Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Pancasila sebagai dasar Negara bangsa Indonesia hingga sekarang telah
mengalami perjalanan waktu yang tidak sebentar, dalam rentang waktu tersebut
banyak hal atau peristiwa yang terjadi menemani perjalanan Pancasila, sehingga
berdirilah pancasila seperti sekarang ini di depan semua bangsa Indonesia.
Mulai peristiwa pertama saat pancasila dicetuskan sudah menuai banyak konflik
di internal para pencetus nya hingga sekarang pun di era reformasi dan globalisasi
Pancasila masih hangat diperbincangkan oleh banyak kalangan berpendidikan
terutama kalangan Politik dan mahasiswa. Kebanyakan dari para pihak yang
memperbincangkan masalah Pancasila adalah mengenai awal dicetuskan nya
Pancasila tentang sila pertama. Memang dari sejarah awal perkembangan bangsa
Indonesia dapat kita lihat bahwa komponen masyarakatnya terbentuk dari dua
kelompok besar yaitu kelompok agamais dalam hal ini didominasi oleh kelompok
agama Islam dan yang kedua adalah kelompok Nasionalis. Kedua kelompok tersebut
berperan besar dalam pembuatan rancangan dasar Negara kita tercinta ini.
Maka, setelah banyak aspek memperbincangkan pancasila sebagai dasar Negara.
Sekarang pancasila pun dijadikan bahan perbincangan sebagai prilaku yang digunakan
di dalam kampus. Dimana di dalam kampus tersebut akan terdidik dengan
kepemimpinan pancasilan. Baik dalam prilaku bergaul juga dalam proses belajar
mengajar di dalamnya. Serta molekul-molekul yang menjadi bagiannya.
Makalah ini dibuat sebagai catatan perjalanan Pancasila dari jaman ke jaman,
agar kita senantiasa tidak melupakan sejarah pembentukan Pancasila sebagai
dasarNegm4 dan juga dapat digunakan untuk rnenjadi penengah bagi pihak yang
sedang berbeda pendapat tentang dasar Negara supaya ke depan kita tetap seperti
semboyan kita yaitu "Bhinneka Tunggal Ika". Terutamahal tersebut dalam penerapan
nya dalam kehidupan kita. Termasuk di lingkungan kampus.

1
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian diatas maka makalah ini secara khusus membahas permasalahan
sebagai berikut:
1. Apa yang disebut pancasila sebagai dasar negara?
2. Bagaimana Peranan Pancasila Sebagai Paradigma Pembangunan?
3. Bagaimana Peranan Pancasila Sebagai Paradigma Ekonomi

C. TUJUAN PENULISAN
Setelah penulis mencoba memahami akan latar belakang serta rumusan masalah
diatas, maka tujuan ke penulisan ini adalah:
1. Mengetahui apa yang dimaksud dengan pancasila sebagai dasar negara
2. Memahami makna dari pancasila dalam prilaku sehari-hari
3. Serta mengenali betul peran dan cara mengaktualisasikan pancasila sendiri
dalam kehidupan, terutama dalam lingkungan kampus.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Paradigma
Paradigma adalah kumpulan tata nilai yang membentuk pola pikir seseorang
sebagai titik talak pandangannya sehingga akan membentuk citra subjektif seseorang -
mengenai realita dan akhirnya akan menentukan bagaimana seseorang menanggapi
realita itu.

