BAB IV

PERENCANAAN STRUKTUR

4.1 Perencanaan Pelat

Gambar 4.1 spesifikasi Union New floor deck W-1000 (PT. Union Metal)

Untuk perencanaan pelat sendiri, yaitu menggunakan pelat bondek (floor

deck) dengan data bahan perencanaan sebagai berikut:

1. Produsen : PT. Union Metal.

2. Tipe pelat deck baja : Union New Floor Deck W-1000.
3. Mutu baja Floor Deck (Fy) : 560 MPa.
4. Mutu Baja Ulir (Fy) : 400 MPa.
5. Mutu Baja Polos (Fy) : 240 MPa.
6. Mutu Beton (Fc’) : 30 MPa.
7. Modulus elastisitas baja : 200000 MPa.
8. Modulus elastisitas beton : 20000 MPa.
9. Berat Bahan : 9,39 kg/m2.
10. Tinggi Gelombang : 50 mm.
11. Lebar Efektif : 1000 mm.
12. Luas Area Floor Deck (As) : 1160,95 mm2.

72
 73

4.1.1 Pelat Atap

Gambar 4.2 Denah Kolom Dan Balok Atap

Dalam perencanaan pelat atap menggunakan floor deck maka digunakan 1

arah dan 2 arah karena perbedaan perbandingan rasio antara Lx dan Ly yaitu:

Untuk Pelat atap Tipe 1

Lx 3,6
= = 1,00  2, digunakan pelat 2 arah
L y 3,6

Tabel 4.1 Rekapitulasi Rasio Lx dan Ly Pelat atap Tipe 1

Rasio Lx/Ly
Lx Ly
Lx/Ly
(m) (m)
3.6 3.6 1.00
3.6 2.7 1.33
3.6 3 1.20
1.8 3 0.60
Sumber : Hasil Perhitungan

Untuk Pelat atap Tipe 2

Lx 7,2
= = 2,4  2,0 digunakan pelat 1 arah.
L y 3,0
 74

Tabel 4.2 Rekapitulasi Rasio Lx dan Ly Pelat atap Tipe 1

Rasio Lx/Ly
Lx Ly
Lx/Ly
(m) (m)
7.2 3 2.40
7.2 3.15 2.29
7.2 2.7 2.67
Sumber : Hasil Perhitungan

4.1.1.1 Pendimensian Pelat Atap

Direncanakan tebal pelat = 120 mm

 Tinggi floor deck = 50 mm

hr 50
 Tinggi efektif pelat beton→d eff =h pelat − =120− =95 mm
2 2

4.1.1.2 Pembebanan Pelat Atap

 Beban Mati
Berat Sendiri Pelat = 0,095 m x 24 kn /m3 = 2,280 kN/m2
Berat Spesi (3 cm) = 0,03 m x 22 kn/m 3 = 0,660 kN/m2
Berat Ubin (penutup lantai) = 24 kg/m2 = 0,240 kN/m2
Berat floor deck = 9,39 kg/m2 = 0,094 kN/m2
Berat penggantung = 7 kg/m2 = 0,070 kN/m2
Rangka plafond alumunium= 11 kg/m2 = 0,110 kN/m2
Rangka gypsum = 5 kg/m2 = 0,050 kN/m2
Berat instalasi listrik = 0,5 kg/m2 = 0,005 kN/m2 +
qDL = 3,509 kN/m2
 Beban Hidup
Beban atap (pekerja) = 96 kg/m2 = 0,960 kN/m2
qLL = 0,960 kN/m2
 Beban terfaktor
Qu=1,2 qDL+1,6 qLL
Qu=1,2(3,509)+1,6(0,966) = 5,747 kN/m2
 75

4.1.1.3 Perhitungan Pelat Atap (2 Arah)

A. Perhitungan Momen Pelat Atap

Gambar 4.3 Pembebanan Pada Pelat Atap Memanjang (Arah X Tipe 1)

Gambar 4.4 Momen Pada Pelat Atap Memanjang (Arah X Tipe 1)

Tabel 4.3 Momen Pada Pelat Atap Memanjang (Arah X Tipe 1)

Node 1   2   3  
Beam   1   2   3
Momen Tumpuan (kNm) 6.092   6.614   4.780  
Momen Lapangan (kNm)   3.001   3.613   0.051
Sumber : STAAD Pro

Tabel 4.4 Momen Pada Pelat Atap Memanjang (Arah X Tipe 1, Lanjutan)
Node 4   5   6
Beam   4   5  
Momen Tumpuan (kNm) 0.000   4.658   6.980
Momen Lapangan (kNm)   0.010   3.491  
Sumber : STAAD Pro

Gambar 4.5 Pembebanan Pada Pelat Atap Melintang (Arah Y Tipe 1)

 76

Gambar 4.6 Momen Pada Pelat Atap Melintang (Arah Y Tipe 1)

Tabel 4.5 Momen Pada Pelat Atap Melintang (Arah Y Tipe 1)

Node 1   2   3   4  
Beam   1   2   3   4
6.89 4.83 3.56
Momen Tumpuan (kNm)       4.459  
4 1 7
2.45
Momen Lapangan (kNm)   3.448   1.038     2.007
3
Sumber : STAAD Pro

Tabel 4.6 Momen Pada Pelat Atap Melintang (Arah Y Tipe 1, Lanjutan)
Node 5   6   7   8
Beam   5   6   7  
Momen Tumpuan (kNm) 4.459   3.567   4.831   6.894
Momen Lapangan (kNm)   2.453   1.038   3.448  
Sumber : STAAD Pro

Dari hasil perhitungan dari program analis komputer STAAD Pro maka
diambil momen Lapangan dan Tumpuan terbesar yaitu :
 Momen Lapangan Arah X= 3,613 kNm
 Momen Tumpuan Arah X= 6,980 kNm
 Momen Lapangan Arah Y= 3,448 kNm
 Momen Tumpuan Arah Y= 6,894 kNm

B. Momen Positif Pada Pelat Atap

Gambar 4.7 Diagram Regangan Dan Tegangan akibat Momen Positif Pada Pelat Atap
 77

Dalam perencanaan pelat atap yang menggunakan floor deck, tulangan

positif digantikan pernanannya dengan floor deck. Besarnya nilai momen
kapasitas floor deck dapat dihitung dengan rumus :

AsxFy
a =
0,85 x f c ' x 1000
1160,95 x 560
=
0,85 x 30 x 1000
= 25,495 mm
a
Mn = As x F y x (d eff − )
2
25,495
= 1160,95 x 560 x (95− ) x10-6
2
= 53,475 kNm.

Syarat Keamanan  Mn > Mu → 0,85 x 53,475 kNm > 3,613 kNm

45,454 kNm > 3,613 kNm (OK)

C. Perencanaan Penulangan Pelat Atap

Tulangan Pokok Memanjang Daerah Tumpuan (Arah X)
Mu = 6,980 kNm
Tebal Pelat = 120 mm
Tebal efektif pelat = 95 mm
Perkiraan diameter dengan menggunakan tulangan D12 dan selimut
beton 20 mm.
drenc = tinggi efektif pelat – tebal selimut beton – ½ diameter tulangan
pokok
= 95 – 20 – (½ x 12)
= 69 mm
Mu
Rn =
ϕ . b . d2
6,980 x 106
=
0,8 x 1000 x 692
= 1,833
0,85. f c ' . β 1 600
ρb = .
fy ( 600+ fy )
 78

0,85 xf c' x 0,85 600

= .
400 ( 600+400 )
= 0,9031
0,85 xf 'c x β 1
ρ =
fy [ √
x 1− 1−
2 x Rn
0,85 xf 'c ]
=
0,85 x 30 x 0,85
400 [ √
x 1− 1−
2 x 1,833
0,85 x 30 ]
= 0,00476
ρmaks = 0,75 ρb
= 0,75 x 0,9031
= 0,06773
1,4
ρmin =
fy
1,4
=
400
= 0,0035

ρmin = 0,0035 < ρ = 0,00476 < ρmax = 0,06773

Maka dipakai ρ = 0,00476
Luas tulangan
As = ρ xb x d
= 0,00476 ×1000 × 69
= 328,381 mm2
Dipakai tulangan D12 – 350 mm (As = 377 mm2)
Luas Tulangan Susut
As = ρ x b x heff
= 0,0014 × 1000× 95
= 133 mm2
Dipakai tulangan Ø8– 350 mm (As = 143,6 mm2)
 79

Gambar 4.8 Potongan Memanjang daerah Tumpuan Pelat Atap

Kontrol
d = tinggi efektif pelat – tebal selimut beton – ½ diameter tulangan
pokok
= 95 – 20 – (½ x 12) = 69 mm
AsxFy
a =
0,85 x f c ' x 1000
377 x 400
=
0,85 x 30 x 1000
= 5,914 mm
a
Mn = As x F y x (d eff − )
2
4,435
= 377 x 400 x (69− ) x10-6
2
= 9,959 kNm

Syarat Keamanan  Mn > Mu → 0,85 x 9,959 kNm > 6,980 KNm

8,465 kNm > 6,980 kNm (OK)

Gambar 4.9 Diagram Regangan Dan Tegangan akibat Momen Negatif Pada Pelat Atap

Tulangan Pokok Melintang Daerah Tumpuan (Arah Y)

