Anda di halaman 1dari 38

NYERI PUNGGUNG BAWAH

YANG TERJADI PADA LANSIA

Nama: Helga Valentine Kapisa


NIM: 102012376

Identifikasi Istilah yang


tidak Diketahui

Lesi Lytic
Rumusan Masalah

Seorang laki-laki 60
tahun mengalami
nyeri setelah
bangun tidur atau
setelah beraktifitas

Mind Mapping
Anamnesi
s

Pemeriksa
an Fisik
Pemeriksa
Etiologi
an
Penunjang
Seorang lakiEdukasi
Epidemol
laki 60 tahun
dan
ogi
mengalami
Pencegah
nyeri setelah
an
Gejala
Penatalak
bangun tidur
Klinis
sanaan
atau setelah
beraktifitas
Patofisiolo
gi

Faktor
Resiko

Hipotesis
Laki-laki 60 tahun
ini diduga
menderita
osteoporosis

Anamnesis => autoanamnesis


IdentitaPasi
Nama,
Alamat,
en Agama,
TTL,
Pendidikan,
Status
Pernikahan
RPK
Penyakit
herediter

KU + Lama
Nyeri pada
punggung
sudah berpa
lama?

RPS
Waktu nyeri
kapan?pernah
berobat?
hasilnya apa?

RPD

RP

Trauma?
Pembedahan?

Kebiasaan?

PEMERIKSAAN FISIK
-Inspeksi
-Palpasi
-Move
- Trauma Lain

Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Biokimia Tulang-tulang
Pemeriksaan biokimia tulang terdiri dari kalsium total dalam serum, ion
kalsium, kadar fosfor di dalam serum, kalsium urin, fosfat urin,
osteokalsin serum, piridinolin urin dan bila perlu hormone paratyiroid
dan vitamin D .

Petanda Formasi

Petanda Resorpsi
Tulang

Bone-spesific alkaline phosphatase


(BSAP)

hidroksiprolin urin

osteokalsin (OC)

free and total pyridinolines (Pyd) urin

Carboxy-terminal propeptide of type I


collagen (PICP)

free and total deoxypyridinolines


(Dpd) urin

amino-terminal propeptideof type I


collagen (PINP)

N-telopeptide of collagen cross-links


(NTx) urin
C-telopeptide of collagen cross-links
(CTx) urin
cross-linked C-telopeptide of type I
collagen (ICTP) serum
tartrate-resistant acid phosphatase
(TRAP) serum

Pemeriksaan Penunjang
Beberapa hal yang harus dipertimbangkan pada
pemeriksaan petanda biokimia tulang adalah:
1. Karena petanda biokimia tulang hanya dapat
diukur dari urin
2. Pada umumnya, petanda formasi dan resorpsi
tulang memiliki ritme sirkadian
3. Petanda biokimia tulang sangat dipengaruhi oleh
umur,
4. Terdapat perbedaan hasil pada penyakit-penyakit
tertentu.

Pemeriksaan Penunjang
Manfaat Pemeriksaan petanda
biokimia tulang;
- Prediksi kehilangan massa
tulang
- Prediksi resiko fraktur
- Seleksi pasien yang
membutuhkan anti
resorptif
- Evaluasi efektivitas terapi

Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan
Radiologik
Gambaran radiologic yang
khas pada osteoporosis
adalah penipisan korteks dan
daerah trabekular yang lebih
lusen. Hal ini akan tampak
pada tulang-tulang vertebra
yang memberikan gambaran
picture-frame vertebra.
Tulang demineralisasi ini
mempunyai korteks tipis dan
trabekula medular yang
halus.

Pemeriksaan Penunjang
Skintigrafi Tulang
Skintigrafi tulang dengan menggunakan Technetium -99m yang dilabel
pada metilen difosfonat atau hidroksimetilen difosfonat, sangat baik
untuk menilai metastasis pada tulang, tumor primer pada tulang
osteomielitis dan nekrosis aseptic.

Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Densitas Massa Tulang (Densitometri)
Densitometri tulang merupakan pemeriksaan yang akurat
dan presis untuk menilai densitas massa tulang, sehingga
dapat digunakan untuk menilai faktor prognosis, prediksi
fraktur dan bahkan diagnosis osteoporosis. Berbagai
metode yang digunakan untuk menilai densitas massa
tulang antara lain:
1. Single-Photon Absorptiometry (SPA)
SPA menggunakan berkas radiasi energy dari photon
energy rendah, dimana berkas kolimasi yang dipancarkan
akan menenembus komponen jaringan lunak dan tulang
maka biasanya metoda ini digunakan hanya pada bagian
tulang yang mempunyai jaringan lunak yang tidak tebal
seperti distal radius dan kalkaneus.

Pemeriksaan
Penunjang

2. Dual-Photon Absorptiometry (DPA)


Metode ini mempunyai cara yang sama dengan SPA.
Perbedaannya berupa sumber energy yang mempunyai
photon dengan 2 tingkat energy yang berbeda guna
mengatasi tulang dan jaringan lunak yang cukup tebal
sehingga dapat dipakai untuk evaluasi bagian-bagian tubuh
dan tulang yang mempunyai struktur geometri komplek
seperti pada daerah femur dan vertebrata.

Pemeriksaan Penunjang
3. Ouantitative Computer Tomography (QCT)
Merupakan densitometry yang paling ideal
karena mengukur densitas tulang secara
volumentrik (g/CM3). Terdapat beberapa
kelebihan QCT dibandingkan pemeriksaan BMD
lain yaitu kemampuannya yang dapat menilai
hanya daerah trabekula saja, dan tidak
terpengaruh oleh adanya artefak kalsifikasi
ekstra dan intraosseous seperti kalsifikasi aorta
dan osteofit serta ukuran-ukuran tinggi, berat
badan pasien.

Pemeriksaan Penunjang
4. Dual Energy X-Ray Absorptiometry (DXA)
DXA merupakan metoda yang paling sering
digunakan dalam diagnosis osteoporosis karena
mempunyai tingkat akurasi dan presisi yang
tinggi. Prinsip kerjanya sangat mirip -dengan
DPA, tetapi sumber energnya berbeda yaitu
sinar-X yang dihasilkan dari tabung sinar-X.

Tabel 3.1 Tindakan berdasarkan hasil pemeriksaan densitometri


T-score

Risiko fraktur

Tindakan

> +1

sangat

tidak ada terapi

rendah
0 s/d +1

rendah

ulang densitometri
tulang bila ada indikasi
tidak ada terapi
ulang densitometri
tulang setelah 5 tahun

-1

rendah

tidak ada terapi


ulang densitometri
tulang setelah 2 tahun

-1

Sedang

tindakan pencegahan
osteoporosis
ulang densitometri tulang
setelah 1 tahun

< -2,5

tinggi

dilanjutkan
ulang densitometri tulang

Fraktur

Dengan
Fraktur

osteoporosis
tindakan pencegahan

Tanpa

< -2,5

tindakan pengobatan

dalam 1-2 tahun


Sangat
Tinggi

tindakan pengobatan
osteoporosis
tindakan pencegahan
dilanjutkan
tindakan bedah atas indikasi

Pemeriksaan Penunjang
Sonodensitometri
Salah satu metode yang lebih murah dalam
menilai densitas tulang perifer dengan
menggunakan gelombang suara dan tanpa
adanya resiko radiasi. Dilakukan pengukuran
densitas tulang berdasarkan dari kecepatan
gelombang suara, atenuasi ultrasound
broadband dan kekakuan (stiffness).
Keuntungan metode ini tidak adanya radiasi,
mobile, ukuran kecil, pengukuran cepat dan
relative murah.

Magnetic Resonance Imaging (MRI)


MRI mempunyai kemampuan yang cukup
menjanjikan dalam menganalisa struktur
trabekula dan sekitarnya. Metode ini memiliki
kelebiohan berupa tidak adanya radiasi, metode
ini sedang banyak diteliti.

Pemeriksaan Penunjang
Biopsi Tulang dan Histomorfotometri
Biopsi tulang dan histomorfotometri merupakan
pemeriksaan yang sangat penting untuk menilai
kelainan metabolisme tulang. Biopsi biasanya
dilakukan di daerah transiliakal, yaitu 2 cm posterior
SIAS dan sedikit inferior Krista iliakal. Alat yang
digunakan adalah jarum Bordier-Meunier. Indikasi
biopsy tulang meliputi berbagai kelainan metabolic
tulang seperti osteoporosis pasca menopause,
osteodistrofi renal, osteomalasia, rikets,
hiperparatiroidisme primer, penyakit tulang akibat
kelainan gastrointestinalkronik atau pasca operasi
gastrointestinal.

