KEUTUHAN NKRI
7AGU
Oleh : Arief Rachman
1. PENDAHULUAN.
Bangsa Indonesia yang lahir dari keanekaragaman suku, agama, budaya, bahasa, dan
daerah asal yang tersebar luas dalam ribuan pulau perlu menyepakati suatu cara hidup
bersama dalam kebhinekaan sebagai warga negara suatu bangsa. Salah satu cara
hidup bersama itu ialah cara pandang tentang diri dan lingkungan dalam mencapai
tujuan bersama, yaitu tujuan nasional. Cara pandang yang dimaksud bagi bangsa
Indonesia ialah Wawasan yang mengacu pada kondisi dan konstelasi geografi, sosial
budaya, serta faktor kesejarahan, dan perkembangan lingkungan. Dengan demikian,
konsepsi yang terkandung di dalamnya merupakan simpulan dari pengalaman masa
lalu dan lingkungannya yang relevan saat ini serta valid di masa datang, sehingga
dapat dijadikan acuan dalam melakukan interaksi antar komponen bangsa dan bahkan
dunia dalam hidup bersama dan berdampingan yang damai dan saling bermanfaat.
Bangsa Indonesia yang menegara merupakan suatu kenyataan meskipun bila ditinjau
dari asal-usul dan terjadinya merupakan keluarbiasaan yang tergolong sangat unik,
ternyata bangsa ini berkembang maju hingga saat ini. Hal itu dimungkinkan karena ada
faktor pendorong dan pengikat yang kuat. Konsepsi Wawasan Nusantara mengandung
faktor-faktor yang dimaksud, yang bila diimplementasikan dapat memperkuat dorongan
dan ikatan yang mewujudkan persatuan dan kesatuan bangsa, yang dijiwai rasa
kekeluargaan, persaudaraan dan kebersamaan sehingga, terpeliharanya kesatuan
wilayah nasional. Di atas kondisi yang tercipta dari Ideologi Pancasila, Ketahanan
Nasional dengan Kewaspadaan serta Wawasan Nusantara, selanjutnya dapat dibangun
dan dilaksanakan pembangunan nasional, yang memungkinkan tercapainya tujuan
Nasional sesuai dengan harapan bersama.
Pancasila dan UUD 1945 merupakan landasan Wawasan Nusantara karena dalam
Pembukaan UUD 1945 tercantum Pancasila dan mengandung nilai-nilai universal dan
lestari serta dapat digunakan sebagai acuan rumusan, konsep, prinsip, dan cara
pandang yang Nusantara. Dengan demikian, Wawasan Nusantara merupakan
perwujudan pesan-pesan dalam Pembukaan UUD 1945 dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, selain dari pada itu Wawasan kebangsaan
mengandung nilai-nilai yang berkaitan dengan pemanfaatan ruang Negara sebagai
suatu wilayah Kekuatan Negara, penduduk negara sebagai potensi sumber daya
manusia maupun sumber daya alamnya yang melimpah.
Nilai-nilai tersebut dikelompokkan dalam lima pesan pokok, yaitu pertama bagaimana
penghargaan terhadap harkat dan martabat bangsa Indonesia yang harus terus
dipertahankan dan dapat ditingkatkan. Memiliki kekuatan tekad untuk tujuan maupun
cita-cita nasionai, tempat mempertahankan dan memperjuangkan kepentingan nasional
yang pada hakikatnya adalah kepentingan keamanan dan kesejahteraan guna
mempertahankan persatuan dan kesatuan bangsa serta kesatuan wilayah, tanah air
dan bangsa. Selanjutnya adalah kesepakatan tentang cara pencapaian tujuan nasional
yang merupakan himpunan nilai-nilai yang meliputi bersatu, berdaulat, adil, dan
makmur yang menjadi fondasi untuk memperkokoh Persatuan dan Kesatuan NKRI.
Adapun pembahasan atas nilai-nilai wawasan Kebangsaan itu diurai melalui
pemahaman nilai-nilainya, pengertian hakekat dan prinsip serta faktor-faktor yang
berpengaruh terhadap pemahaman dan bagaimana memasyarakatkan pemahamannya
untuk memperkokoh Persatuan dan Kesatuan bangsa ? Oleh sebab itu memahami
sungguh-sungguh nilai-nilai Wawasan Kebangsaan adalah menjadi kewajiban setiap
warga negara, sehingga terbentuklah sikap moral yang kuat, guna ikut berpartisipasi
dalam rangka memperkokoh Persatuan dan Kesatuan NKRI.
2. PEMBAHASAN
a. Perkembangan pemahaman nilai-nilai wawasan kebangsaan saat ini.
