Anda di halaman 1dari 5

TANGGAL JULIAN DI DALAM KOMPUTER

Oleh Dali S. Naga

Abstract. Database management systems uses Julian date in calculating calendar


days. To understand Julian date, we have to trace it into the history of our calendar. Our
calendar is based on the movement of the moon and the sun. Intercalations and cycles
are needed to come back to the previous positions of the moon and the sun. One of the
intercalation and system of cycle is Julian date. Julian date begins from 1 January
4713, B.C.

Di dalam komputer, seperti pada program manajemen basis data, tanggal yang
digunakan adalah tanggal Julian. Apa sebenarnya tanggal Julian itu? Untuk itu, kita perlu
menelaah sejarah kalender yang sekarang kita gunakan. Namun, sebelumnya, kita perlu
membedakan dua hal yakni kalender dan era. Tanggal kita 2 April, hari Rabu, jam 12.00
adalah kalender, tetapi tahun kita 2003 adalah era. Gabungan mereka, kalender dan era
Masehi menghasilkan tanggal 2 April 2003.

Era Masehi

Era yang digunakan pada penanggalan kita adalah era Masehi, di samping era lain
seperti era Hijrah, era Saka, dan era Konghucu. Era Masehi dihitung sejak kelahiran
Yesus. Sekalipun demikian, pada waktu kelahiran Yesus, belum ada era Masehi. Era
Masehi baru kemudian disusun dan diusulkan oleh seorang rahib bernama Denys le Petit
pada tahun 532 Masehi. Pada waktu itu, Denys mencoba menghitung mundur untuk
menemukan tanggal lahir Yesus. Menurut hasil hitung Denys, Yesus lahir pada tanggal 25
Desember, 532 tahun lalu. Dengan demikian, Denys menetapkan bahwa era Masehi
dimulai pada hari Sabtu, tanggal 1 Januari 532 tahun sebelumnya.
Walaupun Denys le Petit telah menciptakan era Masehi pada tahun 532, namun
era Masehi baru dipakai di Barat setelah tiga atau empat abad kemudian. Dengan
demikian, era Masehi baru ada di dalam pemakaian pada abad ke-9 atau ke-10. Sebelum
abad ke-9 atau ke-10, belum ada penggunaan era Masehi. Selanjutnya, era Masehi tidak
mengenal tahun 0. Di dalam perhitungan mundur, hanya ada tahun 1 Masehi dan tahun 1
sebelum Masehi.

Kalender

Kini kita beralih ke kalender. Di dalam kalender, kita mengenal hari. Kapan suatu
hari dimulai? Ternyata banyak caranya. Ada orang yang menghitungnya sejak subuh ke
subuh, ada orang yang menghitungnya sejak senja ke senja, ada orang yang
menghitungnya sejak tengah hari ke tengah hari. Orang Romawi kuno menghitungnya
dari tengah malam ke tengah malam. Tradisi Romawi inilah yang kita gunakan sekarang
pada kalender kita yakni hari kita dimulai sejak tengah malam ke tengah malam
berikutnya.
Sehari dibagi menjadi 24 jam berasal dari zaman kuno yakni dari zaman
Babylonia. Mereka menggunakan bilangan Sumeria yakni bilangan yang berbasis 60.
Dari basis 60 inilah ditemukan bilangan 12 yang masing-masing digunakan untuk siang
dan untuk malam sehingga sehari menjadi 2 x 12 jam = 24 jam. Hal ini pun diterima di
mana-mana. Hari kita pada saat ini juga terdiri atas 2 x 12 jam = 24 jam. Satu jam
sebanyak 60 menit dan satu menit sebanyak 60 detik juga berasal dari bilangan berbasis
enam puluh (sexagesimal) yang digunakan oleh orang Sumeria.
Siklus Minggu kita yang 7 hari panjangnya berasal dari Babylonia dan Yahudi. Di
Afrika Barat, siklus itu adalah 4 hari; di Asia Tengah dan juga di Jawa dikenal siklus 5
hari; Mesir kuno mengenal siklus 10 hari; dan Romawi kuno mengenal siklus 8 hari.
Diduga bahwa siklus 7 hari berasal dari penanggalan bulan yakni waktu selama
seperempat bulan. Pengguaan siklus 7 hari di dalam kalender kita didasarkan atas dekrit
Kaisar Constantine I dan dimulai pada tahun 321 dengan hari Minggu sebagai hari
pertama. Di dalam dekrit Kaisar Constantine I itu, hari Minggu dinyatakan sebagai hari
libur. Dan libur Minggu itu masih terus kita gunakan sampai sekarang.
Bulan merupakan satu bagian dari kalender. Perhitungan bulan dilakukan melalui
fasa bulan. Perhitungan bulan menimbulkan masalah karena satu bulan terdiri atas 29 hari
lebih sekian jam, pada hal jumlah hari di dalam bulan adalah bulat. Demikian pula
dengan tahun. Satu tahun matahari terdiri atas 365 hari lebih sekian jam, pada hal jumlah
hari di dalam setahun adalah bulat. Akibatnya, pada ulang bulan, kedudukan bulan tidak
tepat sama seperti kedudukannya pada bulan lalu. Pada ulang tahun, kedudukan matahari
tidak tepat sama seperti kedudukannya pada tahun lalu.
Untuk menyelesaikan masalah sekian jam yang lebih pada setiap bulan dan pada
setiap tahun, maka pada bulan dan tahun tertentu diberikan tambahan hari. Hal ini dikenal
sebagai interkalasi. Interkalasi merupakan hal yang cukup rumit di dalam kalender. Tidak
mudah untuk menemukan interikalasi yang menyebabkan kedudukan bulan atau matahari
tepat kembali sama seperti pada waktu sebelumnya.

