Anda di halaman 1dari 12

AKUNTANSI HOTEL

“PARIWISATA DAN BERBAGAI JENIS INDUSTRI PARIWISATA”

Oleh :
KELOMPOK 5

I Gusti Ayu Vera Widyasti (1707531044)


Sherly Lhoren (1707531053)
Putu Chandrika Adriana Ekasari (1707531069)
Ni Luh Putu Karlina Dewi (1707531079)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS UDAYANA
2019/2020
PARIWISATA DAN BERBAGAI JENIS INDUSTRI PARIWISATA

1.1 Konsep Dasar Pariwisata


Sektor pariwisata telah berperan sebagai penyumbang devisa cukup besar selain minyak
dan gas bumi. Sektor pariwisata menjadi industri atau sektor penting yang diandalkan
pemerintah dimasa depan dan menjadi pilar utama pembangunan ekonomi nasional. Untuk
mencapai tujuan itu, maka pengembangan sektor pariwisata harus dilaksanakan secara serius,
terarah, dan professional. Pembangunan kepariwisataan (UU No.10 tahun 2009 Tentang
Kepariwisataan) bertujuan untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas destinasi pariwisata,
serta mengkomunikasikan destinasi pariwisata dengan menggunakan media pemasaran secara
efektif, efisien, dan bertanggungjawab.
Menurut kamus besar bahasa Indonesia “keparwisataan” merupakan kata nomina, yaitu
kata benda berarti perihal atau yang berhubungan dengan pariwisata. Sedangkan “pariwisata”
juga merupakan kata nomina yang berarti berhubungan dengan perjalanan untuk rekreasi,
pelancongan, dan turisme. Kata “Pariwisata” berasal dari bahasa Jawa Kuna. Menurut Kamus
Besar Bahasa Indonesia kata ‘pariwisata” berasal dari kata: ”pari” berarti semua, segala,
sekitar, sekeliling dan ”wisata” berarti bepergian bersama-sama untuk memperluas
pengetahuan, bersenang-senang dan sebagainya. Jadi, Pariwisata adalah berbagai macam
kegiatan wisata dan didukung berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan oleh
masyarakat, pengusaha, pemerintah pusat, dan pemerintah daerah (UU No. 9 tahun 1990 dan
diperbaharui dengan UU No.10 tahun 2009 Tetang Kepariwisataan). Menurut UU No. 10
tahun 2009, lingkup pariwisata meliputi:
1) Semua kegiatan yang berhubungan dengan perjalanan wisata.
2) Pengusahaan obyek dan daya tarik wisata, seperti kawasan wisata, taman rekreasi,
kawasan peninggalan sejarah (candi, makam), pegelaran seni budaya, dan lain-lain.
3) Pengusahaan jasa dan sarana pariwisata seperti biro perjalanan wisata, pramuwisata,
pameran ,angkutan wisata, akomodasi , dan lain-lain.
Wisatawan menurut kamus besar bahasa Indonesia merupakan kata nomina yang berarti
orang berwisata, pelancong atau turis artinya orang yang memasuki wilayah atau negara lain
dengan tujuan apapun asal bukan untuk tinggal menetap atau melakukan usaha yang teratur,
dan mengeluarkan uangnya dinegara yang di kunjungi serta tidak memperoleh uang dari
negara tersebut. Jadi dapat disimpulkan bahwa yang bisa disebut sebagai wisatawan adalah
yang memiliki ciri-ciri berikut :
1) Perjalanan itu dilakukan lebih dari 24 jam.