Mu = 6,894 kNm
Tebal Pelat = 120 mm
 80

Tebal efektif pelat = 95 mm

Perkiraan diameter dengan menggunakan tulangan D12 dan selimut
beton 20 mm.
drenc = tinggi efektif pelat – tebal selimut beton – ½ diameter tulangan
pokok
= 95 – 20 – (½ x 12)
= 69 mm
Mu
Rn =
ϕ . b . d2
6,894 x 106
=
0,8 x 1000 x 692
= 1,810
0,85. f c ' . β 1 600
ρb = .
fy ( 600+ fy )
0,85 xf c' x 0,85 600
= .
400 ( 600+400 )
= 0,9031
0,85 xf 'c x β 1
ρ =
fy [ √
x 1− 1−
2 x Rn
0,85 xf 'c ]
=
0,85 x 30 x 0,85
400 [ √
x 1− 1−
2 x 1,810
0,85 x 30 ]
= 0,00470
ρmaks = 0,75 ρb
= 0,75 x 0,9031
= 0,06773
1,4
ρmin =
fy
1,4
=
400
= 0,0035

ρmin = 0,0035 < ρ = 0,00470 < ρmax = 0,06773

Maka dipakai ρ = 0,00470
Luas tulangan
 81

As = ρ xb x d
= 0,00470 ×1000 ×69
= 324,174 mm2
Dipakai tulangan D12 – 350 mm (As = 377 mm2)
Luas Tulangan Susut
As = ρ x b x heff
= 0,0014 × 1000× 95
= 133 mm2
Dipakai tulangan Ø8– 350 mm (As = 143,6 mm2)

Gambar 4.10 Potongan Melintang daerah Tumpuan Pelat Atap

Kontrol
d = tinggi efektif pelat – tebal selimut beton – ½ diameter tulangan
pokok
= 95 – 20 – (½ x 12) = 69 mm
AsxFy
a =
0,85 x f c ' x 1000
377 x 400
=
0,85 x 30 x 1000
= 5,914 mm
a
Mn = As x F y x (d eff − )
2
4,435
= 377 x 400 x (69− ) x10-6
2
= 9,959 kNm

Syarat Keamanan  Mn > Mu → 0,85 x 9,959 kNm > 6,894 KNm

8,465 kNm > 6,894 kNm (OK)
 82

Gambar 4.11 Diagram Regangan Dan Tegangan akibat Momen Negatif Pada Pelat Atap

D. Lendutan Pelat Atap

Kontrol lendutan diambil pada pelat yang mempunyai bentang dan nilai
momen yang terbesar tetapi, sebelum melakukan control lendutan dilakukan
pemeriksaan tinggi minimum sesuai tabel 9.5 (a) SNI 2874-2013.

L Fy 2,7 x 1000 560

Hmin =
28 (
x 0,4 +
700
= )28
x 0,4 +
700 ( )
=¿ 115,714 mm

Tabel 4.7 Rekapitulasi Hmin Pelat

L Hmin
(m) (mm)
3.6 154.286
3.15 135.000
2.7 115.714
Sumber : Hasil Perhitungan

Sesuai SNI 2874-2013, karena hmin = 154 mm < hpelat = 120 mm, maka perlu
dilakukan pemeriksaan lendutan.

Gambar 4.12 Lendutan Pada Pelat Atap Tipe arah X

Tabel 4.8 Lendutan Pada Pelat Atap Memanjang (Arah X Tipe 1)

Node 1   2   3  
Beam   1   2   3
1.59 2.28 0.20
Lendutan (mm)      
5 9 1
Sumber : STAAD Pro

Tabel 4.9 Lendutan Pada Pelat Atap Memanjang (Arah X Tipe 1, Lanjutan)
Node 4   5   6
 83

Beam   4   5  
Lendutan (mm)   0.186   2.150  
Sumber : STAAD Pro

Gambar 4.13 Lendutan Pada Pelat Atap Tipe 1 arah Y

Tabel 4.10 Lendutan Pada Pelat Atap Melintang (Arah Y Tipe 1)

Node 1   2   3  
Beam   1   2   3
1.59 2.28 0.20
Lendutan (mm)      
5 9 1
Sumber : STAAD Pro

Tabel 4.11 Lendutan Pada Pelat Atap Melintang (Arah Y Tipe 1, Lanjutan)
Node 4   5   6
Beam   4   5  
Lendutan (mm)   0.186   2.150  
Sumber : STAAD Pro

Lendutan Rencana () diambil terbesar,  = 2,289 mm

L 2700
ijin = = =¿5,625 mm
480 480

Tabel 4.12 Rekapitulasi ijin Pelat

L ijin
(m) (mm)
3.6 7.500
3.15 6.563
2.7 5.625
Sumber : Hasil Perhitungan

 = 2,289  ijin = 5,625 mm (OK)

 84

4.1.1.4 Perhitungan Pelat Atap (1 Arah)

A. Perhitungan Momen Pelat Atap

Gambar 4.14 Pembebanan Pada Pelat Atap Memanjang (Arah X Tipe 2)

Gambar 4.15 Momen Pada Pelat Atap Memanjang (Arah X Tipe 2)

Tabel 4.13 Momen Pada Pelat Atap Memanjang (Arah X Tipe 2)

Node 1   2   3   4
Beam   1   2   3  
Momen Tumpuan (kNm) 24.827   24.827   24.827   24.827
12.41
Momen Lapangan (kNm)     12.414   12.414  
4
Sumber : STAAD Pro

Tabel 4.14 Momen Pada Pelat Atap Memanjang (Arah X Tipe 2, Lanjutan)
Node   5   6   7
Beam 4   5   6  
Momen Tumpuan (kNm)   24.827   24.827   24.827
12.41
Momen Lapangan (kNm)   12.414   12.414  
4
Sumber : STAAD Pro

Dari hasil perhitungan dari program analis komputer STAAD Pro maka
diambil momen Lapangan dan Tumpuan terbesar yaitu :
 Momen Lapangan Arah X= 12,414 kNm
 Momen Tumpuan Arah X= 24,827 kNm
 85

B. Momen Positif Pada Pelat Atap

Gambar 4.16 Diagram Regangan Dan Tegangan akibat Momen Positif Pada Pelat Atap

Dalam perencanaan pelat atap yang menggunakan floor deck, tulangan

positif digantikan pernanannya dengan floor deck. Besarnya nilai momen
kapasitas floor deck dapat dihitung dengan rumus :

AsxFy
a =
0,85 x f c ' x 1000
1160,95 x 560
=
0,85 x 30 x 1000
= 25,495 mm
a
Mn = As x F y x (d eff − )
2
25,495
= 1160,95 x 560 x (95− ) x10-6
2
= 53,475 kNm

Syarat Keamanan  Mn > Mu → 0,85 x 53,475 kNm > 12,414 kNm

45,454 kNm > 12,414 kNm (OK)

C. Perencanaan Penulangan Pelat Atap

Tulangan Pokok Memanjang Daerah Tumpuan (Arah X)
Mu = 24,827 kNm
Tebal Pelat = 120 mm
Tebal efektif pelat = 95 mm
Perkiraan diameter dengan menggunakan tulangan D18 dan selimut
beton 20 mm.
drenc = tinggi efektif pelat – tebal selimut beton – ½ diameter tulangan
pokok
 86

= 95 – 20 – (½ x 18)
= 66 mm
Mu
Rn =
ϕ . b . d2
24,827 x 106
=
0,8 x 1000 x 662
= 7,124
0,85. f c ' . β 1 600
ρb = .
fy ( 600+ fy )
0,85 xf c' x 0,85 600
= .
400 ( 600+400 )
= 0,9031
'
0,85 xf c x β 1
ρ =
fy [ √
x 1− 1−
2 x Rn
0,85 xf 'c ]
=
0,85 x 30 x 0,85
400 [ √
x 1− 1−
2 x 7,124
0,85 x 30 ]
= 0,02140
ρmaks = 0,75 ρb
= 0,75 x 0,9031
= 0,06773
1,4
ρmin =
fy
1,4
=
400
= 0,0035

ρmin = 0,0035 < ρ = 0,02140 < ρmax = 0,06773

Maka dipakai ρ = 0,02140
Luas tulangan
As = ρ xb x d
= 0,02140 ×1000 ×69
= 1412,675 mm2
Dipakai tulangan D18 – 150 mm (As = 1696,5 mm2)
Luas Tulangan Susut
 87

As = ρ x b x heff
= 0,0014 × 1000× 95
= 133 mm2
Dipakai tulangan Ø8– 350 mm (As = 143,6 mm2)

Gambar 4.17 Potongan Memanjang daerah Tumpuan Pelat Atap

Kontrol
d = tinggi efektif pelat – tebal selimut beton – ½ diameter tulangan
pokok
= 95 – 20 – (½ x 18) = 66 mm
AsxFy
a =
0,85 x f c ' x 1000
1696,5 x 400
=
0,85 x 30 x 1000
= 26,612 mm
a
Mn = As x F y x (d eff − )
2
21,026
= 1696,5 x 400 x (66− ) x10-6
2
= 35,758 kNm

Syarat Keamanan  Mn > Mu → 0,85 x 35,758 kNm > 24,827 KNm

30,394 kNm > 24,827 kNm (OK)
 88

Gambar 4.18 Diagram Regangan Dan Tegangan akibat Momen Negatif Pada Pelat Atap

D. Lendutan Pelat Atap

Kontrol lendutan diambil pada pelat yang mempunyai bentang dan nilai
momen yang terbesar tetapi, sebelum melakukan control lendutan dilakukan
pemeriksaan tinggi minimum sesuai tabel 9.5 (a) SNI 2874-2013.

L Fy 7,2 x 1000 560

Hmin =
28 (
x 0,4 +
700
= ) 28
x 0,4+
700 (
=¿308,571 mm )
Sesuai SNI 2874-2013, karena hmin = 308,571 < hpelat = 120 mm, maka perlu
dilakukan pemeriksaan lendutan.

