FAKULTAS VOKASI
SURABAYA
TEKNOLOGI REKAYASA PENGELOLAAN DAN PEMELIHAARAAN BANGUNAN SIPIL
KATA PENGANTAR
Pertama kami haturkan segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT. yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah dan inayahnya sehingga kami diberi kesehatan sehingga dapat
menyelesaikan tugas penulisan laporan “Praktikum Pemetaan Pengukuran Levelling dengan
Alat Ukur Waterpass” ini tepat waktu.
Kami sampaikan terima kasih kepada dosen pembimbing mata kuliah pemetaan, Ibu
Dwi Indriyani, S.T., M.T. dan juga Ibu Fitria Wahyuni, S.T., M.T. sebagai dosen asistensi,
serta pihak yang membantu kami sehingga dapat menyelesaikan tugas ini dengan tepat waktu.
Dalam menyusun laporan ini, kami berusaha keras untuk bisa mencapai hasil yang
maksimal sesuai dengan yang diharapkan. Meskipun demikian, kami menyadari bahwa masih
banyak kesalahan yang terdapat pada penulisan laporan ini, maupun kekurangan dalam aspek-
aspek yang lain. Maka dari itu, kami membuka pintu selebar-lebarnya bagi pembaca yang ingin
memberi kritik dan saran kepada kami sebagai bahan evaluasi untuk dapat menjadi lebih
kedepannya.
Semoga laporan yang kami tulis ini dapat bermanfaat khususnya bagi kami, pembaca
dan umumnya untuk mahasiswa Departemen Teknik Infrastuktur Sipil ITS. Demikian hal yang
dapat kami sampaikan.
Kelompok 4
i|Levelling
TEKNOLOGI REKAYASA PENGELOLAAN DAN PEMELIHAARAAN BANGUNAN SIPIL
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………………………………….…… i
DAFTAR ISI………..……………………………………………………………………. ii
ii | L e v e l l i n g
TEKNOLOGI REKAYASA PENGELOLAAN DAN PEMELIHAARAAN BANGUNAN SIPIL
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pemetaan merupakan ilmu terapan yang mempelajari dan menganalisis bentuk
topografi permukaan bumi beserta obyek-obyek di atasnya untuk keperluan pekerjaan-
pekerjaan konstruksi. Selain itu pemetaan juga digunakan untuk membuat peta berdasarkan
pengamatan survey di lapangan dan juga dapat digunakan sebaliknya, yaitu untuk
mengeplot dari gambar rancangan ke lapangan.
Ilmu ukur tanah atau pemetaan menjadi dasar dari beberapa mata kuliah lainnya seperti
rekayasa jalan raya, irigasi, drainase dan lain sebagainya. Pada kurikulum 2009, mata
kuliah ini bernama Ilmu Ukur Tanah (IUT). Adapun isi mata kuliah Pemetaan I ini adalah
gabungan dari IUT I (pengukuran levelling dengan waterpass) dan IUT II (pengukuran
poligon dan tachimetri dengan alat theodolit) pada kurikulum 2009.(ITS, 2014)
Pada praktikum yang dilakukan di awal semester 2 ini, kelompok 4 melakukan
praktikum levelling dengan alat ukur waterpass. Levelling sendiri merupakan kegiatan
pengukuran yang bertujuan untuk menentukan beda tinggi tanah pada beberapa titik. Beda
tinggi tersebut nantinya akan digunakan untuk menenentukan elevasi.
Data yang dihasilkan dari kegiatan praktikum levelling ini nantinya dapat digunakan
dalam perencanaan pembangunan infrastruktur sipil. Oleh karena itu, keakuratan dan
kebenaran data pengukuran sangat menentukan keberhasilan suatu pembangunan
infrastruktur yang akan dilaksanakan. Dan dapat disimpulkan bahwa ilmu pemetaan
merupakan faktor penunjang yang sangat penting dalam terlaksanakannya suatu proyek.
