Anda di halaman 1dari 22

PENGARUH PEMBERIAN AROMATERAPI PAPPERMINT

TERHADAP PENURUNAN EMESIS GRAVIDARUM


PADA IBU HAMIL TRIMESTER I
DI PUSKESMAS…………….SURABAYA

PROPOSAL

DISUSUN OLEH :
ZAHROTUL MUNAWAROH
NIM. P27824419098

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN
SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SURABAYA
JURUSAN KEBIDANAN
PROGRAM STUDI DIV KEBIDANAN
TAHUN 2019
PENGARUH PEMBERIAN AROMATERAPI PAPPERMINT
TERHADAP PENURUNAN EMESIS GRAVIDARUM
PADA IBU HAMIL TRIMESTER I
DI PUSKESMAS…………….SURABAYA

PROPOSAL

Diajukan sebagai salah satu syarat menyelesaikan pendidikan


Sarjana Terapan Kebidanan pada Program Studi DIV Kebidanan

DISUSUN OLEH :
ZAHROTUL MUNAWAROH
NIM. P27824419098

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN
SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SURABAYA
JURUSAN KEBIDANAN
PROGRAM STUDI DIV KEBIDANAN
TAHUN 2019
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :


Nama : Zahrotul Munawaroh
NIM : P27824419098
Program Studi : DIV Kebidanan
Judul Proposal : Pengaruh Pemberian Aromaterapi Pappermint Terhadap Penurunan

Emesis Gravidarum pada Ibu Hamil Trimester I di Puskesmas .......


Surabaya
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Proposal yang saya tulis ini benar-benar
merupakan hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambil alihan tulisan atau pikiran
orang lain yang saya akui sebagai hasil tulisan atau pikiran saya.
Apabila di kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan Proposal ini hasil jiplakan,
maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut.

Surabaya, 16 September 2019


Yang membuat pernyataan,

Zahrotul Munawaroh
NIM. P27824419098
LEMBAR PENGESAHAN

Proposal Skripsi dengan judul Pengaruh Pemberian Aromaterapi Pappermint Terhadap


Penurunan Emesis Gravidarum pada Ibu Hamil Trimester I
di Puskesmas ................... Surabaya
oleh Zahrotul Munawaroh NIM : P27824419098 ini
telah dipertahankan di depan Dewan Penguji Ujian Proposal Skripsi
pada tanggal............

Ketua Penguji Penguji Anggota I Penguji Anggota II

( ) ( ) ( )
NIP. NIP. NIP.

Mengetahui,
Ketua Program Studi DIV Kebidanan

................................
NIP. ...................................
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan rahmat-Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan Proposal Skripsi yang berjudul “Pengaruh Pemberian
Aromaterapi Papermint Terhadap Penurunan Emesis Gravidarum pada Ibu Hamil Trimester I
di Puskesmas ....... Surabaya” sebagai salah satu syarat menyelesaikan pendidikan Sarjana
Terapan Kebidanan pada Program Studi DIV Kebidanan Politeknik Kesehatan Kementerian
Kesehatan Surabaya.
Dalam hal ini, penulis banyak mendapatkan bantuan dari berbagai pihak, karena itu
pada kesempatan kali ini penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada :
1. ....................selaku Direktur Politeknik Kesehatan Kemenkes Surabaya yang telah
memberikan kesempatan menyusun Proposal Skripsi ini.
2. ...................., selaku Ketua Jurusan Kebidanan Politeknik Kesehatan Kemenkes
Surabaya.
3. ..................., selaku Ketua Program Studi DIV Kebidanan Poltekkes Kemenkes
Surabaya yang telah memberikan kesempatan menyusun Proposal Skripsi ini.
4. ....................., selaku pembimbing utama yang telah memberikan bimbingan sehingga
Proposal Skripsi ini dapat terselesaikan.
5. .................., selaku pembimbing pendamping yang telah memberikan bimbingan
sehingga Proposal Skripsi ini dapat terselesaikan.
6. ....................., selaku ketua penguji Proposal Skripsi.
7. ................... selaku pembimbing lahan yang telah memberikan bimbingan sehingga
Proposal Skripsi ini dapat terselesaikan.
8. Orang tua yang selalu mendoakan dan memberi semangat dalam penyusunan Proposal
Skripsi ini.
9. Teman-teman yang telah membantu dalam penyusunan Skripsi ini.

Semoga Tuhan Yang Maha Esa memberikan balasan pahala atas segala amal baik
yang telah diberikan dan semoga Proposal Skripsi ini berguna bagi semua pihak yang
memanfaatkan.