DIFERENSIAL DIAGNOSIS
Osteomielitis
Osteomielitis adalah
infeksi pada tulang yang
biasanya menyerang
metafisis tulang panjang
dan banyak terdapat
pada anak-anak. Bakteri
mencapai tulang dapat
secara
langsung(perkontinuitatu
m) atau dari aliran
darah(hematogen).
Streptococcus dan
staphylococcus aureus
terutama menyerang
anak dan dewasa. Pada
saat ini, ysng mrnjsdi
problem adalah infeksi
yang berasal dari
protesis sendi.

Osteomalasia
Defisiensi vitamin D, kalsium dan fosfor
dalam jangka waktu yang lama, dapat
mengakibatkan akumulasi matriks
tulang yang tidak dimineralisasikan.
Penurunan mineralisasi pada pasien
muda menyebabkan riketsia karena
kerusakan dari pertumbuhan lempeng
epifise. Kekuatan tulang menurun yang
menyebabkan deformitas struktural
pada tulang penyangga berat badan.
Pasien dengan riketsia mengalami
hipotonia, kelemahan otot dan pada
kasus berat bisa terjadi tetani.
Manifestasi klinik dari osteomalasia
menyerupai gangguan reumatik,
meliputi nyeri tulang, mudah lelah,
kelemahan proksimal dan perlunakan
periartikuler. Simptom ini membaik
dengan terapi untuk mengoreksi
gangguan mineralisasi.

Penyakit Paget
Penyakit paget merupakan
gangguan dimana terdapat
peningkatan yang berlebihan
dari turnover tulang pada bagian
yang terlokalisir dari skeleton.
Kondisi ini menyebabkan tulang
menjadi abnormal yang semakin
lama semakin meluas sehingga
mengakibatkan deformitas,
peningkatan resiko fraktur dan
nyeri. Perubahan pada bentuk
tulang mengakibatkan
perubahan mekanik dan juga
meningkatkan perubahan
tekanan yang bisa menimbulkan
nyeri pada sendi dan sindrom
kompresi saraf. Kompensi saraf
yang penting adalah keterlibatan
basis kranii yang menyebabkan
ketulian. Tulang dengan penyakit
paget menunjukan peningkatan
aktifitas metabolik dan aliran
darah yang berperan terhadap
terjadunya rasa nyeri dan dapat
juga meningkatkan kemungkinan
komplikasi neurologis sebagai
bagian dari vascular steal
syndrome.

Working
Diagnosis
Osteoporosis
Osteporosis adalah
penyakit tulang sistemik
yang ditandai oleh
penurunan densitas
massa tulang dan
perburukan
mikroarsitektur tulang
sehingga tulang
menjadi rapuh dan
mudah patah

Osteoporosis

Epidemologi
Banyak terjadi dinegara berkembang
termasuk di Indonesia

Gejala Klinis
- Keluhan (tiba-tiba terjadi fraktur)
- Komplikasinya terutama fraktur vertebra,
corpus femoris dan metakarpal
- Vertebra sakit punggung, penurunan
tinggi badan ( bongkok) dan yang terberat
servikal sindrom
(penyempitan saraf)
- Corpus femoris disabilitas
- Metakarpal deformitas

Faktor Resiko
Osteoporosis

Etiologi
-

Rasa nyeri + timbul saat terjadinya fraktur


atau mikro fraktur(Khususnya wanita
menopause dan pasca menopause)
timbul setelah bekerja, memakai baju,
perkerjaan rumah,dan lain-lain.
kepadatan tulang secara progresif,(mudah
rapuh.
Jika tubuh tidak mampu mengatur
kandungan mineral dalam tulang kurang
padat dan lebih rapuh, sehingga terjadilah
osteoporosis.