1|Levelling
TEKNOLOGI REKAYASA PENGELOLAAN DAN PEMELIHAARAAN BANGUNAN SIPIL
1.3 Tujuan
1. Mahasiswa mampu mengetahui prosedur K3 pada pengukuran levelling menggunakan
alat ukur waterpass.
2. Mahasiswa mampu mengenal komponen-komponen yang terdapat pada alat ukur
waterpass.
3. Mahasiswa mampu mengoperasikan alat ukur waterpass dengan baik dan benar.
4. Mahasiswa mampu melakukan pengukuran levelling dengan menggunakan waterpass
dengan benar.
5. Mahasiswa mampu mengolah data lapangan pengukuran levelling menggunakan
waterpass.
1.4 Manfaat
1. Mahasiswa dapat menerapkan prosedur K3 di setiap praktikum yang akan dilakukan.
2. Mahasiswa mampu memahami komponen alat ukur waterpas dan konsep melakukan
pengukuran leveling dengan alat ukur waterpass.
3. Mahasiswa mampu mengolah data yang dihasilkan dari pengukuran levelling dengan
alat ukur waterpass di lapangan dalam bentuk laporan.
4. Meningkatkan pemahaman dan memberikan pengalaman kepada mahasiswa mengenai
proses pengukuran dan prosedur yang harus dilakukan dalam mengukur level tanah
menggunakan alat Waterpass.
2|Levelling
TEKNOLOGI REKAYASA PENGELOLAAN DAN PEMELIHAARAAN BANGUNAN SIPIL
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Teori Pengukuran
Waterpass (penyipat datar) adalah suatu alat ukur tanah yang dipergunakan untuk
mengukur beda tinggi antara titik-titik saling berdekatan. Beda tinggi tersebut ditentukan
dengan garis-garis visir (sumbu teropong) horizontal yang ditunjukan ke rambu-rambu ukur
yang vertical. Sedangkan pengukuran yang menggunakan alat ini disebut dengan Levelling
atau Waterpassing. Pekerjaan ini dilakukan dalam rangka penentuan tinggi suatu titik yang
akan ditentukan ketiggiannya berdasarkan suatu sistem referensi atau bidang acuan (Pengantar
Survey dan Pemetaan : 3).
Sistem refrensi atau bidang acuan yang digunakan adalah sebagai berikut :
Adapun istilah-istilah yang biasa digunakan dalam proses pengukuran levelling dengan alat
ukur waterpass menurut Iskandar (2008 : 63) adalah sebagai berikut :
a) Stasion
Stasion adalah titik dimana rambu ukur ditegakkan bukan tempat alat sipat datar
ditempatkan.
b) Tinggi Alat
Tinggi alat adalah tinggi garis bidik di atas tanah dimana alat sipat datar didirikan.
c) Tinggi Garis Bidik
Tinggi garis bidik adalah tinggi garis bidik di atas tanah dimana alat sipat datar
didirikan.
d) Pengukuran Ke Belakang
Pengukuran ke belakang adalah pengukuran ke rambu yang ditegakkan di stasion
yang diketahui ketinggiannya dengan maksud untuk mengetahui tingginya garis bidik.
Rambunya disebut rambu belakang.
3|Levelling
TEKNOLOGI REKAYASA PENGELOLAAN DAN PEMELIHAARAAN BANGUNAN SIPIL
e) Pengukuran Ke Muka
Pengukuran ke muka adalah pengukuran ke rambu yang ditegakkan di stasion yang
diketahui ketinggiannya dengan maksud untuk mengetahui tingginya garis bidik.
Rambunya disebut rambu muka.
f) Titik Putar (Turning Point)
Titik putar atau turning point adalah stasion dimana pengukuran ke belakang dan ke
muka dilakukan pada rambu yang ditegakkan di stasion tersebut.
g) Stasion Antara (Intermediate Stasion)
Stasion antara (Intermediate Stasion) adalah titik antara dua titik putar dimana hanya
dilakukan pengukuran ke muka.
h) Seksi
Seksi adalah jarak antara dua stasion yang berdekatan yang sering pula disebut
dengan slag.
