Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH PERENECANAAN PEMBELAJARAN

“TUNTUNAN PERENCANAAN PEMBELAJARAN”

Dosen Pengampu :
Dra. Damaiwaty Ray, M.Pd / Dwi Septi Anjas Wulan, S.Pd, M.Pd
Nama Kelompok 1 :

Fachrina Sasya Umami Putri El Bahri (1182113002)


Nurul Adinda (1183113025)
Djanah Zaen Br Ginting (1182113015)
Roma Theresia Silitonga (1182112005)
Khofifah Apriani (1183113050)
Nur anisa Amalia (1183313018)
Siti Hamidah Pasaribu (1183113024)
Fery Refmil Hutasoit (1183113023)

PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2019/2020
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Tuhan yang telah menolong hamba-Nya menyelesaikan makalah ini
dengan penuh kemudahan. Tanpa pertolongan-Nya mungkin kami tidak akan sanggup
menyelesaikan dengan baik.

Makalah ini disusun agar pembaca dapat mengetahui Tuntunan Perencanaan


Pembelajaran yang kami sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber. Makalah ini
kami susun dengan berbagai rintangan.Baik itu yang datang dari diri kami sebagai penyusun
maupun yang datang dari luar.Namun dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari
Tuhan YME akhirnya makalah ini dapat terselesaikan.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada
pembaca.Walaupun makalah ini memiliki kelebihan dan banyak kekurangan.Kami mohon maaf
dan kami mengharapkan untuk saran dan kritik dari pembaca.Terima kasih.

Medan, 21 Februari 2020


Kelompok 1

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................................................... 2


DAFTAR ISI ......................................................................................................................................................... 3
BAB I .................................................................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN ................................................................................................................................................ 4
1.1. Latar Belakang ........................................................................................................................................... 4
1.2. Rumusan Masalah ...................................................................................................................................... 4
1.3. Tujuan dan Manfaat ................................................................................................................................... 4
BAB II .................................................................................................................................................................. 6
PEMBAHASAN ................................................................................................................................................... 6
2.1. Pentingnya Perencanaan Pembelajaran ...................................................................................................... 6
2.2. Empat Standart Kompetensi Guru ............................................................................................................. 7
2.2.1. Kompetensi Pedagogik ............................................................................................................... 7
2.2.2. Kompentensi Kepribadian........................................................................................................... 8
2.2.3. Kompetensi Profesional .............................................................................................................. 9
2.2.4. Kompetensi Sosial..................................................................................................................... 10
2.3. Tiga Komponen Utama Dalam Pendidikan Nasional .............................................................................. 11
2.3.1 Pendidik/Guru ............................................................................................................................ 12
2.3.2 Peserta Didik/Murid ................................................................................................................... 12
2.3.3 Kurikulum .................................................................................................................................. 12
BAB III ............................................................................................................................................................... 14
PENUTUP .......................................................................................................................................................... 14
3.1. Kesimpulan .............................................................................................................................................. 14
3.2. Saran ........................................................................................................................................................ 14
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................................................... 16

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Dari berbagai bentuk pengembangan kualitas sumberdaya manusia, pendidikan
dapat dikatakan sebagai katalisator utama pengembangan sumberdaya manusia.
Berkenaan perbincangan pendidikan, dalam konteks ke Indonesiaan, maka hal
tersebut identik dengan pendidikan formal di sekolah yang paradigma, pendekatan,
bentuk, pengelolaan, kurikulum dan manajemennya dari pemerintah.
Meskipun telah dilakukan upaya peningkatan pendidikan oleh pemerintah dengan
melakukan perubahan paradigma dan kurikulum, namun perubahan tersebut dari
masa ke masa masih belum memberikan hasil yang memuaskan.
maka diperlukan upaya keras untuk meningkatkan kualitas pendidikan di
Indonesia. Upaya terkecil yang dapat dilakukan oleh satuan pendidikan adalah
dengan membuat perencanaan pendidikan atau pembelajaran. Dengan adanya
perencanaan yang strategis akan dengan mudah mengukur dan mencapai tujuan
yang diimpikan. Tentunya dalam membuat perencanaan pembelajaran tersebut
harus melihat dan melibatkan komponen-komponen yang ada dalam lingkungan
pendidikan.

