“DERMATOTERAPI”
Disusun Oleh:
Anjar Raraswati (130110150147)
Dhifa Luthfiah (130110150…)
Sondi Robianto(130110150…)
Preseptor:
Dr. Reiva Farah Wijaya Dwiyana, dr., SpKK(K)., M.kes
B. Pengobatan Topikal
a. Tujuan Pengobatan
Untuk mengembalikan homeostatis, yaitu mengembalikan kulit yang sakit dan jaringan
sekitarnya untuk kembali ke keadaan fisiologik stabil sesegera mungkin, serta untuk
menghilangkan gejala yang muncul berupa sensasi gatal atau panas. Hal tersebut dapat
dicapai dengan cara:
a) Mengeringkan
b) Membasahi (hidrasi)
c) Melembutkan
d) Lubrikasi
e) Mendinginkan
f) Memanaskan
g) Melindungi (proteksi) dari lingkungan luar.
b. Prinsip Pengobatan
Prinsip umum:
a) Perhatikan pasien secara keseluruhan, somatis dan psikis
b) Segi fisiologis, patologi, biokimia, dan anatomi kulit perlu diperhatikan
c) Kuasai materi medika
d) Perhatikan farmasi dan farmakologi obat-obatan
e) Terapi yang baik adalah terapi kausal
f) Berikan obat sesederhana mungkin
g) Individualisasi
h) Perhatikan segi ekonomi pasien.
Prinsip khusus:
a) Pemilihan bahan dasar (vehikulum)
b) Semakin produktif penyakit kulit, maka semakin rendah konsentrasi bahan aktif yang
digunakan
c) Berikan penjelasan kepada penderita mengenai cara pemakaian obat dan cara
membersihkannya
d) Membatasi obat yang tidak stabil atau tidak dapat disimpan lama, misalnya larutan
permanganas kalikus (KmnO4).
c. Komponen Obat
Secara umum, obat topikal terbagi atas dua buah komponen, bahan dasar (vehikulum) dan
bahan aktif.
Vehikulum merupakan bahan dasar pembawa bahan aktif suatu obat, terdiri dari:
a) Cairan
b) Bedak
c) Salap
Bahan bifasik (terdiri atas dua campuran bahan dasar):
a) Bedak kocok (lotion): campuran cairan dan bedak
b) Krim: campuran cairan dan salap
c) Pasta: campuran salap dan bedak
Bahan trifasik (terdiri atas tiga campuran bahan dasar):
Linimen (pasta pendingin): campuran cairan, bedak, dan salap
d) Bedak Kocok
Merupakan campuran bedak dengan cairan (suspensi), agar stabil ditambahkan
suspending agent, misalnya glycerinum. Bedak kocok ini lebih melekat pada kulit
dibandingkan bedak biasa. Bedak yang digunakan tidak boleh melebihi 40%.
Contoh:
Talci veneti 20%
Glycerinum 15%
Sifat bedak kocok:
Mendinginkan
Antipruritus (alkohol)
Mengeringkan
Indikasi:
Seperti bedak, perbedaannya hanya lebih lekat. Digunakan untuk dermatosis
superficial, kering, agak luas dan pada keadaan subakut.
Kontraindikasi:
Dermatosa yang masih sangat produktif karena krusta yang terbentuk dari
partikel bedak dan serum akan melindungi berkembangnya mikroorganisme
dibawahnya.
Daerah berambut karen akan menggumpal
Cara pemakaian:
Kocok terlebih dahulu bedak basah ketika akan digunakan dan oleskan dengan kuas.
Cara membersihkan:
1 kali per hari dengan air.
e) Krim
Merupakan campuran lemak atau minyak dengan air dengan bantuan emulgator.
Sifat krim:
Mendinginkan
Emolien
Penetrasi bahan aktif baik
Jenis krim:
Krim O/W (oil in water: vanishing cream): fasa luar adalah air, lemak hanya
merupakan butir-butir di dalam air. Efek pendingin lebih besar dari cold cream
Krim W/O (water in oil: cold cream): fasa luar adalah lemak, air merupakan
butir-butir di dalam air. Efek emolien lebih besar dari vanishing cream.
Indikasi:
Dermatosa subakut (agak eksudatif atau kering)
Dermatosa yang luas
Untuk daerah berambut (O/W)
Dermatosa yang kering (W/O)
Obat-obat kosmetik
Kontraindikasi:
Dermatosa yang masih sangat produktif/ basah
Cara pemakaian:
Dioleskan dengan jari atau spatel.
f) Pasta dan Pasta Pendingin (Liminen)
Sifat pasta:
Protektif
Mengeringkan (bedak)
Indikasi:
Dermatosa subakut yang tidak produktif.
Kontraindikasi:
Dermatosa yang produktif
Daerah berambut
Cara pemakaian:
Pasta dioleskan dengan spatel kayu pada kulit dan pembalutnya (kain katun). Tukar
pembalut tiap 1-2 hari.
g) Gel
Sediaan hidrokoloid atau hidrofilik berupa suspensi yang dibuat dari senyawa
organik. Zat untuk membuat gel diantaranya adalah karbomer, multiselulosa, dan
tragakan. Gel segera mencair jika berkontak dengan kulit dan membentuk satu
lapisan. Absorpsi lebih baik daripada krim.
Gambar 2: Tabel pemilihan vehikulum berdasarkan distribusi atau lokalisasi
Alkohol
Fenol
Halogen
Zat-zat pengoksidasi
Senyawa logam berat
Zat warna