Surabaya, September 2019

Penulis
DAFTAR ISI
DAFTAR SINGKATAN

1. ANC
2. HCG
3. KIE
4. NVP
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Tujuan SDGs yang ke 3 yaitu memastikan kehidupan yang sehat dan mendukung
kesejahteraan bagi semua untuk semua usia, termasuk ibu hamil. Kehamilan merupakan
suatu proses yang fisiologis, namun beberapa masalah juga dapat terjadi saat kehamilan,
salah satunya adalah mual dan muntah. Mual dan muntah pada kehamilan (Emesis
Gravidarum) adalah gangguan yang sangat umum dilaporkan pada 70 - 80% dari semua
wanita hamil, gejalanya akan muncul pada 2-4 minggu setelah pembuahan, memuncak
antara 9 sampai 16 minggu kehamilan dan umumnya sembuh pada kehamilan 22 minggu
(Bustos, 2017). Hiperemesis Gravidarum merupakan suatu keadaan yang ditandai rasa
mual dan muntah yang berlebihan. Apabila ibu hamil yang mengalami hal-hal tersebut
tidak melakukan penanganan dengan baik dapat menimbulkan masalah lain yaitu
peningkatan asam lambung dan selanjutnya dapat menjadi gastritis (Siti, 2019). Selain itu,
pada 10-35% pasien dengan gejala emesis, dapat menyebabkan peningkatan perasaan
depresi, dan dapat menyebabkan dampak negatif pada pekerjaan, tugas rumah tangga,
pengasuhan dan hubungan keluarga (Bustos, 2017).
Berdasarkan data di Indonesia, perbandingan insidensi mual dan muntah yang
mengarah pada patologis atau yang disebut hiperemesis gravidarum 4 : 1000 kehamilan.
Diduga 50% sampai 80% ibu hamil mengalami mual dan muntah dan kira-kira 5% dari
ibu hamil membutuhkan penanganan untuk penggantian cairan dan koreksi
ketidakseimbangan elektrolit. Sedangkan angka kejadian mual dan muntah di Jawa Timur
adalah 10-15% dari jumlah ibu hamil yang ada, yaitu sebanyak 182.815 pada tahun 2015.
Hiperemesis gravidarum dapat dipengaruhi oleh faktor hormonal; faktor psikologis
faktor paritas; faktor nutrisi; faktor alergi; dan kurangnya pengetahuan, informasi, dan
komunikasi antara wanita dan pemberi asuhan. Sebagian besar ibu hamil tidak ingin
menggunakan obat-obatan selama kehamilan, karena takut akan efek teratogenik.
Penggunaan pengobatan komplementer dan alternatif sudah umum digunakan, terutama
pada wanita usia subur (Bustos, 2017).
Saat ini, bidan sering menggunakan terapi komplementer dalam profesi mereka.
Aromaterapi adalah salah satu jenis obat alternatif yang umum direkomendasikan oleh
bidan. Metode ini adalah cabang jamu yang menggunakan aspek medis dari minyak
esensial (Joulaeerad, 2018). Salah satu aromaterapi yang dapat digunakan untuk
mengurangi mualdan muntah pada ibu hamil adalah papermint. Pappermint banyak
dimanfaatkan untuk mengatasi mual, mabuk kendaraan, bahkan vertigo. Pappermint
berbau harum dan mempunyai rasa pedas dan isis yang menghangatkan tubuh sehingga
dapat dimanfaatkan sebagai preskipsi pengobatan (Kartikasari, 2017). Dari hasil uraian di
atas, maka peneliti melakukan penelitian tentang “Pengaruh Pemberian Aromaterapi
Papermint Terhadap Penurunan Emesis Gravidarum pada Ibu Hamil Trimester I di
Puskesmas ....... Surabaya”

1.2 Identifikasi Faktor Penyebab Masalah


Mual dan muntah pada kehamilan merupakan komplikasi yang sering terjadi pada
ibu hamil sampai usia kehamilan 22 minggu. Dampak mual dan muntah apabila tidak
ditangani dengan baik maka akan menimbulkan gejala mual dan muntah yang berat
(intractable) serta persisten yang terjadi pada awal kehamilan sehingga mengakibatkan
dehidrasi, gangguan elektrolit atau defisiensi nutrien yang dikenal sebagai hiperemesis
gravidarum (Yantina, 2016).
Penelitian ini dilakukan di Puskesmas………….. Surabaya karena memiliki sarana
yang cukup untuk melakukan penelitian. Berdasarkan jumlah kunjungan antenatal care
(ANC) yang banyak dan belum ada penelitian mengenai pengaruh pemberian aromaterapi
papermint terhadap penurunan emesis gravidarum pada ibu hamil trimester I.

1.3 Rumusan Masalah


Apakah ada pengaruh pemberian aromaterapi papermint terhadap penurunan emesis
gravidarum pada ibu hamil trimester I di Puskesmas……..Surabaya?