Gambar 4.19 Lendutan Pada Pelat Atap Tipe 2 arah X

Tabel 4.15 Lendutan Pada Pelat Atap Memanjang (Arah X Tipe 2)
Node 1   2   3   4
Beam   1   2   3  
Lendutan (mm)   3.421   3.421   3.421  
Sumber : STAAD Pro

Tabel 4.16 Lendutan Pada Pelat Atap Memanjang (Arah X Tipe 2, Lanjutan)
Node   5   6   7
Beam 4   5   6  
3.42
Lendutan (mm) 3.421     3.421  
1
Sumber : STAAD Pro

Lendutan Rencana () diambil terbesar,  = 3,421 mm

L 7200
ijin = = =¿15 mm
480 480
 = 3,421  ijin = 15 mm (OK)
Tabel 4.17 Rekapitulasi perhitungan pelat atap
Pelat Atap
Satuan
Uraian Tipe 1 Tipe 2
Arah X Arah Y Arah X
Ana
lisa

Beban Qu 5.747 5.747 5.747 kN/m

 89

Mu (STAAD-Pro) 6.980 6.894 24.827 kNm

Statis
Lendutan (STAAD-Pro 2.289 2.101 3.421 mm
h Pelat 120.000 120.000 120.000 mm
d eff 95.000 95.000 95.000 mm
Floor Deck

a 25.495 25.495 25.495 mm

Mn 53.475 53.475 53.475 kNm
Mn 45.454 45.454 45.454 kNm
Kontrol Mn > Mu OK OK OK kNm
Tebal Beton > 50 mm OK OK OK mm
D Tulangan Rencana 12 12 18 mm
t selimut beton 20 20 20 mm
d rencana 69 69 66 mm
Rn 1.833 1.810 7.124 -
b 0.09031 0.09031 0.09031 -
ρ 0.00476 0.00470 0.02140 -
maks 0.06773 0.06773 0.06773 -
ρmin 0.00350 0.00350 0.00350 -
ρ pakai 0.00476 0.00470 0.02140 -
As Perlu (Tulangan Pokok) 328.381 324.174 1412.675 mm2
As Pakai (Tulangan Pokok) 377.000 377.000 1696.500 mm2
Pelat

D Tulangan Pokok D12-350 D12-350 D18-150 mm

As Perlu (Tulangan Susut) 133.000 133.000 133.000 mm2
As Pakai (Tulangan Susut) 143.600 143.600 143.600 mm2
 Tulangan Susut 8-350 8-350 8-350 mm
d hitung 69 69 66 mm
a 5.914 5.914 26.612 mm
Mn 9.959 9.959 35.758 kNm
Mn 8.465 8.465 30.394 kNm
Mn > Mu OK OK OK kNm
Lendutan Ijin (ijin 5.625 5.625 15.000 mm
< ijin OK OK OK mm
Sumber : Hasil Perhitungan
 90

4.1.2 Pelat Lantai

Gambar 4.20 Denah Kolom Dan Balok Lantai Atap

Dalam perencanaan pelat lantai menggunakan floor deck maka digunakan 1

arah dan 2 arah karena perbedaan perbandingan rasio antara Lx dan Ly yaitu:

Untuk Pelat atap Tipe 1

Lx 3,6
= = 1,00  2, digunakan pelat 2 arah
L y 3,6

Tabel 4.18 Rekapitulasi Rasio Lx dan Ly Pelat atap Tipe 1

Rasio Lx/Ly
Lx Ly
Lx/Ly
(m) (m)
3.6 3.6 1.00
3.6 2.7 1.33
3.6 3 1.20
1.8 3 0.60
Sumber : Hasil Perhitungan

Untuk Pelat atap Tipe 2

Lx 7,2
= = 2,4  2,0 digunakan pelat 1 arah.
L y 3,0
 91

Tabel 4.19 Rekapitulasi Rasio Lx dan Ly Pelat atap Tipe 1

Rasio Lx/Ly
Lx Ly
Lx/Ly
(m) (m)
7.2 3 2.40
7.2 3.15 2.29
7.2 2.7 2.67
Sumber : Hasil Perhitungan

4.1.2.1 Pendimensian Pelat Lantai

Direncanakan tebal pelat = 140 mm

 Tinggi floor deck = 50 mm

hr 50
 Tinggi efektif pelat beton→d eff =h pelat − =140− =¿115mm
2 2

4.1.2.2 Pembebanan Pelat Lantai

 Beban Mati
Berat Sendiri Pelat = 0,115 m x 24 kn/m 3 = 2,760 kN/m2
Berat Spesi (3 cm) = 0,03 m x 22 kn/m3 = 0,660 kN/m2
Berat Ubin (penutup lantai) = 24 kg/m2 = 0,240 kN/m2
Berat floor deck = 9,39 kg/m2 = 0,094 kN/m2
Berat penggantung = 7 kg/m2 = 0,070 kN/m2
Rangka plafond alumunium= 11 kg/m2 = 0,110 kN/m2
Rangka gypsum = 5 kg/m2 = 0,050 kN/m2
Berat Instalasi Plumbing = 0,5 kg/m2 = 0,005 kN/m2
Berat instalasi listrik = 0,5 kg/m2 = 0,005 kN/m2 +
qDL = 3,509 kN/m2
 Beban Hidup
Beban guna (Rumah Sakit) = 96 kg/m2 = 3,830 kN/m2
qLL = 3,830 kN/m2
 Beban terfaktor
Qu=1,2 qDL+1,6 qLL
Qu=1,2(3,994)+1,6 (3,830) = 10,921 kN/m2
 92

4.1.2.3 Perhitungan Pelat Lantai (2 Arah)

A. Perhitungan Momen Pelat Lantai

Gambar 4.21 Pembebanan Pada Pelat Lantai Memanjang (Arah X Tipe 1)

Gambar 4.22 Momen Pada Pelat Lantai Memanjang (Arah X Tipe 1)

Tabel 4.20 Momen Pada Pelat Atap Memanjang (Arah X Tipe 1)

Node 1   2   3
Beam   1   2  
Momen Tumpuan (kNm) 13.369   8.640   1.009
Momen Lapangan (kNm)   6.688   0.401  
Sumber : STAAD Pro

Tabel 4.21 Momen Pada Pelat Lantai Memanjang (Arah X Tipe 1, Lanjutan)
Node   4   5
Beam 3   4  
Momen Tumpuan (kNm)   5.077   6.688
Momen Lapangan (kNm) 1.380   3.346  
Sumber : STAAD Pro

Gambar 4.23 Pembebanan Pada Pelat Lantai Melintang (Arah Y Tipe 1)

 93

Gambar 4.24 Momen Pada Pelat Lantai Melintang (Arah Y Tipe 1)

Tabel 4.22 Momen Pada Pelat Lantai Melintang (Arah Y Tipe 1)

Node 1   2   3   4  
Beam   1   2   3   4
13.10 9.18
Momen Tumpuan (kNm)     6.779   8.473  
0 0
Momen Lapangan (kNm)   6.552   1.973   4.660   3.814
Sumber : STAAD Pro

Tabel 4.23 Momen Pada Pelat Lantai Melintang (Arah Y Tipe 1, Lanjutan)
Node 5   6   7   8
Beam   5   6   7  
6.77 9.18 13.10
Momen Tumpuan (kNm) 8.473      
9 0 0
4.66 1.97 6.55
Momen Lapangan (kNm)        
0 3 2
Sumber : STAAD Pro

Dari hasil perhitungan dari program analis komputer STAAD Pro maka
diambil momen Lapangan dan Tumpuan terbesar yaitu :
 Momen Lapangan Arah X= 6,688 kNm
 Momen Tumpuan Arah X= 13,369 kNm
 Momen Lapangan Arah Y= 6,552 kNm
 Momen Tumpuan Arah Y= 13,100 kNm
B. Momen Positif Pada Pelat Lantai

Gambar 4.25 Diagram Regangan Dan Tegangan akibat Momen Positif Pada Pelat Lantai
 94

Dalam perencanaan pelat atap yang menggunakan floor deck, tulangan

positif digantikan pernanannya dengan floor deck. Besarnya nilai momen
kapasitas floor deck dapat dihitung dengan rumus:

AsxFy
a =
0,85 x f c ' x 1000
1160,95 x 560
=
0,85 x 30 x 1000
= 25,495 mm
a
Mn = As x F y x (d eff − )
2
25,495
= 1160,95 x 560 x (95− ) x10-6
2
= 66,748 kNm

Syarat Keamanan  Mn > Mo → 0,85 x 66,748 kNm > 6,688 KNm

56,506 kNm > 6,688 (OK)

C. Perencanaan Penulangan Pelat Lantai

Tulangan Pokok Memanjang Daerah Tumpuan (Arah X)
Mu = 13,369 kNm
Tebal Pelat = 140 mm
Tebal efektif pelat = 115 mm
Perkiraan diameter dengan menggunakan tulangan D14 dan selimut
beton 20 mm.
drenc = tinggi efektif pelat – tebal selimut beton – ½ diameter tulangan
pokok
= 115 – 20 – (½ x 14)
= 88 mm
Mu
Rn =
ϕ . b . d2
13,369 x 10 6
=
0,8 x 1000 x 88
= 2,158
0,85. f c ' . β 1 600
ρb = .
fy ( 600+ fy )
 95

0,85 xf c' x 0,85 600

= .
400 ( 600+400 )
= 0,9031
0,85 xf 'c x β 1
ρ =
fy [ √
x 1− 1−
2 x Rn
0,85 xf 'c ]
=
0,85 x 30 x 0,85
400 [ √
x 1− 1−
2 x 2,158
0,85 x 30 ]
= 0,00564
ρmaks = 0,75 ρb
= 0,75 x 0,9031
= 0,06773
1,4
ρmin =
fy
1,4
=
400
= 0,0035

