Anda di halaman 1dari 70

LAPORAN PELAKSANAAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN

INSTALASI LABORATORIUM PATOLOGI KLINIK


RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BERKAH PANDEGLANG

Diajukan Untuk Melengkapi Tugas Akhir Semester VI


Pendidikan Diploma III Analis Kesehatan

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 1 KELOMPOK 2
Rahmaningrum Nabilla (1010161013) Syahpeni Dewantari (1010161150)
Nindia Mawar Sari (1010161077) Cahya Wiguna (1010161049)
Ruyatul Amin (1010161111) Diniar Dwi Astuti (1010161082)
Asti Ida Syahrina (1010161026)

PROGRAM STUDI DIPLOMA III


ANALIS KESEHATAN FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS MH THAMRIN
JAKARTA 2019
1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan Rahmat dan

Karunianya sehingga penulis dapat melaksanakan PKL (Praktek Kerja

Lapangan) serta dapat mengerjakan penyusunan laporan PKL ini dengan baik

dan lancar.

PKL merupakan bentuk pengaplikasian seluruh kemampuan dan teori

yang sudah dipelajari dan dikuasai di kampus kemudian diterapkan dan

dikembangkan dalam dunia kerja yang nyata. Sehingga banyak sekali keilmuan

yang akan diperoleh serta pengalaman yang akan bertambah dan menjadi

wawasan cakrawala keilmuan yang tidak bisa didapatkan tanpa adanya praktik

secara langsung. PKL ini juga merupakan salah satu kewajiban yang harus

dipenuhi oleh seluruh mahasiswa tingkat akhir (semester 6) untuk mendapatkan

kelulusan bidang studi yang telah ditempuh selama ini. Penulis telah

melaksanakan PKL ini di Rumah Sakit Umum Daerah Berkah Pandeglang pada

tanggal 7 Januari – 11 Maret 2019 (56 Hari kerja). Semua hasil dan rincian

kegiatan akan disertakan dan diuraikan lebih rinci pada laporan PKL ini. Dalam

penyusunan laporan hasil PKL banyak mendapatkan bimbingan dan petunjuk

dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada

Bapak atau Ibu :

1. Drs. Sediarso., M.Farm., Apt. Ketua Program Studi DIII Analis Kesehatan

Universitas MH THAMRIN Jakarta.

2. Imas Latifah., SKM., M.KKK. Pembimbing I dan sebagai Pembimbing

Akademik yang telah berkenan meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran untuk

I
memberikan arahan dan bimbingan sehingga dapat tersusunnya hasil

laporan praktik kerja lapangan.

3. Erie Aditia., S.Si. pembimbing II yang telah banyak membantu dan

memberikan masukan sehingga laporan hasil PKL ini dapat terselesaikan.

4. Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Berkah Pandeglang yang telah

memberikan arahan dan bimbingan terhadap kami pada saat melakukan

praktik kerja lapangan.

5. Para staff Diklat Rumah Sakit Umum Daerah Berkah Pandeglang yang telah

memberikan arahan dan bimbingan terhadap kami pada saat melakukan

praktik kerja lapangan.

6. Dr. Rita Rachmayanti,SP.PK selaku Dokter Patologi Klinik di Rumah Sakit

Umum Daerah Berkah Pandeglang yang telah memberikan materi di

Laboratorium

7. Imat Wirahmat,S,ST selaku Kepala Laboratorium di Rumah Sakit Umum

Daerah Berkah Pandeglang yang telah banyak membantu kami.

8. Serta para staff Laboratorium Klinik Rumah Sakit Umum Daerah Berkah

Pandeglang.

JAKARTA, 9 JANUARI 2019

PENULIS

II
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN

KATA PENGANTAR.............................................................................................I

DAFTAR ISI........................................................................................................ III

DAFTAR TABEL..................................................................................................V

DAFTAR GAMBAR............................................................................................VI

BAB I PENDAHULUAN......................................................................................1

A. LATAR BELAKANG...................................................................................................1
B. TUJUAN PKL............................................................................................................1
C. Tempat dan Waktu Pelaksanaan PKL.....................................................................2
BAB II TINJAUAN UMUM...................................................................................3

A. Sejarah Rumah Sakit Umum Daerah Berkah Pandeglang.......................................3


B. Visi dan Misi Pelayanan Laboratorium RSUD Berkah Pandeglang..........................3
C. Struktur Laboratorium RSUD Berkah Pandeglang......................................4
BAB III GAMBARAN KHUSUS...........................................................................5

A. PRA ANALITIK.........................................................................................................5
B. Analitik.................................................................................................................18
C. Pasca analitik........................................................................................................45
D. Pengolahan Limbah di Laboratorium...................................................................47
E. Pemantapan Mutu Internal Dan Eksternal...........................................................51
F. Keselamatan Dan Kesehatan Pekerja Di Laboratorium........................................53
BAB IV MASALAH DAN PEMECAHANNYA....................................................56

A. PRA ANALITIK.......................................................................................................56
B. ANALITIK...............................................................................................................58
D. PASCA ANALITIK...................................................................................................58
BAB V PENUTUP.............................................................................................60

III
A. KESIMPULAN........................................................................................................60
B. SARAN..................................................................................................................61

IV
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Nilai Normal Pemeriksaan Hematologi............................ 10

Tabel 2 Interpretasi Hasil Golongan Darah................................... 23

Tabel 3. Interpretasi Hasil Widal.................................................... 24

Tabel 4. Interpretasi Hasil Tubex................................................... 25

Tabel 5. Nilai Normal Urin Lengkap............................................... 32

Tabel 6. Nilai Normal Feses Lengkap......................................... 35

Tabel 7. Interpretasi Hasil BTA …………………………………… 44

V
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Struktur Organisasi Instalasi Laboratorium RSUD

BerkahPandeglang...................................................... 4

Gambar 2. Alur pelayanan pemeriksaan pasien Rawat Inap........ 6

Gambar 3. Alur Pelayanan pemeriksaan dari Instalasi Rawat jalan

Non BPJS .................................................................... 7

Gambar 4. Alur Pelayanan pemeriksaan dari Instalasi Rawat jalan

BPJS............................................................................ 8

Gambar 5. Alur Pelayanan pemeriksaan dari IGD Non BPJS....... 9

Gambar 6. Alur Pelayanan pemeriksaan dari IGD BPJS.............. 10

Gambar 7. Interpretasi Hasil Anti HIV............................................ 25

Gambar 8.

Interpretasi Hasil Dengue IgG/IgM................................... 26

Gambar 9. Interpretasi Hasil HbsAg.......................................... 27

Gambar 10. Interpretasi Hasil HAV IgG/IgM.................................... 28

Gambar 11. Interpretasi Hasil Anti HCV.......................................... 28

Gambar 12. Interpretasi Hasil Dengue NS1 Ag .............................. 29

Gambar 13. Interpretasi Hasil Carik Celup Urin ............................. 32

Gambar 14. Interpretasi Hasil Tes Kehamilan................................. 33

Gambar 15. Interpretasi Hasil Narkoba........................................... 34

Gambar 16. Interpretasi Hasil Darah Samar Feses......................... 36

Gambar 17. Alur Limbah Padat....................................................... 49

VI
Gambar 18. Alur Limbah Cair.......................................................... 5

VII
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Rumah Sakit Umum Daerah Berkah Pandeglang termasuk dalam Rumah

Sakit dengan klasifikasi sebagai Rumah Sakit kelas B Non Pendidikan. RSUD

Berkah Pandeglang memiliki Laboratorium sebagai salah satu sarana pendukung

yang tak lepas dari setiap Rumah Sakit guna menunjang pelayanan utama dalam

menunjang diagnosik dan perawatan penderita. Laboratorium Patologi Klinik

RSUD Berkah Pandeglang memberikan pelayanan berupa pemeriksaan

Hematologi, Urine dan Feses, Kimia Klinik, Serologi dan Mikrobiologi.