Kalender Romawi

Kita tinggalkan dulu interkalasi ini dan menengok ke sejarah kalender kita.
Kalender kita berasal dari kalender Romawi kuno. Konon kabarnya, kalender Romawi
kuno ditetapkan oleh raja pertamanya pada abad ke-7 atau ke-8 sebelum Masehi. Pada
ketentuan raja Romulus ini, awal tahun dimulai pada bulan Martius dan diakhiri pada
bulan December (desi = 10). Panjang tahun adalah 10 bulan. Setiap bulan terdiri atas 30
atau 31 hari sehingga di dalam setahun terdapat 304 hari. Setelah itu terdapat celah
musim dingin yang tidak ada kalendernya.
Raja kedua Numa Pompilius membagi celah musim dingin itu menjadi dua bulan
yakni bulan Januarius dan Februarius. Dua bulan tambahan sebanyak 50 hari ini
diletakkan di akhir tahun sehingga di dalam setahun terdapat 354 hari. Kemudian pada
bulan Januarius ditambahkan satu hari lagi sehingga di dalam setahun terdapat 355 hari.
Raja kelima Tarquinius Priscus (616 – 579 sM) adalah orang Etruscan. Kalender
diubah menjadi kalender republik. Pada kalender republik ini, Februarius 28 hari;
Martius, Maius, Julius (waktu itu masih bernama Quintilis), dan October, masing-masing
31 hari; serta Januarius, Aprilis, Junius, Augustus (waktu itu masih bernama Sextilis), dan
December, masing-masing 29 hari. Di dalam setahun terdapat 355 hari. Raja ini juga
memindahkan awal tahun ke bulan Januarius namun pada tahun 510 sM, melalui
pengusiran orang Estrucan, awal tahun dikembalikan ke bulan Maret.
Pada setiap akhir tahun, orang Romawi melakukan pembayaran upah. Sering upah
berkenaan dengan pekerjaan di dalam musim yang dipengaruhi oleh kedudukan matahari.
Namun dengan 355 hari setahun, kedudukan matahari bergeser dari akhir tahun ke akhir
tahun. Karena itu orang Romawi menambahkan 22 dan 23 hari selang-seling pada setiap
dua tahun, dan tambahan diselipkan di antara tanggal 23 dan 24 Februarius. Dengan
demikian, setiap empat tahun terdapat 1465 hari atau rerata di dalam setahun terdapat
366,25 hari.
Julius Ceaser memanggil Sosigenes untuk membenahi kalender. Sosigenes
menggunakan tahun dengan 365,25 hari. Pada tahun 46 sM, Sosigenes menambah 67
hari ke dalam kalender sehingga pada tahun itu terdapat 445 hari. Mulai tahun 45 sM,
Romawi menggunakan kalender baru yakni tahun dimulai pada tanggal 1 Januarius.
Bulan Januarius, Martius, Maius, Quintilis (Juli), September, November terdiri atas 31
hari. Bulan Aprilis, Junius, Sextilis (Agustus), October, dan December terdiri atas 30 hari.
Bulan Februarius terdiri atas 29 hari. Di dalam setahun terdapat 365 hari. Dan setiap
empat tahun, di antara tanggal 23 dan 24 Februari ditambah satu hari.
Pada tahun 44 sM, Senat Romawi mengusulkan bulan Quintilis diubah menjadi
Julius untuk menghormati Julius Caesar serta pada tahun 8 sM, Senat mengusulkan bulan
Sextilis diubah menjadi Augustus untuk menghormati Augustus Caesar. Kedua kaisar ini
harus sama besarnya sehingga bulan Julius dan Augustus masing-masing harus terdiri
atas 31 hari. Satu hari tambahan pada bulan Agustus diambil dari bulan Februarius
sehingga bulan Februarius berkurang menjadi 28 hari. Karena terdapat berturut-turut
Julius, Augustus, September sebesar 31 hari, maka diadakan perubahan. Dengan
perubahan itu, September dan November terdiri atas 30 hari serta October dan December
menjadi 31 hari. Di dalam setahun terdapat 365 hari. Dan setiap empat tahun, bulan
Februarius terdiri atas 29 hari.
Ternyata penambahan satu hari di dalam empat tahun adalah terlalu banyak. Satu
tahun tropis terdiri atas 365,242199 hari sehingga setelah lebih dari 15 abad, kelebihan
itu menjadi sepuluh hari. Pada tahun 1582, Paus Gregorius XIII memangkas kalender
sebanyak 10 hari sehingga setelah tanggal 4 October, besoknya menjadi tanggal 15
October. Selain itu, setiap empat abad, dikurangi 3 hari. Pengurangan ini ditempuh
dengan menghilangkan tahun kabisat pada tahun ratusan yang tidak habis dibagi empat
ratus. Ini berarti tahun 1700, 1800, dan 1900 bukan tahun kabisat tetapi tahun 1600 dan
2000 adalah tahun kabisat.