Etiologi
Disebut sebagai silent disease.
Gejala-gejala baru timbul pada tahap osteoporosis
lanjut, seperti berikut;
- patah tulang,
- punggung yang semakin membungkuk,

- hilangnya tinggi badan,


- nyeri punggung,

Etiologi
- Kepadatan tulang sehingga tulang menjadi
hancur, maka akan timbul nyeri tulang dan
kelainan bentuk.
- Hancurnya tulang belakang menyebabkan nyeri
punggung menahun. Tulang belakang yang
rapuh bisa mengalami hancur secara spontan
atau karena cedera ringan.
- Nyeri timbul secara tiba-tiba dan dirasakan di
daerah tertentu dari punggung, yang akan
bertambah nyeri jika penderita berdiri atau
berjalan.
- Jika disentuh, daerah tersebut akan terasa
sakit, tetapi biasanya rasa sakit ini akan
menghilang secara bertahap setelah beberapa
minggu atau beberapa bulan.

penyebab pokok osteoporosis yang


sudah pasti diketahui
1)
2)
3)
4)

Osteoporosis postmenopausal
Osteoporosis senilis
Osteoporosis sekunder
Osteoporosis juvenil
idiopatiktulang.

Patogenesis
Oteoporosis type 1

Patogenesis
Oteoporosis type 2

Penatalaksanaan
- kerja Osteoklas
- kerja osteoblas
Farmakologi
1) Estrogen
Proses resorpsi oleh osteoklas dan formasi
oleh osteoblas dipengaruhi oleh banyak
faktor, seperti
- faktor humeral (sitokin, prostaglandin,
faktor pertumbuhan, dll), dan
- faktor sistemik (kalsitonin, estrogen,
kortikosteroid, tiroksin, dll).

Penatalaksanaan
2) Raloksifen
3) Bisfosfonat
Berikut ini beberapa preparat bisfosfonat;
a. Etidronat
b. Klodronat
c. Pamidronat
d. Alendronat
e. Risedronat
f. Asam Zoledronat

Penatalaksanaan
4) Kalsitonin
5) Strontium Ranelat
6) Hormon Paratiroid
7) Natrium Fluorida
8) Denosumab
9) Vitamin D
10) Kalsitriol
11) Kalsium
12) Fitoestrogen

Edukasi dan Pencegahan

1. Anjurkan penderita untuk


melakukan aktifitas fisik yang
teratur.
2. Jaga asupan kalsium 1000-1500
mg/hari, baik melalui makanan
sehari-hari maupun suplementasi.
3. Hindari merokok dan minuman
alcohol.
4. Diagnosis dini dan terapi yang
tepat terhadap defisiensi testoteron
pada laki-laki dan menopause awal
pada wanita.
5. Kenali berbagai penyakit dan obatobatan yang dapat menimbulkan
osteoporosis.

Edukasi dan Pencegahan

6. Hindari mengangkatbarangbarang yang berat pada penderita


yang sudah pasti osteoporosis.
7. Hindari berbagai hal yang dapat
menyebabkan penderita terjatuh.
8. Hindari defisiensi vitamin.
9. Hindari peningkatan ekskresi
kalsium lewat ginjal dengan
membatasi asupan Natrium sampai 3
gram/hari untuk meningkatkan
reabsorpsi kalsium di tubulus ginjal.

PROGNOSIS
- Baik.
- Namun diperlukan penanganan
secepatnya.
- penanganan pertama kali ialah
penanganan fraktur jika terjadi,
diikuti dengan penanganan
osteoporosis itu sendiri. Dan
juga diperlukan upaya
pencegahan dan preventif lain.

KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pembelajaran yang telah
dijabarkan diatas, maka saya dapat
menyimpulkan bahwa laki-laki lanjut usia
yang telah disebutkan pada kasus tersebut,
menderita osteoporosis. Ini didapatkan
berdasarkan cerita pada kasus tersebut dan
hasil pembelajaran saya yang telah saya
jabarkan sebelumnya. Namun rasa nyeri
yang ditimbulkan setelah laki-laki tersebut
beraktifitas dan bangun tidur, tidak dapat
dipastikan bahwa ia mengalami fraktur
tulang panggul. Namun harus dilakukan
pemeriksaan lebih lanjut lagi. Sehingga
dapat dikatakan hipotesis diterima.

Anda mungkin juga menyukai