ρmin = 0,0035 < ρ = 0,00564 < ρmax = 0,06773

Maka dipakai ρ = 0,00564
Luas tulangan
As = ρ xb x d
= 0,00564 × 1000× 88
= 496,744 mm2
Dipakai tulangan D14 – 300 mm (As = 513,1 mm2)
Luas Tulangan Susut
As = ρ x b x heff
= 0,0014 × 1000× 115
= 161 mm2
Dipakai tulangan Ø8– 300 mm (As = 167,6 mm2)
 96

Gambar 4.26 Potongan Memanjang daerah Tumpuan Pelat Lantai

Kontrol
d = tinggi efektif pelat – tebal selimut beton – ½ diameter tulangan
pokok
= 115 – 20 – (½ x 14) = 88 mm
AsxFy
a =
0,85 x f c ' x 1000
513,1 x 400
=
0,85 x 30 x 1000
= 8,049 mm
a
Mn = As x F y x (d eff − )
2
8,049
= 513,1 x 400 x (88− ) x10-6
2
= 17,235 kNm

Syarat Keamanan  Mn > Mu → 0,85 x 17,235 kNm > 13,369 KNm

14,650kNm > 13,369 kNm (OK)

Gambar 4.27 Diagram Regangan Dan Tegangan akibat Momen Negatif Pada Pelat Lantai

Tulangan Pokok Melintang Daerah Tumpuan (Arah Y)

Mu = 13,100 kNm
 97

Tebal Pelat = 140 mm

Tebal efektif pelat = 115 mm
Perkiraan diameter dengan menggunakan tulangan D14 dan selimut
beton 20 mm.
drenc = tinggi efektif pelat – tebal selimut beton – ½ diameter tulangan
pokok
= 115 – 20 – (½ x 14)
= 88 mm
Mu
Rn =
ϕ . b . d2
13,100 x 10 6
=
0,8 x 1000 x 88
= 2,115
0,85. f c ' . β 1 600
ρb = .
fy ( 600+ fy )
0,85 xf c' x 0,85 600
= .
400 ( 600+400 )
= 0,9031
0,85 xf 'c x β 1
ρ =
fy [ √
x 1− 1−
2 x Rn
0,85 xf 'c ]
=
0,85 x 30 x 0,85
400 [ √
x 1− 1−
2 x 2,115
0,85 x 30 ]
= 0,00553
ρmaks = 0,75 ρb
= 0,75 x 0,9031
= 0,06773
1,4
ρmin =
fy
1,4
=
400
= 0,0035

ρmin = 0,0035 < ρ = 0,00553 < ρmax = 0,06773

Maka dipakai ρ = 0,00553
 98

Luas tulangan
As = ρ xb x d
= 0,00553 ×1000 ×88
= 486,274 mm2
Dipakai tulangan D14 – 300 mm (As = 513,1 mm2)
Luas Tulangan Susut
As = ρ x b x heff
= 0,0014 × 1000× 115
= 161 mm2
Dipakai tulangan Ø8– 300 mm (As = 167,6 mm2)

Gambar 4.28 Potongan Melintang daerah Tumpuan Pelat Lantai

Kontrol
d = tinggi efektif pelat – tebal selimut beton – ½ diameter tulangan
pokok
= 115 – 20 – (½ x 14) = 88 mm
AsxFy
a =
0,85 x f c ' x 1000
513,1 x 400
=
0,85 x 30 x 1000
= 8,049 mm
a
Mn = As x F y x (d eff − )
2
8,049
= 513,1 x 400 x (88− ) x10-6
2
= 17,235 kNm

Syarat Keamanan  Mn > Mu → 0,85 x 17,235 kNm > 13,100 KNm

14,650kNm > 13,100 kNm (OK)
 99

Gambar 4.29 Diagram Regangan Dan Tegangan akibat Momen Negatif Pada Pelat Lantai

D. Lendutan Pelat Lantai

Kontrol lendutan diambil pada pelat yang mempunyai bentang dan nilai
momen yang terbesar tetapi, sebelum melakukan control lendutan dilakukan
pemeriksaan tinggi minimum sesuai tabel 9.5 (a) SNI 2874-2013.

L Fy 2,7 x 1000 560

Hmin =
28 (
x 0,4 +
700
= ) 28
x 0,4 + (
700 )
=¿ 115,714 mm

Tabel 4.24 Rekapitulasi Hmin Pelat

L Hmin
(m) (mm)
3.6 154.286
3.15 135.000
2.7 115.714
Sumber : Hasil Perhitungan

Sesuai SNI 2874-2013, karena hmin = 154 mm < hpelat = 120 mm, maka perlu
dilakukan pemeriksaan lendutan.

Gambar 4.30 Lendutan Pada Pelat Atap Tipe arah X

Tabel 4.25 Lendutan Pada Pelat Lantai Memanjang (Arah X Tipe 1)

Node 1   2   3   4   5
Beam   1   2   3   4  

Lendutan (mm)   2.337   0.237   0.111   0.588  

Sumber : STAAD Pro

 100

Gambar 4.31 Lendutan Pada Pelat Atap Tipe 1 arah Y

Tabel 4.26 Lendutan Pada Pelat Atap Melintang (Arah Y Tipe 1)

Node 1   2   3   4  
Beam   1   2   3   4
2.25 0.14 1.13
Lendutan (mm)         0.759
1 7 4
Sumber : STAAD Pro

Tabel 4.27 Lendutan Pada Pelat Atap Melintang (Arah Y Tipe 1, Lanjutan)
Node 5   6   7   8
Beam   5   6   7  
Lendutan (mm)   1.134   0.147   2.251  
Sumber : STAAD Pro

Lendutan Rencana () diambil terbesar,  = 2,251 mm

L 2700
ijin = = =¿5,625 mm
480 480

Tabel 4.28 Rekapitulasi ijin Pelat

L ijin
(m) (mm)
3.6 7.500
3.15 6.563
2.7 5.625
Sumber : Hasil Perhitungan

 = 2,251  ijin = 5,625 mm (OK)

4.1.2.4 Perhitungan Pelat Lantai (1 Arah)

A. Perhitungan Momen Pelat Lantai

Gambar 4.32 Pembebanan Pada Pelat Lantai Memanjang (Arah X Tipe 2)

 101

Gambar 4.33 Momen Pada Pelat Lantai Memanjang (Arah X Tipe 2)

Tabel 4.29 Momen Pada Pelat Lantai Memanjang (Arah X Tipe 2)

Node 1   2   3   4
Beam   1   2   3  
Momen Tumpuan (kNm) 47.179   47.179   47.179   47.179
23.58
Momen Lapangan (kNm)     23.589   23.589  
9
Sumber : STAAD Pro

Tabel 4.30 Momen Pada Pelat Lantai Memanjang (Arah X Tipe 2, Lanjutan)
Node   5   6   7
Beam 4   5   6  
Momen Tumpuan (kNm)   47.179   47.179   47.179
23.58
Momen Lapangan (kNm)   23.589   23.589  
9
Sumber : STAAD Pro

Dari hasil perhitungan dari program analis komputer STAAD Pro maka
diambil momen Lapangan dan Tumpuan terbesar yaitu :
 Momen Lapangan Arah X= 23,589 kNm
 Momen Tumpuan Arah X= 47,179 kNm

B. Momen Positif Pada Pelat Lantai

Gambar 4.34 Diagram Regangan Dan Tegangan akibat Momen Positif Pada Pelat Lantai
 102

Dalam perencanaan pelat Lantai yang menggunakan floor deck, tulangan

positif digantikan pernanannya dengan floor deck. Besarnya nilai momen
kapasitas floor deck dapat dihitung dengan rumus :

AsxFy
a =
0,85 x f c ' x 1000
1160,95 x 560
=
0,85 x 30 x 1000
= 25,495 mm
a
Mn = As x F y x (d eff − )
2
25,495
= 1160,95 x 560 x (95− ) x10-6
2
= 66,478 kNm

Syarat Keamanan  Mn > Mu → 0,85 x 66,748 kNm > 23,589 KNm

56,506 kNm > 23,589 (OK)

C. Perencanaan Penulangan Pelat Lantai

Tulangan Pokok Memanjang Daerah Tumpuan (Arah X)
Mu = 47,179 kNm
Tebal Pelat = 120 mm
Tebal efektif pelat = 95 mm
Perkiraan diameter dengan menggunakan tulangan D18 dan selimut
beton 20 mm.
drenc = tinggi efektif pelat – tebal selimut beton – ½ diameter tulangan
pokok
= 115 – 20 – ( ½ x 18)
= 86 mm
Mu
Rn =
ϕ . b . d2
47,179 x 106
=
0,8 x 1000 x 86
= 7,974
 103

0,85. f c ' . β 1 600

ρb = .
fy ( 600+ fy )
0,85 xf c' x 0,85 600
= .
400 ( 600+400 )
= 0,9031
0,85 xf 'c x β 1
ρ =
fy [ √
x 1− 1−
2 x Rn
0,85 xf 'c ]
=
0,85 x 30 x 0,85
400 [ √
x 1− 1−
2 x 7,974
0,85 x 30 ]
= 0,02329
ρmaks = 0,75 ρb
= 0,75 x 0,9031
= 0,06773
1,4
ρmin =
fy
1,4
=
400
= 0,0035

ρmin = 0,0035 < ρ = 0,02473 < ρmax = 0,06773

Maka dipakai ρ = 0,02473
Luas tulangan
As = ρ xb x d
= 0,02473 ×1000 ×88
= 2126,92 mm2
Dipakai tulangan D18 – 100 mm (As = 2544,7 mm2)
Luas Tulangan Susut
As = ρ x b x heff
= 0,0014 × 1000× 115
= 161 mm2
Dipakai tulangan Ø8– 300 mm (As = 167,6 mm2)
 104

Gambar 4.35 Potongan Memanjang daerah Tumpuan Pelat Lantai

Kontrol
d = tinggi efektif pelat – tebal selimut beton – ½ diameter tulangan
pokok
= 115 – 20 – ( ½ x 18) = 86 mm
AsxFy
a =
0,85 x f c ' x 1000
2544,7 x 400
=
0,85 x 30 x 1000
= 39,917 mm
a
Mn = As x F y x (d eff − )
2
39,917
= 1340,3 x 400 x (86− ) x10-6
2
= 67,222 kNm

Syarat Keamanan  Mn > Mu → 0,85 x 67,222 kNm > 47,179 kNm

57,139 kNm > 47,179 kNm (OK)

Gambar 4.36 Diagram Regangan Dan Tegangan akibat Momen Negatif Pada Pelat Lantai
D. Lendutan Pelat Lantai
Kontrol lendutan diambil pada pelat yang mempunyai bentang dan nilai
momen yang terbesar tetapi, sebelum melakukan control lendutan dilakukan
pemeriksaan tinggi minimum sesuai tabel 9.5 (a) SNI 2874-2013.
 105

L Fy 7,2 x 1000 560

Hmin =
28 (
x 0,4 +
700
= ) 28
x 0,4+
700 (
=¿308,571 mm )
Sesuai SNI 2874-2013, karena hmin = 308,571 < hpelat = 120 mm, maka perlu
dilakukan pemeriksaan lendutan.

