A. Etiologi
Istilah DHF atau dikenal dengan demam berdarah diduga diambil dari
namanya gejala penyakitnya, yaitu adanya demam atau panas dan adanya
pendarahan. Penyakit DHF sering timbul berupa wabah dan dapat kita jumpai di
Negara-negara hapir semua benua. Menurut riwayat pada tahun 1779, David
Bylon pernah melaporkan terjadinya letusan demam dengue (dengue fever/DF)
di Batavia. Penyakit ini disebut penyakit demam 5 hari yang dikenal dengan
knee trouble atau knokkel koortz. Wabah demam dengue terjadi pada tahun
1871-1873 di Zanzibar kemudian dipantai Arab dan terus menyebar ke samudra
India.
Sekitar 2,5 milyar orang (2/5 penduduk dunia) mempunyai resiko untuk
terkena infeksi virus dengue. Lebih dari 100 negara tropis dan subtropis pernah
mengalami letusan dema dengue dan demam berdarah dengue, lebih kurang
500.000 kasus setiap tahun dirawat di rumah sakit dengan ribuan orang
diantaranya meninggal dunia. Letusan/wabah penykit ini mempunyai dampak
kerugian bidang sosial-ekonomi sebagai dampak dari berkurangnya devisa dari
sector pariwisata.
Kerugian yang diakibatkan oleh wabah di Kuba pada tahun 1981
diperkirakan sebesar USS 103.000.000 dan di Thailand pada tahun 1987 sebesar
USS 16.000.000. Di Indonesia kasus demam berdarah pertama kali dilaporkan di
Jakarta dan Surabaya pada tahun 1968. Tahun-tahun selanjutnya kasus demam
berdarah berfluktuasi jumlahnya setiap tahun dan cenderung meningkat.
Demikian pula wilayah yang terjangkit bertambah luas. Dalam tahun 1997
jumlah kasus yang dilaporkan dari 27 propinsi sebanyak 31.789 orang (angka
kesakitan 15,28 per 100.000 penduduk), dari jumlah kasus yang dilaporkan
tersebut 705 (angka kematian 2,2%) diantara nya meninggal dunia, sampai 13
November 1998 dari 27 propinsi jumlah kasus 65.968 dan kematian 1.275
(CFR=1,9%) dari 183 Dati II. Sasaran akhir Pelita VI : angka kesakitan kurang
dari 30 per 100.000 penduduk, sedangkan angka kematiannya tidak melebihi
2,5%. Jumlah kasus demama berdarah pada tahun 1997 tersebut dilaporkan dari
240 Dati II di 27 Propinsi. Penyabab meningkatnya jumlah kasus dan semakin
menyebar luasnya penyakit demam berdarah itu antara lain karena semakin
meningkatnya arus transportasi (mobilitas) penduduk dari satu daerah ke daerah
lain. Sedangkan nyamuk penularannya masih tersebar dan banyak terdapat baik
di rumah, sekolah maupun tempat umum lainnya.
Didalam tubuh nyamuk itu, virus dengue akan berkembang dengan baik
dengan cara membelah diri dan menyebar diseluruh bagian tubuh nyamuk.
Dalam tempo satu minggu jumlahnya dapat mencapai puluhan taua bahkan
ratusan ribu sehingga siap untuk ditularkan/dipindahkan kepada orang lain,
maka setelah alat tusuk nyamuk (probosis) menemukan kapiler darah, sebelum
darah orang itu dihisap, terlebih dulu dikeluarkan air liur dari kelenjar liurnya
agar darah yang dihisap tidak membeku.
Ada 2 teori tentang terjadinya manifestasi yang lebih berat itu yang akan
dikemukakan oleh pakar demam berdarah dunia.
1. Isolasi dengue
Isolasi virus meruakan cara yang paling baik dalam artian menentukan,
tetapi diperlukan peralatan dan teknik yang canggih, sehingga tidak
dipakai secara rutin. Keberhasilan isolasi virus ini tergantung dari
kualitas specimen yang dipakai.
- Specimen darah/serum, plasma atau cairan buffy coat, dari fase akut
jaringan autopsy dari kasus yang meninggal terutama dari hati, limpa,
timus, dan nyamuk yang dikumpulkan di alam. Semua specimen
untuk isolasi virus harus disimpan dalam suhu -700 C.
- Biakkan jaringan nyamuk (C6-36) atau biakkan jaringan mamalia.
Disini pertumbuhan adanya virus ditunjukkan dengan
immunoflouresen, atau adanya CPE (cytopathic effect)pada biakkan
jaringan mamalia.
- Inokulasi/peyuntikkan pada nyamuk. Adanya pertumbuhan virus
ditujukkan dengan adanya antigen dengue pada kepala nyamukyang
dilihat dengan ujiimmunoflouresen.
2. Pemeriksaan serologi
E. Preventif (pencegahan)
Usaha pencegahan ini ditujukkan untuk memutuskan data rantai dan
pemberantasan terhadap vector yaitu:
a. Menggunakan insektisida
Yang bisa dipakai untuk program pemberantasan demam berdarah adalah
malathien untuk membunuh nyamuk dewasa dan abote untuk membunuh
jentik/larva
b. Tanpa intektisida
- Menguras bak mandi dan tempat penampungan air minimal 1x seminggu
dengan alas an perkembangan telur nyamuk lamanya 7-10 hari
- Menutup tempat-tempat penampungan air rapat-rapat
- Meningkatkan hygine sanitasi
- Membatasi penyabaran
DAFTAR PUSTAKA
Ester, Monica dan Yasmin Asih. 1999. Demam Berdarah Dengue. EGC: Jakarta.
Nurwani, Anta. 2009. Perawatan Pasien Penyakit dalam. Nuha Medika: Yogyakarta.