1.4 Tujuan Penelitian


1.4.1 Tujuan Umum
Mengetahui pengaruh pemberian aromaterapi papermint terhadap penurunan
emesis gravidarum pada ibu hamil trimester I di Puskesmas……..Surabaya.
1.4.2 Tujuan Khusus
a. Mengidentifikasi frekuensi emesis pada ibu hamil sebelum diberikan
aromaterapi papermint pada ibu hamil trimester I di Puskesmas ………………
Surabaya.
b. Mengidentifikasi frekuensi emesis pada ibu hamil setelah diberikan aromaterapi
papermint pada ibu hamil trimester I di Puskesmas ……………… Surabaya.
c. Menganalisis pengaruh pemberian aromaterapi papermint terhadap penurunan
emesis gravidarum pada ibu hamil trimester I di Puskesmas……..Surabaya.

1.5 Manfaat Penelitian


1.5.1 Manfaat Teoritis
a. Bagi Institusi Pendidikan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wacana, kepustakaan dan
dapat mengembangkan ilmu pengetahuan, khususnya di bidang kebidanan
tantang cara mengatasi emesis pada ibu hamil trimester 1 dengan
aromaterapi papermint.
b. Bagi Peneliti Lain
Dapat digunakan sebagai salah satu data dasar untuk digunakan penelitian
selanjutnya khususnya tentang pengaruh pemberian aromaterapi papermint
terhadap penurunan emesis gravidarum pada ibu hamil trimester I.
1.5.2 Manfaat Praktis
a. Bagi Penulis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan penulis dan
membuktikan efek pemberian aromaterapi papermint terhadap penurunan
emesis gravidarum sehingga dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
b. Bagi Tempat Penelitian
Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan informasi tentang pengaruh
pemberian aromaterapi papermint terhadap penurunan emesis gravidarum pada
ibu hamil trimester I.
c. Bagi Profesi
Hasil penelitian ini dapat menambah motivasi bidan dalam pemberian layanan
pada ibu hamil trimester I dengan emesis gravidarum secara nonfarmakologis
menggunakan aromaterapi papermint.
d. Bagi Responden
Hasil penelitian ini dapat menambah motivasi ibu hamil dalam mengatasi
emesis gravidarum secara alami, murah, dan mudah menggunakan aromaterapi
papermint agar tidak mengalami masalah yang lebih serius.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kajian Teoritik


2.1.1 Konsep Dasar Emesis Gravidarum
2.1.1.1 Pengertian Emesis Gravidarum
Emesis gravidarum adalah rasa mual muntah yang terjadi pada
kehamilan di trimester I ( 0-12 minggu ) yang terjadi setiap saat dan terus
berlanjut sampai dengan usia 14-16 minggu setelah itu berkurang dan
menghilang (Malia, 2018).
2.1.1.2 Epidemiologi
Hiperemesis gravidarum ini banyak terjadi pada orang Asia dibanding
orang Amerika atau Eropa. Hiperemesis gravidarum terjadi di seluruh dunia
dengan angka kejadian yang beragam mulai dari 1-3% di Indonesia, 0,3%
di Swedia, 0,5% di California,0,8% di Canada, 10,8% di China, 0,9% di
Norwegia, 2,2% di Pakistan dan 1,9%di Turki.
2.1.1.3 Etiologi
Mual dan muntah pada kehamilan terjadi karena pengaruh hCG,
penurunan tonus otot-otot traktus digestivus sehingga seluruh traktus
digestivus mengalami penurunan kemampuan bergerak. Peningkatan kadar
Human Chorionic Gonadotropin (hCG) akan menginduksi ovarium untuk
memproduksi estrogen yang dapat memancing kenaikan asam lambung
sehingga merangsang mual dan muntah (Siti, 2019). Faktor lain yang dapat
menimbulkan emesis gravidarum adalah faktor psikologis faktor paritas;
faktor nutrisi; faktor alergi; dan kurangnya pengetahuan, informasi, dan
komunikasi antara wanita dan pemberi asuhan.
2.1.1.4 Gejala Klinis
Gejala klinis emesis gravidarum adalah kepala pusing, terutama pagi
hari, disertai mual dan muntah sampai kehamilan berusia 4 bulan.
2.1.1.5 Mekanisme Emesis Gravidarum
Mekanisme mual dan muntah merupakan rantai panjang yang
dikendalikan oleh keseimbangan antara dopamin, serotonin, histamin, dan
asetilkolin (Gambar 2.1). Penurunan serotonin dalam darah akan
meningkatkan terjadinya mual dan muntah.
2.1.1.6 Penanganan Emesis Gravidarum
Penanganan emesis gravidarum menurut Manuaba, yaitu perlunya
komunikasi, informasi dan edukasi (KIE) tentang ibu hamil muda yang
selalu dapat disertai emesis gravidarum akan berangsur-angsur berkurang
sampai umur kehamilan 4 bulan. Dinasehatkan agar tidak terlalu cepat
bangun dari tempat tidur, sehingga tercapai adaptasi aliran darah menuju
susunan saraf pusat. Nasehat diet, dianjurkan makan dengan porsi kecil,
tetapi lebih sering. Makanan yang merangsang timbulnya mual dan muntah
dihindari.
Pengobatan ringan tanpa masuk Rumah Sakit pada emesis
gravidarum seperti vitamin yang diperlukan (vitamin B kompleks,
mediamer B6, sebagai vitamin dan antimuntah, pengobatan sedatif ringan
(luminal/barbiturat/valium 3 x 30 mg), antimual-muntah (stemetil,
primperan, emetrol, dan lainnya), nasihat pengobatan (banyak minum air
atau minuman lain, hindari minuman atau makanan yang asam untuk
mengurangi iritasi lambung) dan nasehat kontrol antenatal care
(pemeriksaan kehamilan lebih sering, segera datang bila terjadi keadaan
abnormal) (Manuaba, 2009). Terapi nonfarmakologi dapat dilakukan
dengan cara akupuntur, aromaterapi, pendekatan nutrisional, terapi
manipulatif, dan pendekatan psikologis (Andriani, 2017).
2.1.1.7 Komplikasi
Muntah yang terus-menerus disertai dengan kurang minum yang
berkepanjangan dapat menyebabkan dehidrasi. Jika terus berlanjut, pasien
dapat mengalami syok. Dehidrasi yang berkepanjangan juga menghambat
tumbuh kembang janin. Selain dehidrasi, akibat lain muntah yang persisten
adalah gangguan keseimbangan elektrolit seperti penurunan kadar natrium,
klor dan kalium, sehingga terjadi keadaan alkalosis metabolik hipokloremik
disertai hiponatremia dan hipokalemia (Gunawan dkk, 2011).
Emesis gravidarum yang berat juga dapat membuat pasien tidak
dapat makan atau minum sama sekali, sehingga cadangan karbohidrat
dalam tubuh ibu akan habis terpakai untuk pemenuhan kebutuhan energi
jaringan. Akibatnya, lemak akan dioksidasi. Namun, lemak tidak dapat
dioksidasi dengan sempurna dan terjadi penumpukan asam aseton-asetik,
asam hidroksibutirik, dan aseton, sehingga menyebabkan ketosis. Salah satu
gejalanya adalah bau aseton (buah-buahan) pada napas (Gunawan dkk,
2011).