Arti paradigma ditinjau dari asal usul beberapa bahasa diantaranya :


 Menurut bahasa Inggris : paradigma berarti keadaan lingkungan
 Menurut bahasa Yunani : paradigma yakni para yang berarti disamping, di
sebelah dandikenal sedangkan diegma suatu model, teladan, arketif dan diam
 Menurut kamus psikologi : paradigma diartikan sebagai berikut :
1) Satu model atau pola untuk mendemonstrasikan semua fungsi yang
memungkinkan dari apayang tersajikan
2) Rencana riset berdasarkan konsep-konsep khusus, dan
3) Satu bentuk eksperimental

B. Kehidupan Bermasyarakat,Berbangsa dan Bernegara


Pancasila juga merupakan pedoman bagi masyrakat Indonesia dalam melakukan
kegiatan sehari-hari. Di mana masing-masing sila pasti memiliki makna yang
berbeda-beda, yaitu :
 Sila pertama : "Ketuhanan Yang Maha Esa"

3
Sila ini mengajarkan untuk percaya kepada Tuhan sang pencipta langit dan bumi,
juga masyarakat diajak untuk menaati serta melakukan perintah dari Tuhan. Benda
-- benda di sekeliling harus dihargai dan dirawat karena itu juga merupakan ciptaan
Tuhan. Sedangkan untuk penerapannya dalam kehidupan sehari -- hari contohnya
merawat tumbuhan dan binatang, tidak merusak lingkungan, menghargai sesama
umat beragama dengan tidak saling menjelekkan agama lain dan menganggap
agamanya sendiri adalah yang paling baik.
 Sila kedua : "Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab"
Dalam sila kedua ini, masyarakat diminta untuk memberikan perlakuan yang adil
terhdap sesama manusia, terhadap diri sendiri, alam sekitar dan terhadap Tuhan.
Manusia sebagai makhluk beradab atau berbudaya yang memiliki daya cipta, rasa,
karsa dan keyakinan. Di kehidupan masyarakat, penerapan sila ini dapat dilakukan
dengan cara bersikap adil kepada seluruh masyarakat dan tidak membeda --
bedakan, sebagai manusia yang memiliki rasa, harus bisa menghargai satu sama
lain.
 Sila ketiga : "Persatuan Indonesia"
Sila ketiga ini mengajak masyarakat Indonesia untuk memiliki nasionalisme yang
tinggi terutama dalam menjaga persatuan dan kesatuan di negara ini. Masyarakat
juga harus mengakui adanya perbedaan suku, agama, ras, etnis, dan menghargai
perbedaan tersebut. Masyarakat juga wajib menjunjung tinggi jiwa patriotisme
dalam diri masing -- masing. Penerapan sila ini dalam kehidupan bermasyarakat
contohnya menghargai perbedaan, menaati peraturan -- peraturan daerah tertentu
ketika mengunjungi tempat tersebut, tidak membeda -- bedakan dalam memilih
teman pergaulan, menjaga kerukunan antar masyarakat.
 Sila keempat : "Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam
Permusyawaratan Perwakilan"
Sila ini menggambarkan bahwa masyarakat di Indonesia memiliki kedudukan di
negara ini, kedaulatan negara ada di tangan rakyat, dan seluruh keputusan negara
diambil berdasarkan musyawarah mufakat. Pemimpin juga harus memiliki
kebijaksanaan dan akal sehat dalam memimpin masyarakat Indonesia. Contoh
penerapan sila ini dalam kehidupan sehari -- hari di dalam masyarakat adalah
keikut sertaan dalam pemilu, ikut berdemokrasi dengan menyampaikan pendapat,
berani mengutarakan pendapatnya di depan umum atau menyampaikan aspirasi

4
kepada pemerintah, sebagai pemerintah juga mau mendengarkan keluhan
masyarakat dan langsung menanganinya.
 Sila kelima : "Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia"
Sila terakhir ini meminta agar seluruh masyarakat diperlakukan secara adil baik
dalam bidang sosial budaya, hukum, dan ekonomi. Di sila ini juga diajarkan
keseimbangan dalam hak dan kewajiban masyarakat. Penerapan sila ini dalam
kehidupan sehari -- hari adalah bersikap adil kepada seluruh masyarakat dan
pemerintah juga memperlakukan masyarakat secara adil terutama di bidang hukum
dengan tidak memandang jabatan atau posisi orang tersebut di dalam negara.

