Anda di halaman 1dari 3

Epidemiologi dan Penanggulangan Penyakit Demam

Berdarah Dengue (DBD) di Indonesia saat ini

Perkembangan penyakit DBD


Menurut riwayat pada tahun 1779, David Bylon pernah melaporkan
terjadinya letusan demam dengue (dengue fever/DF) di Batavia. Penyakit ini
disebut penyakit demam 5 hari yang dikenal dengan knee trouble atau knokkel
koortz. Wabah demam dengue terjadi pada tahun 1871-1873 di Zanzibar kemudian
dipantai Arab dan terus menyebar ke samudra India.
Quointos dkk, pada tahun 1953 melaporkan kasus demam berdarah dengue
di Philipina, kemudian disusul negara-negara lain seperti Thailand dan Vietnam.
Pada dekade enam peluhan penyakit ini mulai menyebar ke negara-negara Asia
Tenggara, antara lain: Singpura, Malaysia, Srilanka dan Indonesia. Pada dekade
tujuh puluhan, penyakit ini menyerang kawasan Pasifik termasuk di Kepulauan
Polinesia. Dekade delapan puluhan demam berdarah menyerang negara-negara
Amerika Latin, yang dimulai dengan negara Kuba pada tahun 1981. Penyakit
demam berdarah ini hingga saat ini terus menyebar luas di negara-negara tropis
dan subtropis.
Sekitar 2,5 milyar orang (2/5 penduduk dunia) mempunyai resiko untuk
terkena infeksi virus dengue. Lebih dari 100 negara tropis dan subtropis pernah
mengalami letusan dema dengue dan demam berdarah dengue, lebih kurang
500.000 kasus setiap tahun dirawat di rumah sakit dengan ribuan orang
diantaranya meninggal dunia. Letusan/wabah penykit ini mempunyai dampak
kerugian bidang sosial-ekonomi sebagai dampak dari berkurangnya devisa dari
sector pariwisata.
Kerugian yang diakibatkan oleh wabah di Kuba pada tahun 1981
diperkirakan sebesar USS 103.000.000 dan di Thailand pada tahun 1987 sebesar
USS 16.000.000. Di Indonesia kasus demam berdarah pertama kali dilaporkan di
Jakarta dan Surabaya pada tahun 1968. Tahun-tahun selanjutnya kasus demam
berdarah berfluktuasi jumlahnya setiap tahun dan cenderung meningkat. Demikian
pula wilayah yang terjangkit bertambah luas. Dalam tahun 1997 jumlah kasus
yang dilaporkan dari 27 propinsi sebanyak 31.789 orang (angka kesakitan 15,28
per 100.000 penduduk), dari jumlah kasus yang dilaporkan tersebut 705 (angka
kematian 2,2%) diantara nya meninggal dunia, sampai 13 November 1998 dari 27
propinsi jumlah kasus 65.968 dan kematian 1.275 (CFR=1,9%) dari 183 Dati II.
Sasaran akhir Pelita VI : angka kesakitan kurang dari 30 per 100.000 penduduk,
sedangkan angka kematiannya tidak melebihi 2,5%. Jumlah kasus demama
berdarah pada tahun 1997 tersebut dilaporkan dari 240 Dati II di 27 Propinsi.
Penyabab meningkatnya jumlah kasus dan semakin menyebar luasnya penyakit
demam berdarah itu antara lain karena semakin meningkatnya arus transportasi
(mobilitas) penduduk dari satu daerah ke daerah lain. Sedangkan nyamuk
penularannya masih tersebar dan banyak terdapat baik di rumah, sekolah maupun
tempat umum lainnya.