Gambar 4.37 Lendutan Pada Pelat Atap Tipe 2 arah X

Tabel 4.31 Lendutan Pada Pelat Lantai Memanjang (Arah X Tipe 2)

Node 1   2   3   4
Beam   1   2   3  
Lendutan (mm)   3.664   3.664   3.664  
Sumber : STAAD Pro

Tabel 4.32 Lendutan Pada Pelat Lantai Memanjang (Arah X Tipe 2, Lanjutan)
Node   5   6   7
Beam 4   5   6  
3.66
Lendutan (mm) 3.664     3.664  
4
Sumber : STAAD Pro

Lendutan Rencana () diambil terbesar,  = 3,664

L 7200
ijin = = =¿15 mm
480 480

 = 3,664  ijin = 15 mm, (OK)

Tabel 4.33 Rekapitulasi perhitungan pelat Lantai

Pelat Atap
Satuan
Uraian Tipe 1 Tipe 2
Arah X Arah Y Arah X
An

Beban Qu 10.921 10.921 10.921 kN/m

 106

Mu (STAAD-Pro) 13.369 13.100 47.179 kNm

Statis
alisa
Lendutan (STAAD-Pro 2.337 2.251 3.664 mm
h Pelat 140.000 140.000 140.000 mm
d eff 115.000 115.000 115.000 mm
Floor Deck

a 25.495 25.495 25.495 mm

Mn 66.478 66.478 66.478 kNm
Mn 56.506 56.506 56.506 kNm
Kontrol Mn > Mu OK OK OK kNm
Tebal Beton > 50 mm OK OK OK mm
D Tulangan Rencana 14 14 18 mm
t selimut beton 20 20 20 mm
d rencana 86 86 86 mm
Rn 2.158 2.115 7.974 -
b 0.09031 0.09031 0.09031 -
ρ 0.00564 0.00553 0.02473 -
maks 0.06773 0.06773 0.06773 -
ρmin 0.00350 0.00350 0.00350 -
ρ pakai 0.00564 0.00553 0.02473 -
As Perlu (Tulangan Pokok) 496.744 486.274 2126.919 mm2
As Pakai (Tulangan Pokok) 513.100 513.100 2544.700 mm2
Pelat

D Tulangan Pokok D14-300 D14-300 D18-100 mm

As Perlu (Tulangan Susut) 161.000 161.000 161.000 mm2
As Pakai (Tulangan Susut) 167.600 167.600 167.600 mm2
 Tulangan Susut 8-300 8-300 8-300 mm
d hitung 88 88 86 mm
a 8.049 8.049 39.917 mm
Mn 17.235 17.235 67.222 kNm
Mn 14.650 14.650 57.139 kNm
Mn > Mu OK OK OK kNm
Lendutan Ijin (ijin 5.625 5.625 15.000 mm
< ijin OK OK OK mm
Sumber : Hasil Perhitungan
 107

4.2 Perencanaan Balok Anak

4.2.1 Balok Anak Atap

Gambar 4.38 Distribusi beban Pelat Atap Ke Balok Anak

4.2.1.1 Perhitungan Balok Anak Atap Pra-Komposit

A. Perhitungan Perataan Beban Balok Anak

Gambar 4.39 Perataan Beban Trapesium Pada Balok Anak

 Beban Trapesium

Gambar 4.40 Luasan Beban Pada Balok Anak Memanjang

 108

1
A1 = x L1 x b
2
1
= x 1.575 x 1,575
2
= 1,240 m2
A2 = L2 x b
= 2,025 x 1,575
= 3,189 m2
Ra = A 1 + A2
= 1,240+3,190
= 4,430 m2
Mc = Meq
Mc =¿
=¿
= 9,555 q
1
Meq = x q x L2
8 eq
1
= x q x 7,22
8 eq
= 6,480 qeq
9,555 q
qeq =
6,480
= 1,475 q

B. Pembebanan Pra-Komposit
 Beban Mati
Berat Sendiri Pelat = 0,095 mx 24 kN /m 3 x 1mx 2 x 1,475 = 6,724 kN/m
Berat floor deck = (9,39 kg /m2 x 1 m) x 10−2 x 2 x 1,475 = 0,277 kN/m
Berat Sendiri Profil = (49,9 kg/m2 x 1 m ¿ x 10−2 =0,499kN/m+
qDL = 7,500 kN/m
 Beban Hidup
Beban atap (pekerja)= (96 kg/m2) x 10−2 x 2 x 1,475 = 2,831 kN/m
qLL = 2,831 kN/m
 109

 Beban terfaktor
Qu=1,2 qDL+1,6 qLL
Qu=1,2(7,500)+1,6(2,831) = 13,529kN/m

Gambar 4.41 Pembebanan Balok Anak Memanjang pada Atap (Pra-Komposit)

Gambar 4.42 Momen Balok Anak Memanjang pada Atap (Pra-Komposit)

Gambar 4.43 Gaya Geser Balok Anak Memanjang pada Atap (Pra-Komposit)

Gambar 4.44 Lendutan Balok Anak Memanjang pada Atap (Pra-Komposit)

Tabel 4.34 Momen, Gaya Geser, Dan Lendutan Pada Balok Anak Memanjang Pada Atap
(Pra Komposit)
Node 1   2   3   4
Beam   1   2   3  
Momen Tumpuan (kNm) 58.445   58.445   58.445   58.445
Momen Lapangan
  29.223   29.223   29.223  
(kNm)
Gaya Geser (kN) 48.704   97.408   97.408   97.408
Lendutan (mm)   3.710   3.710   3.710  
 110

Tabel 4.35 Momen, Gaya Geser, Dan Lendutan Pada Balok Anak Memanjang Pada Atap
(Pra-Komposit, lanjutan)
Node   5   6   7
Beam 4   5   6  
58.44 58.44
Momen Tumpuan (kNm)       58.445
5 5
Momen Lapangan
29.223   29.223   29.223  
(kNm)
97.40 97.40
Gaya Geser (kN)       48.704
8 8
Lendutan (mm) 3.710   3.710   3.710  

H ≤1/18 x 7200 = 400 mm, Dari tabel baja yang disediakan gunung garuda
steel digunakan profil CB 300 x 200 x 8 x 12.

Gambar 4.45 Detail Dimensi Profil CB 300 x 200 x 8 x12

W = 49,9 dt = 47,5 mm Zy = 160 cm3

kg/m Agross = 71,53 cm2 e = 51,25 mm
dg = 300 mm Anett = 55,09 cm2 b = 59,45 mm
B = 200 mm Ix = 11139 cm4 h = 102,5 mm
tw = 8 mm Iy = 1600,1 cm4 Y = 150 mm
tf = 12 mm ix = 14,2 cm  = 60°
r = 13 mm iy = 5,4 cm
ho = 205 mm Zx = 742,6 cm3

C. Mencari Nilai Ix dan Zx

Pada bagian web solid
2
dg
Ix =
( d −t 2

) ( d
2 x t f x B x g f +2 x g −t f x t w x
2 2 )2 f
2
xt
( )
 111

2
300
=
2 x 12 x 200 x
300−12
2
2

(
+2 x
300
2
−12 x 10 x
2
) ( 2
x 12
) ( )
= 110045088,000 mm4
= 11004,509 cm4
1
Zx = B x t f x ( d g−t f ) x t w x ( d g−2 t f )2
4
1
= 200 x 12 x ( 300−12 ) x 10 x (300−2 x 12 )2
4
= 843552,000 mm3
= 843,552 cm3
Pada bagian web berlubang
2
d −t
Ix = B x tf x g f
2( ) x ( d −t ) x t x ( 12 x h x d −t2 )+ 121 x t x ( d −t )
t f w o
t f
w t f
3

300−12 2 ( 1 47,5−12 1
200 x 12 x ( 2 )
x 47,5−12 ) x 10 x x 205 x
2 2 (
+ x 8 x ( 47,5−12 )
12
3
)
= 50312928,417 mm4
= 5031,293 cm4

d g−t f 1 d −t 1
Zx
((
= 2 B x t f d t − ( 2 2 )) 2 2 (
+ x h o +t w x ( d t −t f ) x g f + x h o ))
=

300−12 1 300−112 1
((
2 200 x 12 47,5− ( 2 ))
+ x x 205 +10 x ( 47,5−15 ) x
2 2
+ x 205
2 ( ))
= 725351,000mm3
= 725,351 cm3
D. Kontrol bagian sayap
1
xB E
 =b= 2
t tf
≤ p =0,38
√ Fy
 → Kompak