C. Pancasila Sebagai Paradigma Pembangunan

Tujuan negara yang tertuang dalam Pembukaan UUD 1945 adalah sebagai
berikut “Melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia” hal ini
merupakan tujuan negara hukum formal, adapun rumusan “Memajukan kesejahteraan
umum, mencerdaskan kehidupan bangsa” hal ini merupakan tujuan negara hukum
material, yang secara keseluruhan sebagai tujuan khusus atau nasional. Adapun tujuan
umum atau internasional adalah “ikut melaksanakan ketertiban dunia yang
berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial”.
Secara filosofis hakikat kedudukan Pancasila sebagai paradigma pembangunan
nasional mengandung suatu konsekuensi bahwa dalam segala aspek pembangunan
nasional kita harus mendasarkan pada hakikat nilai-nilai Pancasila. Karena nilai-nilai
Pancasila mendasarkan diri pada dasar ontologis manusia sebagai subyek pendukung
Pancasila sekaligus sebagai subyek pendukung negara. Unsur-unsur hakikat manusia
“monopluralis” meliputi susunan kodrat manusia, terdiri rokhani (jiwa) dan jasmani
(raga), sifat kodrat manusia terdiri makhluk individu dan makhluk sosial serta
kedudukan kodrat manusia sebagai makhluk pribadi berdiri sendiri dan makhluk
Tuhan YME.

Kedudukan Pancasila sebagai paradigma pembangunan nasional harus mmperlihatkan


konsep berikut ini :
 Pancasila harus menjadi kerangka kognitif dalam identifikasi diri sebagai
bangsa

5
 Pancasila sebagai landasan pembangunan
 Pancasila merupakan arah pembangunan nasional
 Pancasila merupakan etos pembangunan nasional
 Pancasila merupakan moral pembangunan nasional

Masyarakat Indonesia yang sedang mengalami perkembangan yang amat pesat


karena dampak pembangunan nasional maupun rangsangan globalisasi, memerlukan
pedoman bersama dalam menanggapi tantangan demi keutuhan bangsa. Oleh sebab
itu pembangunan nasional harus dapat memperlihatkan prinsip-prinsip sebagai
berikut:
 Hormat terhadap keyakinan religious setiap orang.
 Hormat terhadap martabat manusia sebagai pribadi atau subjek (manusia
seutuhnya)

Sebagai upaya meningkatkan harkat dan martabat manusia maka pembangunan


nasional harus meliputi aspek jiwa, seperti akal, rasa dan kehendak, raga (jasmani),
pribadi, sosial dan aspek ketuhanan yang terkristalisasi dalam nilai-nilai pancasila.
Selanjutnya dijabarkan dalam berbagai bidang pembangunan antara lain politik,
ekonomi, hukum, pendidikan, sosial budaya, ilmu pengetahuan dan teknologi, serta
bidang kehidupan agama. Sehingga dapat disimpulkan bahwa hakikatnya Pancasila
sebagai paradigma pembangunan mengandung arti atas segala aspek pembangunan
yang harus mencerminkan nilai-nilai pancasila.

1. Pancasila Sebagai Paradigma di Bidang IPTEK

Kini ilmu pengetahuan bersama anaknya IPTEK, dengan temuan-temuannya


melaju pesat, mendasar, spektakuler. Iptek tidak lagi hanya sbg sarana kehidupan
tetapi sekaligus sebagai kebutuhan kehidupan manusia. Bersamaan dengan itu iptek
telah menyentuh seluruh segi dan sendi kehidupan, dan akan merombak budaya
manusia secara intensif, yg berakibat
Terjadinya perbenturan tata nilai dlm aspek kehidupan.

6
Fenomena perombakan tersebut, misalnya :
 Dari budaya agraris-tradisional dan budaya industri modern, peran mitos
digeser oleh peran logos / akal.
 Yang dituntut adalah prestasi, siap pakai, keunggulan kompetitif, efisiensi,
produktif dan kreatif, melupakan kaidah-kaidah normatif.