Pengukuran levelling dengan waterpass memiliki dua jenis profil yaitu profil memanjang dan
melintang. Berikut adalah jenis pengukuran levelling dengan waterpas:
a) Pengukuran Profil Memanjang (Longsection)
Pengukuran profil memanjang adalah pengukuran yang memiliki tujuan untuk
menentukan ketinggian titik-titik sepanjang suatu garis rencana proyek sehingga dapat
digambarkan irisan tegak keadaan lapangan sepanjang garis rencana proyek tersebut.
b) Pengukuran Profil Melintang (Crossection)
Pengukuran profil melintang adalah pengukuran yang memiliki tujuan untuk
mengetahui profil lapangan pada arah tegak lurus garis rencana atau untuk
mengetahui profil lapangan kearah yang membagi sudut sama besar antara dua garis
rencana yang berpotongan.
4|Levelling
TEKNOLOGI REKAYASA PENGELOLAAN DAN PEMELIHAARAAN BANGUNAN SIPIL
Pada pengukuran memanjang, waterpas didirikan diantara dua titik, sehingga rumus
yang digunakan adalah sebagai berikut :
5|Levelling
TEKNOLOGI REKAYASA PENGELOLAAN DAN PEMELIHAARAAN BANGUNAN SIPIL
6|Levelling
TEKNOLOGI REKAYASA PENGELOLAAN DAN PEMELIHAARAAN BANGUNAN SIPIL
Ada juga manfaat yang diperoleh dari atau setelah melakukan pengukuran adalah untuk
kepentingan perencanaan suatu proyek infrastruktur yang akan dibangun atau proyek yang
berhubungan dengan pekerjaan tanah. Misalnya saja seperti pekerjaan galian dan timbunan
yang dimana perlu mengetahui terlebih dahulu elevasi tiap titik sehingga galian maupun
timbunan yang akan dikerjaan dapat tepat dan akurat.
7|Levelling
TEKNOLOGI REKAYASA PENGELOLAAN DAN PEMELIHAARAAN BANGUNAN SIPIL
BAB III
PENGAMBILAN DATA
Lokasi pengukuran levelling dengan menggunakan alat ukur waterpass dilakukan di Jl.
Ngagel Tama dengan denah lokasi adalah sebagai berikut :
8|Levelling
TEKNOLOGI REKAYASA PENGELOLAAN DAN PEMELIHAARAAN BANGUNAN SIPIL
10 | L e v e l l i n g
TEKNOLOGI REKAYASA PENGELOLAAN DAN PEMELIHAARAAN BANGUNAN SIPIL
3.2 Prosedur K3
Gambar 10 : Katelpak
b. Helm Proyek
Helm proyek berwarna putih ini biasanya dipakai oleh manajer, pengawas, insinyur,
dan mandor. Helm prroyek ini berfungsi sebagai pelinfung kepala dari barang yang
jatuh dari atas atau dapat membentur kepala
c. Sepatu boot
Sepatu boot ini melindungi kaki dari benda benda tajam
d. Masker
Masker berfungsi untuk melindungi hidung dari debu, kotoran, dan bakteri yang
masuk
Gambar 13 : Masker
e. Traffic Cone
Traffic cone berfungsi sebagai penanda bahwa di daerah tersebut sedang dilakukan
pekerjaan pengukuran. Selain sebagai penanda, traffic cone juga berfungsi untuk
memberi tahu pengendara sepeda motor atau mobil untuk mengurangi kecepatan
dan berhati-hati di area yang ditandai traffic cone.