1
x 300 200000
 =b= 2
t 12
= 8,333 ≤ p =0,38
250 √
 = 10,748 → Kompak (OK)
 112

E. Kontrol bagian web berlubang

h (d ¿ ¿ t−t f ) x 2 E
 =t =
w tw
¿ ≤ p =3,76
√ Fy
 → Kompak

h ( 47,5−12 ) 200000
 =t =
w 8
= 8,875≤p =3,76
250 √
 = 106,349 → Kompak

(OK)
F. Kontrol Momen Lentur Nominal
C = f y x Ac
5509
= 250 x
2
= 688625 N
= 688,625 kN
T = f y x At
5509
= 250 x
2
= 688625 N
= 688,625 Kn

Gambar 4.46 Diagram Distribusi Regangan dan Tegangan Balok Pra-Komposit

Mn = f y x A c x a=f y x At x a=f y x ( A2 ) x a=f y x z x =M p

Mp =f y x zx
= 250 x 843552,00
= 181337750,000 Nmm
= 181,338 kNm
As =h o x t w
 113

= 205 x 8
= 1640 mm2

Mn =M p−f y x As x ( h4  + e)
o

= 181337750,000−250 x 1640 x ( 2054  + (0,25 x 205)

= 139312750,00 Nmm
= 139,313 kNm
Mn = xM n
=0,9 x 139,313
= 118,416 kNm

Mn = 118,416 > Mu = 58,445(OK)

G. Kontrol kekuatan Gaya Geser

d
Vp =f y x t w x
√3
300
= 250 x 8 x
√3
= 346410,162N
= 346,410 kN
Vp = xV p
=0,9 x 346,610
= 311,949 kN
(0,25+2 x 0,29)ho
ao/ho ¿
ho
(0,25+2 x 0,29)205
¿
205
= 0,83 < 3,0 (OK)
ao 6 ho
Po = +
ho d
(0,25+2 x 0,29) 205 6 x 205
= +
205 300
= 4,930 < 5,6 (OK)
 114

Top Tee dan Bottom Tee

dt
Vpt = f y x tw x
√3
47,5
= 250 x 8 x
√3
= 54848,726 N
= 54,849 kN
 =0
ao (0,25+2 x 0,29) 205
 = = = 3,582
dt 47,5
¿ ¿
Vnt =√ 6+
+√ 3

=
√6+ 0
3,582+ √ 3
= 0,461
Vmt = 2 x(V pt x V nt )
= 2 x(54,849 x 0,461)
= 50,563 kN
Vmt = xV n
=0,9 x 50,563
= 45,506 kN
Vmt = 45,506 kN < Vpt = 54,849 kN (OK)

H. Kontrol Jarak antar lubang

Vu

S =1,08 x h o > ho

= 1,08 x 205 > 205

S
( )
= > ao x
Vp
V
1− u
Vp

= 221,40 mm > 205 mm

 115

S => 221,40 mm = > 77,318 mm

97,408
170,15 x
(
311,949
1−
97,408
311,949
)
I. Kontrol Lendutan Pada Castellated Beam Pra-Komposit
Fmax = 3,710 mm
L 7200
Fijin ¿ = =¿ 20 mm
360 360
Fmax = 3,710 < Fijin = 20 mm (OK)

4.2.1.2 Perhitungan Balok Anak Atap Post-Komposit

A. Pembebanan Post-Komposit
 Beban Mati
Berat Sendiri Pelat = 0,095 mx 24 kN /m3 x 1mx 2 x 1,475 = 6,724 kN/m
Berat floor deck = (9,39 kg /m2 x 1 m) x 10−2 x 2 x 1,475 = 0,277 kN/m
Berat Sendiri Profil = (49,9 kg/m 2 x 1 m ¿ x 10−2 =0,499kN/m+
qDL = 7,500 kN/m
 Beban Hidup
Beban atap (pekerja)= (96 kg/m2) x 10−2 x 2 x 1,475 = 2,831 kN/m
qLL = 2,831 kN/m
 Beban terfaktor
Qu=1,2 qDL+1,6 qLL
 Beban terfaktor
Qu=1,2 qDL+1,6 qLL
Qu=1,2(7,500)+1,6(2,831) = 13,529kN/m

Gambar 4.47 Pembebanan Balok Anak Memanjang pada Atap (Post-Komposit)

 116

Gambar 4.48 Momen Balok Anak Memanjang pada Atap (Post-Komposit)

Gambar 4.49 Gaya Geser Balok Anak Memanjang pada Atap (Post-Komposit)

Gambar 4.50 Lendutan Balok Anak Memanjang pada Atap (Post-Komposit)

Tabel 4.36 Momen, Gaya Geser, Dan Lendutan Pada Balok Anak Memanjang
(Post-Komposit)
Node 1   2   3   4
Beam   1   2   3  
Momen Tumpuan (kNm) 58.445   58.445   58.445   58.445
Momen Lapangan
  29.223   29.223   29.223  
(kNm)
Gaya Geser (kN) 48.704   97.408   97.408   97.408
Lendutan (mm)   3.710   3.710   3.710  

Tabel 4.37 Momen, Gaya Geser, Dan Lendutan Pada Balok Anak Memanjang
(Post-Komposit, lanjutan)
Node   5   6   7
Beam 4   5   6  
58.44 58.44
Momen Tumpuan (kNm)       58.445
5 5
Momen Lapangan
29.223   29.223   29.223  
(kNm)
97.40 97.40
Gaya Geser (kN)       48.704
8 8
Lendutan (mm) 3.710   3.710   3.710  

B. Perencanaan lebar efektif daerah momen

Lebar efektif pelat beton diambil dari nilai terkecil

 117

be ¿ ¼ x bw=¼ x 6300=¿1575 mm
be ¿ 300+(16 x heff )=300+(16 x 95)= 2140 mm
be ¿ bw+ ln=300+(6300−300)= 6300 mm
be ¿ b o=¿7200 mm
maka dipakai lebar efektif 1575 mm
C. Perhitungan nilai momen nominal
C = 0,85 x f 'c x Ac
= 0,85 x 30 x 3150 x 115
= 7630875 N
= 7630,875 kN
Pc = T’
= Asnett x f y
= 5509 x 250
= 1377250,000 N
= 1377,250 kN
C > T, maka garis netral plastis berada pada pelat beton.
Pc
a =  tpelat = 120 mm
0,85 x f 'c x b eff
1377250
= t = 120 mm
0,85 x 30 x 1575 pelat
= 34,292 mm  tpelat = 120 mm

Gambar 4.51 Diagram Distribusi Tegangan Balok Post-Komposit

As =h o x t w −(2 e)
=205 x 8−(2 x 47,5)
=1537,5 mm2
 118

d g As x e a
Mn =T x
'
( +
2 As nett
+ d eff −
2 )
= 1377250 x ( 3002 + 1537,55509x 47,5 +95− 34,292
2 )
= 333511182,258 Nmm
= 333,511 kNm
Mn = xM n
= 0,85 x 333,511
= 300,160 kNm
Mn = 300,160 kNm  Mu = 58,445 kNm (OK)
D. Kontrol tekuk pada bagian web

d g −2t f 1365 d g −2t f 1100

 
tw √f y tw √f y
300−2 x 12 1365 300−2 x 12 1100
 
8 √ 250 10 √ 250
34,500  86,330 (OK) 34,500  69,570 (OK)

Top Tee = 0,15 x 300  dt

= 0,15 x 300  47,5 mm
= 45 mm  47,5 mm
Bottom Tee = 0,12 x d g  dt
= 0,12 x 300  47,5 mm
= 36 mm  47,5 mm

E. Kontrol kekuatan gaya geser

h E
tw  2,24
√ Fy
d g 300 200000
tw
=
8
=37,5  2 , 24
√ 250
= 63,357

Vn = 0,6 x f y x A w x c v
= 0,6 x 250 x 300 x 8 x 1
= 360000 N
 119

= 360 kN
Vn = xV n
=1,0 x 360
= 360 kN
Vn = 360 kN > Vu = 97,408 (OK)

F. Kontrol Persamaan Interaksi

Mu 3 V u 3

( )( )
Mn
+
Vn
< 1

58,445 3 97,408 3

( 300,160 ) (
+
360 ) < 1

0,027 < 1 (OK)

G. Perencanaan penghubung geser (shear connector)

Besar gaya geser oleh baja

Vh =T
= Asnett x f y
= 5509 x 250
= 1377250,000 N
= 1377,250 kN
Direncanakan stud (shear connector)
Dmaks =
1 22
Asc = x x ( d stud )2
4 7
1 22 2
= x x ( 19 )
4 7
= 283,643 mm2
Persyaratan jarak stud:
a. Jarak Minimum Longitudinal = 6 x d stud = 6 x 19 = 114 mm
b. Jarak Maksimum Longitudinal = 8 x t pelat = 8 x 120 = 960 mm
c. Jarak MinimumTransversal = 4 x d stud = 4 x 19 = 76 mm

Ec = 4700 √ f c '
= 4700 √ 30
 120

= 25742,96 MPa
fu = 450 MPa

Kapasitas stud:

Qn = 0,5 x A sc x √ f 'c x E c
= 0,5 x 283,643 x √ 30 x 25742,96
= 124632,620 N
= 124,633 kN
Asc fu = 283,643 x 450
= 127639,286 N
= 127,639 kN

Qn  Asc fu

124,633 kN  127,639 kN (OK)

Kapasitas untuk 1 stud adalah = 124,633 kN

Gaya geser perlu didapat hari hitungan kuat lentur balok komposit
(Vh):

V h 1377,250
n = = = 11,051  12 buah
Qn 124,633

maka untuk setiap ½ bentang dibutuhkan 12 buah stud, dan jarak

antar stud adalah :
1
xL
S =2
n
1
x 7200
= 2
12
= 300 mm
S stud = 300 mm > S minimum Longitudinal =114 mm (OK)
S stud = 300 mm < S Maksimum Longitudinal = 960 mm (OK)
S stud = 300 mm > S MinimumTransversal = 76 mm (OK)
 121

Gambar 4.52 Susunan Stud Pada Balok Anak Atap Memanjang ½ Bentang.