B. TUJUAN PKL

1) Tujuan umum Praktek Kerja Lapangan (PKL) ini adalah:

a. Dengan adanya Praktek Kerja Lapangan ini dapat menambah wawasan

dan pengetahuan baik secara teori maupun praktek serta mengetahui

Pelayanan Kesehatan yang dilakukan di Laboratorium Kesehatan.

b. Dapat menjalin kerjasama yang baik dengan petugas Laboratorium Klinik

maupun petugas lain yang ada di RSUD Berkah Pandeglang.

c. Dapat mempelajari dan memahami sistem Manajemen Laboratorium dan

Pemantapan Mutu Laboratorium Klinik RSUD Berkah Pandeglang.

2) Tujuan khusus Praktek Kerja Lapangan (PKL) adalah:

a. Untuk mengetahui Pelayanan Kesehatan yang dilakukan di Laboratorium

Klinik RSUD Berkah Pandeglang mulai dari tahap Pra Analitik, tahap

Analitik dan Pasca Analitik.

1
b. Untuk mengetahui sistem Menajemen Laboratorium dan Pemantapan Mutu

Laboratorium Klinik RSUD Berkah Pandeglang.

c. Untuk mengetahui Keamanan dan Kesehatan Kerja dalam Laboratorium

Klinik RSUD Berkah Pandeglang.

d. Untuk mengetahui Sistem Informasi di Laboratorium Klinik RSUD Berkah

Pandeglang.

e. Untuk mengetahui Pengolahan Limbah di Laboratorium RSUD Berkah

Pandeglang.

C. Tempat dan Waktu Pelaksanaan PKL

Praktik Kerja Lapangan (PKL) dilaksanakan di Instalansi Laboratorium

Patologi Klinik Rumah Sakit Umum Daerah Berkah Pandeglang selama 56 hari

kerja mulai tanggal 9 Desember 2019 – 15 Februari 2020. PKL dilakukan dengan

cara melakukan rotasi dari bagian satu kebagian lain seperti Hematologi, Kimia

Klinik, Immunologi, Urinalisa, Feses, Mikrobiologi, Sampling dan Administrasi.

2
BAB II

TINJAUAN UMUM

A. Sejarah Rumah Sakit Umum Daerah Berkah Pandeglang

Rumah Sakit Umum Daerah Berkah Pandeglang sudah beroperasional sejak

tahun 1925, yang termasuk dalam klasifikasi Rumah Sakit kelas B Non

Pendidikan dan memiliki status kepemilikan Pemerintah Daerah Kabupaten

Pandeglang. Rumah Sakit Umum Daerah Berkah Pandeglang bertempat di Jl.

Raya Labuan Km.5 Cikoneng Kadu Hejo Pandeglang Provinsi Banten. RSUD

Berkah Pandeglang memiliki luas tanah 84.579 M2 dan luas bangunan

±13.857,56 M2. RSUD Berkah Pandeglang memiliki jumlah tempat tidur

sebanyak 272 buah.

B. Visi dan Misi Pelayanan Laboratorium RSUD Berkah Pandeglang

1. Visi

Memberikan pelayanan pemeriksaan Laboratorium Klinik secara

professional dan bermutu untuk membantu diagnosa sesuai dengan visi RSUD

Berkah Pandeglang yaitu :

a. Santun artinya dalam memberikan pelayanan dilakukan dengan sentuhan

halus, sopan dan penuh kebaikan.

b. Menarik artinya menyenangkan pelanggan atau pengunjung.

c. Terpecaya dalam pelayanan artinya dalam melaksanakan dan memberikan

pelayanan dapat dipercaya dan dipertanggung jawabkan.

3
2. Misi

Menyelenggarakan pelayan diagnostik kesehatan yang bermutu dengan

jenis pemeriksaan luas disertai akurasi yang tinggi dan berupaya memenuhi

harapan pelanggan.

3. Motto

“Kenyamanan anda adalah kebahagiaan kami”.

4
C. Struktur Laboratorium RSUD Berkah Pandeglang

PENANGGUNG JAWAB
Dr. RITA
RACHMAYANTI,SP.PK
NIP.19770104 2002121 2 004

KEPALA RUANGAN
IMAT WIRAHMAT,S,ST
NIP. 19790726 200312 1 005

KOORD.
KOORD.
KOORD. KOORD.
KOORD. ADMINISTRASI
KOORD.KIMIA KLINIK KOORD. KOORD.KLINIK
KOORD.KLINIK RUTIN &
RUTIN & ADMINISTRASI
HEMATOLOGI BAKTERIOLOGI
BAKTERIOLOGI IMUNOSEROLOGI
IMUNOSEROLOGI
HEMATOLOGI
JOHARIAH,S.Sos
JOHARIAH,S.Sos
MULYANI, Amd.AK LENI TIEN RIWANTINI,
RIWANTINI, Amd.AK
Amd.AK KARYANIE
KARYANIE ROSE, Amd.AK
ROSE, Amd.AK
LENI MARLINA,
MARLINA, Amd.AK
Amd.AK TIEN NIP.19710318 2007
NIP.19710318 2007 2
2 006
006
NIP.19760114B199702 2
NIP.19760114B199702 2 NIP.197812042006042008 NIP.19740902 20050
NIP.19740902 20050 1
122
NIP.197812042006042008
007
007

STAF
STAF
ADMINISTRASI
ADMINISTRASI

HARI
HARI KOHARI
KOHARI
PELAKSANA

1. M.ILHAM, Amd.AK
2. AJAT SUDRAJAT, Amd.AK
3. INDRAWATIE, Amd. AK
4. AHMAD ANDRIAN, Amd.AK
5. NELI, Amd.AK
6. BAB
DEWI SEPTIANI, IIIAK
Amd.
7. NURCAHYA FITRI, Amd.AK
8. GAMBARAN
HANIFULLAH KHUSUS

A. PRA ANALITIK

Gambar 1.
Struktur Organisasi Instalasi Laboratorium RSUD Berkah Pandeglang

5
1. Pengertian

Suatu tatalaksana penanganan spesimen yang memuat aspek tata cara

melakukan pemberian identitas, persiapan pasien, pengambilan spesimen,

penerimaan spesimen, penanganan spesimen dan persiapan sampel untuk

dianalisis.

2. Tujuan

a. Menghindari tertukarnya spesimen yang akan dilakukan pemeriksaan.

b. Memberikan kesesuaian yang jelas antara spesimen yang diterima

dengan formulir yang diminta.

c. Mendapatkan suatu spesimen untuk bahan pemeriksaan yang benar.

d. Menghindari perubahan struktur kimia spesimen yang sudah diambil.

e. Menjaga kualitas spesimen agar tidak mempengaruhi hasil pemeriksaan.

6
3. Adminitrasi Laboratorium

a) Alur pelayanan

1) Alur Pelayanan Pemeriksaan Pasien Rawat Inap

Dokter

Dokter memberikan instruksi jenis


pemeriksaan Laboratorium

Perawat

Mengantarkan formulir permintaan


pemeriksaan Laboratorium dan
spesimen pemeriksaan.

Petugas Laboratorium/Admin

Menginput jenis pemeriksaan


Laboratorium yang diminta

Petugas Laboratorium

Melakukan verifikasi identitas pasien,


Mengambil sampel dan
Melakukan pemeriksaan.
Untuk hasil Laboratorium dengan nilai
kritis dikonsultasi ke dokter Spesialis
Patologi Klinik

Petugas Laboratorium mengantarkan


hasil ke ruangan

Gambar 2.
Alur pelayanan pemeriksaan pasien Rawat Inap.
Sumber : Arsip RSUD Berkah Pandeglang.