Dari pengalaman sejarah bangsa, sejak Budi Utomo 1908 yang kita peringati sebagai
Hari Kebangkitan Nasional dan ikrar Sumpah Pemuda 1928, Proklamasi Kemerdekaan
1945 sampai dengan saat ini, kita telah mangalami pasang surut dan dinamika dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara. Saat ini kita telah masuk pada era globalisasi,
transparansi dan reformasi yang sedang menguji keberadaan bangsa Indonesia, tanpa
disadari keadaan tersebut telah mampu mengeser nilai-nilai bangsa yang selama ini
terpatri kuat dan menjiwai kehidupan berbangsa, bernegara dan bermasyarakat. Nilai-
nilai kebangsaan yang terkandung dalam Pancasila tidak lagi menjadi bagian yang
harus dimengerti, dipahami dan diamalkan dalam kehidupan
bermasyarakat. Sebaliknya telah menjurus kearah kehidupan individualistik dan
materalistik yang mengakibatkan semakin jauh dari nilai-nilai jati diri, kepribadian dan
keimanan bangsa Indonesia.
Kecenderungan semakin memudarnya Wawasan Kebangsaan tercermin dari
perilaku hidup yamg semakin memprihatinkan. Sentimen dan fanatisme suku, ras dan
antar golongan semakin menonjol sehingga seringkali rentan terhadap terjadinya
gesekan-gesekan dan konflik bernuansa SARA diberbagai daerah. Kondisi tersebut
diperparah oleh perbuatan sebagian kelompok masyarakat yang secara sadar menjual
bangsanya sendiri kepada bangsa asing dengan menguasai isu-isu HAM,
Demokratisasi dan lingkungan hidup untuk kepentingan sesaat, tanpa
mempertimbangkan kepentingan bangsa yang lebih besar. Sulit rasanya bagi bangsa
Indonesia untuk kembali bangkit dari keterpurukan saat ini ditengah deras masuknya
faham asing yang bertentangan dengan faham Pancasila sehingga ancaman terjadinya
disintegrasi bangsa tanpa disadari telah mengancam sendi-sendi kehidupan bangsa
Indonesia.
Pancasila sebagai ideologi, falsafah, pandangan hidup dan alat pemersatu
bangsa telah mampu mempersatukan keberagaman bangsa Indonesia selama
kurun waktu 62 tahun dalam sebuah wadah Negara Kesatuan Republik
Indonesia mulai terusik keberadaannya. Pancasila tidak lagi menjadi bagian yang harus
dipahami, dimengerti dan diamalkan oleh setiap anak bangsa terutama sejak
digulirkannya era reformasi. Indikasi tersebut dapat dirasakan bahwa paham
kebangsaan yang telah diproklamirkan pada tanggal 17 Agustus 1945 didasari
perasaan senasib dan sepenang-gungan, kerelaan berkorban dan semangat
patriotisme tidak lagi tertanam dalam hati sanubari setiap anak bangsa sehingga
membuat bangsa Indonesia semakin lemah dan rentan terhadap terjadinya bentrokan-
bentrokan bernuansa SARA.
Semangat kebangsaan dan wawasan kebangsaan yang merupakan motivasi
untuk mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia semakin memudar tidak
lagi terpancar dalam perilaku kehidupan bangsa sehingga keengganan membela dan
mempertahankan bangsa dari berbagai kemungkinan ancaman tidak lagi menjadi
tanggug jawab bersama seluruh komponen bangsa. Ditambah lagi paham komunis
yang dulunya merupakan bahaya latent yang harus tetap kita waspadai, kini
masyarakat sudah kurang peka bahkan cenderung tidak memperdulikan lagi, sehingga
mereka bebas mengekspresikan keberadaanya serta terbuka untuk masuk keberbagai
lini melalui partai-partai yang ada saat ini dan sungguh sangat memprihatin-kan kita.
Selain dari pada itu kondisi politik yang sangat lemah akibat lengsernya ”Kepemimpinan
Nasional” mengakibatkan rentannya kondisi politik bangsa Indonesia saat itu, demikian
juga kondisi ekonomi yang melanda bangsa Indonesia yang telah membuat semakin
menambah beban kehidupan masyarakat. Sulitnya mendapatkan lapangan pekerjaan
menjadi pengangguran masyarakat meningkat. Kesenjangan ekonomi yang cukup
dalam tersebut telah mendorong sentimen etnis sehingga berpotensi muncul terjadinya
pertikaian dan tindak kriminalitas baik secara kualitas maupun kuantitas.