Dari budaya nasional-kebangsaan budaya global-mondial. Visi, misi, nilai-nilai


universal lepas dari ikatan-ikatan primordial kebangsaan, keagamaan akibatnya luntur
nasionalisme dan kepribadian bangsa.

Tiga Aspek IPTEK :

1) ASPEK ONTOLOGIS, Secara langsung keberadaan ilmu merupakan. Aktivitas


manusia yg tidak pernahberhentidalam menentukan danmencari kebenaran dari
kenyataan.Aktivitas tersebut akan melibatkan masyarakat, memiliki proses dan akan
menghasilkan suatu produk. Secara tidak langsung keberadaan ilmu disebabkan oleh
adanya Tuhan, sehingga kebenaran yang diusahakan oleh iptek seharusnya tidak
kontradiksi dengan nilai ketuhanan dan kemanusiaan.
2) ASPEK EPISTEMCLOGI, Nilai-nilai Pancasila dijadikan sbg metode berfikir, sbg
dasar dan arah dlm mengembangkan iptek.
3) ASPEK AKSIOLOGI, Kemanfaatan dan pengembangan iptek tidak boleh
bertentangan dengan ideal Pancasila dan mendukung, mewujudkan nilai-nilai ideal
Pancasila.

2. Pancasila Sebagai Paradigma Reformasi Hukum

Salah satu tujuan bernegara Indonesia adalah melindungi segenap bangsa


Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia. Hal ini mengandung makna bahwa
tugas dan tanggung jawab tidak hanya oleh penyelenggara negara saja tetapi juga
rakyat Indonesia secara keseluruhan. Atas dasar tersebut sistem dan keamanan adalah
mengikut sertakan seluruh komponen bangsa. Sistem pembangunan pertahanan dan
keamanan Indonesia disebut sistem pertahanan dan keamanan rakyat semesta
(sishankamrata)

7
Sistem pertahanan yang bersifat semesta melibatkan seluruh warga negara,
wilayah, dan sumber daya nasional lainnya, serta dipersiapkan secara dini oleh
pemerintah dan diselenggarakan secara total terpadu, terarah, dan berlanjut untuk
menegakkan kedaulatan negara keutuhan wilayah, dan keselamatan segenap bangsa
dari segala ancaman. Penyelenggaraan sistem pertahanan semesta didasarkan pada
kesadaran atas hak dan kewajiban warga negara serta keyakinan pada kekuatan
sendiri.
Sistem ini pada dasarnya sesuai dengan nilai-nilai pancasila, di mana
pemerintahan dari rakyat (individu) memiliki hak dan kewajiban yang sama dalam
masalah pertahanan negara dan bela negara. Pancasila sebagai paradigma
pembangunan pertahanan keamanan telah diterima bangsa Indonesia sebagaimana
tertuang dalam UU No. 3 Tahun 2002 tentang pertahanan Negara.
Dalam undang-undang tersebut dinyatakan bahwa pertahanan negara bertitik
tolak pada falsafahdan pandangan hidup bangsa Indonesia untuk menjamin keutuhan
dan tetap tegaknya NegaraKesatuan Republik Indonesiayang berdasarkan Pancasila
dan Undang-Undang Dasar 1945.
Dengan ditetapkannya UUD I945NKRI telah memiliki sebuah konstitusi, yang di
dalamnyaterdapat pengaturan tiga kelompok materi-muatan konstitusi, yaitu:
 adanya perlindungan terhadap HAM,
 adanyasusunan ketatanegaraannegara yang mendasar dan
 adanya pembagian dan pembatasan tugas-tugas ketatanegaraan yangjuga
mendasar sesuai dengan UUD 1945, yang di
dalamnyaterdapatrumusanPancasila,Pembukaan UUD 1945 merupakan bagian
dai UUD 1945 atau merupakan bagian dari hukum positif. Dalam kedudukan
yang demikian, ia mengandung segi positifdan segi negatif. Segi positifnya,
Pancasila dapat dipaksakan berlakunya (oleh negara); segi negatifnya,
Pembukaan dapat diubah oleh MPR sesuai dengan ketentuan pasal 37 UUD
1945.

