Anda di halaman 1dari 5

4.

1 ANALISIS SISTEM TRANSPORTASI


Analisis sistem transportasi bertujuan untuk mengetahui bagaimana sistem pergerakan
orang dan barang antara zona asal dan zona tujuan dalam wilayah yang bersangkutan..
4.8.1 Analisis Bangkitan dan Tarikan Pergerakan Lalu Lintas
Perjalanan penumpang bagi PKSN Long Nawang dibagi menjadi 2 (dua) yaitu zona asal
dan zona tujuan. Pada zona asal dan tujuan masing-masing memiliki fungsi penarik dan
fungsi produksi lalu lintas. Sedangkan pada pembahasan ini, terdapat asumsi yang
menyatakan bahwa zona asal hanya menghasilkan fungsi produksi (penghasil) lalu lintas.
Sedangkan zona tujuan sebagai zona penarik lalu lintas. Jadi hanya terdapat pergerakan
satu arah, yaitu dari zona asal di luar wilayah perencanaan, menuju zona tujuan di wilayah
perencanaan.

Pergerakan lalu lintas merupakan fungsi tata guna lahan yang menghasilkan arus lalu lintas.
Hasil dari perhitungan tarikan lalu lintas berupa jumlah kendaraan, orang atau angkutan
barang per satuan waktu.

Bangkitan dan tarikan lalu lintas tergantung pada dua aspek tata guna lahan :
1. Jenis tata guna lahan (jenis penggunaan lahan);
2. Jumlah aktivitas dan intensitas pada tata guna lahan tersebut.

Jenis tata guna lahan yang berbeda (pemukiman, pendidikan, dan komersial) mempunyai
ciri bangkitan lalu lintas yang berbeda, yaitu :
1. Jumlah arus lalu lintas;
2. Jenis lalu lintas (pejalan kaki, truk atau mobil);
3. Lalu lintas pada waktu tertentu (kantor menghasilkan lalu lintas pada pagi dan sore,
pertokoan menghasilkan arus lalu lintas sepanjang hari).

Zona-zona yang memberikan tarikan dan bangkitan akitivitas lalu lintas bagi PKSN Long
Nawang dan diperlukan sistem trasnportasi yang terintegrasi adalah:
1. Bandar Udara;
2. Pasar dan Pertokoan;
3. Wisata dan Rekreasi (taman).
4. Permukiman;
5. Sarana Pendidikan;
6. Sarana kesehatan;
7. Terminal Bus;
8. Sarana Perkantoran; dan
9. Pos Lintas Batas.

4.8.2 Analisis Pola Jaringan Jalan


Sistem jaringan jalan merupakan satu kesatuan jaringan jalan yang terdiri dari sistem
jaringan jalan primer dan sistem jaringan jalan sekunder yang terjalin dalam hubungan
hierarki. Sistem jaringan jalan disusun dengan mengacu pada rencana tata ruang wilayah
dan dengan memperhatikan keterhubungan antarkawasan dan/atau dalam kawasan
perkotaan, dan kawasan perdesaan.

Berdasarkan sifat dan pergerakan pada lalu lintas dan angkutan jalan, fungsi jalan
dibedakan atas arteri, kolektor, lokal, dan lingkungan. Fungsi jalan pada sistem jaringan
primer dibedakan atas:
• Jalan arteri primer,
Jalan arteri primer menghubungkan secara berdaya guna antarpusat kegiatan nasional
atau antara pusat kegiatan nasional dengan pusat kegiatan wilayah.
• Jalan kolektor primer,
Jalan kolektor primer menghubungkan secara berdaya guna antara pusat kegiatan
nasional dengan pusat kegiatan lokal, antarpusat kegiatan wilayah, atau antara pusat
kegiatan wilayah dengan pusat kegiatan lokal.
• Jalan lokal primer,
Jalan lokal primer menghubungkan secara berdaya guna pusat kegiatan nasional dengan
pusat kegiatan lingkungan, pusat kegiatan wilayah dengan pusat kegiatan lingkungan,
antarpusat kegiatan lokal, atau pusat kegiatan lokal dengan pusat kegiatan lingkungan,
serta antarpusat kegiatan lingkungan.
• Jalan lingkungan primer.
Jalan lingkungan primer menghubungkan antarpusat kegiatan di dalam kawasan
perdesaan dan jalan di dalam lingkungan kawasan perdesaan.