Interkalasi dan Tanggal Julian

Kini kita kembali ke interkalasi. Interkalasi berusaha menambah hari agar


keadaan fasa bulan atau kedudukan matahari kembali ke keadaan sebelumnya. Bersama
itu muncul bermacam aturan interkalasi, yang satu lebih tepat dari yang lainnya. Waktu di
antara interkalasi dikenal sebagai siklus. Dengan demikian, kita mengenal sejumlah
siklus. Selain siklus dua bulanan yang menghasilkan bulan dengan 29 dan 30 hari, kita
mengenal juga siklus Sothic setiap empat tahun, yakni tahun kabisat dengan menambah
satu hari pada bulan Februari.
Di Yunani kuno ada siklus octaëteris sepanjang 8 tahun. Ada siklus Metonik (dari
Meton, 432 sM) sepanjang 19 tahun. Ada siklus Callippus sepanjang 76 tahun, dan ada
siklus Hipparchus sepanjang 304 tahun. Ada juga siklus indiction sepanjang 15 tahun,
serta ada siklus dominik sepanjang 28 tahun. Siklus yang dijadikan judul tulisan ini
adalah siklus Julian dan dikenal sebagai tanggal Julian yang digunakan di dalam
komputer kita.
Pada tahun 1583, Joseph Justus Scaliger (1540-1609) mencari siklus yang akurat.
Untuk itu, ia menggabungkan siklus Metonik, siklus indiction, dan siklus dominik
menjadi satu. Kemudian ia menamakan siklus ini menurut nama ayahnya Julius Caesar
Scaliger (1484-1558) sehingga siklus ini dikenal sebagai siklus Julian. Panjang siklus
Julian adalah 19 x 15 x 28 = 7980 tahun. Kemudian ia mencari saat pada masa lampau
ketika ketiga siklus ini bertemu. Titik temu itu jatuh pada tahun 4713 sebelum Masehi.
Karena itu, tanggal Julian dihitung mulai pada tengah hari, hari Senin, tanggal 1 Januari
4713 sM.
Tanggal setelah itu dihitung sebagai tanggal Julian. Dengan cara ini, tengah hari
tanggal 21 November 1967 adalah tanggal Julian 2.439.816. Dan tengah hari tanggal 2
April 2003 adalah tanggal Julian 2.452.732. Tanggal inilah yang dicatat di dalam program
komputer seperti terdapat di dalam program manajemen basis data. Setelah 7980 tahun,
siklus pertama dari siklus Julian akan berakhir. Siklus Julian pertama itu akan berakhir
pada tengah hari, hari Senin, tanggal 1 Januari 3268. Sekiranya kita ingin menghitung
tahun dengan tahun 4713 sebelum Masehi sebagai tahun 1 maka tahun 2003 ini menjadi
tahun 6716.
Itulah penjelasan tentang tanggal Julian yang digunakan di dalam program
komputer ketika komputer menghitung kalender. Ada sejumlah kemudahan yang
dihasilkan oleh tanggal Julian ini. Karena tanggal Julian berurutan tanpa terputus, maka
perhitungan waktu di antara dua tanggal dapat dihitung dengan mudah. Dua tanggal
berbeda, masing-masing diubah ke dalam tanggal Julian dan selisih di antara kedua
tanggal Julian itu merupakan selisih waktu di antara kedua tanggal yang berbeda itu.