H. Kontrol Lendutan Pada Castellated Beam Post-Komposit

Fmax = 3,710 mm
L 7200
Fijin ¿ = =¿ 20 mm
360 360
Fmax = 3,710 mm < Fijin = 20 mm (OK)

4.2.2 Balok Anak Lantai

Gambar 4.53 Distribusi beban Pelat Atap Ke Balok Anak

4.2.2.1 Perhitungan Balok Anak Lantai Pra-Komposit

A. Perhitungan Perataan Beban Balok Anak
 122

Gambar 4.54 Perataan Beban Trapesium Pada Balok Anak

 Beban Trapesium

Gambar 4.55 Luasan Beban Pada

1
A1 = x L1 x b
2
1
= x 1.575 x 1,575
2
= 1,240 m2
A2 = L2 x b
= 2,025 x 1,575
= 3,189 m2
Ra = A 1 + A2
= 1,240+3,190
= 4,430 m2
Mc = Meq
Mc =¿
=¿
= 9,555 q
1
Meq = x qeq x L2
8
 123

1
= x q x 7,22
8 eq
= 6,480 qeq
9,555 q
qeq =
6,480
= 1,475 q

B. Pembebanan Pra-Komposit
 Beban Mati
Berat Sendiri Pelat = 0,115 mx 24 kN /m 3 x 1 mx 2 x 1,475 = 8,139 kN/m
Berat floor deck = (9,39 kg /m2 x 1 m) x 10−2 x 2 x 1,475 = 0,277 kN/m
Berat Sendiri Profil = (49,9 kg/m2 x 1 m ¿ x 10−2 =0,499kN/m+
qDL = 8,915 kN/m
 Beban Hidup
Beban atap (pekerja)= (96 kg/m2) x 10−2 x 2 x 1,475 = 2,831 kN/m
qLL = 2,831 kN/m
 Beban terfaktor
Qu=1,2 qDL+1,6 qLL
Qu=1,2(8,915)+1,6(2,831) = 15,228kN/m

Gambar 4.56 Pembebanan Balok Anak Memanjang pada Lantai (Pra-Komposit)

Gambar 4.57 Momen Balok Anak Memanjang pada Lantai (Pra-Komposit)

 124

Gambar 4.58 Gaya Geser Balok Anak Memanjang pada Lantai (Pra-Komposit)

Gambar 4.59 Lendutan Balok Anak Memanjang pada Lantai (Pra-Komposit)

Dari tabel baja yang disediakan gunung garuda steel digunakan profil CB
450 x 300 x 10 x 15.

Tabel 4.38 Momen, Gaya Geser, Dan Lendutan Pada Balok Anak Memanjang Pada Lantai
(Pra Komposit)
Node 1   2   3   4
Beam   1   2   3  
Momen Tumpuan (kNm) 65.785   65.785   65.785   65.785
Momen Lapangan (kNm)   32.892   32.892   32.892  
109.64 109.64
Gaya Geser (kN) 54.821       109.642
2 2
Lendutan (mm)   4.176   4.176   4.176  
Sumber : STAAD Pro

Tabel 4.39 Momen, Gaya Geser, Dan Lendutan Pada Balok Anak Memanjang Pada Lantai
(Pra-Komposit, lanjutan)
Node   5   6   7
Beam 4   5   6  
Momen Tumpuan (kNm)   65.785   65.785   65.785
Momen Lapangan (kNm) 32.892   32.892   32.892  
109.64
Gaya Geser (kN)   109.642     54.821
2
Lendutan (mm) 4.176   4.176   4.176  
Sumber : STAAD Pro

H ≤1/18 x 7200 = 400 mm, Dari tabel baja yang disediakan gunung garuda
steel digunakan profil CB 300 x 200 x 8 x 12.
 125

Gambar 4.60 Detail Dimensi Profil CB 300 x 200 x 8 x12

W = 49,9 dt = 47,5 mm Zy = 160 cm3

kg/m Agross = 71,53 cm2 e = 51,25 mm
dg = 300 mm Anett = 55,09 cm2 b = 59,45 mm
B = 200 mm Ix = 11139 cm4 h = 102,5 mm
tw = 8 mm Iy = 1600,1 cm4 Y = 150 mm
tf = 12 mm ix = 14,2 cm  = 60°
r = 13 mm iy = 5,4 cm
ho = 205 mm Zx = 742,6 cm3

C. Mencari Nilai Ix dan Zx

Pada bagian web solid
2
dg
Ix =
2 xtf x B x
d g
(−t
2
f
2

+2 x
d
) (
2
g
−t f x t w x
2 f
2
xt
) ( )
2
300

) ( )
x 12
= 300−12 2 300 2
2 x 12 x 200 x
2( +2 x
2 ) (
−12 x 10 x
2
= 110045088,000 mm4
= 11004,509 cm4
1
Zx = B x t f x ( d g−t f ) x t w x ( d g−2 t f )2
4
1
= 200 x 12 x ( 300−12 ) x 10 x (300−2 x 12 )2
4
= 843552,000 mm3
= 843,552 cm3
 126

Pada bagian web berlubang

2
d g−t f
Ix = B x tf x ( 2 ) x ( d −t ) x t x ( 12 x h x d −t2 )+ 121 x t x ( d −t )
t f w o
t f
w t f
3

450−15 2 ( 1 72,5−15 1
300 x 15 x ( 2 )
x 72,5−15 ) x 10 x x 305 x
2 2 (
+ x 10 x ( 72,5−15 )
12 )
3

= 215557565,104 mm4
= 21555,757 cm4

d g−t f 1 d −t 1
Zx
(( (
= 2 B x t f d t −
2 2 )) 2 2 (
+ x h o +t w x ( d t −t f ) x g f + x h o ))
=

450−15 1 450−15 1
((
2 300 x 15 72,5− ( 2 ))
+ x x 305 +10 x ( 72,5−15 ) x
2 2
+ x 305
2 ( ))
= 2061718,750 mm3
= 2061,719 cm3
D. Kontrol bagian sayap
1
xB E
 =b= 2
t tf
≤ p =0,38
√ Fy
 → Kompak

1
x 300 200000
 =b= 2
t 12
= 8,333 ≤ p =0,38
250 √
 = 10,748 → Kompak (OK)

E. Kontrol bagian web berlubang

h (d ¿ ¿ t−t f ) x 2 E
 =t =
w tw
¿ ≤ p =3,76
√ Fy
 → Kompak

h ( 47,5−12 ) 200000
 =t =
w 8
= 8,875≤p =3,76
250 √
 = 106,349 → Kompak

(OK)
F. Kontrol Momen Lentur Nominal
C = f y x Ac
5509
= 250 x
2
= 688625 N
 127

= 688,625 kN
T = f y x At
5509
= 250 x
2
= 688625 N
= 688,625 Kn

Gambar 4.61 Diagram Distribusi Regangan dan Tegangan Balok Pra-Komposit

Mn = f y x A c x a=f y x At x a=f y x ( A2 ) x a=f y x z x =M p

Mp =f y x zx
= 250 x 843552,00
= 181337750,000 Nmm
= 181,338 kNm
As =h o x t w
= 205 x 8
= 1640 mm2

Mn =M p−f y x As x ( h4  + e)
o

= 181337750,000−250 x 1640 x ( 2054  + (0,25 x 205)

= 139312750,00 Nmm
= 139,313 kNm
Mn = xM n
=0,9 x 139,313
= 118,416 kNm
 128

Mn = 118,416 > Mu = 65,785 (OK)

G. Kontrol kekuatan Gaya Geser

d
Vp =f y x t w x
√3
300
= 250 x 8 x
√3
= 346410,162N
= 346,410 kN
Vp = xV p
=0,9 x 346,610
= 311,949 kN
(0,25+2 x 0,29)ho
ao/ho ¿
ho
(0,25+2 x 0,29)205
¿
205
= 0,83 < 3,0 (OK)
ao 6 ho
Po = +
ho d
(0,25+2 x 0,29) 205 6 x 205
= +
205 300
= 4,930 < 5,6 (OK)

Top Tee dan Bottom Tee

dt
Vpt = f y x tw x
√3
47,5
= 250 x 8 x
√3
= 54848,726 N
= 54,849 kN
 =0
ao (0,25+2 x 0,29) 205
 = = = 3,582
dt 47,5
 129

¿ ¿
Vnt =√ 6+
+√ 3

=
√6+ 0
3,582+ √ 3
= 0,461
Vmt = 2 x(V pt x V nt )
= 2 x(54,849 x 0,461)
= 50,563 kN
Vmt = xV n
=0,9 x 50,563
= 45,506 kN
Vmt = 45,506 kN < Vpt = 54,849 kN (OK)
H. Kontrol Jarak antar lubang

S =1,08 x h o > ho S =>

= 1,08 x 205 > 205

109,642
= 221,40 mm > 205 mm
170,15 x
(311,949
1−
109,642
311,949
)
Vu 221,40 mm = > 92.296 mm
S = > ao x
( )
Vp
V
1− u
Vp

I. Kontrol Lendutan Pada Castellated Beam Pra-Komposit

Fmax = 4,176 mm
L 7200
Fijin ¿ = =¿ 20 mm
360 360
Fmax = 4,176 mm < Fijin = 20 mm (OK)