2.1.2 Konsep Dasar Aromateapi


2.1.2.1 Pengertian Aromaterapi
Kata aromaterapi berarti terapi dengan memakai minyak esensial
yang ekstrak dan unsur kimianya diambil dengan utuh. Aromaterapi adalah
bagian dari ilmu herbal (herbalism) (Poerwadi, 2006). Sedangkan menurut
Sharma (2009) aromaterapi berarti ‘pengobatan menggunakan
wangiwangian’. Istilah mual muntah juga merujuk pada penggunaan
minyak esensial dalam penyembuhan holistik untuk memperbaiki kesehatan
dan kenyamanan emosional dan dalam mengembalikan keseimbangan
badan.
2.1.2.2 Cara Kerja Aromaterapi
Secara farmakologi, aromaterapi bekerja di dalam tubuh manusia
melalui dua sistem, yaitu melalui sitem saraf dan sistem sirkulasi. Melalui
jaringan saraf yang mengantarnya, sistem saraf akan mengenali bahan
aromatic sehingga sistem saraf vegetative-yaitu sistem saraf yang berfungsi
mengatur fungsi organ seperti mengatur denyut jantung, pembuluh darah,
pergerakan saluran cerna akan terangsang.
2.1.2.3 Cara Pemberian Aromaterapi
Cara pemberian aromaaterapi antara lain :
a. Pijat
Pijat merupakan metode perawatan yang paling banyak dikenal
dalam kaitannya dengan aromaterapi. Minyak esensial mampu
menembus kulit dan terserap ke dalam tubuh, sehingga memberikan
pengaruh penyembuhan dan menguntungkan pada berbagai jaringan dan
organ internal. Minyak yang digunakan dalam pijat pertama dilarutkan
dengan dicampur dengan minyak dasar dn tidak boleh dipakai langsung
padk mengetahui kulit dalam bentuk murni karena bisa menimbulkan
reaksi alergi yang merugikan. Ahli aromateapi dapat merancang pijatan
seluruh tubuh seseorang berdasarkan pada riwyat akurat yang diambil
dari pasien dan banyak pengalaman dalam menggunakan minyak
esensial. Minyak akan dipilih secara khusus untuk menyesuaikan
temperamen pasien dan juga untuk mengatasi berbagai persoalan medis
dan emosional tertentu yang dapat menyusahkan dirinya. Meskipun
belum ada pengganti untuk pijat aromaterapi yang memberikan ksejukan
dalm jangka waktu panjang yang diberikan oleh seorang ahli terapi,
teknik-teknik tersebut tidak sulit untuk dipelajari dan dapat dilakukan
secara memuaskan di rumah.
b. Penghirupan / Inhalasi
Akses minyak esensial melalui hidung (nasal passages) merupakan
rute yang jauh lebih cepat disbanding cara lain dalam penanggulangan
problem emosional seperti stress dan depresi termasuk beberapa jenis
sakit kepala, karena hidung mempunyai kontak langsung dengan bagian-
bagian otak yang bertugas merangsang terbentuknya efek yang
ditimbulkan oleh minyak esensial. Hidung sendiri bukanlah organ untuk
membau, tetapi hanya memodifikasi suhu dan kelembaban udara yang
masuk serta mengumpulan benda asing yang mungkin ikut terhisap.
Saraf otak (cranial) ertama bertanggung jawab terhadap indera pembau
dan menyampaikannya pada sel-sel reseptor. Ketika aromaterapi tersebut
dihirup, molekul yang mudah menguap (volatile) dari minyak 38
tersebut dibawa oleh arus kea tap hidung di mana silia-silia yang lembut
muncul dari sel-sel reseptor. Ketika molekul-molekul itu menempel pada
rambut-rambut tersebut, suatu pesan elektrokimia akan ditransmisikan
melaui bola dan saluran olfactory kedalam sitem limbic. Hal ini akan
merangsang memori dan respon emosional. Hipotalamus berpern sebagai
relay dan regulator, memunculkan pesan-pesan yang harus disampaikan
ke bagian lain otak serta bagian bdan yang lain. Pesan yang diterima itu
kemudian diubah menjadi tindakan yang berupa pelepasan senyawa