7
2) Alur Pelayanan Pemeriksaan dari Instalasi Rawat Jalan non BPJS

Pasien

Ke Laboratorium membawa formulir


permintaan pemeriksaan Laboratorium

Petugas Laboratorium/Admin
Menginput jenis pemeriksaan
Laboratorium yang diminta

Pasien membayar ke loket pembayaran


dan kembali ke adminitrasi Laboratorium
dengan membawa bukti pembayaran

Petugas Laboratorium
Melakukan verifikasi identitas pasien
Mengambil sampel
Melakukan pemeriksaan
Untuk hasil Laboratorium dengan nilai
kritis dikonsultasi ke dokter Spesialis
Patologi Klinik

Petugas Laboratorium

Menginput hasil pemeriksaan

Pasien

Mengambil hasil pemeriksaan


Laboratorium

Gambar 3.
Alur Pelayanan pemeriksaan dari Instalasi Rawat Jalan non BPJS
Sumber : Arsip RSUD Berkah Pandeglang.

8
3) Alur Pelayanan Pemeriksaan dari Instalasi Rawat Jalan BPJS

Pasien

Ke Laboratorium membawa formulir


permintaan pemeriksaan Laboratorium

Petugas Laboratorium/Admin
Menginput jenis pemeriksaan
Laboratorium yang diminta

Pasien menyerahkan persyaratan


meliputi : fotocopy BPJS, Kartu Tanda
penduduk (KTP)dan Kartu Keluarga (KK)

Petugas Laboratorium
Melakukan verifikasi identitas pasien
Mengambil sampel
Melakukan pemeriksaan
Untuk hasil Laboratorium dengan nilai
kritis dikonsultasi ke dokter Spesialis
Patologi Klinik

Petugas Laboratorium

Menginput hasil pemeriksaan

Pasien

Mengambil hasil pemeriksaan


Laboratorium

Gambar 4.
Alur Pelayanan pemeriksaan dari Instalasi Rawat Jalan BPJS
Sumber : Arsip RSUD Berkah Pandeglang.

9
4) Alur Pelayanan Pemeriksaan dari Instalasi Gawat Darurat (IGD) non

BPJS

Dokter

Dokter memberikan instruksi jenis


pemeriksaan Laboratorium

Keluarga pasien/petugas IGD

Mengantarkan formulir permintaan


pemeriksaan Laboratorium dan sampel

Petugas Laboratorium/Admin
Menginput jenis pemeriksaan
Laboratorium yang diminta

Pasien membayar ke loket pembayaran


dan kembali ke adminitrasi Laboratorium
dengan membawa bukti pembayaran

Petugas Laboratorium
Melakukan verifikasi identitas pasien
Mengambil sampel
Melakukan pemeriksaan
Untuk hasil Laboratorium dengan nilai
kritis dikonsultasi ke dokter Spesialis
Patologi Klinik

Petugas Laboratorium mengantarkan


hasil ke IGD

Gambar 5.
Alur Pelayanan pemeriksaan dari IGD non BPJS
Sumber : Arsip RSUD Berkah Pandeglang.

10
5) Alur Pelayanan Pemeriksaan dari Instalasi Gawat Darurat (IGD)

BPJS

Dokter

Dokter memberikan instruksi jenis


pemeriksaan Laboratorium

Keluarga pasien/petugas IGD

Mengantarkan formulir permintaan


pemeriksaan Laboratorium dan sampel

Petugas Laboratorium/Admin
Menginput jenis pemeriksaan
Laboratorium yang diminta

Pasien menyerahkan persyaratan


meliputi : fotocopy BPJS, Kartu Tanda
penduduk (KTP)dan Kartu Keluarga (KK)

Petugas Laboratorium

Melakukan verifikasi identitas pasien


Mengambil sampel
Melakukan pemeriksaan
Untuk hasil Laboratorium dengan nilai
kritis dikonsultasi ke dokter Spesialis
Patologi Klinik

Petugas Laboratorium mengantarkan


hasil ke IGD

Gambar 6.
Alur Pelayanan pemeriksaan dari IGD BPJS
Sumber : Arsip RSUD Berkah Pandeglang.

11
b) Persiapan Formulir Pemeriksaan

1) Formulir pemeriksaan yang diterima, data-data harus dilengkapi

seperti Identitas Dokter Pengirim, Identitas Pasien, jenis pemeriksaan

yang diperiksa, diagnosa, tanggal permintaan pemeriksaan, tanda

tangan Dokter pengirim, nomor medical record.

2) Pada wadah spesimen di beri label yang bertuliskan identitas pasien

(nama, nomor Laboratorium, asal ruangan).

4. Persiapan alat

Gunakan wadah spesimen yang bersih terbuat dari gelas atau plastik

yang sesuai jenis pemeriksaan. Sesuaikan wadah dengan volume spesimen.

Untuk pemeriksaan mikrobiologi menggunakan pot steril.

5. Persiapan Pengambilan Spesimen

a. Hal – hal yang harus diperhatikan

1) Pencegahan terhadap terkontaminasinya spesimen dengan

mikroorganisme yang berada di luar atau mikroorganisme flora normal

dari tubuh.

2) Pemeriksaan Tuberculosis (TBC), sputum diambil pagi hari setelah

pasien bangun tidur.

3) Volume spesimen harus mencakupi kebutuhan pemeriksaan di

Laboratorium.

6. Persiapan Pasien dan Kriteria Pasien

a. Pemeriksaan Profil Lipid (Kolesterol, Trigliserida, HDL & LDL Kolesterol),

pasien harus berpuasa selama 10-12 jam dan hanya diperbolehkan

minum air mineral saja.

12
b. Pemeriksaan Glukosa Puasa, pasien harus berpuasa selama 8-10 jam

dan hanya diperbolehkan minum air mineral saja.

c. Apabila persyaratan diatas telah terpenuhi, pemeriksaan dapat

dilanjutkan. Jika belum, maka pemeriksaan dilakukan keesokan harinya

dengan melakukan persyaratan di atas.

7. Pengambilan spesimen

a. Lakukan pengambilan spesimen sesuai dengan persyaratan yang benar

sesuai dengan jenis pemeriksaan.

b. Baca formulir permintaan pemeriksaan untuk mengetahui macam

pemeriksaan yang diminta.

1) Persiapkan peralatan dan zat-zat tambahan yang diperlukan

(antikoagulan, pengawet, media dan sebagainya).

Penggunaan tabung untuk wadah darah :

a) Tanpa antikoagulan warna merah dengan clot activator

b) Tabung dengan antikoagulan :

1)) Kode warna ungu dengan EDTA

2)) Kode warna biru dengan Natrium Sitrat

3)) Kode warna hitam dengan Natrium Sitrat

2) Lakukan pengambilan spesimen dengan memperhatikan teknik-teknik

yang baik untuk memperoleh spesimen yang memenuhi syarat.

3) Lakukan prosedur desinfeksi yang benar sesuai dengan prosedur.

4) Cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan pengambilan

spesimen.

5) Pengambilan spesimen dilakukan pada fase penyakit yang tepat.

13
6) Pastikan bahwa spesimen telah mewakili bagian yang terinfeksi dan

jumlah cukup untuk melakukan pemeriksaan.

7) Wadah spesimen harus bersih dan sesuai, kecuali untuk pemeriksaan

kultur, wadah spesimen harus steril.

8) Pastikan luar wadah spesimen harus bersih dan tidak terkontaminasi.

9) Tutup wadah dengan rapat agar spesimen tidak bocor selama

pengiriman.

10) Cantumkan label berisi data pasien (Nama dan nomor rekam medis)

dan tanggal pada wadah dengan lengkap dan tepat sesuai dengan

permintaan.

11) Kirimkan spesimen ke Laboratorium dengan segera.

c. Prosedur pengambilan darah vena

1) Cara kerja :

a) Persiapan sebelum pengambilan darah

1)) Sapa pasien yang datang ke Laboratorium (selamat pagi, siang

atau malam).

2)) Persilahkan pasien untuk duduk.

3)) Verifikasi identitas pasien (nama lengkap dan tanggal lahir).

4)) Menanyakan persiapan yang telah dilakukan pasien (puasa

dan lain-lain).

5)) Informasikan jumlah spesimen yang akan diambil untuk

pemeriksaan kepada pasien.

7)) Standarisasi posisi pasien (duduk atau berbaring).

8)) Phlebotomis mencuci tangan.