Dibidang sosial budaya mengalami kemerosotan yang tajam, disebabkan oleh
derasnya kemajuaan ilmu pengetahuan dan teknologi elektronik yang menembus
sampai ke pelosok desa tanpa ada penangkal atau batas. Hal tersebut dapat merusak
akhlak dan moral masyarakat khususnya moral generasi muda. Nilai-nilai budaya yang
mengakar dalam kehidupan sehari-hari tercermin dalam Pancasila semakin
ditinggalkan, kecenderungan mengadopsi budaya asing mewarnai seluruh sendi
kehidupan berbangsa. Kondisi tersebut lambat laun menjadikan masyarakat kehilangan
jati dirinya sebagai bangsa yang memiliki budaya Adi Luhung yaitu budaya yang
mempunyai nilai-nilai tinggi untuk mempersatukan bangsa yang kita kagumi ini.
Disisi lain dapat kita cermati bahwa masih ada kekuatan yang masih utuhdan
dapat diharapkan untuk menjaga keutuhan NKRI ini adalah Kemanunggalan TNI.
Namun karena beban yang dipikul semakin berat dan ada pula pihak-pihak tertentu
yang dengan cara sistematis ingin menghancurkan TNI maka hal tersebut secara
psikologis akan mempengaruhi kinerja TNI, baik secara langsung maupun tidak
langsung. Namun dengan didukung komitmen yang jelas, tegas dan terukur, masalah
wawasan kebang-saan yang berujung pada tetap tegak dan utuhnya NKRI, TNI
bersama rakyat siap mengorbankan jiwa dan raganya. Menjaga kedaulatan dan
keutuhan NKRI.
3. KESIMPULAN
a. Pengertian wawasan kebangsaan dapat diutarakan sebagai cara pandang
bangsa Indonesia tentang diri dan lingkungan keberadaannya dengan memanfaatkan
kondisi dan konstelasi geografi yang berupaya menciptakan tanggung jawab, motivasi,
dorongan dan rangsangan bagi seluruh bangsa Indonesia untuk mencapai Tujuan
Nasional. Cara pandang tersebut bersifat integratif karena dijiwai oleh Pancasila yang
mendorong kebersamaan dalam kehidupan Nasional dan dilandasi oleh UUD 1945
yang menyatukan bangsa Indonesia dari pengalaman sejarah dan sifat budaya yang
kekeluargaan.
b. Pemahaman terhadap nilai-nilai Wawasan Kebangsaan sangat penting dalam
rangka memperkokoh Persatuan dan Kesatuan NKRI. Kondisi ini sangat diperlukan
karena NKRI terdiri dari wilayah pulau-pulau yang sangat luas, baik pulau besar dan
kecil yang tersebar dari Sabang sampai Merauke, berpenduduk 212 juta orang, yang
posisinya terletak pada dua benua Asia dan Australia dan dua lautan yaitu Lautan
Pasifik dan Indonesia, yang memiliki ragam budaya, suku bahasa yang berbeda-beda
yang keutuhannya harus dikelola, dijaga dan dilestarikan oleh semua komponen, agar
menjadi manfaat kesejahteraan rakyat dan kokohnya Persatuan dan Kesatuaan
Republik Indonesia.
c. Tantangan keberadaan nilai-nilai wawasan ini memang telah menjadi kerisauan
dan kekhawatiran bangsa Indonesia pada kurun waktu 10 tahun terakhir ini, bahwa
semangat kebangsaan kita semakin luntur dan terganggu, sehingga muncul kerusuhan
sosial atau konflik yang bersifat Sara, berkembangnya sifat primordial, Separatisme,
kelompok bersenjata, bersamaan dengan hadirnya tuntunan dan tantangan Globalisasi
yang tidak dapat dibendung yang berkaitan dengan demokratisasi, tuntutan HAM,
lingkungan hidup serta dengan munculnya aksi radikalisme dan terorisme yang
didukung oleh perbuatan kelompok yang secara sadar telah menjual Bangsanya
sendiri untuk kepentingan sesaat, karena telah kehilangan rasa kebangsaannya.
d. Bila pemahaman wawasan kebangsaan seluruh komponen bangsa meningkat,
maka kuatlah keutuhan persatuan dan kesatuan NKRI. Karena secara sadar akan
muncul semangat atau dorongan hati yang kuat untuk cinta tanah air, membela dan
menjaga keutuhan NKRI sesuai bidang dan tatanan, kemampuan dan kewenangan
bidang masing-masing. Oleh sebab itu seluruh komponen bangsa harus memahami
dengan sungguh-sungguh nilai-nilai wawasan kebangsaan, sehingga terbentuklah sikap
moral yamg kuat, guna dapat memperkokoh persatuan dan kesatuaan NKRI.