1
2) Perjalanan itu dilakukan hanya untuk sementara waktu.
3) Orang yang melakukannya tidak untuk mencari nafkah di tempat di Negara yang di
kunjunginya.
1.2 Jenis dan Usaha Pariwisata
 Jenis-Jenis Pariwisata
Definisi pariwisata dan wisatawan yang telah dijelaskan sebelumnya memberi gambaran
tentang tujuan seseorang melakukan perjalanan wisata. Defnisi tersebut akan mempengaruhi
dan menentukan jenis-jenis pariwisata yang dapat dikembangkan didaerah tujuan wisata
sehingga menarik wisatawan untuk mengunjunginya. Menurut Spillane (1989) terdapat
beberapa jenis pariwisata:
1) Pleasuretourism (pariwisata menikmati perjalanan)
Jenis pariwisata ini dilakukan oleh orang yang meninggalkan tempat tinggalnya
untuk berlibur, mencari udara segar yang baru, mengendorkan ketegangan sarafnya,
menikmati keindahan alam, menikmati hikayat suatu daerah, menikmati hiburan,
dan sebagainya.
2) Recreationtourism (pariwisata rekreasi)
Jenis pariwisata ini dilakukan oleh orang yang menghendaki pemanfaatan hari-hari
libur untuk istirahat, memulihkan kembali kesegaran jasmani dan rohani yang akan
menyegarkan keletihan dan kelelahan.
3) Cultural tourism (pariwisata budaya)
Jenis pariwisata ini ditandai oleh adanya rangkaian motivasi seperti keinginan untuk
belajar dipusat-pusat pengajaran dan riset, mempelajari adat-istiadat, cara hidup
masyarakat suatu negara, mengunjungi peninggalan bersejarah, mengunjungi
peninggalan masa kini, pusat-pusat kesenian dan keagamaan, mengikuti festival seni
musik, film, teater, tari dan sebagainya.
4) Sport tourism (pariwisata olah raga)
Jenis pariwisata ini di bagi dalam dua kategori :
a) Big sport event seperti : Olympiade games, tenis ,kejuaraan sepak bola.
b) Sporting tourism of practionaer : pariwisata olah raga bagi mereka yang ingin
berlatih dan mempraktikan sendiri, seperti pendakian gunung, berburu, dll.
5) Business shaping tourism (pariwisata dagang besar-belanja)
Unsur yang ditekankan adalah kesempatan yang digunakan oleh pelaku perjalanan
wisata menggunaan waktu-waktu bebasnya untuk menjadikan dirinya sebagai
wisatawan dengan mengunjungi dan menikmati obyek wisata dan berbelanja.

2
6) Convention tourism (pariwisata konvensi)
Jenis pariwisata ini mengalami perkembangan yang luar biasa dan menjadi penting
dalam sumbangan terhadap devisa negara. Banyak negara yang mulai tertarik dan
menggarap jenis pariwisata ini dengan banyaknya hotel atau bangunan-bangunan
yang khusus dilengkapi untuk menunjang convention tourism untuk melakukan
pertemuan-pertemuan kepala negara ataupun organisasi-organisasi dunia yang
melibatkan banyak negara dan banyak peserta.
 Usaha Pariwisata
Industri pariwisata merupakan jenis industri yang mempunyai matarantai kegiatan yang
sangat panjang. UU No.10 Tahun 2009, tentang Kepariwisataan telah mendefinisikan Industri
Pariwisata adalah kumpulan usaha pariwisata yang saling terkait dalam rangka menghasilkan
barang dan/atau jasa bagi pemenuhan kebutuhan wisatawan dalam penyelenggaraan
pariwisata. Sedangkan, usaha pariwisata adalah usaha yang menyediakan barang dan/atau
jasa bagi pemenuhan kebutuhan wisatawan dan penyelenggaraan pariwisata. Usaha
pariwisata meliputi, antara lain:
1) Daya tarik wisata
Bidang usaha daya tarik wisata meliputi jenis usaha pengelolaan daya tarik wisata
dan subjenis usaha meliputi: (1) Pengelolaan pemandian air panas alami, (2)
Pengelolaan gua, (3) Pengelolaan peninggalan sejarah dan purbakala berupa candi,
keraton, prasasti, pertilasan, dan bangunan kuno, (4) Pengelolaan museum, (5)
Pengelolaan permukiman dan/atau lingkungan adat, (6) Pengelolaan objek ziarah
dan (7) Subjenis usaha lainnya dari jenis usaha pengelolaan daya tarik wisata yang
ditetapkan oleh Bupati, Walikota dan/ atau Gubernur.
2) Kawasan pariwisata
3) Jasa transportasi wisata
Bidang usaha jasa transportasi wisata meliputi jenis usaha: (1) Angkutan jalan
wisata, (2) Angkutan kereta api wisata, (3) Angkutan sungai dan danau wisata, (4)
Angkutan laut domestik wisata dan (5) Angkutan laut intemasional wisata.
4) Jasa perjalanan wisata
Bidang usaha jasa pejalanan wisata meliputi jenis usaha : Biro perjalanan wisata dan
Agen perjalanan wisata.
5) Jasa makanan dan minuman
Bidang usaha jasa makanan dan minuman meliputi jenis usaha: (1) Restoran, (2)
Rumah makan, (3) Bar/rumah minum, (4) Kafe, (5) Jasa boga, (6) Pusat penjualan