elektrokimia yang menyebabkan euphoria, relaks, atau sedatif. Sistem
limbic ini terutama digunakan dalam ekspresi emosi. Inhalasi dilakukan
dengan berbagai cara, seperti :
1) Dengan bantuan botol semprot
Botol semprot (spray bottle) biasa digunakan untuk
meghilangkan udara yang berbau kurang enak pada kamar pasien.
Minyak yang biasa digunakan adalah minyak Pinus sylvestris,
Thymus vulgaris, Syzigium aromaticum, Eucalyptus smithii, dan
Mentha piperita. Dengan dosis 10-12 tetes dalam 250 ml air, setelah
dikocok kuatkuat terlebih dahulu, kemudian disemprotkan ke kamar
pasien.
2) Dihirup Melalui Tissue
Inhalasi dari kertas tissue yang mengandung minyak esensial 4-
5 tetes (3 tetes pada anak kecil, orang tua, ibu hamil) sangat efektif
bila dibutuhkan hasil yang cepat (immediate result), dengan 2-3 kali
tarikan nafas dalam-dalama. Untuk mendapatkan efek yang panjang,
39 tissue dapat diletakkan di dada sehingga minyak esensial yang
menguap akibat panas badan tetap terhirup oleh nafas pasien.
Menurut Rachmi (2005) Setiap 10 menit aromaterapi diganti karena
aromaterapi sangat mudah menguap dengan bercampur ke udara
sehingga jika digunakan terlalu lama , maka aromaterapi akan habis.
3) Dihisap Melalui Telapak Tangan
Inhalasi dengan menggunakan telapak tangan merupakan
metode yang baik, tetapi sebaiknya hanya dilakukan oleh orang
dewasa saja. Satu tetes minyak esensial diteteskan pada telapak
tangan yang kemudian ditelungkupkan, dogosokkan satu sama lain
dan kemudian ditutupkan ke hidung. Mata pasien sebaiknya terpejam
saat melakukan hal ini. Paseien dianjurkan untuk menarik nafas
dalam-dalam. Cara ini sering dilakukan untuk mengatasi kesukaran
dalam pernapasan atau kondisi stress.
4) Penguapan
Cara ini digunakan untuk mengatasi problem respirasi dan
masuk angin(Commond cold). Untuk kebutuhan ini digunakana suatu
wadah dengan air panas yang ke dalamnya diteteskan minyak esensial
sebanyak 4 tetes, atau 2 tetesuntuk anak dan wanita hamil. Kepala
pasien menelungku dia atas wasah dan disungkupkan dengan handuk
sehinggatidak ada uap yang keluar dan pasien dapat menghirupnya
secara maksimal Selama penanganan, pasien diminta untuk menutup
matanya (Koesoemidyah, 2009)
c. Kompres
Kompres efektif untuk menyembuhkan berbagai macam sakit,
nyeri otot, dan rematik sekaligus rum-ruam dan sakit kepala. Untuk
mempersiapkan kompres, tambahkan 5 tetes minyak pada semangkun
kecil air. Rendam sepotong kecil flannel atau bahan serbet lainnya dalam
larutan tersebut. Peraslah kain basah yang berlebihan (meskipun
kompres harus tetap cukup basah) dan pastikan posisinya dengan
pembalut atau lekatkan lapisan tipis. Untuk rasa nyeri yang akut,
kompres harus diulang-ulang bila telah mencapai Blood temperature,
jika tidak maka kompres harus tetap dibiarkan pada posisinya selama
minimal dua jam dan yang lebih baik adalah semalam. Air dingin harus
digunakan bilamana demam, nyeri akut, au pembengkakan yang panan
menuntut perawatan, sedangkan air haus panas jika nyeri tersebut telah
kronis. JIka ada demam, kompres harus sering diganti.
d. Mandi
Mandi yang sebagian besar orang merasakan manfaatnya untuk
relaksasi adalah mandi panas yang sebelumnya telah ditambahkan
persiapan wewangian yang memiliki khasiat trtentu, Sebagian besar
persiapan ini mengandung minyak esensial yang digunakan dalam
aromaterapi. Penambahan beberapa tetes minyak esensial pada air mandi
dapat menenangkan dan melemaskan, meredakan sakit dan nyeri, dan