12 | L e v e l l i n g
TEKNOLOGI REKAYASA PENGELOLAAN DAN PEMELIHAARAAN BANGUNAN SIPIL
1. Waterpass
Waterpass (penyipat datar) adalah suatu alat ukur tanah yang dipergunakan
untuk mengukur beda tinggi antara titik-titik saling berdekatan. Beda tinggi tersebut
ditentukan dengan garis-garis visir (sumbu teropong) horizontal yang ditunjukkan
dengan rambu-rambu ukur yang vertikal. Sedangkan pengukuran yang menggunakan
alat disebut dengan Levelling atau Waterpassing. Pekerjaan ini dilakukan dalam rangka
penentuan tinggi suatu titik yang akan ditentukan ketinggiannya berdasarkan suatu
system referensi ata bidang acuan. (Pendidikan Nasional Indonesia)
Gambar 15 : Waterpass
2. Tripod
Tripod Adalat alat dengan tiga kaki yang berfungsi sebagai alat penopang Waterpass.
Gambar 16 : Tripod
13 | L e v e l l i n g
TEKNOLOGI REKAYASA PENGELOLAAN DAN PEMELIHAARAAN BANGUNAN SIPIL
3. Bak Ukur
Bak ukur adalah alat yang menampilkan angka-angka bacaan benang dalam satuan
millimeter :
4. Roll Meter
Roll meter adalah alat untuk mengukur jarak roll antar titik/ patok.
5. Meteran
Meteran adalah alat untuk mengukur panjang. Dalam praktikum ini, meteran digunakan
untuk mengukur ketinggian benang tengah waterpasss.
14 | L e v e l l i n g
TEKNOLOGI REKAYASA PENGELOLAAN DAN PEMELIHAARAAN BANGUNAN SIPIL
Gambar 19 : Meteran
6. Payung
Payung berfungsi untuk melindungi alat waterpass dari panas matahari, embun, dan
hujan.
Gambar 20 : Payung
Patok atau paku payung berfungsi untuk menandai titik-titik yang akan dibidik pada
proses pengukuran long section.
15 | L e v e l l i n g
TEKNOLOGI REKAYASA PENGELOLAAN DAN PEMELIHAARAAN BANGUNAN SIPIL
8. Palu
Gambar 22 : Palu
9. Pylox
Pylox berfungsi untuk memberi tanda letak patok agar bisa ditemukan dengan mudah.
Gambar 23 : Pylox
10. Peta
Peta berfungsi untuk mengetahui site plan dari lokasi yang akan dilakukan pengukuran,
dan mengetahui posisi patok-patok yang akan dilakukan pengukuran.
Gambar 24 : Peta
16 | L e v e l l i n g
TEKNOLOGI REKAYASA PENGELOLAAN DAN PEMELIHAARAAN BANGUNAN SIPIL
Sketsa lapangan memiliki fungsi untuk mengetahui keadaan lapangan yang akan
dilakukan pengukuran. Sketsa lapangan berisi titik-titik yang akan diukur, beserta
informasi simbol-simbolnya, dan letak waterpass benda.
Papan dada berfungsi untuk mempermudah mencatat data agar kertas form tidak mudah
sobek atau lubang.
Form/ tabel data berfungsi untuk tempat mencatat data-data hasil pengukuran dari
bacaan Waterpass.
Pensil ballpoint berfungsi sebagai alat untuk mencatat data pada lembar form yang
sudah disiapkan.
17 | L e v e l l i n g
TEKNOLOGI REKAYASA PENGELOLAAN DAN PEMELIHAARAAN BANGUNAN SIPIL
Gambar 27 : Bollpoint
2) Pasang tripod pada titik yang telah ditentukan. Pastikan dengan baik bahwa kepala
tripod dalam posisi lurus horizontal.
3) Pasang unting-unting pada pengait di bagian bawah kepala tripod. Pastikan ujung
unting-unting berada tepat di atas titik yang sudah ditentukan.
5) Atur posisi nivo dalam nivo kotak ke posisi centring dengan menggunakan tiga
sekrup pengatur nivo.
6) Posisikan bak ukur di titik yang ingin dibidik. Pastikan bak ukur tegak vertikal.
Untuk memastikannya, ada beberapa bak ukur yang memiliki nivo dibatangnya.
Pastikan gelembung air pada nivo tersebut berada pada posisi centring. Jika tidak
terdapat nivo pada bak ukur, maka untuk memastikan posisi tegak vertikal cukup
menggunakan perkiraan.