1.2. Rumusan Masalah


1.2.1. Bagaimana pentingnya perencanaan pembelajaran
1.2.2. Bagaimana 4 standart kompentensi yang harus dimiliki guru
1.2.3. Bagaimana 3 komponen utama dalam sistem Pendidikan nasional

1.3. Tujuan dan Manfaat


Tujuan dan manfaat dari pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata
kuliab perencanaan pembelajaran sekaligus untuk mengetahui tuntunan perencanaan
pemebelajaran mulai dari seberapa pentingnya perencanaan pembelajaran, apa saja 4 standart
kompetensi yang harus dimiliki guru , dan apa saja 3 komponen utama dalam sistem Pendidikan
nasional.

4
5
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pentingnya Perencanaan Pembelajaran


Kalau kita percaya dan meyakini bahwa guru sebagai pekerjaan profesional, tentu saja
setiap guru yang akan melaksanakan pekerjaannya dengan terlebih dahulu melakukan
perencanaan (Sanjaya, 2015: 30-31). Perencanaan pembelajaran dibutuhkan dengan alasan
sebagai berikut.
 Pertama, pembelajaran adalah proses yang bertujuan. Sesederhana apapun proses
pembelajaran yang dijalankan oleh guru, proses tersebut diarahkan untuk mencapai suatu
tujuan. Guru yang hanya melaksanakan proses pembelajaran dengan menggunakan
metode ceramah, tentu saja ceramahnya guru diarahkan untuk mencapai tujuan (Sanjaya,
2015: 31). Demikian juga guru yang melakukan proses pembelajaran dengan
menganalisis kasus, maka proses analisis kasus itu adalah proses yang bertujuan. Dengan
demikian, semakin kompleks tujuan yang harus dicapai maka semakin kompleks pula
proses pembelajaran yang berarti akan semakin kompleks pula perencanaan yang harus
disusun oleh guru.
 Kedua, pembelajaran adalah proses kerja sama. Proses pembelajaran minimal akan
melibatkan guru dan siswa. Guru tidak mungkin berjalan sendiri tanpa keterlibatan siswa.
Disini pentingnya perencanaan pembelajaran. Guru perlu merencanakan apa yang harus
dilakukan oleh siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara optimal, di samping
guru juga harus merencanakan apa yang sebaiknya diperankan oleh dirinya sebagai
pengelola pembelajaran (Sanjaya, 2015: 31).
 Ketiga, proses pembelajaran adalah proses yang kompleks. Pembelajaran bukan hanya
sekadar menyampaikan materi pembelajaran, akan tetapi suatu proses pembentukan
perilaku siswa. Siswa adalah organisma yang unik yang sedang berkembang. Siswa
bukan benda mati yang dapat diatur begitu saja. Mereka memiliki minat dan bakat yang
berbeda, mereka juga memiliki gaya belajar yang berbeda satu sama lain. Itu sebabnya
proses pembelajaran adalah proses yang kompleks yang harus mempertimbangkan
berbagai kemungkinan yang akan terjadi. Kemungkinan-kemungkinan itulah yang
selanjutnya memerlukan perencanaan yang matang dari setiap guru (Sanjaya, 2015: 31-
32).
 Keempat, proses pembelajaran akan efektif manakala memanfaatkan berbagai sarana dan
prasarana yang tersedia, termasuk memanfaatkan berbagai sumber belajar. Salah satu
kelemahan guru adalah kurangnya pemanfaatan sarana dan prasarana yang tersedia.
Dibandingkan dengan profesi lain, guru termasuk profesi yang sangat lambat dalam
memanfaatkan berbagai sarana dan prasarana khususnya dalam memanfaatkan berbagai
hasil-hasil teknologi. Untuk dapat memanfaatkan sumber belajar yang lebih beragam dan
mtakhir, guru dapat memanfaatkan internet dan lain sebagainya. Proses pembelajaran
akan efektif manakala guru memanfaatkan sarana dan prasarana secara tepat. Untuk itu

6
perlu perencanaan yang matang bagaimana memanfaatkannya untuk keperluan
pencapaian tujuan pembelajaran secara efektif dan efisien (Sanjaya, 2015: 32).
Dari beberapa alasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa perencanaan pembelajaran
merupakan proses yang kompleks dan tidak sederhana. Proses perencanaan memerlukan
pemikiran yang matang, sehingga akan berfungsi sebagai pedoman dalam mencapai tujuan
pembelajaran.

