Anda di halaman 1dari 14

OSTEOPOROSIS

ULPAH SUKMAYATI
31118127
4C
Farmakoterapi II

STIKES BAKTI TUNAS HUSADA TASIKMALAYA


2021
OSTEOPOROSIS

Osteoporosis merupakan penyakit skeletal sistemik yang ditandai


dengan massa tulang rendah dan kerusakan mikroarsitektur jaringan
tulang dengan konsekuensi tulang menjadi lebih rapuh dan lebih mudah
fraktur.
OSTEOPOROSIS

Klasifikasi osteoforosis terbagi atas

• Osteoforosis primer :

1. Osteoporosis tipe 1 (pasca manapouse)

2. Osteoporosis tipe 2 ( senilis yaitu pada usia >75 th)

• Osteoporosis sekunder

Akibat penyakit lain atau obat- obatan


PREVALENSI

Prevalensi osteoporosis Prevalensi osteoporosis


perempuan berusia perempuan berusia

50-80 tahun 70-80 tahun

23% 53%
PPREVALENSI
Terdapat 200 juta penderita osteoporosis diseluluh dunia
pada tahun 2009. Prevalensi osteoporosis di Indonesia
untuk umur kurang dari 70 tahun pada perempuan
sebanyak 18-36% sedangkan pada laki-laki sebanyak 20-
27%. Prevalensi osteoporosis untuk umur diatas 70 tahun
pada perempuan sebesar 53,6% dan pada laki-laki sebesar
38%. Satu dari 3 perempuan dan dari 5 pria di Indonesia
terserang osteoporosis atau keretakan tulang 2 dari 5 orang
di Indonesia memiliki risiko terkena penyakit osteoporosis
( 2010 dalam Amelia 2018)

(Info datin kemenkes RI)


ANATOMI
FAKTOR RESIKO
Faktor risiko yang dapat diubah/
Faktor risiko yang tidak dapat diubah/ dimodifikasi:
dimodifikasi:

• USIA LANJUT • Berat badan ang rendah


dan struktur tulang kecil
• JENIS KELAMIN • Kurang asupan kalsium
• GENE
TIK • Merokok
• RAS • Konsumsi minuman
tinggi kafein dan
alkholo
PHATOFISIOLOGY

Abnormalitas

Resorpsi > Formasi

Hilangnya masa tulang


Secara selular jumlah dan aktivitas sel osteoklas melebihi dari jumlah dan aktivitas sel osteoblas (sel
pembentuk tulang). Keadaan ini mengakibatkan penurunan massa tulang. massa puncak tulang yang
rendah disertai adanya penurunan massa tulang menyebabkan Densitas tulang menurun yang
merupakan terjadinya fraktur.
DIAGNOSIS

01
Dual-energy x-ray
absorptiometry 02
(DEXA)
Merupakan teknik diagnostik Peripheral Dual-Energy X-
standar emas untuk mengukur
densitas mineral tulang atau
ray Absorptiometry (P-
mengukur kepadatan mineral tulang DEXA),kepadatan tulang anggota badan
Mengukur
belakang dan pangkal paha. pergelangan tangan, tetapi tidak dapat
mengukur kepadatan tulang yang berisiko
patah tulang seperti tulang belakang atau
pangkal paha.
DIAGNOSIS
04
Dual Photon
Absorptiometry (DPA) 05
Menggunakan zat radioaktif untuk Quantitative Computed
menghasilkan radiasi. Dapat mengukur
kepadatan mineral tulang belakang dan pangkal Tomography (QCT)
paha suatu model dari CT-scan yang dapat
mengukur kepadatan tulang belakang
PENATALKASANAAN
NON FARMAKOLOGI

• Cukupi kebutuhan nutrisi


• Olahraga atau aktivitas fisik yang cukup
• Hindari merokok dan minum alkohol
• Kurangi konsumsi kafein dan soda
PENATALKASANAAN
FARMAKOLOGI
REFERENSI
Föger-Samwald, U., Dovjak, P., Azizi-Semrad, U., Kerschan-Schindl, K., & Pietschmann, P.
(2020). Osteoporosis: Pathophysiology and therapeutic options. EXCLI Journal, 19, 1017–
1037. https://doi.org/10.17179/excli2020-2591

Kemenkes. (2020). Situasi Osteoporosis Di Indonesia (pp. 1–9).

Kristiningrum, E. (2020). Farmakoterapi untuk Osteoporosis. Continuing Medical Education,


47, 41–48.

etyohadi, B., Hutagalung, E. U., Adam, J. M. F., Suryaatmadja, M., Budiparama, N. C., Jatim, S.
A. N. M., Suherman, S. K., Kusumawijaya, K., Tirtarahardja, G., Rotikan, T. T. M.,
Rudijanto, A., & Suryana, B. P. (2012). Summary of Indonesian Guidelines for Diagnosis
and Management of Osteoporosis. Journal of the ASEAN Federation of Endocrine
Societies, 27(2), 147–150. https://doi.org/10.15605/jafes.027.02.0
THAN
KS!
CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo,
including icons by Flaticon, and infographics & images by
Freepik

Anda mungkin juga menyukai