3
makanan, (7) Jenis usaha lain bidang usaha jasa makanan dan minuman yang
ditetapkan oleh Bupati, Walikota dan/atau Gubemur.
6) Penyediaan akomodasi
Bidang usaha jasa penyediaan akomodasi meliputi jenis usaha: (1) Hotel, (2) Bumi
perkemahan, (3) Persinggahan karavan, (4) Villa, (5) Pondok wisata, (6) Akomodasi
lain meliputi: motel dan jenis usaha lain bidang usaha jasa penyediaan akomodasi
yang ditetapkan oleh Bupati, Walikota dan/atau Gubernur.
7) Penyelenggaraan kegiatan hiburan dan rekreasi
Bidang usaha penyelenggara kegiatan hiburan dan rekreasi meliputi jenis usaha: (1)
Gelanggang olahraga, (2) Gelanggang seni, (3) Arena permainan, (4) Hiburan
malam, (5) Panti pijat, (6) Taman rekreasi, dan (7) Karaoke.
8) Jasa impresariat/promotor, yang meliputi subjenis usaha impresariat/promotor
9) Penyelenggaraan pertemuan, perjalanan insentif, konferensi, dan pameran
10) Jasa informasi pariwisata
11) Jasa konsultan pariwisata
12) Jasa pramuwisata
13) Wisata tirta
Bidang usaha wisata tirta, meliputi jenis usaha: Wisata bahari dan Wisata sungai,
danau, dan waduk.
14) SPA
Bidang usaha SPA belum memiliki jenis maupun subjenis usaha.
1.3 Motivasi Melakukan Perjalanan Wisata
Daerah tujuan pariwisata yang selanjutnya disebut destinasi pariwisata adalah kawasan
geografis yang berada dalam satu atau lebih wilayah administratif yang di dalamnya terdapat
daya tarik wisata, fasilitas umum, fasilitas pariwisata, aksesibilitas, serta masyarakat yang
saling terkait dan melengkapi terwujudnya kepariwisataan. Sedangkan, daya tarik wisata
adalah segala sesuatu yang memiliki keunikan, keindahan, dan nilai yang berupa
keanekaragaman kekayaan alam, budaya, dan hasil buatan manusia yang menjadi sasaran
atau tujuan kunjungan wisatawan.
H. Peter Gray (1970), mengemukakan beberapa alasan seseorang melakukan perjalanan
untuk bersenang-senang (pleasure travel) adalah:
1) Faktor haus akan sinar (sunlust), dimaksudkan sebagai sifat-sifat yang mendasar pada
tabiat manusia, yang menyebabkan seseorang ingin pergi meninggalkan sesuatu yang

4
sudah biasa dilihat dan dirasakan, untuk melihat suatu daerah atau kebudayaan baru
yang berbeda. Jadi ini adalah fungsi dari karakter manusia.
2) Faktor yang menimbulkan jenis perjalanan yang khusus, yang tergantung pada adanya
hal-hal yang menyenangkan (amenities) yang berbeda dan lebih baik untuk tujuan
tertentu dibandingkan dengan yang ada ditempat sendiri, seperti liburan musim dingin
di Florida, Hawaii atau Caribia oleh orang-orang Canada dan orang-orang yang
berasal dari Amerika Serikat sebelah Utara.
Spillance (1989) mengemukakan produk dari obyek atau industri pariwisata memiliki
beberapa sifat khusus antara lain :
1) Produk wisata tidak dapat dipindahkan karena orang tidak dapat membawa produk
wisata ke wisatawan, tapi wisatawan itu sendiri yang harus mengunjungi, mengalami,
dan datang untuk menikmati produk wisata.
2) Produksi dan konsumsi terjadi pada waktu yang bersamaan. Tanpa wisatawan yang
sedang menggunakan jasa wisata itu, tidak akan terjadi kegiatan produksi wisata.
3) Pariwisata tidak mempunyai standar ukuran yang obyektif karena pariwisata memiliki
berbagai ragam jenis pariwisata.
4) Wisatawan tidak dapat mencicipi, mengetahui, ataupun menguji produk itu
sebelumnya karena wisatawan hanya melihat melalui brosur, internet, ataupun alat
promosi lainnya.
5) Produk wisata mengandung resiko tinggi karena memerlukan modal besar, sedangkan
permintaannya sangat peka dan rentan terhadap situasi ekonomi, politik, sikap
masyarakat, dan kesukaan wisatawan.
Dinas Pariwisata Provinsi Bali (2005) mengemukakan bahwa hasrat ingin tahu dan jiwa
petualangan yang diberikan oleh Sang Pencipta kepada manusia merupakan dorongan
terhadap kita untuk melakukan perjalanan kemana saja yang ingin kita lintasi dan nikmati
obyek wisatanya meskipun sampai ke negeri orang. Selain hal tersebut ada beberapa faktor
yang menjadi penyebab untuk melakukan perjalanan wisata yaitu:
1) Kondisi lingkungan
Kondisi lingkungan sekitar yang kurang baik/rusak, lingkungan tempat tinggal yang
bising dan kotor, ataupun pemandangan yang membosankan.
2) Kondisi sosial budaya
Seperti kurang tersedianya fasilitas rekreasi, kegiatan yang rutin dalam masyarakat
sekitar, terlalu banyak kerja, adanya perbedaan sosial antar anggota masyarakat dan