2.2. Empat Standart Kompetensi Guru


Menurut Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan
Dosen menyatakan bahwa kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan
perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru atau dosen dalam melaksanakan
tugas keprofesionalan. Sementara itu, standart kompetensi yang tertuang ada dalam peraturan
Menteri Pendidikan Nasional mengenai standar kualifikasi akademik serta kompetensi guru
dimana peraturan tersebut menyebutkan bahwa guru profesinal harus memiliki 4 kompetensi
guru professional yaitu kompetensi pedagogic. Kompetensi social, kompetensi intelektual, serta
professional.

2.2.1. Kompetensi Pedagogik


Pedagogik berasal dari bahasa Yunani yakni paedos yang artinya anak laki – laki, dan
agogos yang artinya mengantar, membimbing. Menurut Prof. Dr. J. Hoogeveld (Belanda),
pedagogic ialah ilmu tentang membimbing anak kearah tujuan tertentu, yaitu supaya kelak ia
mampu secara mandiri menyelesaikan tugas hidupnya.

Kompetensi pedagogik yaitu kemampuan yang harus dimiliki guru berkenaan dengan
karakteristik siswa dilihat dari berbagai aspek seperti moral, emosional, dan intelektual. Hal
tersebut berimplikasi bahwa seorang guru harus mampu menguasai teori belajar dan prinsip –
prinsip belajar, karena siswa memiliki karakter, sifat, dan interest yang berbeda.
Kemampuan yang harus dimiliki guru berkenaan dengan aspek – aspek pedagogik, yaitu:

 Penguasaan terhadap karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, social, kultural,
emosional dan intelektual.
 Penguasaan terhadap teori belajar prinsip – prinsip pembelajaran yang mendidik.
 Mampu mengembangkan kurikulum yang terkait dengan bidang pengembangan yang
diampu.
 Menyelenggarakan kegiatan pengembangan yang mendidik.
 Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk kegiatan pengembangan yang
mendidik.
 Memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai
potensi yang dimiliki.
 Berlomunikasi secara aktif efektif, empatik, dan satuan dengan peserta didik.

7
 Melakukan penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar, memanfaatkan hasil penialai
dan evaluasi untuk kepentingan pembelajaran.
 Melakukan tindakan reflektif untuk peningkatan kualitas pembelajaran.
Berdasarkan pengertian di atas maka yang dimaksud dengan pedagogik adalah ilmu
tentang Pendidikan anak yang ruang lingkupnya terbatas pada interaksi edukatif anatar pendidik
dengan siswa. Sedangkan kompetensi pedagogik adalah sejumlah kemampuan guru yang
berkaitan dengan ilmu dan seni mengajar siswa.

2.2.2. Kompentensi Kepribadian

Kompetensi kepribadian adalah kompetensi yang berkaitan dengan tingkha laku pribadi
guru itu sendiri yang kelak harus memiliki nilai – nilai luhur sehingga terpantul dalam perilaku
sehari – hari. Hal ini dengan sendirinya berkaitan dengan falsafah hidup yang memiliki nilai –
nilai luhur. Dengan kompetensi kepribadian maka gyru akan menjadi contoh dan teladan, serta
membangkitkan motivasi belajar siswa. Oleh karena itu seorang guru dituntut melalui sikap dan
perbuatan menjadikan dirinya sebagai panutan dan ikutan orang – orang yang dipimpinnya.
Setiap guru mempunyai pribadi masing-masing sesuai ciri-ciri pribadi yang mereka
miliki. Ciri-ciri inilah yang membedakan seorang guru dengan guru yang lainnya. Kepribadian
sebenarnya adalah satu masalah yang abstrak, hanya dapat dilihat dari penampilan, tindakan,
ucapan, cara berpakaian, dan dalam menghadapi setiap persoalan. Kepribadian adalah
keseluruhan dari individu yang terdiri dari unsur psikis dan fisik. Dalam makna demikian,
seluruh sikap dan perbuatan seseorang merupakan satu gambaran dari kepribadian orang itu, asal
dilakukan secara sadar. Dan perbuatan baik sering dikatakan bahwa seseorang itu mempunyai
kepribadian baik atau berakhlak mulia. Sebaliknya, bila seseorang melakukan sikap dan
perbuatan yang tidak baik menurut pandangan masyarakat, maka dikatakan orang itu tidak
mempunyai kepribadian baik atau tidak berakhlak mulia.