Perkembangan sistem transportasi mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan suatu


wilayah. Pola jaringan jalan pun, pada daerah-daerah baru, biasanya terbentuk mengikuti
bagaimana wilayah tersebut berkembang. Pada umumnya, pola jaringan jalan linier berada
pada jalan utama karena di sekitar jalan utama tersebut, guna lahan yang ada biasanya
berupa guna lahan komersial.

Pola jaringan jalan di PKSN Long Nawawng berpola linier yaitu jalan utama karena
merupakan turunan dari pola jaringan jalan Kabupaten Malinau secara keseluruhan.
Sedangkan untuk pola jaringan jalan lokal lebih beragam dan lebih cenderung berpola grid
dan radial karena merupakan pecahan/cabang dari jalan utama. Berdasarkan pola tersebut
maka pola perkembangan lahan lebih terkonsentrasi pada lahan sekitar jalan utama.

Adapun titik jalan yang membentuk pola linear adalah jalan – jalan utama seperti ruas jalan
utama Long Nawang ruas jalan Kolektor Primer Data Dian – Long Nawang – Long Apung
dan jalan strategis nasional dengan ruas jalan Long Nawang – Perbatasan Negara. jalan
yang membentuk pola Grid sebagian tersebar di hampir seluruh wilayah PKSN Long
Nawang yaitu kawasan pemukiman.

4.8.3 Analisis Fungsi dan Hierarki Jalan


Berdasarkan UU No : 38 Tahun 2004 tentang Jalan dan Panduan Penentuan Klasifikasi
Fungsi Jalan di Wilayah Perkotaan, Direktorat Jenderal Bina Marga Direktorat Pembinaan
Jalan Kota, peran/ fungsi jalan dapat dikelompokkan sebagai berikut :
1. Jalan Kolektor, merupakan jalan penghubung antara jalan arteri dengan jalan lokal yang
berfungsi sebagai penampungan dan pendistribusian transportasi yang memerlukan rute
jarak sedang dengan kecepatan rata-rata tidak terlalu tinggi dan mempunyai jalan masuk
jumlahnya terbatas. Persyaratan yang harus dipenuhi oleh jalan kolektor adalah :
 Kecepatan rencana > 40 km/jam
 Lebar badan jalan > 9,00 m
 Kapasitas jalan > volume lalu lintas rata-rata
 Tingkat kenyamanan dan keamanan yang dinyatakan dengan indeks permukaan tidak
kurang dari 2.
2. Jalan Lokal, melayani transportasi lokal dengan rute jarak pendek dengan kecepatan
rata-rata rendah dan mempunyai jalan masuk yang tidak terbatas. Persyaratan yang
harus dipenuhi oleh jalan lokal adalah :
 Kecepatan rencana > 20 km/jam
 Lebar jalan > 7,5 m
 Indeks permukaan tidak kurang dari 1

Pengaturan kecepatan dan lebar jalan minimum berdasarkan fungsi jalannnya menurut
Peraturan Pemerintah No. 34 Tahun 2006.