5
lain-lain yang sering menjadi alasan untuk pergi ke tempat-tempat yang kondisinya
lebih baik dan menyenangkan
3) Kondisi ekonomi
Konsumsi yang tinggi dari masyarakat, biaya hidup sehari-hari, tingkat daya beli yang
tinggi, banyaknya waktu luang serta relatif rendahnya ongkos angkutan, juga akan
mendorong seseorang untuk melakukan perjalanan wisata.
4) Pengaruh kegiatan pariwisata
Peningkatan publikasi dan penyebaran informasi serta timbulnya pandangan tentang
nilai lebih dari kegiatan berwisata terhadap fungsi sosial masyarakat dapat mendorong
kegiatan wisata.
1.4 Pemasaran Pariwisata
Pemasaran daerah tujuan wisata adalah keseluruhan usaha untuk mengenalkan produk
wisata yang ditawarkan oleh daerah tujuan wisata baik yang tangiable maupun intangiable
produk, mengenali identitas wisatawan yang mempunyai waktu, uang dan mempunyai
keinginan untuk berwisata, dan mencari cara terbaik untuk mencapai dan meyakinkan
wisatawan untuk berkunjung ke daerah tujuan wisata. Tujuan utama pemasaran pariwisata
adalah tidak hanya menyangkut jumlah maksimal wisatawan yang berkunjung dan tinggal
lebih lama tetapi lebih diutamakan quality tourism yang dengan promosi selektif dapat
mencapai wisatawan dengan belanja yang sangat besar dan terjadi repeat request.
Pemasaran daerah tujuan pariwisata memerlukan kerjasama dengan pihak-pihak terkait
seperti : pemerintah (menparpostel), perusahaan jasa penerbangan dalam dan luar negeri, jasa
transportasi darat, biro wisata, travel, restoran dan hotel. Sasaran pasar dapat dicapai dengan
menggunakan data statistik, dan informasi seperti rata-rata lama tinggal, pengeluaran per
kapita wisatawan, jumlah kunjungan wisatawan, dan waktu-waktu pilihan yang menarik
wisatawan untuk datang dan mengunjungi daerah tujuan wisata (peak season and off season).
Dalam manajemen pemasaran global, prinsip-prinsip dalam marketing mix masih
berlaku. H.F. Stanley dalam (Spillance,1989), seorang konsultan Pasific Asia Travel
Association (PATA) membagi unsur marketing mix dalam pariwisata menjadi:
1) Product mix
Wisatawan memerlukan jasa objek wisata dan sarana wisata tertentu. Sarana wisata
adalah sarana sosial ekonomi secara keseluruhan atau sebagian menghasilkan jasa
atau barang yang digunakan wisatawan seperti hotel, rumah makan, sarana olahraga,
dan atraksi kesenian. Faktor penting dalam product mix adalah masalah pemeliharaan
warisan budaya, peninggalan sejarah, dan pemeliharaan fisik dan nonfisik.