Pendidikan yang dilaksanakan oleh guru dalam proses pembelajaran di sekolah dan
masyarakat memerlukan kompetensi dalam arti luas yaitu standar kemampuan yang diperlukan
untuk menggambarkan kualifikasi seseorang baik secara kualitatif maupun kuantitatif dalam
melaksanakan tugasnya. Kompetensi kepribadian guru mencakup sikap (attitude), nilai-niai
(value), kepribadian (personality) sebagai elemen perilaku (behaviour) dalam kaitannya dengan
performance yang ideal sesuai dengan bidang pekerjaan yang dilandasi oleh latar belakang
pendidikan, peningkatan kemampuan dan pelatihan, serta legalitas kewenangan mengajar.

Menurut Samani, Mukhlas (2008;6) secara rinci kompetensi kepribadian mencakup hal-
hal sebagai berikut; a) berakhlak mulia, b) arif dan bijaksana, c) mantap, d) berwibawa, e) stabil,
f) dewasa, g) jujur, h) menjadi teladan bagi peserta didik dan masyarakat, i) secara objektif
mengevaluasi kinerja sendiri, j) mau siap mengembangkan diri secara mandiri dan berkelanjutan.

8
Oleh karena itu dalam benak guru hanya ada satu kiat bagaimana mendidik siswa agar
menjadi manusia dewasa susila yang cakap dan berguna bagi agama, nusa dan bangsa di masa
yang akan datang. Meskipun posisi guru dan siswa boleh berbeda, tetapi keduanya tetap seiring
dan satu tujuan. Seiring dalam arti kesamaan langakh dalam mencapai tujuan bersama siswa
berusaha mencapai cita-citanya dan guru dengan ikhlas mengantar mereka ke depan pintu
gerbang cita-cita. Itulah barangkali sikap guruyang tepat sebagai sosok pribadi yang mulia
kewajiban guru adalah menciptakan khairunnas yakni manusia yang baik.

2.2.3. Kompetensi Profesional

Kompetensi Profesional Guru Adalah kemampuan yang harus dimiliki guru da-lam
perencanaan dan pelaksanaan proses pembelajaran. Guru mempunyai tu-gas untuk mengarahkan
kegiatan belajar siswa untuk mencapai tujuan pem-belajaran, untuk itu guru dituntut mampu
menyampaikan bahan pelajaran. Guru harus selalu meng-update, dan menguasai materi pelajaran
yang disaji-kan. Persiapan diri tentang materi diusahakan dengan jalan mencari informasi
melalui berbagai sumber seperti membaca buku-buku terbaru, mengakses da-ri internet, selalu
mengikuti perkembangan dan kemajuan terakhir tentang materi yang disajikan.

Guru profesional adalah guru yang memiliki kompetensi yang dipersyaratkan untuk
melakukan tugas pendidikan dan pengajaran. Kompetensi di sini meliputi pengatahuan, sikap,
dan keterampilan profesional, baik yang bersifat pribadi, sosial, maupun akademis. Kompetensi
profesional merupakan salah satu kemampuan dasar yang harus dimiliki seseorang guru. Dalam
Peraturan Pemerintah No 19 tahun 2005, pada pasal 28 ayat 3 yang dimaksud dengan
kompetensi profesional adalah kemampuan penguasaan materi pembelajaran secara luas dan
mendalam yang memungkinkannya membimbing peserta didik memenuhi standar kompetensi
yang ditetapkan dalam Standar Nasional Pendidikan. Sedangkan menurut Mukhlas Samani
(2008;6) yang dimaksud dengan kompetensi profesional ialah kemampuan menguasai
pengetahuan bidang ilmu, teknologi dan atau seni yang diampunya meliputi penguasaan.