14
9)) Mempersiapkan syringe dan tabung penampung yang berisi

antikoagulan yang sesuai dan telah diberi label, torniquet,

alkohol swab.

b) Proses pengambilan darah vena

1)) Memilih daerah yang akan dipungsi : pengambilan darah vena

(vena cepalic, vena mediana cubiti dan vena basilica).

2)) Melakukan palpasi didaerah yang akan ditusuk.

3)) Bersihkan dengan alkohol 70% secara sirkuler dari central

keluar dan biarkan kering.

4)) Pasang torniquet sehingga terjadi bendungan vena.

Pemasangan bendungan tidak boleh >1 menit.

5)) Gunakan syringe jenis yang sesuai dengan jenis dan jumlah

bahan.

6)) Tusuk vena sejajar dengan arah alirannya, lubang jarum

menghadap keatas.

7)) Sesaat setelah darah keluar pada indikator, lepaskan

bendungan dan letakkan kasa kering diatas daerah fungsi.

8)) Tarik jarum keluar dan tekan daerah fungsi, tinggikan posisi

lengan.

9)) Beri plaster yang sesuai dengan bahan.

10)) Hal-hal yang harus diperhatikan :

a)) Untuk anak-anak digunakan jarum kecil atau butterfly

needle.

b)) Perubahan posisi baring berdiri akan menyebabkan

hemokonsentrasi.

15
c)) Bendungan >1 menit akan menyebabkan hemokonsentrasi.

d)) Jika akan mengambil darah ulang, informasikan kepada

perawat atau dokter bahwa akan mengambil darah ulang

dan menyebutkan hasil sebelumnya.

e)) Pengambilan darah tidak boleh dilakukan pada jalur infus.

d. Prosedur Pengambilan Darah Kapiler

Cara kerja :

1) Jari tangan yang akan ditusuk dibersihkan (jari tengah atau jari

manis) dengan alkohol swab dan dibiarkan kering.

2) Daerah yang akan ditusuk lakukan penekanan sedikit supaya rasa

nyeri berkurang.

3) Lalu ditusuk bagian pinggir dengan lancet steril.

4) Setelah pengambilan darah kapiler selesai, tekan bekas tusukan

dengan alkohol swab agar pendarahan berhenti.

5) Bekas tusukan ditutup dengan plester.

e. Pengambilan Urin Lengkap

1) Kepada pasien diberikan wadah tempat urin yang telah diberi label

etiket yang berisikan data pasien.

2) Berikan kepada pasien tentang cara pengambilan spesimen :

a) Buka wadah spesimen.

b) Pasien berkemih, buang kurang lebih 10-30 ml urin yang keluar

pertama.

c) Tampung urin berikutnya dengan wadah spesimen sebanyak 20-

30ml.

d) Sisa urin selanjutnya tidak di tampung.

16
e) Tutup wadah spesimen penampung.

3) Kirim spesimen segera ke Laboratorium.

f. Pengambilan Feses

1) Kepada pasien diberikan wadah spesimen yang telah diberi label etiket

yang berisikan data pasien.

2) Beri penjelasan pada pasien tentang cara pengambilan spesimen :

a) Feses ditampung dan di masukan ke dalam wadah spesimen yang

telah di siapkan.

b) Feses yang ditampung tidak boleh dari popok.

c) Tutup wadah spesimen penampung.

3) Kirim spesimen segera ke Laboratorium.

g. Pengambilan Sputum

1) Kepada pasien diberikan wadah spesimen yang telah diberi label etiket

yang diberikan data pasien.

2) Berikan penjelasan kepada pasien tentang cara pengambilan spesimen:

a) Perintahkan pasien untuk berkumur dengan air.

b) Buka wadah spesimen dan letakan tutup dengan bagian dalam

menghadap ke atas.

c) Perintahkan pasien untuk membatukkan sputum dan tampung

dengan wadah spesimen.

d) Tutup wadah spesimen.

3) Kirim spesimen ke Laboratorium.

17
8. Penanganan Spesimen

a. Pengiriman Spesimen

Pengiriman spesimen ke Laboratorium dilakukan sesegera mungkin

setelah proses pengambilan spesimen.

b. Penerimaan spesimen

1) Petugas yang menerima spesimen pemeriksaan memeriksa kesesuaian

antara spesimen yang diterima dengan formulir pemeriksaan.

2) Catat kondisi spesimen yang diterima.

3) Spesimen yang tidak memenuhi syarat, hendaknya ditolak.

B. Analitik

1. Hematologi

a. Pemeriksaan Hematologi Rutin

1) Metode :

a) Lekosit dan Hitung jenis Lekosit (Flouresensi flow cytometry).

b) Eritrosit dan Trombosit (Impedance).

c) Hemoglobin (method SLS).

d) Hematokrit (Cumulative Pulse Height Detection).

2) Prinsip :

a) Lekosit dan Hitung jenis Lekosit (Flouresensi flow cytometry) :

Setiap sel yang melewati berkas sinar laser akan menyebabkan

sinar laser terpancar (scattered) ke dua arah, yaitu forward scatter

(FSC) yang pararel dengan arah sinar dan side scatter (SSC) yang

arahnya tegak lurus pada sinar laser.

18
b) Eritrosit dan Trombosit (Impedance) : Pengukuran dan penyerapan

sinar akibat interaksi sinar yang mempunyai panjang gelombang

tertentu dengan larutan atau sampel yang dilewati.

c) Hemoglobin (method SLS) : Kelompok hidrofilik sodium lauryl sulfat

bertindak berdasarkan globin. Perubahan globin terjadi karena

perubahan Fe2+ dalam hemoglobin teroksidasi menjadi Fe3+

sodium lauryl sulfat berikatan dengan Fe3+ membentuk suatu

produk stabil yang dianalisis dengan fotometer.

d) Hematokrit (Cumulative Pulse Height Detection) : Metode deteksi

berdasarkan tinggi pulsa eritrosit, merupakan rasio sel darah merah

terhadap volume total darah. Kadar hematokrit didapat

perbandingan antara volume darah keseluruhan dinyatakan dalam

persen.

3) Interprestasi hasil : -

4) Nilai normal :

19
Table 1.
Nilai Normal Pemeriksaan Hematologi.

NILAI NORMAL
JENIS
PEMERIKSAAN

Dewasa Anak – Anak Bayi


Hemoglobin P : 11,7-16,2 P : 10,7-14,7 P : 15,2-23,6 g/dl
g/dl g/dl
L : 12,7-18.7 g/dl
L : 12,1-17,6 L : 10,7-13,1
g/dl g/dl
Hematokrit P : 35-47% P: 31-43% P : 44-72%

L : 40-52% L: 33-45 % L : 42-62%


Eritrosit P : 4,2- P : 4,2-5,4 P : 4,7-6,1
5,4juta/µL juta/µL juta/µL

L : 4,7-6,1 L : 4,7-6,1 L : 5,5-7,2 juta/


juta/µL juta/µL µL
Leukosit 4.500- 5.000- 13.000-
11.300/µL 13.500/µL 38.000/µL

Trombosit 150.000- 150.000- 150.000–


450.000/µL 450.000/µL 450.000/µL
MCV 70-96 Fl 72–88 Fl 98 – 122 Fl
MCH 23-31 pg 24-30 pg 31-37 pg
MCHC 30-36 g/dL 32-36 g/dL 31–35 g/dL

Basofil 0-1% : 0-1% : 0-1%

Eosinofil 1-3% 1-3% 1-3%


Netrofil batang 2-6% 2-6% 2-6%
Netrofil segmen 50-70% 50-70% 50-70%
Limfosit 20-40% 20-40% 20-40%

20
b. Pembuatan Sediaan Hapus Darah Tepi

1) Metode : Mikroskopis

2) Prinsip : Setelah hapusan darah diwarnai, dihitung persentase jenis-

jenis leukosit yang ada didalam sediaan apusan darah

tersebut.