juga dapat menimbulkan efek ransangan, menghilankan keletihan dan
mengembalikan tenaga. Di samping itu, ada manfat tambahan uap
minyaknya uang minyaknya saat menguap dari air panas. Mandi yang
bisa dilakukan seperti mandi berendam. Tambahkan beberapa tetes 5-10
minyak esensial pada bak mandi setelah airnya dimasukkan dan tutup
pintunya untuk menjada aagar uap aromanya tidak hilang. Pilihan
minyak spenuhnya terserah pada masing-masing orang, tergantung pada
efek yang diinginkan, meskipun orang-orang yang mengalami kulit
sensitive dianjurkan untuk menggunakan minyk yang telah mengalami
kulit sensitive dianjurkan untuk menggunakan mnyak yang telah
dilarutkan dalam minyak dsar sebelum mandi. Mandi dengan minyak
esensial dapat merangsang dan menyegarkan kembali atau melemaskan
dan menenangkan tergantung pada minyak yang dipilih: minyak mawar
dan pinus dapat menimbulkan efek menenangkan pada anggota badan
yang lelah atau sakit, chamomile dan lavender popular untuk meredakan
insomnia dan kecemasan. Pengaruh serupa (meskipun sebenarnya tidak
sangat menenangkan) dapat diperoleh di tengah-tengah mandi dengan
merendam sepotong spons dalam campuran minyak esensial, kemudian
menggosokkannya pada tubuh di bawa semprotan air hangat.
e. Mandi kaki (Rendam Kaki)
Kaki lelah dan bengkak dapat disegarkan kembali dengan
direndam dalam baskom air hangat yang mengandung 4-5 tetes minyak
lavender, peppermint, rosemary, atau thyme. Aduk dan kemudian
rendam selama minimal 10 menit untuk mendapatkan manfaat.
f. Cuci vulva
Cuci vulva berguna untuk membantu mencegah infeksi,
menyemprot vagina tidak boleh digunakan di periode intrapartum dan
pascapartum. Gunakan 3 tetes minyak esensial ke dalam satu liter air
hangat, aduk dan alirkan ke area vulva (Medforth, 2012) .
g. Spray Ruangan
Caranya, 10 tetes minyak dimasukkna ke dalam 200 ml air, lebuh baik
dalam wadah pipa semprot spray yang halus. (Medforth, et al. 2012)
h. Penguap (vaporizer atau diffuser)
Pembakaran murni dilarang di dalam unit maternitas, tetapi
penguap elektrik adalah yang paling cocok dan aman untuk digunakan di
institusi. 1-2 tetes minyak esensial diteteskan dan penguap dinyalakan
selama tidak lebih dari 10-15 menit per jam untuk mencegah intiksikasi
minyak yang telah dipilih. Jika wanita ingin menguap minyak esensial di
rumah melalui sebuah alat dengan pembakar murni, mereka harus
dianjurkan untuk menggunakanna secra tepat dan diinformasikan tentang
implikasi keamanannya (Medforth, et al. 2012).
2.1.2.4 Dosis Pemberian Aromaterapi
Menurut Dr. Primadiati, Rachmi (2002 58-59) Minyak essensial
merupakan bahan yang bersifat sangat kuat dan harus diencerkan terlebih
dahulu sebelum digunakan. Menggunakan minyak essesnsial dengan dosis
ganda tidak berarti mendapat manfaat ganda pula. Dosis minyak essensil
yang berlebihan akan sangat beracun dan menimbulkan perasaan mual.
Cara terbaik untuk melarutkan minyak essensial adalah dengan
menggunakan minyak pengencer, yang disebut juga minyak karier (carier
oil) seperti Minyak Zaitun (Virgin Olive Oil). Agar minyak esensail dapat
digunakan dengan aman, para ahli telah menetapkan suatu kadar larutan
ideal yang dapat digunakan pada kondisi normal (yaitu tanpa indikasi atau
tanpa suatu kelainan). Larutan ini dikenal dengan nama larutan standar,
yaitu dengan konsentrasi 1-2 % untuk penggunaan pada wajah dan larutan
dengan konsentrasi 3% untuk penggunakan pada tubuh.