Hukum tertulis seperti UUD termasuk perubahannya, demikian juga UU dan


peraturan perundang-undangan lainnya harus mengacu peda dasar negara (sila – sila
Pancasila dasar negara).

8
Dalam kaitannya dengan “Pancasila sebagai paradigma pengembangan hukum”,
hukum (baik yang tertulis maupun yang tidak tertulis) yang akan dibentuk tidak dapat
dan tidak boleh bertentangan dengan sila-sila:
1) Ketuhanan Yang Maha Esa,
2) Kemanusiaan yang adil dan beradab,
3) Persatuan Indonesia,
4) Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan
5) Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

Dengan demikian, substansi hukum yang dikembangkan harus merupakan


perwujudanatau penjabaran sila-sila yang terkandung dalam Pancasila. Artinya,
substansi produk hukum merupakan karakter produk hukum responsif (untuk
kepentingan rakyat dan merupakan perwujudan aspirasi rakyat).

Pancasila Sebagai Paradigma Pembangunan Kehidupan Umat Beragama Bangsa


Indonesia sejak dulu dikenal sebagai bangsa yang ramah dan santun, bahkan predikat
inimenjadi cermin kepribadian bangsa kita di mata dunia internasional. Indonesia
adalah Negara yang majemuk, bhinneka dan plural. Indonesia terdiri dari beberapa
suku, etnis, bahasa dan agama namun terjalin kerja bersama guna meraih dan
mengisikemerdekaan Republik Indonesia kita.

Namun akhir-akhir ini keramahan kita mulai dipertanyakan oleh banyak kalangan
karenaada beberapa kasus kekerasan yang bernuansa Agama Ketika bicara peristiwa
yangterjadi di Indonesia hampir pasti semuanya melibatkan umat Muslim, hal ini
karenamayoritas penduduk Indonesia beragama Islam. Masyarakat Muslim di
Indonesia memangterdapatbeberapaaliranyang tidakterkoordinir, sehingga apapun
yang diperbuat oleh umat Islam merurut sebagian umat non Muslim mereka seakan-
seakan merefresefttasikan umat Muslim.

Paradigma toleransi antar umat beragama guna terciptanya kerukunan umat beragama
perspektif Piagam Madinah pada intinya adalah seperti berikut:
1) Semua umat Islam, meskipun terdiri dari banyak suku merupakan satu
komunitas (ummatan wahidah)
9
2) Hubungan antar sesama anggota komunitas Islam dan antara komunitas Islam
dan komunitas lain didasarkan atas prinsip-prinsip :
 Bertetangga yang baik
 Saling membantu dalam menghadapi musuh bersama
 Membela mereka Yang teraniaya
 Saling menasehati
 Menghormati kebebasan beragama

Lima prinsip tersebut mengisyaratkan:


 Persamaan hak dan kewajiban antara sesama warga negara tanpa diskriminasi
yang didasarkan atas suku dan agama;
 Pemupukan semangat persahabatan dan saling berkonsultasi dalam
menyelesaikan masalah bersama serta saling membantu dalam menghadapi
musuh bersama. Dalam "Analisis dan Interpretasi Sosiologis dari Agama
(Ronald Robertson, ed.) misalnyamengatakan bahwa hubungan agama dan
politik muncul sebagai masalah:, hanya pada bangsa bangsa yangmemiliki
heterogenitas di bidang agama.