7) Arahkan visir kearah bak ukur yang ingin dibidik untuk bisa membidik objek secara
kasar.
8) Setelah posisi bak ukur sudah tertangkap lensa, atur fokus lensa menggunakan
mikrometer sekrup agar angka-angka pada bak ukur bisa terbaca denga jelas.
9) Setelah bacaan bak ukur sudah terlihat dengan jelas, alat siap digunakan untuk
memperoleh data bacaan.
1) Pastikan alat waterpass sudah terpasang dengan baik dan siap digunakan untuk
membaca data.
18 | L e v e l l i n g
TEKNOLOGI REKAYASA PENGELOLAAN DAN PEMELIHAARAAN BANGUNAN SIPIL
2) Pada pengukuran Long Section, letak waterpass berada di antara dua patok yang ingin
dibidik.
3) Ukur ketinggian alat Waterpass menggunakan meteran. Pengukuran tinggi alat dimulai
dari permukaan tanah hingga ke benang tengah (tengah lensa) Waterpass. Catat hasil
pengukuran di form yang sudah disiapkan pada tabel pergi.
4) Untuk mengetahui jarak roll, ukur jarak dari patok belakang ke titik letak alat (bawah
unting-unting) dan ukur jarak dari patok depan ke titik letak alat )bawah unting-unting)
menggunakan alat roll meter. Cata data hasil pengukuran pada form yang sudah
disiapkan.
5) Kemudian letakkan bak ukur diatas patok belakang. Pastikan bak ukur tegak vertikal.
6) Arahkan lensa Waterpass ke arah bak ukur. Jika angka-angka tidak bisa terbaca dengan
jelas, fokuskan lensa menggunakan micrometer sekrup.
7) Baca data benang atas, benang tengah, dan benang bawah. Kemudian catat hasil bacaan
ke form yang sudah disiapkan. Hasil data bacaan ini menjadi bacaan belakang. Bacaan
benang nantinya akan digunakan untuk menghitung jarak optis dan beda tinggi.
8) Setelah pembacaan pada patok belakang selesai, pindahkan bak ukur ke patok depan.
Pastikan posisi bak ukur tegak vertikal.
9) Putar horizontal alat Waterpass ke arah bak ukur pada patok depan. Untuk memudahkan
menemukan objek, amati menggunakan visir.
10) Jika bak ukur sudah tertangkap oleh lensa, atur kembali fokus lensa menggunakan
micrometer sekrup.
11) Setelah angka-angka pada bak ukur bsia terbaca, catat bacaan benang atas, benang
tengah, dan benang bawah. Hasil data bacaan ini menjadi bacaan depan.
12) Setelah selesai membidik patok belakang dan patok depan, pindahkan alat ke posisi
kedua, yaitu di antara patok depan dan patok setelahnya.
14) Perlu diperhatikan bahwasannya pada posisi alat pada titik ke-dua, patok yang tadinya
menjadi patok depan berubah menjadi patok belakang. Dan patok setelahnya menjadi
patok depan.
16) Setelah melakukan proses sampai pada patok terakhir ulangi proses dengan arah yang
berlawanan. Catat data hasil bacaan pada tabel pulang.
19 | L e v e l l i n g
TEKNOLOGI REKAYASA PENGELOLAAN DAN PEMELIHAARAAN BANGUNAN SIPIL
2) Berilah simbol-simbol pada titik yang ingin di bidik. (Misal a,b,c,1,2,3,… dlsb)
3) Pastikan alat Waterpass sudah terpasang dengan baik dan siap digunakan untuk
membaca data.
5) Ukur ketinggian alat Waterpass menggunakan meteran. Pengukuran tinggi alat dimulai
dari permukaan tanah hingga ke benang tengah (tengah lensa) Waterpass. Catat hasil
pengukuran di form yang sudah disiapkan.
6) Kemudian letakkan bak ukur di atas titik yang ingin dibidik. Pastikan bak ukur tegak
vertikal.