2.1.2.5 Kontraindikasi Aromaterapi


Menurut Dr. Primadiati, Rachmi (2005), kontraindikasi pemberian
aromaterapi sebagai berikut : 44 a. Penderita kanker, gangguan sirkulasi
dan jantung, kecuali dibawah pengawasan aromatherapist atau
aromatologist. b. Adanya kelainan atau penyakit kulit, seperti infeksi,
peradangan, varises, patah tulang, luka memar yang terbuka, serta
peradangan kulit terutama untuk pemberian aromaterapi dengan massase.

2.2 Kaitan antar Variabel


Rasa mual pada kehamilan dapat ditangggulangi dengan menggunakan terapi
pelengkap antara lain dengan aromaterapi. Salah satu aromaterapi yang dapat
menurunkan mual muntah dalam kehamilan adalah aromaterapi papermint.
Aroma terapi adalah salah satu cara pengobatan penyakit dengan menggunakan
bau-bauan yang umumnya berasal dari tumbuh-tumbuhan serta berbau harum, gurih, dan
enak yang disebut minyak asiri atau minyak esensial (Sari, 2018). Minyak esensial
merupakan hasil ekskresi tumbuhan yang memiliki sel dan komposisi yang menyerupai
jaringan manusia. Minyak tersebut bersifat mudah menguap, berbau wangi, dan larut
dalam lemak. Bahkan aromaterapi tanaman ini mengandung terpena alcohol, aldehyde,
keton, ester, fenol, dan alcohol yang terbentuk pada sitoplasma sel tumbuhan. Ilmu
kedokteran telah 33 menggunakan sari aromaterapi tumbuhan untuk mengobati berbagai
macam penyakit. Beberapa penelitian ilmiah pada dunia kedokteran modern
menunjukkan bahwa efek sari aromatic tumbuhan hampir menyerupai mekanisme kerja
hormone dalam tubuh manusia. Walaupun komposisi sari aromatic dan hormone tidak
serupa, tetapi keduanya mmepunyai hubungan kerja yang sangat serupa. Tanaman
memiliki mekanisme enkobiologi yang sangat kompleks dalam proses kehidupan seperti:
a. Melakukan ekskresi bahan beracun untuk fungsi-fungsi katabolisme.
b. Menghasilkan efek antibiotic untuk melindungi diri dari infeksi jamur, bakteri, virus,
atau serangga.
c. Mengeluarkan ektohormon untuk membantu proses tumbuh kembang dan proses
pematangan; d. Mempertahankan diri dari segala paparan dari dunia luar.
e. Mengeluarkan substansi untuk menarik perhatian binatang maupun serangga untuk
proses penyerbukan.
f. Mengaktivasi proses metabolisme dalam tumbuhan itu sendiri. Dengan demikian,
beberapa unsur tanaman mempunyai mekanisme kerja yang snagat bermanfaat bagi
proses penyembuhan suatu gangguan dengan cara mengaktivasi energy dan
metabolisme dalam tubuh selain juga merangsang daya kerja sel-sel tubuh dengan
cara meningkatkan proses sirkulasi pada jaringan tubuh manusia.
Ketika minyak essensial dihirup, memasuki hidung dan berhubungan dengan
reseptor di cilia berhubungan dengan tonjolan olfaktorius yang berada di ujung saluran
penciuman. Ujung dari saluran penciuman itu berhubungan dengan otak. Bau diubah
oleh cilia menjadi impuls listrik yang diteruskan ke otak lewat sistem olfaktorius, semua
impuls mencapai sistem limbik. Sistem limbik adalah bagian dari otak yang dikaitkan
dengan suasana hati, emosi, memori dan belajar kita. Semua bau yang mencapai sistem
limbik memiliki pengaruh kimia langsung pada suasana hati kita. Ketika semua impuls
dari aroma terapi sampai di sistem limbik, impuls tersebut akan memblok serotin (rasa
ingin muntah) sehingga mual muntah dapat ditekan karena lemon sendiri memiliki
manfaat untuk memblokir serotin. (Sharma, 2009)
Aromaterapi yang sering digunakan yaitu Peppermint (Mentha Pipperita).
Peppermint termasuk dalam marga labiatae, yang memiliki tingkat keharuman sangat
tinggi, serta memiliki aroma yang dingin, menyegarkan, kuat, bau mentol yang
mendalam
2.3 Dasar Teori
Essensial Oil Peppermint adalah penyembuahan terbaik untuk masalah
pencernaan. Minyak ini mengandung khasiat anti kejang dan penyembuhan yang andal
untuk kasus mual, salah cerna, susah membuang gas di perut, diare, sembelit. Juga sama
ampuhnya bagi penyembuhan sakit kepala, migrain dan juga pingsan (Yantina, 2016).
Peppermint mempunyai khasiat untuk mengatasi mual dan muntah pada ibu hamil, hal
ini dikarenakan kandungan menthol (50%) dan methone (10-30%) yang tinggi. Selain itu
Peppermint telah lama dikenal memberi efek karminatif dan antispsamodik, yang secara
khusus bekerja di otot halus saluran gastrointestinal dan saluran empedu, selain itu
Peppermint juga mengandung aromaterapi dan minyak esensial yang memiliki efek
farmakologis. Aromaterapi merupakan tindakan terapeutik dengan menggunkan minyak
essensial yang bermanfaat untuk meningkatkan keadaan fisik dan psikologi sehingga
menjadi lebih baik. Ketika minyak esensial dihirup, maka molekul akan masuk ke rongga
hidng dan merangsang sistem limbik di otak. Sistem limbik adalah daerah yang
mempengaruhi emosi dan memori serta secara langsung terkait dengan adrenal, kelenjar
hipofisis, hipotalamus, bagian-bagian bagian tubuh yang mengatur denyut jantung,
tekanan darah, stress, memori, keseimbangan hormon, dan pernafasan (Yantina, 2016).
BAB III
KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS PENELITIAN