Rumus Konversi Tanggal Julian

Banyak orang berusaha menyusun rumus untuk mengubah tanggal kita ke dalam
tanggal Julian dan sebagainya. Dari rumus itu, dapat dibuat program komputer sehingga
konversi tanggal dapat dilakukan melalui program komputer di komputer. Karena tanggal
kita menggunakan kalender Paus Gregorius, maka konversi itu terjadi di antara tanggal
Gregorius ke tanggal Julian dan sebaliknya. Di sini, tanggal Gregorius disingkat menjadi
TG serta tanggal Julian disingkat menjadi TJ.
TG mengenal hari (H), bulan (B), dan tahun (TG) sedangkan TJ hanya mengenal
hari yang dapat dinyatakan dengan TJ saja. Kalau jam diperhitungkan maka jam dapat
dinyatakan dengan J. Dari Scienceworld.Wolfram.com di internet, kita menemukan
beberapa rumus konversi. Satu di antaranya adalah konversi dari TG ke TJ untuk masa
tahun 1901 sampai 2099. Untuk jangka waktu di antara tahun-tahun itu, rumus konversi
dapat diringkas menjadi sebagai berikut.

TJ = 367T – INT(7(TG + INT((M + 9)/12))/4) + INT (275B/9) + 17210132,5 + J/24


Angka setengah pada 17210132,5 muncul karena TG menghitung hari dari tengah malam
sedangkan TJ menghitungnya dari tengah hari.
Dalam bentuk program komputer, konversi itu dapat diturunkan dari bentuk
berikut ini.

Dari TG ke TJ

Z = 0,99999
W = INT((B – 14)/12 + Z)
TJ = INT(1461 x (TG + 4800 + W)/4)
M = 367 x (B – 2 – W/12)/12
Jika M < 0 maka B = B + Z
M = INT(M)
TJ = TJ + M
M = INT(INT(3 x (TG + 4900 + W)/100/4)
TJ = TJ + H – 32075 – M

Dari TJ ke TG

W = TJ + 68569
R = INT(4 x W/146097)
W = W – INT((146097 x R + 3)/4)
TG = INT(4000 x (W + 1)/1461001
W = W – INT(1461 x TG/4) + 31
B = INT(80 x W/2447)
H = W – INT(2447 x B)/80)
W = INT(B/11)
B = B + 2 – 12 x W
TG = 100 x (R – 49) + TG + W
TG adalah hari (H), bulan (B), tahun (TG)

Dengan rumus dan program ini, kita dapat melakukan konversi dua arah, dari
tanggal Gregorius ke tanggal Julian serta dari tanggal Julian ke tanggal Gregorius. Satu
hal yang perlu kita perhatikan yakni jam dimulainya suatu tanggal. Pada tanggal
Gregorius, awal hari dimulai pada tengah malam sedangkan pada tanggal Julian, awal
hari dimulai pada tengah hari.

Daftar Bacaan

Encyclopedia Americana
The Encyclopedia Britannica
Rugg, Tom and Phil Feldman. 32 Basic Programs for the Apple Computer. Beaverton,
Oregon: Dilithium Press, 1981
Wolfram. http://scienceworld.wolfram.com/astronomy/JulianDate.html

Anda mungkin juga menyukai