Kompetensi atau kemampuan kepribadian yaitu kemampuan yang harus dimiliki guru
berkenaan dengan aspek Kompetensi Professional adalah :

 Dalam menyampaikan pembelajaran, guru mempunyai peranan dan tugas sebagai sumber
materi yang tidak pernah kering dalam mengelola proses pembelajaran. Kegiatan
mengajarnya harus disambut oleh siswa sebagaisuatu seni pengelolaan proses
pembelajaran yang diperoleh melalui latihan, pengalaman, dan kemauan belajar yang
tidak pernah putus.
 Dalam melaksakan proses pembelajaran, keaktifan siswa harus selalu diciptakan dan
berjalan terus dengan menggunakan metode dan strategi mengajar yang tepat. Guru
menciptakan suasana yang dapat mendorong siswa untuk bertanya, mengamati,

9
mengadakan eksperimen, serta menemukan fakta dan konsep yang benar. Karena itu guru
harus melakukan kegiatan pembelajaran menggunakan multimedia, sehingga terjadi
suasana belajar sambil bekerja, belajar sambil mendengar, dan belajar sambil bermain,
sesuai kontek materinya.
 Dalam hal evaluasi, secara teori dan praktik, guru harus dapat melaksanakan sesuai
dengan tujuan yang ingin diukurnya. Jenis tes yang digunakan untuk mengukur hasil
belajar harus benar dan tepat. Diharapkan pula guru dapat menyusun butir secara benar,
agar tes yang digunakan dapat memotivasi siswa belajar.

Kemampuan yang harus dimiliki guru dalam proses pembelajaran dapat diamati dari
aspek perofesional adalah:

 Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata
pelajaran yang diampu.
 Menguasai Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar mata pelajaran/bidang
pengembangan yang diampu.
 Mengembangkan materi pelajaran yang diampu secara kreatif. Mengembangkan
keprofesionalan secara berkelanjutan dengan melakukan tindakan reflektif.
 Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk berkomunikasi dan
mengembangkan diri.

Kompetensi profesional merupakan kemampuan guru dalam menguasai pengetahuan


bidang ilmu, teknologi, dan/atau seni yang sekurang-kurang meliputi penguasaan (1) materi
pelajaran secara luas dan mendalam sesuai standar isi program satuan pendidikan, mata
pelajaran, dan/atau kelompok mata pelajaran yang diampunya, dan (2) konsep-konsep dan
metode disiplin keilmuan, teknologi, atau seni yang relevan yang secara konseptual menaungi
atau koheren dengan program satuan pendidikan, mata pelajaran, dan/atau kelompok mata
pelajaran yang dia mampu.

2.2.4. Kompetensi Sosial

Kompetensi sosial merupakan kemampuan guru untuk menyesuaikan diri kepada


tuntutan kerja di lingkungan sekitar pada waktu membawakan tugasnya sebagai guru. Peran yang
dibawa guru dalam masyarakat berbeda dengan profesi lain. Oleh karena itu, perhatian yang
diberikan masyarakat terhadap guru pun berbeda dan ada kekhususan terutama adanya tuntutan
untuk menjadi pelopor pembangunan di daerah tempat guru tinggal. Beberapa kompetensi sosial
yang perlu dimiliki guru antara lain; terampil berkomunikasi, bersikap simpatik, dapat bekerja
sama dengan Dewan Pendidikan/Komite Sekolah, pandai bergaul dengan kawan sekerja dan
mitra pendidikan, dan memahami dunia sekitarnya (lingkungan).

10
Yang dimaksud dengan kompetensi sosial di dalam Peraturan Pemerintah Nomor 19
tahun 2005, pada pasal 28, ayat 3, ialah kemampuan pendidik sebagai bagian dari masyarakat
untuk berkomunikasi dan bergaul seacara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga
kependidikan, orang tua/wali peserta didik dan masyarakat sekitar. Menurut Achmad Sanusi
(1991) mengungkapkan kompetensi sosial mencakup kemampuan untuk menyesuaikan diri
kepada tuntutan kerja dan lingkungan sekitar pada waktu membawakan tugasnya sebagai guru.