6
2) Distribution mix
Distribution mix mencakup jasa transportasi darat, laut dan udara yang melibatkan
perusahaan jasa transportasi darat, laut, udara, biro perjalanan dan guide. Kunci
penting dalam distribution mix adalah layanan agar wisatawan memperoleh kepuasan
saat mengkonsumsi produk pariwisata.
3) Communication mix
Agar suatu produk wisata diketahui oleh wisatawan maka wisatawan harus diberi
informasi, diperkenalkan, ditarik, dan didorong agar mengunjungi suatu daerah tujuan
wisata. Dalam menginformasikan, mengenalkan, menarik, dan mendorong wisatawan
tersebut diperlukan communication mix. Ada beberapa pendekatan communication
mix, yaitu:
(a) Sales promotion
Pendekatan ini meliputi kegiatan komunikasi yang diarahkan kepada wisatawan
memalui media umum, e-commerce, biro perjalanan, dan hubungan langsung
dengan wisatawan.
(b) Image promotion
Kegiatan komunikasi ini dilakukan dengan cara membujuk secara halus untuk
memberi kesan dan gambaran suatu daerah tujuan wisata melalui kunjungan
perkenalan juru foto spesialis, penulis atau wartawan pariwisata, feature khusus
disurat kabar atau maj alah, dan dan pengiriman misi kesenian ke berbagai
negara.
(c) Melalui pendidikan, pelatihan, dan penyuluhan kepada semua staf organisasi
yang terkait dalam matarantai kegiatan pariwisata.
(d) Melalui jasa penerangan kantor pariwisata, termasuk jasa surat menyurat, dan
hubungan korespondensi melalui alat komunikasi.
(e) Service mix
Kegiatan dalam service mix merupakan kebijakan pemerintah untuk
memperlancar perjalanan dan persinggahan wisatawan, seperti kebijakan visa dan
ketentuan bea cukai.
1.5 Aspek Ekonomis Pariwisata
Menurut Tambunan (1999), industri pariwisata dapat menjadi sumber Pendapatan Asli
Daerah (PAD) adalah industri pariwisata yanhg dimiliki masyarakat daerah (community
tourism development atau CTD). Kegiatan CTD meliputi pengembangan dan pelestarian
budaya , kesenian dan budaya berbagai desa di daerah tujuan wisata. Pilar ekonomi CTD

7
dapat meningkatkan PAD dapat dilihat dari usaha pemerintah daerah dalam melakukan
pungutan dan retribusi resmi dari kegiatan industri yang bersifat multisektoral, yang meliputi
usaha perhotelan, restoran, usaha wisata, usaha perjalanan wisata, professional convention
organizer, pendidikan formal dan informal, pelatihan dan transportasi.
Sebagai contoh, keberadaan hotel disuatu daerah kabupaten atau kota akan menjadi
sumber PAD baginya :
1) Pajak daerah (berupa pajak hotel, pajak restoran, pajak hiburan, pajak reklame dan
pajak minuman beralkohol)
2) Restribusi daerah (berupa uang sepadan reklame, restribusi kebersihan, uang sewa
tanah/bangunan, restribusi ijin mendirikan bangunan, dan restribusi parker)
3) Laba BUMN (berupa penggunaan jasa bank pemerintah daerah, PD bank pasar, dan
PD air minum)
4) Bagi hasil pajak (berupa bagi hasil pajak bumi dan bangunan, bagi hasil bea perolehan
hak atas tanah dan bangunan, bagi hasil pajak penghasilan pasal 25,29, dan pph pasal
21)
5) Bukan pajak (berupa pemberian hak atas tanah pemerintah)
Bagi provinsi, keberadaan hotel yang ada di daerahnya akan menjadi sumber PAD dari
penerimaan :
1) Pajak provinsi (berupa pajak air bawah tanah, pajak bahan bakar kendaraan bermotor
dan pajak kendaraan bermotor)
2) Restribusi provinsi (berupa restribusi pemakaian tanah dan bangunan)
3) Laba BUMN provinsi (berupa penggunaan jasa bank BPD)
4) Bagi hasil pajak provinsi (berupa bagi hasil bumi dan bangunan, bagi hasil bea
perolehan hak atas tanah dan bangunan, bagi hasil pajak pph pasal 25,29 dan 21)
1.6 Dampak Pembangunan Pariwisata
Dinas Pariwisata Provinsi Bali (2005), manfaat dan keuntungan dalam pembangunan dan
pengembangan pariwisata bila direncanakan dan diarahkan dengan baik adalah:
1) Manfaat ekonomi (kesejahteraan)
Meningkatkan arus wisatawan baik nusantara atau mancanegara ke suatu daerah
menuntut macam-macam pelayanan dan fasilitas yang semakin meningkat jumlah dan
ragamnya. Hal ini memberi manfaat ekonomi bagi penduduk, pengusaha maupun
pemerintah setempat seperti :
(a) Penerimaan devisa
(b) Kesempatan berusaha