3) Interprestasi hasil : -

4) Nilai normal :

a) Basofil : 0-1%
b) Eosinofil :1-3%
c) Netrofil batang : 2-6%
d) Netrofil segmen : 50-70%
e) Limfosit : 20-40%
f) Monosit : 2-8%

c. Pemeriksaan Laju Endap Darah

1) Metode : Infrared Optical Coupuler.


2) Prinsip : Menghitung tinggi awal darah pada range tertentu dan
persentase sedimentasi. Cahaya infrared melewati
tabung Erythrocyte Sedimentation Rate (ESR) kemudian
untuk menghitung jarak ke bagian bawah.
3) Interprestasi hasil:-
4) Nilai normal
a) Wanita : 0-20 mm/jam
b) Pria : 0-15 mm/jam

21
d. Pemeriksaan Masa Pembekuan Darah

1) Metode : Object glass.

2) Prinsip : Menguji faktor – faktor pembekuan darah dengan cara

menentukan lamanya waktu yang diperlukan darah untuk

membeku.

3) Interpretasi hasil : Terbentuknya bekuan yang terbentuk dari benang

fibrin.

4) Nilai normal : 2-6 menit

e. Pemeriksaan Masa Perdarahan

1) Metode : Duke

2) Prinsip : Menguji sistem vaskuler (kapiler) dengan cara membuat

perdarahan pada jaringan yang masih original.

3) Interpretasi hasil : Waktu ditentukan berdasarkan banyaknya tetesan

darah pada kertas saring.

4) Nilai normal : 1-3 menit.

f. Pemeriksaan Hemostasis

1) Metode : Deteksi optik

2) Prinsip : Intensitas cahaya yang terpencar segera setelah reagen

ditambahkan kedalam sampel didefinisikan sebagai 0%.

Setelah sampel menjadi keruh dan penuh, maka koagulasi

selesai. Intensitas cahaya tersebar didefinisikan sebagai 100%.

Lamanya koagulasi ditentukan dengan mengambil nilai satu titik

22
yang menunjukkan clotting time pada kurva koagulasi. Dengan

metode ini memungkinkan penentuan clotting time dapat

dilakukan pada sampel dengan intensitas per pencaran sinar

yang rendah. Oleh karena itu, instrument dapat secara efektik

digunakan untuk low fibrinogen pada sampel yang memiliki

perubahan nyaris tak terlihat pada intensitas sinar yang

terpencar atau waktu pembekuan sampel plasma yang

perlahan, maka yang terjadi perpanjangan waktu pembekuan.

3) Nilai normal :

a) PT : 8.6 -10.8 detik.

b) APTT : 34.4-42.5 detik.

2. Immunoserologi

a. Golongan Darah A, B, O, Dan Rhesus

1) Metode : Forward Grouping

2) Prinsip :

a) Forward Grouping :

Reaksi aglutinasi sel darah merah dengan Anti-A, Anti-B, dan Anti-AB

yang ada didalam reagen (sel darah merah mengandung antigen).

b) Rhesus :

Reaksi aglutinasi sel merah yang mengandung antigen-D dengan

anti-D yang ada didalam reagen.

3) Interpretasi Hasil :

23
Tabel 2.
Interpretasi Hasil Golongan Darah.

Sel Grouping

Anti A Anti B Anti AB Anti D Golongan Darah

+ - + + A/+

- + + + B/+

- - - + O/+

+ + + + AB/+

Keterangan :

(+) : Terbentuk aglutinasi

(-) : Tidak terbentuk aglutinasi

24
b. Pemeriksaan Widal

1) Metode : Aglutinasi

2) Prinsip : Terjadi reaksi aglutinasi antara antigen Salmonella dengan

antibody spesifik yang terdapat dalam serum penderita demam

thypoid dan parathypoid.

3) Interpretasi hasil :

Tabel 3.
Interpretasi hasil Widal.

Pengenceran Titer

20 ul 1:80

10 ul 1:160

5 ul 1:320

4) Nilai normal : -/negative

c. Anti-HIV 1/2 Check Device

1) Metode : Immunokromatografi test (ICT).

2) Prinsip : Spesimen akan bereaksi dengan partikel emas koloid yang

telah dilabeli dengan antigen spesifik HIV 1/2 dilabeli pada garis

tes. Jika terdeteksi antibodi HIV 1/2 maka akan timbul garis

berwarna ungu pada daerah tes.

3) Interpretasi Hasil :

25
Gambar 7.
Interpretasi hasil Anti HIV.
Sumber : Insert kit Anti HIV.

4) Nilai normal : -/negatif

d. Dengue IgG/IgM

1) Metode : Immunokromatografi test (ICT).

2) Prinsip : Mouse anti-human IgM dan antibodi IgM manusia bereksi pada

membrane selulose. Spesimen mengalir melalui membran tes,

colloidal gold conjugated akan bereaksi dengan antibodi

spesifik (IgG/IgM) virus dengue dan membentuk garis ungu jika

terdeteksi virus dengue.

3) Interpretasi Hasil :

Gambar 8.
Interpretasi hasil Dengue IgG/IgM.
Sumber : Insert kit Dengue IgG/IgM.

4) Nilai normal : -/negatif

e. HbsAg

26
1) Metode : Imunokromatografi test (ICT).

2) Prinsip : Pengujian berdasarkan metode kromatografi yang

mengandung membrane filter dilapisi dengan anti Hbs dan

colored gold colloida dilapisi dengan anti Hbs. Pada garis uji (T)

akan terbentuk garis warna ungu jika terdeteksi HbsAg pada

spesimen.

3) Interpretasi Hasil :

Gambar 9.
Interpretasi hasil HbsAg.
Sumber : Insert kit HbsAg.

4) Nilai normal : -/negatif

f. HAV IgG/IgM

1) Metode : Immunokromatografi test (ICT)

2) Prinsip : Tes strip mengandung membrane filter yang dilapisi dengan

antigen rekombinan HAV murni yang digunakan untuk

mengidentifikasi anti HAV secara spesifik dengan sensitivitas

yang tinggi. Pada garis tes (T) akan muncul garis berwarna

ungu jika terdeteksi anti HAV.

3) Interpretasi Hasil

27
Gambar 10.
Interpretasi hasil HAV IgG/IgM.
Sumber : Insert kit HAV IgG/IgM.

4) Nilai normal : -/negatif

g. Anti-HCV

1) Metode : Immunokromatografi (ICT).

2) Prinsip : Tes strip mengandung membrane filter yang dilapisi dengan

antigen rekombinan HCV murni yang digunakan untuk

mengidentifikasi anti HCV secara spesifik dengan sensitivitas

yang tinggi. Pada garis tes (T) akan muncul garis berwarna

ungu jika terdeteksi anti HCV.

3) Interpretasi hasil :

Gambar 11.
Interpretasi hasil Anti HCV.
Sumber : Insert kit Anti HCV.
4) Nilai normal : -/negative

h. Dengue NS1 Ag

28
1) Metode : Immunokromatografi (ICT)

2) Prinsip : SD Bioline Dengue NS1 AG test memiliki strip membrane yang

sudah terlapisi anti-dengue NS1. Sampel bergerak sepanjang

membrane secara kromatografi menuju daerah test (t) dan

membentu garis warna.

3) Interpretasi hasil :

Gambar 12.
Interpretasi hasil Dengue NS1 Ag .
Sumber : Insert kit Dengue NS1 Ag.

4) Nilai normal : -/negatif

i. Pemeriksaan Thyroid dengan alat TOSHO AIA-360

1) Metode : Automatic

2) Prinsip :

a) ST AIA-PACK TSH adalah pemeriksaan two-site

immunoenzymometric yang dilakukan sepenuhnya di dalam Test

Cup ST AIA-PACK TSH. TSH yang ada dalam sampel uji diikat

dengan antibodi monoklonal bergerak pada fase padat magnetik

(manik-manik) dan enzim-label antibodi monoklonal dalam test cup.