Tabel
Pengaturan Kecepatan dan Lebar Jalan Bedasarkan Fungsi Jalan
Fungsi jalan Hierarkhi Kecepatan rencana Lebar jalan
Kolektor Primer 40 Km/Jam 9,00 m
Sekunder 20 Km/Jam 9,00 m
Primer 20 Km/Jam 7,5 ,00 m
Lokal
Sekunder 10 Km/Jam 7,5 ,00 m
Sumber : Peraturan pemerintah No. 34 Tahun 2006

Pengembangan fungsi jaringan jalan di Kawasan PKSN Long Nawang untuk jangka
menengah pada beberapa ruas jalan yang menghubungkan aktivitas penting masyarakat
dalam lingkup Kawasan PKSN Long Nawang maupun dalam lingkup dengan wilayah di luar
Kawasan PKSN Long Nawang. Wilayah yang perlu dijadikan pusat perhatian terkait dengan
kegiatan peningkatan hierarkhi jaringan jalan ini antara lain jaringan jalan lokal yang
mengemban fungsi menjadi jaringan jalan kolektor serta beberapa jaringan jalan lokal yang
merupakan alternatif pergerakan kendaraan antar satu pusat aktivitas dengan pusat aktivitas
yang lainnya.

4.8.4 Analisis Angkutan Jalan Raya


Angkutan umum memiliki peran yang cukup besar dalam pembangunan perekonomian.
Angkutan jalan raya yang ada di Kawasan PKSN Long Nawang terbagi atas pelayanan
angkutan umum penumpang dan pelayanan angkutan umum barang.
1. Angkutan Penumpang
Sistem angkutan umum di Kawasan PKSN Long Nawang terdiri dari 2 jenis pelayanan,
yaitu trayek tetap dan teratur serta tidak dalam trayek tetap dan tidak teratur. Untuk
angkutan umum trayek tetap dan teratur terdiri dari trayek angkutan kota. Sedangkan
tidak dalam trayek tetap dan tidak teratur yang melayani Kawasan PKSN Long Nawang
adalah ojek. Wilayah yang belum dilalui oleh trayek angkutan kota ini yaitu Fatubenao,
Lolowa, Wekatimun, Weatuan dan Kuneru sehingga untuk menangkau tempat-tempat
tersebut harus menggunakan ojek.

2. Angkutan Barang
Selain angkutan penumpang di Kawasan PKSN Long Nawang juga dilintasi oleh
angkutan barang. Jenis angkutan barang di Kawasan PKSN Long Nawang meliputi
angkutan barang berat dan ringan. Jenis angkutan barang yang melintasi antara lain
pick up dan truk. Angkutan barang didominasi oleh angkutan pengangkut sembilan
bahan pokok (sembako) dan bahan bakar minyak dan gas. Untuk kebutuhan sembako,
diambil dari Samarinda melalui Long Ampung-Long Banggun-Melak-Samarinda.
Sedangkan untuk kebutuhan minyak dan gas di ambil dari Malaysia melaui jalur
perbatasan Long Betaoh-Tapak Mega.

4.8.5 Terminal
Sebagai salah satu prasarana penunjang transportasi, maka keberadaan terminal sangatlah
penting dalam merencanakan sistem transportasi darat. Pada dasarnya sebuah terminal
mempunyai empat fungsi pokok, antara lain yaitu:
1. Menyediakan akses ke kendaraan yang bergerak pada jalur khusus.
2. Menyediakan tempat dan kemudahan perpindahan atau pergantian moda angkutan dari
kendaraan yang bergerak pada jalur khusus ke moda angkutan lain.
3. Menyediakan sarana simpul lalu-lintas, tempat konsolidasi lalu-lintas.
4. Menyediakan tempat untuk menyimpan kendaraan.

Terminal selalu berkaitan erat dengan angkutan umum, baik penumpang maupun barang.
Ukuran suatu terminal sangat beragam, dari yang sangat luas dengan sarana yang lengkap
hingga yang sangat sederhana, yang hanya berupa tempat konsolidasi lalu-lintas. Kawasan
PKSN Long Nawang belum memiliki terminal, namun direncanakan akan di bangun terminal
Type A yang akan menghubungkan PKSN Long Nawang dengan kawasan di luar Kawasan
Long Nawang. Pembangunan terminal Type B ini diharapkan dapat meningkatkan
aksesibilitas penduduk dari dan ke Long Nawang.

Anda mungkin juga menyukai