8
(c) Terbukanya lapangan kerja
(d) Meningkatkan pendapatan masyarakat dan pemerintah
(e) Mendorong pembangunan daerah
2) Manfaat sosial budaya
(a) Pelestarian budaya dan adat istiadat
(b) Meningkatkan kecerdasan masyarakat
(c) Meningkatkan kesehatan dan kesegaran jasmani maupun rohani
(d) Mengurangi konflik sosial
3) Manfaat dalam berbangsa dan bernegara
(a) Mempererat persatuan dan kesatuan
(b) Menumbuhkan rasa memiliki, keinginan untuk memelihara dan mempertahkan
negara yang ujungnya tumbuh rasa cinta terhadap tanah air
(c) Memelihara hubungan baik internasional dalam hal pengembangan pariwisata
4) Manfaat bagi lingkungan
Pengembangan pariwisata adalah salah satu cara dalam upaya untuk melestarikan
lingkungan, di samping akan memperoleh nilai tambah atas pemanfaat dari
lingkungan yang ada.
Dampak-dampak yang tidak diinginkan karena berkembangnya kepariwisataan di suatu
daerah dapat menyangkut segi ekonomi, sosial budaya, politik maupun lingkungan seperti :
1) Harga-harga barang atau jasa pelayanan menjadi naik karena banyaknya pengunjung.
2) Penduduk, khususnya remaja suka mengikuti pola hidup para wisatawan yang tidak
sesuai dengan budaya dan kepribadian bangsa kita sendiri.
3) Banyaknya pemanfaatan wisatawan oleh orang-orang yang tidak bertanggungjawab
untuk melakukan hal-hal yang tidak pantas seperti pemerasan, perjudian, pencurian,
pengedaran barang-barang terlarang, dan lain-lain.
4) Terjadinya pengrusakan lingkungan, baik karena pembangunan prasarana dan sarana
pariwisata maupun karena ulah pengunjung atau tangan-tangan jahil.

9
SOAL

1) Jelaskan yang dimaksud pariwisata menurut Murphy!


Jawab: Murphy (1985) mendefinisikan bahwa pariwisata adalah keseluruhan elemen-
elemen terkait (wisatawan, daerah tujuan, perjalanan, industri, dan lain-lain) yang
merupakan akibat dari perjalanan wisata ke daerah tujuan wisata, sepanjang perjalanan
tersebut tidak permanen.
2) Apa yang dimaksud dengan wisatawan?
Jawab: Wisatawan menurut kamus besar bahasa Indonesia merupakan kata nomina yang
berarti orang berwisata, pelancong atau turis artinya orang yang memasuki wilayah atau
negara lain dengan tujuan apapun asal bukan untuk tinggal menetap atau melakukan
usaha yang teratur, dan mengeluarkan uangnya dinegara yang di kunjungi serta tidak
memperoleh uang dari negara tersebut.
3) Sebutkan manfaat yang bisa diperoleh dari pembangunan dan pengembangan
pariwisata!
Jawab: Manfaat yang bisa diperoleh dari pembangunan dan pengembangan pariwisata
menurut Dinas Pariwisata Provinsi Bali yaitu :
a) Manfaat dalam berbangsa dan bernegara seperti mempererat persatuan dan kesatuan
antar daerah, menumbuhkan rasa memiliki, keinginan untuk memelihara dan
mempertahankan negara yang berujung pada tumbuh rasa cinta terhadap tanah air
dan memelihara hubungan baik internasional dalam hal pengembangan pariwisata.
b) Manfaat bagi lingkungan seperti pembangunan dan pengembangan pariwisata yang
diarahkan agar dapat memenuhi keinginan wisatawan, seperti hidup tenang, bersih,
jauh dari polusi, santai, dapat mengembalikan kesehatan fisik maupun mental.
c) Manfaat ekonomi seperti penerimaan devisa akan meningkat, kesempatan berusaha
yang semakin luas, terbukanya lapangan kerja baru disekitar daerah wisata,
meningkatnya pendapatan masyarakat dan pemerintah dan mendorong
perkembangan pembangunan daerah.
d) Manfaat sosial budaya seperti adanya upaya pelestarian budaya dan adat istiadat dari
masyarakat, meningkatkan kecerdasan masyarakat karena adanya persaingan,
meningkatkan kesehatan dan kesegaran jasmani ataupun rohani serta mengurangi
konflik social karena meningkatnya kesejahteraan masyarakat.

10
DAFTAR PUSTAKA

Widanaputra, A.A.G.P., Suprasto, H Bambang., Ariyanto, Dodik., Sari, Maria M Ratna.


2009. Akuntansi Hotel (Pendekatan Sistem Informasi). Yogyakarta: Graha Ilmu.

11

Anda mungkin juga menyukai