Manik-manik dicuci untuk menghilangkan enzim-label yang terikat

antibodi monoklonal dan kemudian diinkubasi dengan substrat

fluorogenik, 4-Methylumbelliferyl fosfat (4MUP). Jumlah antibodi

monoklonal enzim-label yang mengikat manik-manik berbanding

29
lurus dengan konsentrasi TSH dalam sampel uji. Sebuah kurva

standar dibangun, dan konsentrasi sampel TSH yang tidak diketahui

tersebut dihitung dengan menggunakan kurva ini.

b) ST AIA-PACK TT3 adalah pemeriksaan immuno enzyme kompetitif

yang dilakukan di dalam ST AIA-PACK TT3 cup test. Triiodothyronine

yang hadir di dalam sampel test bersaing dengan enzyme-labeled

triiodothyronine (T3) untuk jumlah yang terbatas situs ikatan pada T3-

spesifik antibodi yang telah dilekatkan pada manik-manik magnetik.

Manik-manik dicuci untuk menghilangkan enzyme-labeled free

triiodothyronine yang tidak terikat, dan kemudian diinkubasi dengan

subtrat fluorogenik, 4-methylumbelliferyl phosphate (4MUP). Jumlah

enzyme-labeled TT3 yang terikat pada manik-manik berbanding

terbalik dengan kadar TT3 pada sampel. Sebuah kurva standar

menggunakan kisaran konsentrasi standard yang telah diketahui, dan

konsentrasi sampel TT3 yang tidak diketahui tersebut dihitung

dengan menggunakan kurva ini.

c) ST AIA-PACK T4 adalah pemeriksaan immuno enzyme kompetitif

yang dilakukan di dalam ST AIA-PACK T4 cup test. Thyroxine, yang

dipindahkan dari ikatan protein oleh ANS (8-anilino-1-naphthalene

sulfonic acid), dan free T4 berada di dalam sampel test bersaing

dengan enzyme-labeled thyroxine untuk jumlah yang terbatas dari

situs ikatan pada antibodi spesifik thyroxine yang dilekatkan pada

manik-manik magnetik. manik-manik dicuci untuk menghilangkan

enzyme-labeled free thyroxine yang tidak terikat, dan kemudian

diinkubasi dengan subtrat fluorogenik, 4-methylumbelliferyl

30
phosphate (4MUP). Jumlah enzyme-labeled thyroxine yang terikat

pada manik-manik berbanding terbalik dengan kadar T4 pada

sampel. Sebuah kurva standar menggunakan kisaran konsentrasi

standar yang telah diketahui, dan konsentrasi sampel T4 yang tidak

diketahui tersebut dihitung dengan menggunakan kurva ini.

3) Interprestasi Hasil :-

4) Nilai Normal :

a) TSH : 0.38 – 4.31 µIU/mL

b) T3 : 0.79 – 1.58 ng/mL

c) T4 : 4.9 – 11 µg/dL

3. Analisa Cairan Tubuh

a. Pemeriksaan Urin Dengan Carik Celup Dan Sedimen

1) Metode : Carik celup dan Mikroskopis

2) Prinsip :

1)) Mikroskopis : Sedimen urin yang mengendap setelah disentrifugasi

4000 rpm 3 menit diletakkan dikaca objek dan ditutup

dengan cover glass kemudian diperiksa dibawah

mikroskop pada pembesaran 10 X dan 40 X.

2)) Carik celup : Unsur-unsur kimia dalam urin bereaksi dengan reagen

yang telah diletakkan pada strip membentuk kompleks,

warna.

3) Interpretasi hasil :

31
Gambar 13.
Interpretasi hasil Carik Celup Urin .
Sumber : Insert kit Carik Celup Urin.

4) Nilai normal :

Tabel 5.
Nilai normal Urin Lengkap.

Parameter Nilai Normal


Warna Kuning muda, Kuning dan Kuning
Tua
Kejernihan Jernih
Bilirubin Negatif
Urobilinogen 0.1-1.0 µl/dL
Keton Negatif
Blut/Blood/Bloed Negatif
Protein Negatif
Nitrit Negatif
Leukosit esterase Negatif
Glucose Negatif
Dichte/Densidad Specific 1.005-1.030
Gravity
Ph 4,5-8,5
Eritrosit <6 /LPB
Lekosit <3 /LPB
Epitel Positif
Kristal Negatif

32
b. Test Kehamilan

1) Metode : Immunokromatografi test (ICT).

2) Prinsip : Immunokromatografi HCG di dalam urin akan berikatan dengan

anti HCG (anti HCG ini terikat dengan koloid kompleks

berwarna pink).

3) Interpretasi hasil :

Gambar 14.
Interpretasi hasil Tes Kehamilan.
Sumber : Insert kit Tes Kehamilan.

4) Nilai normal :-

c. Test Narkoba

1) Metode : Immunokromatografi (ICT).

2) Prinsip : Pada strip mengandung konjugat drugs IgG anti narkoba,

dimana substrat urin yang mengandung drugs

(AMP/THC/MOR) akan bereaksi dengan konjugat dimana hasil

(+) ditandai dengan terbentuknya garis merah pada test, (-)

pada kontrol.

33
3) Interpretasi hasil :

Gambar 15.
Interpretasi hasil Narkoba.
Sumber : Insert kit Narkoba.

d. Pemeriksaan Feses

1) Metode : Makroskopis dan Mikroskopis

2) Prinsip : Dalam sampel feses dapat diketahui kelainannya dengan

pemeriksaan secara mikroskopis dengan pengecatan lugol atau

eosin, menggunakan pembesaran 100x (lensa objektif 10x dan

lensa okuler 10x). Feses tutup dengan cover glass, selanjutnya

lihat dibawah mikroskop.

3) Interprestasi : -

4) Nilai normal :

34
Tabel 6.
Nilai normal Feses Lengkap.

Parameter Nilai Normal

Makroskopis Feses

Warna Kuning sampai Coklat

Konsistensi Lunak

Lendir Negatif

Darah 0.7 – 3.4

Mikroskopis Feses
Lekosit Negatif

Eritrosit Negatif

Amoeba coli Negatif

Telur Cacing Negatif

Jamur Negatif

Amylum Negatif

Bakteri Negatif

e. Pemeriksaan Darah Samar Feses

35
1) Metode : Immunokromatografi test (ICT)

2) Prinsip : Tes FOB (Fecal Occult Blood) menggunakan kombinasi dari 2

Unit antibody Monoclonal yang dapat mengidentifikasi

haemoglobin dalam spesimen feses secara selektif. Ketika

sejumlah cairan feses ditambah dengan buffer,cairan akan

bergerak secara kapiler. Jika feses mengandung sejumlah

hemaglobin, maka akan timbul garis merah keunguan.

3) Interprestasi Hasil :

Gambar 16.
Interpretasi hasil Darah Samar Feses.
Sumber : Insert kit Darah Samar Feses.

4) Nilai Normal : Negatif

4. Kimia darah

a. Alat Indiko Plus

1) Metode : Spektrofotometri

2) Prinsip : Cahaya yang dipancarkan melalui media transparan akan

diserap, besarnya penyerapan sebanding dengan kepekatan

suatu zat dengan dibuatnya deret standar dan berdasarkan

kurva kalibrasi maka kadar suatu zat dapat di ketahui.

b. Alat Elitech Selectra Pro Series

36
1) Metode : Autoanalyzer

2) Prinsip : Metode enzymatic memiliki dua reagen ketika reaksi

berjalan akan dibaca oleh sinar, sedangkan Evion memiliki satu

reagen akan dibaca oleh sinar saat reaksi selesai.

a. Parameter Pemeriksaan

1) Pemeriksaan Glukosa Darah

i. Metode : GOD-PAP (Enzimatik)

ii. Prinsip : Glukosa dioksidasi oleh enzim Glukosa Oksidase ( GOD )

membentuk asam glukonat dan hydrogen peroksida.

Hidrogen peroksida bereaksi dengan phenol dan 4-

aminoantypirin dengan bantuan enzim peroksidase

menghasilkan quinoneimine yang berwarna merah.