Kompetensi sosial dalam kegiatan belajar ini berkaitan erat dengan kemampuan guru
dalam berkomunikasi dengan masyarakat di sekitar sekolah dan masyarakat tempat guru tinggal
sehingga peranan dan cara guru berkomunikasi di masyarakat diharapkan memiliki karakteristik
tersendiri yang sedikit banyak berbeda dengan orang lain yang bukan guru. Misi yang diemban
guru adalah misi kemanusiaan. Mengajar dan mendidik adalah tugas kemanusiaan manusia.
Guru harus mempunyai kompetensi sosial karena guru adalah penceramah jaman.
Menurut Djam’an Satori (2007), kompetensi sosial adalah sebagai berikut.

 Terampil berkomunikasi dengan peserta didik dan orang tua peserta didik.
 Bersikap simpatik.
 Dapat bekerja sama dengan Dewan Pendidikan/Komite Sekolah.
 Pandai bergaul dengan kawan sekerja dan mitra pendidikan.
 Memahami dunia sekitarnya (lingkungan).
 Sedangkan menurut Mukhlas Samani (2008:6) yang dimaksud dengan kompetensi sosial
ialah kemampuan individu sebagai bagian masyarakat yang mencakup kemampuan
untuk;
 Berkomunikasi lisan, tulisan, dan/atau isyarat.
 Menggunakan teknologi komunikasi dan informasi secara fungsional.
 Bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan,
pimpinan satuan pendidikan, orang tua/wali peserta didik.
 Bergaul secara santun dengan masyarakat sekitar dengan mengindahkan norma serta
sistem nilai yang berlaku.
 Menerapkan prinsip-prinsip persaudaraan sejati dan semangat kebersamaan.

2.3. Tiga Komponen Utama Dalam Pendidikan Nasional

Perkembangan pendidikan dewasa ini telah menuai pujian dan kritikan dari berbagai
kalangan tak terkecuali lembaga-lembaga pendidikan formal, non-formal atau swasta. Berbagai
cara, teknik, hingga metode yang bervariasi telah ditawarkan untuk sebuah perubahan
pendidikan.
Komponen merupakan bagian dari suatu sistem yang meiliki peran dalam keseluruhan
berlangsungnya suatu proses untuk mencapai tujuan sistem. Komponen pendidikan berarti

11
bagian-bagian dari sistem proses pendidikan, yang menentukan berhasil dan tidaknya atau ada
dan tidaknya proses pendidikan. Bahkan dapat dikatakan bahwa untuk berlangsungnya proses
kerja pendidikan diperlukan keberadaan komponen-komponen tersebut.

Ada tiga komponen dalam satu lembaga pendidikan yang saling berkaitan erat dan
sepatutunya peka terhadap lembaga-lemabag pendidikan :

2.3.1 Pendidik/Guru
Guru yang baik dalah mereka yang memberi suri tauladan kepada peserta didik tidak
hanya mentransfer ilmu atau informasi saja, apalagi menganggap murid sebagai wadah yang
terus menerus diisi dengan teori atau pengalaman.

Idealnya seorang pendidik memiliki inovasi-inovasi untuk suksesi peroses belajar


mengajar, melalui inovasi metode, teknik, hingga media-media yang dipakai untuk menjelaskan
atau menarangkan materi didalam kelas. Dituntut kreatif dari pendidik bukan sesuatu yang tabu
tapi melainkan tuntutan zaman dimana berubahnya pola fikir dan tingkah laku peserta didik
membuat guru harus memikirkan inovasi dan kreasi dalam mengajar dan mendidik.

Kekeliruan dewasa ini adalah ketika seorang pendidik berfikir bahwa kewajibannya hanya ketika
berada dilembaga pendidikan (sekolah), saat bel berbunyi maka lepaslah tanggungjawabnya itu
padahal tidak demikian umpama nyawa dikandung badan kewajiban pendidik tetap mendidik
tanpa memandang situasi dan tempat.

2.3.2 Peserta Didik/Murid


Murid atau peserta didik adalah objek dari pada pendidikan, banyak kebijakan yang
dikukuhkan dengan tujuan berubah dan berkembangnya mereka. Secara undang-undang atau
hukum islam tujuan pendidikan adalah mencerdaskan kehidupan peserta didik.