3.1 Kerangka Konsep

Ibu Hamil TM I

Perubahan Fisiologis => emesis gravidarum

Penatalaksanaan Penatalaksanaan Penatalaksanaan


Farmakologis Non Farmakologis Komplementer

Antiemetik Pengaturan Diet Akupuntur


Antihistamin Dukungan emosional Pemberian Aromaterapi
Antikolinergenik
Kortikosteroid Aromaterap yang digunakan :
Jahe
Lemon
Mengandung minyak Spearmint
atsiri yang dapat Pappermint
memblok serotin

Frekuensi Emesis :
Aromaterapi dihirup => cilia => olfaktorius => impuls
Ringan : 1-8
listrik => system limbic => system impuls yang
Sedang : 9-16
mencapai system limbic akan memblok rasa mual
Berat : 17-24

3.2 Hipotesis Penelitian


Ada pengaruh pemberian aromaterapi papermint terhadap frekuensi emesis pada ibu
hamil trimester I.
DAFTAR PUSTAKA

Andriani, A. W. (2017). PENGARUH AROMATERAPI PEPPERMINT TERHADAP


KEJADIAN MUAL DAN MUNTAH PADA IBU HAMIL TRIMESTER I DI PUSKESMAS
MLATI II SLEMAN YOGYAKARTA.
Bustos, M. (2017). Nausea and Vomiting of Pregnancy- What’s New? 202, 62–72.
https://doi.org/doi: 10.1016/j.autneu.2016.05.002
Gunawan K dkk. Diagnosis dan tata laksana hiperemesis gravidarum [Internet]. Jakarta:
Departemen Obstetri Ginekologi, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia/ Rumah
Sakit Umum Pusat Cipto Mangunkusumo; 2011. (dikutip 2019 Nov 01). Diunduh dari
https://www.academia.edu/9044634/Artikel_Pengembangan_Pendidikan_Keprofesian_
Berkelanjutan_P2KB_Diagnosis_dan_Tata_Laksana_Hiperemesis_Gravidarum_Diagno
sis_and_Treatment_of_Hyperemesis_Gravidarum
Joulaeerad, N. (2018). Effect of Aromatherapy with Peppermint Oil on the Severity of Nausea
and Vomiting in Pregnancy: A Single-blind, Randomized, Placebo-controlled tria. 9, 33.
Kartikasari, R. I. (2017). AROMATERAPI PAPPERMINT UNTUK MENURUNKAN MUAL
DAN MUNTAH PADA IBU HAMIL. 09.
Malia, A. (2018). PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG EMESIS GRAVIDARUM DI
BPM ROZANNA KABUPATEN BIREUEN. III.
Manuaba IB. Emesis dan hiperemesis gravidarum. Didalam: Buku ajar patologi obstetri
untuk mahasiswa kebidanan. Jakarta: EGC; 2009. 41-46.
Sari, D. (2018). PENGARUH AROMA TERAPI LAVENDER TERHADAP KUALITAS TIDUR
LANSIA DI WISMA CINTA KASIH. 120–130.
https://doi.org/http://doi.org/10.22216/jen.v3i1.2433
Siti, R. (2019). STUDIFENOMENOLOGIKEJADIANHIPEREMESIS
GRAVIDARUMPADAIBUHAMILTRIMESTERI. 41–52.
https://doi.org/10.31983/jrk.v8i1.3844
Yantina, Y. (2016). PENGARUH PEMBERIAN ESSENSIAL OIL PEPPERMINT
TERHADAP INTENSITAS MUAL DAN MUNTAH PADA IBU HAMIL TRIMESTER I DI
DESA WAY HARONG TIMUR KECAMATAN WAY LIMA KABUPATEN PESAWARAN
TAHUN 2016. 02, 194–199.

Anda mungkin juga menyukai