. Agisitin Ilmu Administrasi 8 jam Penanggu


Nur Aisah Administrasi Negara ng jawab
F1B018078 Negara dalam
Pengum-
pulan
Data

3. Nurwahyu Ilmu Administrasi 8 jam Penanggu


Primadarma Administrasi Negara ng jawab
F1B018072 Negara dalam
Pengum-
pulan
Data

Anda mungkin juga menyukai