Penularan penyakit DBD


Penyakit demam berdarah dengue (DBD) adalah penyakit menular yang
disebabkan oleh virus dengue dan ditularkan melalui gigitan nyamuk Ades
Aegypti. Penyakit ini dapat menyerang semua orang dan dapat mengakibatkan
kematian terutama pada anak, serta sering menimbulkan kejadian luar biasa atau
wabah.
Penyakit ini ditularkan orang yang dalam darahnya terdapat virus dengue.
Orang ini bisa menunjukkan gejala sakit, tetapi bisa juga tidak sakit, yaitu jika
mempunyai kekebalan yang cukup terhadap virus dengue. Jika orang digigit
nyamuk Aedes Aegypti maka virus dengue masuk kedalam darah yang dihisapnya.
Didalam tubuh nyamuk itu, virus dengue akan berkembang dengan baik dengan
cara membelah diri dan menyebar diseluruh bagian tubuh nyamuk. Dalam tempo
satu minggu jumlahnya dapat mencapai puluhan taua bahkan ratusan ribu sehingga
siap untuk ditularkan/dipindahkan kepada orang lain, maka setelah alat tusuk
nyamuk (probosis) menemukan kapiler darah, sebelum darah orang itu dihisap,
terlebih dulu dikeluarkan air liur dari kelenjar liurnya agar darah yang dihisap
tidak membeku.
Bersama dengan liur nyamuk inilah, virus dengue dipindahkan kepada
orang lain. Tidak semua orang yang digigit nyamuk Aedes Aegypti yang membawa
virus dengue itu, akan terserang penyakit demam berdarah. Orang yang
mempunyai kekebalan tubuh yang cukup terhadp virus dengue, tidak akan
terserang penyakit ini, meskipun dalam darahnya terdapat virus itu. Sebaliknya
pada orang yang tidak mempunyai kekebalan yang cukup terhadap virus dengue,
dia akan sakit demam ringan atau bahkan sakit berat, yaitu demam tinggi disertai
pendarahan bahkan syok, tergantung dari tingkat kekebalan tubuh yang
dimilikinya.
Ada 2 teori tentang terjadinya manifestasi yang lebih berat itu yang akan
dikemukakan oleh pakar demam berdarah dunia.
1. Teori infeksi primer/teori virulensi : yaitu munculnya manifestasi itu
disebabkan karena adanya mutasi dari virus dengue menjadi lebih virulen.
2. Teori infeksi sekunder : yaitu munculnya manifestasiberat bila terjadi
infeksiulangan oleh virus dengue yang diserotipenya berbeda dengan
infeksi sebelumnya.

Nyamuk penular penyakit DBD


Menurut riwayatnya nyamuk penular penyakit demam berdarah yang
disebut nyamuk Aedes Aegypti itu. Pada awal mula nya berasal dari Mesir yang
kemudian menyebar keseluruh dunia, melalui kapal laut dan udara. Nyamuk hidup
dengan subur dibelehan dunia yang mempunyai iklim tropis dan subtropis seperti
Asia, Afrika, Australia, dan Amerika. Nyamuk Aedes Aegypti hidup dan
berkembang baik pada tempat-tempat penampungan air bersih yang tidak langsung
berhubungan dengan tanah seperti : bak mandi/wc, minuman burung, air tadon, air
tampayan/gentong, kaleng, ban bekas, dan lain-lain. Di Indonesia nyamuk Aedes
Aegypti tersebar luas dipelosok tanah air, baik dikota-kota maupun didesa-desa,
kecuali di wilayah yang tingginya lebih dari 1000 meter diatas permukaan laut.
Perkembangan hidup nyamuk Aedes Aegypti dari telur hingga dewasa
memerlukan waktu sekitar 10-12 hari. Hanya nyamuk betina yang menggigit dan
menghisap darah serta memilih darah manusia untuk mematangkan telurnya.
Sedangkan nyamuk jantan tidak bisa menggigit/menghisap darah, melainkan hidup
dari sari bunga tumbuh-tumbuhan. Umur nyamuk Aedes Aegypti betina berkisar
antara 2 minggu sampai 3 bulan atau rata-rata 1 ½ bulan, tergantung dari suhu
kelembaban udara disekelilingannya. Kemampuan terbangnya berkisar antara 40-
100 m dari tempat perkembang-biakkannya. Tempat istirahat yang disukainya
adalah benda-benda tergantung yang ada didalam rumah, seperti gordyn, kelambu,
dan baju/pakaian dikamar yang gelap dan lembab.
Kepadatan nyamuk ini akan meningkat pada waktu musim hujan, diamana
terdapat genangan air bersih yang dapat menhjadi tempat banyak genangan air
bersih yang dapat menjadi tempat berkembang biaknya nyamuk Aedes Aegypti.
Selain nyamuk Aedes Aegypti, penyakit demam berdarah juga dapat ditularkan
oleh nyamuk Ae Albopictus, yang kurang berperan dalam menyebarankan penyakit
demam berdarah, jika dibandingkan dengan nyamuk Aedes Aegypti. Hal ini karena
nyamuk Ae Albopictus hidup dan berkembang biak di kebun atau semak-semak,
sehingga lebih jarang kontak dengan manusia dibandingkan dengan nyamuk Aedes
Aegypti yang berada di dalam dan sekitar rumah.

Anda mungkin juga menyukai