4.2.2.2 Perhitungan Balok Anak Lantai Post-Komposit

A. Pembebanan Post-Komposit
 Beban Mati
Berat Sendiri Pelat = 0,115 mx 24 kN /m3 x 1 mx 2 x 1,475 = 8,139 kN/m
 130

Berat floor deck = (9,39 kg /m2 x 1 m) x 10−2 x 2 x 1,475 = 0,277 kN/m

Berat Sendiri Profil = (49,9 kg/m2 x 1 m ¿ x 10−2 =0,499kN/m+
qDL = 8,915 kN/m
 Beban Hidup
Beban atap (pekerja)= (383 kg /m2 ) x 10−2 x 2 x 1,475 = 11,295kN/m
qLL = 11,295kN/m
 Beban terfaktor
Qu=1,2 qDL+1,6 qLL
 Beban terfaktor
Qu=1,2 qDL+1,6 qLL
Qu=1,2(8,915)+1,6(11,295 ) = 28,770kN/m

Gambar 4.62 Pembebanan Balok Anak Memanjang pada Lantai (Post-Komposit)

Gambar 4.63 Momen Balok Anak Memanjang pada Lantai (Post-Komposit)

Gambar 4.64 Gaya Geser Balok Anak Memanjang pada Lantai (Post-Komposit)

Gambar 4.65 Lendutan Balok Anak Memanjang pada Lantai (Post-Komposit)

 131

Tabel 4.40 Momen, Gaya Geser, Dan Lendutan Pada Balok Anak Memanjang Pada Lantai
(Post Komposit)
Node 1   2   3   4
Beam   1   2   3  
124.28 124.28
Momen Tumpuan (kNm)     124.286   124.286
6 6
62.14 62.14
Momen Lapangan (kNm)   62.143      
3 3
103.57 207.14
Gaya Geser (kN)     207.144   207.144
2 4
Lendutan (mm)   7.890   7.890   7.890  
Sumber : STAAD Pro

Tabel 4.41 Momen, Gaya Geser, Dan Lendutan Pada Balok Anak Memanjang Pada Lantai
(Post-Komposit, lanjutan)
Node   5   6   7
Beam 4   5   6  
Momen Tumpuan (kNm)   124.286   124.286   124.286
Momen Lapangan 62.14 62.14 62.14
     
(kNm) 3 3 3
Gaya Geser (kN)   207.144   207.144   103.572
Lendutan (mm) 7.890   7.890   7.890  
Sumber : STAAD Pro

B. Perencanaan lebar efektif daerah momen

Lebar efektif pelat beton diambil dari nilai terkecil

be ¿ ¼ x bw=¼ x 6300=¿1575 mm
be ¿ 300+(16 x heff )=300+(16 x 95)= 2140 mm
be ¿ bw+ ln=300+(6300−300)= 6300 mm
be ¿ b o=¿7200 mm
maka dipakai lebar efektif 1575 mm
C. Perhitungan nilai momen nominal
C = 0,85 x f 'c x Ac
= 0,85 x 30 x 3150 x 115
= 9237375 N
= 9327,375 kN
Pc = T’
= Asnett x f y
 132

= 5509 x 250
= 1377250,000 N
= 1377,250 kN
C > T, maka garis netral plastis berada pada pelat beton.
Pc
a =  tpelat = 140 mm
0,85 x f 'c x b eff
1377250
=  tpelat = 140 mm
0,85 x 30 x 1575
= 34,292 mm  tpelat = 140 mm

Gambar 4.66 Diagram Regangan dan Tegangan Balok Post-Komposit

As =h o x t w −(2 e)
=205 x 8−(2 x 47,5)
=1537,5 mm2
d g As x e a
Mn =T x
'
( +
2 As nett
+ d eff −
2 )
= 1377250 x ( 3002 + 1537,55509x 47,5 +115− 34,292
2 )
= 361056182,258 Nmm
= 361,056 kNm
Mn = xM n
= 0,85 x 361,056
= 324,951 kNm
Mn = 324,951 kNm  Mu = 124,286 kNm (OK)
D. Kontrol tekuk pada bagian web

d g −2t f 1365 300−2 x 12 1365

 
tw √f y 8 √ 250
 133

34,500  86,330 (OK) 300−2 x 12 1100


d g −2t f 1100 10 √ 250

tw √f y 34,500  69,570 (OK)

Top Tee = 0,15 x 300  dt

= 0,15 x 300  47,5 mm
= 45 mm  47,5 mm
Bottom Tee = 0,12 x d g  dt
= 0,12 x 300  47,5 mm
= 36 mm  47,5 mm

E. Kontrol kekuatan gaya geser

h E
tw  2,24
√ Fy
d g 300 200000
tw
=
8
=37,5  2 , 24
√ 250
= 63,357

Vn = 0,6 x f y x A w x c v
= 0,6 x 250 x 300 x 8 x 1
= 360000 N
= 360 kN
Vn = xV n
=1,0 x 360
= 360 kN
Vn = 360 kN > Vu = 207,144 (OK)
F. Kontrol Persamaan Interaksi
Mu 3 V u 3

( )( )
Mn
+
Vn
< 1

124,286 3 207,144 3
( 324,951 )(
+
360
< ) 1

0,246 < 1 (OK)

G. Perencanaan penghubung geser (shear connector)
 134

Besar gaya geser oleh baja

Vh =T
= Asnett x f y
= 5509 x 250
= 1377250,000 N
= 1377,250 kN
Direncanakan stud (shear connector)
Dmaks =
1 22
Asc = x x ( d stud )2
4 7
1 22 2
= x x ( 19 )
4 7
= 283,643 mm2
Persyaratan jarak stud:
a. Jarak Minimum Longitudinal = 6 x d stud = 6 x 19 = 114 mm
b. Jarak Maksimum Longitudinal = 8 x t pelat = 8 x 120 = 960 mm
c. Jarak MinimumTransversal = 4 x d stud = 4 x 19 = 76 mm
Ec = 4700 √ f c '
= 4700 √ 30
= 25742,96 MPa
fu = 450 MPa
Kapasitas stud:
Qn = 0,5 x A sc x √ f 'c x E c
= 0,5 x 283,643 x √ 30 x 25742,96
= 124632,620 N
= 124,633 kN
Asc fu = 283,643 x 450
= 127639,286 N
= 127,639 kN
Qn  Asc fu
124,633 kN  127,639 kN (OK)
Kapasitas untuk 1 stud adalah = 124,633 kN
 135

Gaya geser perlu didapat hari hitungan kuat lentur balok komposit
(Vh):
V h 1377,250
n = = = 11,051  12 buah
Qn 124,633
maka untuk setiap ½ bentang dibutuhkan 12 buah stud, dan jarak
antar stud adalah :
1
xL
S =2
n
1
x 7200
= 2
12
= 300 mm
S stud = 300 mm > S minimum Longitudinal =114 mm (OK).
S stud = 300 mm < S Maksimum Longitudinal = 960 mm (OK).
S stud = 300 mm > S MinimumTransversal = 76 mm (OK).
Sumber : Hasil Perhitungan

Gambar 4.67 Susunan Stud Pada Balok Anak Lantai Memanjang ½ Bentang

H. Kontrol Lendutan Pada Castellated Beam Post-Komposit

Fmax = 7,890 mm
L 7200
Fijin ¿ = =¿ 20 mm
360 360
Fmax = 7,890 mm < Fijin = 20 mm (OK)

Tabel 4.42 Rekapitulasi perhitungan Balok Anak

Balok Anak
Uraian Lantai Satuan
Atap Memanjang
Memanjang
Beban Qu 13.529 15.228 kN/m
Pra-Komposit

Momen Ultimate (Mu,

58.445 65.785 kNm
STAAD-Pro)
Gaya Geser (Vu, STAAD-Pro) 97.408 109.642 kN

Lendutan (Fmax, STAAD-Pro) 3.710 4.176 mm

 136

Kontrol Bagian Sayap 8.333<10.748 8.333<10.748 -

Kontrol Bagian Berlubang 8.875<106.349 8.875<106.349 -
Mp 181.338 181.338 kNm
Momen Nominal (Mn) 139.313 139.313 kNm
Mn 118.416 118.416 kNm
Kontrol Mn > Mu OK OK kNm
Vp 346.410 346.410 kN
Vp 311.769 311.769 kN

Vmt 50.563 50.563 kN

Vmt 45.507 45.507 kN

Kontrol Vmt < Vpt OK OK kN

Kontrol Persamaan Interaksi 0.027 0.246 -

Lendutan Izin (Fizin) 20.000 20.000 mm

Kontrol Lendutan OK OK mm
Beban Qu 13.529 28.770 kN/m
Momen Ultimate (Mu,
58.445 124.286 kNm
STAAD-Pro)
Gaya Geser (Vu, STAAD-Pro) 97.408 207.144 kN

Lendutan (Fmax, STAAD-Pro) 3.710 7.890 mm

a 34.292 34.292 mm
Momen Nominal (Mn) 333.511 361.056 kNm
Mn 300.160 324.951 kNm
Kontrol Mn > Mu OK OK kNm
34.5 <86.33 ; 34.5 <86.33 ;
-
Post-Komposit

Kontrol Tekuk Bagian Web 34.5<69.57 34.5<69.57

Kontrol gaya Geser pada Web 37.5<63.357 37.5<63.357 -
Vn 360000.000 360000.000 kN
Vn 360000.000 360000.000 kN
Kontrol Vn > Vu OK OK kN
Vh 1377250.000 1377250.000 kN
d stud 19.000 19.000 mm

Asc 283.643 283.643 mm2

Jarak Stud 300.000 300.000 mm
Qn 124.633 124.633 kN
Jumlah Stud 11.050 11.050 buah

Lendutan Izin (Fizin) 20.000 20.000 mm

Kontrol Lendutan OK OK mm
Sumber : Hasil Perhitungan