Intensitas warna sebanding dengan kadar glukosa dalam

serum.

iii. Interpretasi hasil : -

iv. Nilai normal : 74 – 180 mg/dL

2) Pemeriksaan Trigliserida Darah

i. Metode : GPO, Enzimatik

ii. Prinsip : Trigliserida mengalami hidrolisis dengan bantuan Lipase

menjadi Gliserol dan Asam Lemak. Gliserol akan

mengalami fosforilasi dengan ATP menjadi Gliserol-3-

Phosphat dan ADP oleh bantuan Gliseolkinase ( GK ).

Gliserol-3-Phosphat diubah oleh GPO menjadi Dihidroxy

Acetone menjadi Quinoneimine berwarna merah.

iii. Interpretasi hasil : -

37
iv. Nilai normal : <200 mg/Dl

3) Pemeriksaan Kolesterol Total

a) Metode : Warna Enzimatik


kolesterol esterase
b) Prinsip : Kolesterol ester Kolesterol + Fatty Acid

kolesterol okidase
Kolesterol + O2 Kolesterol 3one+H2O2

2H2O2 + p-HBS + Peroksidse Quinoneimine +2H2O2

4-aminoqntipyrine (warna merah)

Intensitas warna merah yang terbentuk sebanding dengan

cholesterol total dalam sampel.

c) Interpretasi hasil : -

d) Nilai normal : <200 mg/dL

4) Pemeriksaan Kolesterol HDL

a) Metode : Presipitasi Trinder PEG

b) Prinsip : Dengan pemberian polyethylene glycol (PEG) kedalam

sampel, setelah disentrifugasi chilomicron, VLDL dan LDL

akan menggendap, yang tertinggal dalam supernatan

hanya HDL (high density lipoprotein) kolesterolnya yang

ditentukan dengan metode enzimatik.

c) Interpretasi hasil : -

d) Nilai normal : 45 – 120 mg/dL

38
5) Pemeriksaan Kolesterol LDL

a) Metode : Test warna-Enzimatik

b) Prinsip : Chylomicrons, VLDL dan HDl Kolesterol dihilangkan

secara khusus melalui reaksi enzimatik. Kemudian LDL

Kolesterol yang tertinggal di ukur melalui reaksi enzimatik

khusus, juga memakai surfactans spesifik untuk LDL.

c) Interpretasi hasil : -

d) Nilai nomal : 100 –160 mg/dL

6) Pemeriksaan Bilirubin Total

a) Metode : Diazo, End Point

b) Prinsip : Reaksi antara bilirubin dengan diazotized sulfanilic acid

membentuk azobilirubin yang berwarna.

c) Interpretasi hasil ; -

d) Nilai normal : <0,9 mg/dL

7) Pemeriksaan Bilirubin Direk

a) Metode : Diazo, End Point

b) Prinsip : Reaksi antara bilirubin dengan diazotized sulfanilic acid

membentuk azobilirubin yang berwarna.

c) Interpretasi hasil : -

d) Nilai normal : <0,25 mg/dL

8) Pemeriksaan Bilirubin Indirek

a) Metode : Diazo, End Point

b) Prinsip : Reaksi antara bilirubin dengan diazotized sulfanilic acid

membentuk azobilirubin yang berwarna.

c) Interpretasi hasil : -

39
d) Nilai normal : 0 – 0,3 mg/dL

9) Pemeriksaan SGOT / AST (Aspartate Amino Transminase /

Serum Glutamic Oxaloacetic Transminase)

a) Metode : Opitimized Tris Buffer, IFCC Kinetik

b) Prinsip : AST mengkatalis transfer gugus amino dari L-aspartate

ke α Ketoglutarate menjadi oxaloacetate dan L-

Glutamate. Oxaloacetate selanjutnya mengalami reduksi

dan terjadi oksidasi NADH menjadi NAD + dengan bantuan

enzim malate dehydrogenase (MDH). Hasil penurunan

serapan (absorbance) pada panjang gelombang 340 nm

sesuai dengan aktivitas AST.

c) Interpretasi hasil : -

d) Nilai hasil : 10 – 35 IU/L

10) Pemeriksan SGPT / ALT ( Serum Glutamic Pyruvate

Transminase / Alanin Aminotransferase)

a) Metode : Optimized Tris Buffer, IFCC Kinetik

b) Prinsip : ALT mengkatalis transfer gugus amino dari L-Alanine ke

α Ketoglutarate menjadi birufat dan L-Glutamate.

Pyruvate selanjutnya mengalami reduksi dan terjadi

oksidasi NADH menjadi NAD+ dengan bantuan enzim

lactate dehidrogenase. Hasil penurunan serapan

(absorbance) pada panjang gelombang 340 nm sesuai

dengan aktivitas ALT.

c) Interpretasi hasil : -

d) Nilai normal : 10 – 35 IU/I

40
11) Pemeriksaan Protein Total

a) Metode : Biuret

b) Prinsip : Protein dalam serum bereaksi dengan ion kupri (Cu++)

dalam suasana alkalis dan memberikan warna ungu.

Intensitas warna yg terbentuk sebanding dengan jumlah

protein dalam sempel.

c) Interpretasi hasil : -

d) Nilai normal : 6,6 – 8,7 g/dL

12) Pemeriksaan Albumin

a) Metode : BCG (Brom Cresol Green)

b) Prinsip : Albumin dalam serum berikatan dengan kompleks zat

warna BCG sehingga terjadi pengenceran spektrum

absorbsi larutan yang sebanding dengan kadar albumin

dalam serum dan dibaca pada panjang gelombang 630

nm.

c) Interpretasi hasil : -

d) Nilai normal : 3,5 – 5,2 gr/dL

13) Pemeriksaan Ureum

a) Metode : Enzimatik Kinetik


urease
b) Prinsip : Urea + H2O 2NH₃ + CO2

GLDH
NH33 + α-KG + L-Glutamate +

NADH + H- NAD- + H2O

c) Interpretasi hasil : -

d) Nilai normal : 10 – 50 mg/dL

41
14) Pemeriksaan Creatinin

a) Metode : Enzimatik Kinetik

b) Prinsip : CK ( Creatinin Kinase ) mengkatalisis pembentukan ATP

dari Creatinin Phosphate dan ADP, ATP dengan adanya

Hexokinase memfosforilasikan Glucose menjadi glucose-

6-Phosphate. Glucose-6-Phosphate dioksidasikan

menjadi Phosphogluconate dan mereduksi NAD menjadi

NADH. Jalannya reaksi dimonitor dengan peningkatan

absorbance yang diukur pada panjang gelombang 340

nm.

c) Interpretasi hasil : -

d) Nilai normal : 0,51 – 0,95 mg/dL

15) Pemeriksaan Asam Urat

a) Metode : Enzimatik Trider / Uricase

b) Prinsip : Asam urat dioksidasi oleh uricase menjadi allantoin dan

H2O2 DHBS 4- Amino antipyrine dan H2O2 dengan adanya

peroksidase menghasilkan kromogen berwarna yang

sebanding dengan kadar asam urat dalam sampel.

c) Interpretasi hasil : -

d) Nilai normal :

1)) Perempuan : 2,4 – 5,7 mg/dL

2)) Laki-laki : 3,4 – 7,5 mg/dL

42
5. Pemeriksaan Elektrolit menggunakan alat CORNLEY K-Lite 5

a. Metode : ISE (Ion Selective Elektrode)

b. Prinsip : Kalium, Natrium, dan Chlorida akan ditarik oleh elektroda yang

sensitive terhadap ion-ion tersebut. Kemudian digunakan

elektroda reference untuk membandingkan naik turunnya

potensial.

c. Interpretasi hasil : -

d. Nilai normal :

a) Natrium (Na) : 135 – 145 mmol/L

b) Kalium (K) : 3,5 – 5,5 mmol/L

c) Clorida (Cl) : 98 – 106 mmol/L

6. Mikrobiologi

a. Pemeriksaan Bakteri Tahan Asam ( BTA )

1) Metode : Ziehl Nelseen

2) Prinsip : Dinding bakteri yang tahan asam mempunyai lapisan lilin

dan lemak yang sukar ditembus cat, dengan pengaruh

fenol dan pemanasan maka lapisan lilin dan lemak itu

dpat ditembus cat basic fuchsin.

