Anda di halaman 1dari 2

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


MAN 1 Kampar adalah sekolah yang terletak di A. Rahman Samad. Sekolah ini berdiri
sejak 26 September 1988. MAN 1 Kampar memiliki akreditasi yaitu A. Sekolah ini memiliki
lahan yang luas, bersih dan nyaman. Saat ini jumlah siswa/i MAN 1 Kampar ± 630 orang.
MAN 1 Kampar memiliki banyak peraturan untuk mendisiplinkan siswa/inya.
Sekolah MAN 1 Kampar memiliki 21 kelas dan memiliki 3 jurusan yaitu IPA, IPS, dan
Agama. Pada kelas X terdiri dari IPA 2 kelas, IPS 4 kelas, dan Agama 2 kelas. Kelas XI
terdiri dari IPA 2 kelas, IPS 3 kelas, dan Agama 2 kelas. Dan kelas XII terdiri dari IPA 3
kelas dan IPS 3 kelas.
Sama halnya dengan sekolah yang lain, di MAN 1 Kampar para siswa/i memiliki
budaya mencontek saat ulangan maupun ujian. Telah kita ketahui bersama bahwa budaya
mencontek di kalangan pelajar sudah hal yang wajar bahkan seolah-olah sudah menjadi
tradisi. Mencontek sering kali diartikan sebagai bentuk solidaritas. Tapi solidaritas ini sering
disalah artikan yaitu bagaimana kita membantu teman, baik dalam hal positif maupun negatif.
Jika solidaritas diartikan sebagai solidaritas yang positif maka akan berdampak positif juga,
yaitu semakin eratnya rasa persatuan. Tapi jika solidaritas disalah artikan dengan
memberikan contekan kepada teman tentu saja ini akan menyimpang arti dari solidaritas yang
sebenarnya. Biasanya mereka beranggapan jika tidak memberikan contekan maka akan di
anggap pelit dan tidak mempunyai teman. Hal ini yang membuat kita serba salah sehingga
kita tetap mencontek meskipun kita tahu bahwa apa yang kita lakukan adalah hal yang salah.
Sadar atau tidak mencontek dapat mendatangkan bahaya baik jangka pendek maupun
jangka panjang, baik bagi penyontek maupun yang dicontek. Bila seorang siswa terbiasa
mencontek, maka kebiasaan itulah yang akan membentuk dirinya. Beberapa karakter yang
dapat dihasilkan dari kegiatan mencontek antara lain mengambil milik orang lain tanpa ijin,
menyepelekan, senang jalan pintas dan malas berusaha keras. Bisa dipastikan, saat siswa
sudah dewasa dan hidup sendiri, tabiat-tabiat hasil perilaku mencontek mulai diterapkan
dalam kehidupan sehari-hari, seperti mencuri, korupsi, manajemen buruk, pemalas tapi ingin
jabatan dan pedapatan tinggi.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian dari mencontek?
2. Bagaimana tinjauan psikologi tentang mencontek?
3. Apa faktor yang menyebabkan para pelajar mencontek?
4. Apakah dampak dari perbuatan mencontek?
5. Bagaimana cara mengatasi kebiasaan mencontek dikalangan pelajar?

1.3 Tujuan
Tujuan dari pembuatan karya tulis ilmiah ini adalah untuk memberikan informasi
tentang pengertian mencontek dan faktor penyebab mencontek, untuk mengetahui tinjauan
psikologi tentang mencontek, dan memberikan masukan tentang cara-cara mengatasi
perbuatan mencontek di sekolah sehingga dapat memahami makna dari proses pembelajaran
atau pendidikan. Dengan ditulisnya karya ilmiah ini diharapkan juga dapat mengetahui akibat
dari perbuatan mencontek sehingga mempunyai kesadaran untuk tidak melakukan hal
tersebut dan dapat menghindarinya bahkan dapat meninggalkan kebiasaan tersebut.

1.4 Manfaat Penelitian


Adapun manfaat yang dapat diambil dari hasil penelitian ini adalah:
1. Bagi siswa/i MAN 1 Kampar
Memberi masukan dan informasi mengenai hubungan antara kepercayaan diri dengan
kecenderungan menyontek pada siswa MAN 1 Kampar, sehingga dapat mengembangkan dan
memanfaatkan kepercayaan diri sebagai salah satu karakter kepribadian untuk mengurangi
kecenderungan perilaku menyontek.

2. Bagi Peneliti Selanjutnya


Memberikan informasi empiris dan pemahaman yang lebih luas tentang hubungan
antara kepercayaan diri dengan kecenderungan menyontek pada siswa MAN 1 Kampar
sehingga dapat digunakan sebagai bahan penelitian selanjutnya.

Anda mungkin juga menyukai