Hal ini didasarkan pada pastulat bahwa homogenitas agama merupakan kondisi
kestabilan politik. Sebab bila kepercayaan yang berlawanan bicara mengenai nilai-
nilai tertinggi (ultimate value) dan masuk ke arena politik, maka pertikaian akan mulai
dan semakin jauh dari kompromi.
Dalam beberapa tahap kesempatan masyarakat Indonesia yang sejak semula
bercirikan majemuk banyak kita temukan upaya masyarakat yang mencoba untuk
membina kerukunan antar masyarakat. Lahirnya lembaga-lembaga kehidupan sosial
budaya seperti "Pela" di Maluku, "Mapalus" di Sulawesi utara, "Rumah Bentang" di
Kalimantan tengah dan “Marga" di Tapanuli, Sumatera Utara merupakanbukti-
buktikerukunanumat beragama dalam masyarakat.
Ke depan, guna memperkokoh kerukunan hidup antar umat beragama di
Indonesiayangsaat ini sedang diuji kiranya perlu membangun dialog horizontal dan
dialog Vertikal. Dialog horizontaladalah interaksi antarmanusia yang dilandasi dialog
untuk mencapaisalingpengertian, pengakuan akan eksistensimanusia dan pengakuan
akan sifat dasarmanusia yang indeterminists dan interdependen.

10
Identitas indeterminism adalah sikap dasar manusia yang menyebutkan bahwa
posisi manusia berada pada kemanusiannya.Artinya posisi manusia yang bukan
sebagaibenda mekanik, melainkan sebagai manusia yang berakal budi, yang kreatif
yangberbudaya.

3. Pancasila Sebagai Paradigma Reformasi Politik

Warga Indonesia sebagai warga negara harus ditempatkan sebagai subjek atau
pelaku politik bukan sekadar sebagai objek politik. Karena pancasila bertolak dari
kodrat manusia maka pembangunan politik harus dapat meningkatkan harkat dan
martabat manusia. Sistem politik Indonesia yang bertolak dari manusia sebagai
subyekharus mampu menempatkan kekuasaantertinggi pada rakyat. Kekuasaan yang
dimaksud adalah kekuasaan dari rakyat oleh rakyat dan untuk rakyat. Sistem politik
Indonesia yang sesuaipancasila sebagai paradigma adalah sistem politik demokrasi
bukan otoriter.
Berdasarkan hal terebut, sistem politik Indonesia harus dikembangkan atas asas
kerakyatan yaitu terletak pada sila ke IV Pancasila. Pengembangan selanjutnya adalah
sistem politik didasarkan pada asas-asas moral daripada sila-sila pada pancasila. Oleh
karena itu, secaraberturut-turut sistem politik Indonesia dikembangkan atas moral
ketuhanan, moral kemanusiaan,moral persatuan, moral kerakyatan, dan moral
keadilan. Perilaku politikbaik dari warga negara maupun penyelenggara negara
dikembangkan atas dasar moral tersebut sehingga menghasilkanperilaku politik yang
santun dan bermoral.

4. Pancasila Sebagai Paradigma Ekonomi

Sesuai dengan paradigma pancasila dalam pembangunan ekonomi maka sistem


dan pembangunan ekonomi berpijak pada nilai moral daripada pancasila. Secara
khusus, sistem ekonomi harus mendasarkan pada dasar moralitas ketuhanan yaitu