7) Arahkan lensa Waterpass kea rah bak ukur. Jika angka-angka tidak terbaca dengan
jelas, fokuskan lensa menggunakan micrometer sekrup.
8) Baca data benang atas, benang tengah, dan benang bawah. Kemudian catat hasil bacaan
ke form yang sudah disiapkan. Bacaan benang nantinya akan digunakan untuk
menghitung jarak optis dan beda tinggi antara titik bidik dengan patok di bawah alat.
9) Setelah pembacaan data pada titik bidik pertama selesai, pindahkan bak ukur ke titik
bidik yang lain. Pastikan posisi bak ukur tegak vertikal.
10) Arahkan lensa alat Waterpass ke bak ukur pada titik bidik berikutnya. Untuk
memudahkan menemukan objek, amati menggunakan visir.
11) Jika bak ukur sudah tertangkap oleh lensa, atur kembali focus lensa dengan micrometer
sekrup.
12) Stelah angka-angka pada bak ukur bisa terbaca, catat data bacaan benang atas, benang
tengah, dan benang bawah pada form yang sudah disiapkan.
14) Jika semua titik bidik pada posisi melintang yang lurus dengan patok pertama sudah
selesai dibaca, maka pindahkan alat Waterpass ke atas patok berikutnya.
20 | L e v e l l i n g
TEKNOLOGI REKAYASA PENGELOLAAN DAN PEMELIHAARAAN BANGUNAN SIPIL
BAB IV
ANALISIS DATA LAPANGAN
4.1 Sketsa Lapangan
22 | L e v e l l i n g
TEKNOLOGI REKAYASA PENGELOLAAN DAN PEMELIHAARAAN BANGUNAN SIPIL
23 | L e v e l l i n g
TEKNOLOGI REKAYASA PENGELOLAAN DAN PEMELIHAARAAN BANGUNAN SIPIL
24 | L e v e l l i n g
TEKNOLOGI REKAYASA PENGELOLAAN DAN PEMELIHAARAAN BANGUNAN SIPIL
25 | L e v e l l i n g
TEKNOLOGI REKAYASA PENGELOLAAN DAN PEMELIHAARAAN BANGUNAN SIPIL
LAMPIRAN
-
LAMPIRAN
TEKNOLOGI REKAYASA PENGELOLAAN DAN PEMELIHAARAAN BANGUNAN SIPIL
Melintang Titik 21
TEKNOLOGI REKAYASA PENGELOLAAN DAN PEMELIHAARAAN BANGUNAN SIPIL
Melintang Titik 22
TEKNOLOGI REKAYASA PENGELOLAAN DAN PEMELIHAARAAN BANGUNAN SIPIL
Melintang Titik 23
TEKNOLOGI REKAYASA PENGELOLAAN DAN PEMELIHAARAAN BANGUNAN SIPIL
Melintang Titik 24
TEKNOLOGI REKAYASA PENGELOLAAN DAN PEMELIHAARAAN BANGUNAN SIPIL
Melintang Titik 25
TEKNOLOGI REKAYASA PENGELOLAAN DAN PEMELIHAARAAN BANGUNAN SIPIL
Melintang Titik 26
TEKNOLOGI REKAYASA PENGELOLAAN DAN PEMELIHAARAAN BANGUNAN SIPIL
DAFTAR PUSTAKA
1. Puwaamijaya Muda Iskandar. 2008. Teknik Survey dan Pemetaan Jilid 1. Jakarta.
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan.
2. Yusuf Hamzah, Halim Hasmar. 2014. Buku Ajar Survey dan Pemetaan. Yogyakarta.
Deepublish
3. Syaripudin Akhmad. Pengantar Survey dan Pengukuran
4. Sandy. Olah Data Waterpass
5. Manurung Parluhuan. 1985. Manual Pengukuran Kedudukan Permukaan Air Laut
dan Interpretasi. UNESCO
6. Zahiyah Arifah. Ilmu Ukur Tanah (Waterpass dan Theodolit)
iii | L e v e l l i n g