Mereka bukan wadah yang terus menerus kita isi dengan informasi tapi mereka juga butuh
pada sentuhan, kasih sayang, bimbingan agar peserta didik mampu mengaktualisasikan bakat dan
minatnya. Kecenderungan bakat dan minat berbeda-beda, dalam lembaga pendidikan itulah yang
diasah serta digembleng hingga menjadi sebuah potensi.

''Setiap anak bani adam yang terlahir membawa pontensi masing-masing''. Hadits tersebut
menjelaskan bahwa adanya pontensi dari setiap anak yang lahir ke muka bumi, selenjutnya ia
perlu penggalian, latihan dan ujian agar potensi yang sudah ada mampu dikembangkan.

2.3.3 Kurikulum
Materi pendidikan yang sering juga disebut dengan istilah kurikulum karena kurikulum
menunjukkan makna pada materi yang disusun secara sistematika guna mencapai tujuan yang
telah ditetapkan. Lester D. Crow dan Alice Crow, yang melakukan penelitian tentang hasil studi
terhadap anak menyarankan hubungan salah satu komponen pendidikan, yaitu kurikulum dengan
anak didik adalah sebagai berikut:

12
 Kurikulum hendaknya disesuaikan dengan keadaan perkembangan anak.
 Isi kurikulum hendaknya mencakup keterampilan, pengetahuan, dan sikap yang dapat
digunakan anak dalam pengalamannya sekarang dan berguna untuk menghadapi
kebutuhannya pada masa yang akan datang.
 Anak hendaknya didorong untuk belajar, karena kegiatannya sendiri dan tidak sekadar
menerima pasif apa yang dilakukan oleh guru.
 Materi yang dipelajari anak harus mengikuti minat dan keinginan anak sesuai dengan
taraf perkembangannya dan bukan menurut keputusan orang dewasa tentang minat
mereka.

13
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Perencanaan pembelajaran juga merupakan proses pengambilan keputusan hasil berpikir


secara rasional tentang sasaran dan tujuan pembelajaran tertentu, yaitu perubahan tingkah laku
serta rangkaian kegiatan yang hatus dilakukan sebagai upaya pencapaian tujuan tersebut dengan
memanfaatkan segala potensi dan sumber belajar yang ada. Hasil dari proses pengambilan
keputusan tersebut adalah tersusunnya dokumen yang dapat dijadikan acuan dan pedoman dalam
melaksanakan proses pembelajaran.

Dalam melakukan perencanaan pembelajaran, harus juga memperhatian prinsip-prinsip yang bisa
menghantarkan pada sebuah tujuan. Dengan demikian, hasil akhir dari proses pembelajaran akan
menciptakan kualitas sumberdaya manusia yang mumpuni.

3.2. Saran

Kelompok berharap agar perencanaan pembelajara lebih di tingkatkan terutama di


kalangan paud,karena pendidikan utama kita adalah paud , agar nantinya dapat menciptakan
generasi berkualitas, dan dapat berguna memajukan Indonesia.

Oleh karena itu, kami berharap sekiranya Makalah Perencanaan Pembelajran ini dapat
diterima dan berkenan untuk para pembaca. Dan kami sadar Makalah Perencanaan Pembelajran
ini masih jauh dari kata sempurna, untuk itu kami berharap saran dan kritik dari semua pihak
untuk kesempurnaan Makalah Perencanaan Pembelajran ini. Dan sayaberharap semoga
Makalah Perencanaan Pembelajran ini bermanfaat bagi kita semua.

14
15
DAFTAR PUSTAKA

https://www.gurupendidikan.co.id/kompetensi-guru/ (di akses pada Jum’at 21 Februari 2020,


pukul 11:12 WIB)
http://repo.iain-tulungagung.ac.id/11203/5/Bab%202.pdf (di akses pada Jum’at 21 Februari
2020, pukul 13.15 WIB)
https://disdikbudacehbesar.org/2019/07/15/opini-tiga-komponen-pendidikan-oleh-fata-
muhammad-s-pd-i-mm (di akses pada Jum’at 21 Februari 2020, 16.10 WIB)
https://zuwaily.blogspot.com/2012/11/komponen-komponen-dalam-sistem.html (di akses pada
Jum’at 21 Februari 2020, 16.20 WIB)

16

Anda mungkin juga menyukai