Anda di halaman 1dari 27

Osteoporosis

Oleh : Edelyn Christina Pembimbing : dr. Tanto Edy HN, Sp.OT

Anatomi Tulang

Substansi organik (30 %)


Sel tulang (2 %) seperti osteoblas, osteosit dan

osteoklas Matriks tulang (98 %)


Kolagen tipe 1 (95 %)

Protein nonkolagen (5 %) : osteokalsin, osteonektin,

proteoglikan tulang, protein morfogenik tulang, proteolipid tulang dan fosfoprotein tulang.

Substansi mineral kristal hidroksiapatit (95 %),

mineral (5 %) (Mg, Na, K, F, Cl, dan Pb).

Remodelling tulang
Suatu proses aktif dan dinamik yang

mengandalkan keseimbangan yang benar antara penyerapan tulang oleh osteoklas(parathyroid hormone), dan deposisi tulang oleh osteoblas(GH)

Osteoporosis
Kelainan yang menyebabkan penurunan massa

tulang yang termineralisasi secara normal akibat ketidakseimbangan antara aktivitas osteoklas dan aktivitas osteoblas. Ditandai dengan nilai bone mineral density (BMD) rendah dan degenerasi mikroarsitektur yang meningkatkan fragilitas dan risiko fraktur.

Epidemiologi
Merupakan penyakit metabolisme tulang yang

terbanyak > 200 juta orang didunia. Diperkirakan 1 dari 2 wanita dan 1 dari 5 pria berusia diatas 50 tahun pernah mengalami patah tulang akibat osteoporosis. Female : male = 4:1

Etiologi dan faktor resiko


Faktor lingkungan :
Perokok Nikotin mempercepat penyerapan

tulang, menurunkan kadar dan aktivitas hormon estrogen, kalsium, dan vitamin D dalam tubuh.
Sex :
Wanita Postmenopause ,riwayat histerektomi

dan oophorectomi Penurunan estrogen penurunan produksi OPG Meningkatkan aktivitas osteoklas Laki laki (hypogonadisme sekunder)androgen rendah

Medikasi
Glukortikoid, heparin, siklosporin dosis tinggi,

methotrexat dan medroxyprogesteron peningkatan resorpsi tulang. Steroid penekanan osteblas sehingga meghambat pembentukan tulang baru.
Penyakit

Hipertiroid meningkatkan proses romedelling

tulang (resorbsi > deposisi) Hiperparatiroid mobilisasi kalsium dan fosfat dari tulang meningkat Defisiensi vit D absorbsi kalsium menurun PTH meningkat

Diabetes melitus kepadatan tulang berkurang

secara merata (pada kaki lebih berat)


Umur 50 atau lebih tua Menopause dini atau menarche yang terlambat Amenorhea Post menopause Body mass index <19 Faktor Genetik, riwayat keluarga yang menderita

osteoporosis Sedentary lifestyle

Klasifikasi
Osteoporosis tipe I Senile Osteoporosis (II) Juvenile Osteoporosis (III) Sekunder Penyakit, obat-obatan, gaya hidup

Primer

General

Osteoporosis

Lokal

Disuse osteoporosis

Patogenesis (primer)
Aktivitas osteoklas meningkat (Sel T, IL1, IL6, TNF )

Sel T induksi apoptosis prematur dan hambat diferensiasi osteoblas (IL7) Estrogen Rendah Menopause Kalsium plasma menurun PTH meningkat Menurunkan OPG Meningkatkan aktivitas RANK-RANK Ligand

Aktifitas fisik
Kekuatan mekanik menstimulasi remodeling tulang

penurunan aktivitas fisik dapat menurunkan kepadatan tulang(orang tua)


Weight training exercise meningkatkan kepadatan tulang.

Penuaan
Penurunan progressive supply osteoblast yang

dibutuhkan oleh tubuh. Wanita 30-40% tulang korteks, dan 50% tulang trabekula Pria 15-20% tulang korteks, dan 25-30% tulang trabekula.

Defisiensi kalsium dan vitamin D

Kalsium plasma menurun

Sekresi PTH meningkat

Meningkatkan resorbsi kalsium dari tulang, menurunkan ekskresi kalsium oleh ginjal, dan meningkatkan produksi 1,25-dihidroksivitamin D (1,25[OH]2 D)

Osteoporotic fracture
2 mekanisme :
High energy trauma Low energy trauma.

Karakteristik : fragility fracture, low energy

trauma. Tulang yang sering mengalami fraktur adalah collum femur, vertebra, dan radius distal.

Gambaran klinis
Fraktur pada vertebra, pergelangan tangan,

pinggul, humerus, dan tibia


Fraktur vertebra nyeri punggung, deformitas

tulang belakang (kifosis anguler yang dapat menekan medulla spinalis) dan akhirnya menyebabkan paraparesis

Diagnosa
Anamnesa PF Radiologi

Anamnesa
Tinggi badan yang semakin menurun.

Obat obatan yang diminum.


Bagaimana keadaan haid selama masa

reproduksi. Apakah sering beraktivitas di luar rumah, sering mendapat paparan matahari cukup. Asupan kalsium Merokok, minum alkohol. Riwayat penyakit keluarga

Pemeriksaan fisik
Tinggi badan dan berat badan harus diukur pada

setiap penderita osteoporosis. Gaya berjalan , deformitas tulang, nyeri spinal. Kifosis dorsal atau gibbus dan penurunan tinggi badan.

Pemeriksaan radiologis
Penipisan korteks

Daerah trabekuler yang lebih lusen.


Tulang tulang vertebra yang memberikan

gambaran picture frame vertebra

Densitas masa Tulang


Wanita berumur 65 tahun dan pria berumur 70

tahun Pasien postmenopause dengan usia lebih rendah atau pria berusia 50-70 tahun dengan factor resiko terjadinya patah tulang Wanita perimenopause yang memiliki factor resiko terjadinya osteoporosis (berat badan rendah, medikasi) Orang dewasa dengan fragility fracture Orang dewasa dengan kondisi yang berkaitan dengan rendahnya massa tulang (rheumatoid arthritis) Orang dewasa yang menjalani pengobatan dengan obat-obatan yang dapat menurunkan massa tulang (misalnya, glucocorticoid, prednisone 5mg per hari) Menilai respon pengobatan osteoporosis

Teknik pemeriksaan :
Single energy X-Ray Absorpsiometry Quantitative Ultrasonography Quantitative computed tomography Dual Energy X-ray Absorptiometry (DEXA)

T score
Densitas massa tulang berhubungan dengan

Kekuatan tulang dan resiko fraktur untuk menilai hasil pemeriksaan densitometri tulang (WHO)

Z score
Perbandingan antara densitas tulang seseorang

dengan nilai rata rata dari orang yang berumur dan berjenis kelamin sama.

Penatalaksanaan
Tujuan :
Pencegahan fraktur, Stabilisasi atau pencapaian peningkatan massa

tulang, Pengurangan gejala fraktur dan deformitas skeletal Maksimalisasi fungsi fisik

Terapi pencegahan :
Intake nutrisi yang baik (kalsium dan vit D) Paparan sinar matahari Aktivitas fisik Gaya hidup sehat

Terapi farmakologis : hormon pengganti (estrogen

dan progesteron dosis rendah) Pembedahan fraktur

Anda mungkin juga menyukai