11
pada sila ke I Pancasila dan kemanusiaan yaitu pada sila ke II Pancasila. Pancasila
bertolak dari manusia sebagai totalitas dan manusia sebagai subjek. Sistem ekonomi
yang berdasar pancasila adalah sistem ekonomi kerakyatan yang berasaskan
kekeluargaan.
Sistem ekonomi yang mendasarkan pada moralitas dan humanistis akan
menghasilkan sistem ekonomi yang berperi kemanusiaan. Sistem ekonomi yang baik
adalah sistem ekonomi yang menghargai hakikat manusia, baik selaku makhluk
individu, sosial, makhluk pribadimaupun sebagai makhluk Tuhan. Sistem ekonomi
yang berdasar pancasila berbeda dengan sistemekonomi liberal yang hanya
menguntungkan individu-individu tanpa perhatian pada manusia lain. Sistem ekonomi
demikian jugaberbedadegan sistemekonomi dalam sistem sosialis yangtidak mengakui
kepemilikan individu.
Kebijakan ekonomi memiliki tujuan untuk men sejahterakan rakyat dan harus
mampu mewujudkan perekonomian nasional yang lebih berkeadilan bagi seluruh
warga masyarakat(tidak seperti selama orde baru yang telah berpihak pada
ekonomibesar/konglomerat). Politik
ekonomikerakyatan lebih memberikankesempatan, dukungan dan pengembangan
ekonomi rakyat yang mencakup koperasi, usaha kecil dan usaha menengah sebagai
pilar utamapembangunan ekonomi nasional Oleh sebab itu, perekonomian disusun
sebagai usaha bersamaberdasar atas asas kekeluargaan.
Ekonomi kerakyatan akanmampu mengembangkan program-program konkret
pemerintahdaerah di era otonomi daerah yang lebih mandiri dan lebih mampu
mewujudkan keadilan danpemerataan pembangunan daerah. Dengan demikian
ekonomi kerakyatan akan mampumemberdayakan daerah/rakyat dalamberekonomi
sehingga lebih adil, demokratis, transparan, dan inspiratif. Dalam ekonomi kerakyatan
pemerintah pusat ( negara ) yang demokratis berperan memaksakan pematuhan
peraturan-peraturan yang bersifat melindungi warga ataumeningkatkan kepastian
hukum.
Oleh karena itu, sistem ekonomi harus dikembangkan menjadi sistem dan
pembangunan ekonomi yang bertujuan pada kesejahteraan rakyat secara keseluruhan.
Sistem ekonomi Indonesia juga tidak dapat dipisahkan dari nilai-nilai moral
kemanusiaan. Pembangunan ekonomi harus mampu menghindarkan diri dari bentuk-
bentuk persaingan bebas, monopoli dan bentuk lainnya yang hanya akan
menimbulkan penindasan ketidakadilan, penderitaan, dan kesengsaraanwarga
12
negara.Ekonomipancasila juga memiliki arti bahwa pihakswasta yang bisa mandiri
dilindungi hak-haknya untuk mengembangkan usahanya, sedangkanuntuk pihak-pihak
yang masih belum bisa mengembangkan usahanya akan dibantu oleh pemerintah
dalam mengembangkanusahanya.

BAB III
PENUTUP

1. Kesimpulan
Pancasila bukan hanya sebagai simbol negara, tetapi merupakan suatu pedoman
kehidupan yang sangat relevan untuk negara Indonesia. Paradigma pancasila
mencakup sampai ke semua lini kehidupan, mencakup bidang politik, hukum,
ekonomi, sosial budaya, hubungan antar umat beragama, sampai dengan IPTEK.
Pancasila juga sebagai pedoman dalam mereformasi kehidupan berbangsa,
dimana suatu perubahan yang mengarah kearah yang lebih baik harus memiliki suatu
acuan yang baik dan kuat serta sesuai dengan kebudayaan di Indonesia, maka
Pancasila sangat cocok untuk diterapkan di Indonesia.
13
Pancasila juga sangat berperan penting dalam membangun moral terutama di
lingkungan kampus, ini agar nantinya akan menumbuh kembangkan generasi-generasi
baru yang memiliki moral dan budi pekerti yang luhur.

2. Saran
Kita sebagai mahasiswa hendaklah mengamalkan pancasila sebagai bagian dari
kehidupan bermasyarakat, karena di dalam pancasila mengandung butir-butir
keluhuran bangsa Indonesia.

DAFTAR PUSTAKA

 https://www.academia.edu./5092517/PANCASILA_SEBAGAI_PARADIGMA_KEH
IDUPAN_DALAM_BERMASYARAKAT_BERBANGSA_DAN_BERNEGARA
 https://www.scribd.com/doc/116387429/MAKALAH-PANCASILA-SEBAGAI-
PARADIGMA-KEHIDUPAN-BERBANGSA-DAN-BERNEGARA

14
15

Anda mungkin juga menyukai