Asupan kalsium 1000 – 1500 mg/hari, baik dari makanan atau suplemen
Hindari berbagai hal yang dapat menyebabkan penderita terjatuh (contoh : lantai licin, obat
– obat sedatif, dll)
Hindari defisiensi vitamin D, bila terdapat defisiensi vitamin D : suplementasi vitamin D
400 IU/hari
Pada pasien dengan konsumsi glukokortikoid, usahakan pemberian glukokortikoid pada
dosis rendah dan singkat
Latihan dan Program Rehabilitasi
Pada penderita yang belum mengalami osteoporosis, maka sifat latihan adalah
pembebanan terhadap tulang, sedangkan pada penderita yang sudah
osteoporosis, maka latihan dimulai dengan latihan tanpa beban, kemudian
ditingkatkan secara bertahap sehingga mencapai latihan beban yang adekuat
Pemberian alat bantu seperti korset lumbal pada penderita yang mengalami
fraktur korpus vertebra, tongkat atau alat bantu jalan lainnya
Mencegah risiko terjatuh
Terapi Farmakologis
Bisfosfonat
Dapat diberikan apabila terdapat kontraindikasi terapi hormonal atau pada osteoporosis
pada laki – laki, maka bisfofonat merupakan pilihan pengobatan berikutnya.
MOA
analog pirofosfat yang memiliki efek menghambat kerja osteoklas
Farmakodinamik
absorpsi bisfosfonat sangat buruk sehingga harus diberikan dalam keadaan perut
kosong dan posisi tegak selama 30 menit
Efek samping
GERD, dan hipokalsemia (sehinga harus diperhatikan asupan kalsiumnya)
Opsi Bisfosfonat
Terapi farmakologis
Selective Esterogen Receptor Modulator (SERM) : Raloksifen
Anti esterogen yang memiliki efek seperti esterogen pada tulang dan lipid tapi
tidak menyebabkan perangsangan endometrium dan payudara.
MOA : Mekanisme raloksifen pada tulang sama dengan esterogen namun tidak
sepenuhnya diketahui secara pasti, diduga melibatkan TGF beta 3 yang
dihasilkan oleh osteoblast dan osteoklas dan berfungsi menghambat difrensiasi
osteoklas dan kehilangan masa tulang.
Dosis dan Sedian : Sedian tablet 60mg, diberikan dengan dosis 60 mg/hari
Terapi Farmakologis
Terapi Pengganti Hormonal
Pada wanita pasca menopause : esterogen terkonjugasi 0.3125 – 1.25 mg/hari
dikombinasi dengan medroksiprogresteron asetat 2.5-10mg/hari, setiap hari secara
kontinu. Untuk mendeteksi kemungkinan kanker payudara harus dilakukan mamografi
sebelum pemberian terapi hormonal kemudian diulang setiap tahun.
Pada wanita pra-menopause : Estrogen terkonjugasi diberikan pada hari 1 - 25 siklus
haid, medroksiprogesteron diberikan pada hari 15 - 25 siklus haid. Kedua obat tersebut
dihentikan pada hari 26 -28 siklus haid, sehingga terjadi haid. Hari 29, dianggap
sebagai hari 1 siklus berikutnya dan pemberian obat dapat diulang kembali
Pada laki – laki yang jelas menderita defisiensi terstosteron dapat dipertimbangkan
pemberian testosteron
Dosis dan Sediaan
Terapi Farmakologis
Strontiun Ranelat
Merupakan obat osteoporosis yang memiliki efek ganda yaitu meningkatkan kerja
osteoblast dan menghambat kerja osteoklas.
MOA : diduga berhubungan dengan perangsangan CaSR (calcium sensing receptor)
pada permukaan sel tulang.
Dosis : 2 gram/hari yang dilarutkan dalam air dan diberikan pada malam hari sebelum
tidur atau 2 jam sebelum/sesudah makan. Tidak boleh diberikan bersamaan dengan Ca
dan Vitamin D
Efek samping : dispepsia
Terapi Farmakologis
Kalsitonin
Obat yang telah direkomendasikan FDA untuk pengobatan penyakit yang
meningkatkan resorpsi tulang. Terdapat 1 rial besar menunjukan bahwa pemberian
kalsitonin dapat menurunkan risiko fraktur sebesar 21%, dan tidak ada bukti yang
menunjukan bahwa kalsitonin dapat menurunkan risiko fraktur non vertebral.
Dosis : 200 IU intranasal/hari
Terapi Farmakologis
Terapi tambahan
Evaluasi
Evaluasi dilaksanakan setelah 1-2 tahun setelah pengobatan.
FRAKTUR
KIFOSIS
PROGNOSIS
Prognosisnya baik dalam pencegahan osteoporosis setelah menopause jika terapi
farmakologi dengan estrogen atau raloxifen dimulai sedini mungkin dan bila
terapi dipertahankan dengan baik dalam jangka waktu yang panjang (bertahun-
tahun). Penggunaan bifosfonat dapat memperbaiki keadaan osteoporosis pada
penderita, serta mampu mengurangi risiko terjadinya patah tulang.
Terima Kasih