43
3) Interpretasi hasil :

Tabel 7.
Interpretasi hasil BTA.

Pembacaan di bawah
mikroskop Pelaporan hasil
Tidak ditemukan BTA
minimal dalam 100 lapang BTA Negatif
pandang
Tuliskan jumlah bakteri
1 - 9 BTA dalam 100 lapang
yang ditemukan/100 lapang
pandang
pandang
10 - 99 BTA dalam 100
1+
lapang pandang

1 – 10 BTA dalam 1 lapang


pandang, periksa minimal 2+
50 lapang pandang

> 10 BTA dalam 1 lapang


pandang, periksa minimal 3+
20 lapang pandang

b. Pemeriksaan TB dengan TCM ( Tes Cepat Molekuler ) menggunakan

alat GeneXpert

1) Metode : Real-Time PCR (Polymerase Chain Reaction)

2) Prinsip : Bakteri dalam sputum dilisiskan dan DNA bakteri diisolasi.

Tes diagnostik ini berdasarkan pada semi-kuantitatif, PCR

bersarang Real-Time untuk mendeteksi DNA kompleks

M.tuberculosis dalam sampel dahak dan deteksi Resistensi

Rifampicin (RIF) terkait mutasi gen rpoB dalam sampel dari

pasien yang beresiko untuk resistensi RIF.

44
3) Interpretasi hasil :

a) Tidak ditemukan MTB atau ditemukan MTB

b) Ditemukan resisten Rifampicin atau tidak ditemukan resisten

Rifampicin

4) Nilai normal : -/negatif

C. Pasca analitik

1. Pencatatan hasil

Laporan yang memuat identitas pasien, jenis spesimen, jenis

pemeriksaan yang diperiksa, hasil pemeriksaan, nilai normal, tanggal

pemeriksaan dan tanda tangan.

2. Pelaporan hasil

Setelah pemeriksaan spesimen selesai dilakukan, maka dilanjutkan

dengan pelaporan hasil pemeriksaan. Hasil pemeriksaan dengan nilai kritis

harus segera dilaporkan ke dokter yang meminta pemeriksaan.

Hasil pemeriksaan yang sudah diprint harus dicrossceck dan diteliti

terlebih dahulu oleh penanggung jawab shift untuk menghindari terjadinya

kesalahan hasil yang nantinya akan dicek ulang dan diparaf oleh Dokter

Patologi Klinik.

Laporan hasil pemeriksaan akan diambil oleh pasien atau pengantar

(untuk rawat jalan) dengan menyerahkan kwitansi pembayaran sebagai bukti

pembayaran yang telah lunas, sedangkan untuk pasien rawat inap laporan

hasil pemeriksaan Laboratorium diambil oleh perawat ruangan, perawat yang

bersangkutan diminta menandatangani pada buku tanda terima hasil

45
pemeriksaan Laboratorium berupa nama dan tanggal pengambilan. Oleh

karena itu yang diperhatikan dalam pelaporan hasil adalah sebagai berikut :

a) Identitas pasien harus sesuai dan benar.

b) Nama dokter yang merujuk pemeriksaan Laboratorium

c) Nomor rekam medik

d) Laporan hasil pemeriksaan jelas dan lengkap sesuai dengan permintaan

dan mudah diinterpretasikan.

e) Laporan hasil pemeriksaan mempunyai keabsahan yang sudah ditanda

tangani oleh Dokter Patologi Klinik.

D. Pengolahan Limbah di Laboratorium

1. Limbah Laboratorium di kelompokkan sebagai berikut :

a. Limbah padat :

1) Limbah padat infeksius : peralatan habis pakai seperti spuit, sarung

tangan, masker, kapas, botol spesimen, tip kuning atau tip biru, kaca

objek, kaca penutup, tisu, pipet urin dan kemasan reagen.

2) Limbah padat non infeksius : limbah padat yang dihasilkan dari kegiatan

di rumah sakit di luar medis yang berasal dari dapur, perkantoran, taman

dan halaman yang dapat dimanfaatkan kembali apabila ada

teknologinya.

b. Limbah cair :

1) Limbah cair infeksius : semua air buangan termasuk tinja, bahan kimia

beracun dari Instalasi Laboratorium Patologi Klinik.

46
2) Limbah cair non infeksius : limbah cair yang dihasilkan dari kegiatan

rumah sakit di luar medis yang berasal dari dapur, perkantoran, taman

dan halaman yang dapat dimanfaatkan kembali apabila ada

teknologinya.

2. Pengelolaan Limbah

a. Limbah padat :

1) Semua limbah padat Laboratorium dikumpulkan dan dimasukkan ke

dalam kantong plastik besar, kantong plastik hitam untuk limbah non

infeksius dan kantong plastik kuning untuk limbah infeksius. Limbah

dalam kantong plastik besar diangkat dan diletakkan di tempat

penampungan sementara.

2) Pengambilan limbah dari Laboratorium oleh petugas cleaning service

dilakukan pada malam hari pukul 20.00 WIB.

3) Untuk kantong plastik hitam diambil oleh petugas kebersihan dari

Pemda Banten, sedangkan untuk kantong plastik kuning akan dibawa

untuk dilakukan pemusnahan oleh pihak ketiga yaitu PT.Wastec

International.

b. Limbah cair.

1) Limbah cair infeksius :

Urine dan cairan tubuh lainnya dibuang kedalam westafel dan wadah

spesimen di plastik kuning.

2) Sisa – sisa reagen yang dapat menimbulkan bahaya infeksi ditampung

dalam derigen dan dibuang kedalam westafel yang selanjutnya diolah

oleh IPAL (Instalasi Pembuangan Air Limbah) RS.

47
3) Limbah cair non infeksius : dikumpulkan dan dibuang kedalam IPAL

(Instalasi Pembuangan Air Limbah) RS.

3. Alur pembuangan limbah

a. Alur Limbah Padat

Limbah Padat Laboratorium

Pengumpulan di Trolly Limbah


B3

Penyimpanan Limbah Di TPS


LB3

Pengangkutan Dan
Pemusnahan Di PT.Wastec
International

Gambar 17.
Alur Limbah Padat.

48
b. Alur Limbah Cair

Limbah Cair Laboratorium

Unit pengolahan kandungan

logam berat dalam limbah

Laboratorium

Bak kontrol

Saringan kasar

Bak ekualisasi

Penetralisir kandungan NH
dan PO

Kolam ikan

Gambar 18.
Alur Limbah Cair.

49
E. Pemantapan Mutu Internal Dan Eksternal

1. Pemantapan mutu Internal

Salah satu upaya untuk meningkatkan mutu pelayanan Laboratorium

adalah dengan melakukan kegiatan pemantapan mutu internal dan eksternal

Laboratorium.

2. Tujuan :

a. Menjamin ketelitian dan ketepatan hasil pemeriksaan Laboratorium,

mendeteksi dan mengidentifikasi kesalahan-kesalahan analitik yang

mungkin terjadi pada tahap pemeriksaan.

b. Mengupayakan perbaikan dan menghindari atau mencegah kesalahan

yang sama terulang kembali. Meningkatkan mutu pelayanan Instalasi

Laboratorium secara efektif dan efisien.

3. Sasaran :

Tercapainya mutu pelayanan Laboratorium yang dapat menunjang mutu

pelayanan medis sesuai dengan tuntutan dari perkembangan ilmu

pengetahuan.

4. Kegiatan Pemantapan Mutu Internal dan Eksternal

a. Pemantapan Mutu Internal

Pemantapan mutu internal adalah kegiatan pencegahan dan

pengawasan yang dilaksanakan oleh masing-masing Laboratorium secara

terus menerus agar diperoleh hasil pemeriksaan yang tepat dan teliti

dengan memakai Westgard Multirule System yaitu grafik uji ketelitian dan

ketepatan dimana sumbu (X) menunjukkan hari atau tanggal pemeriksaan,

sedangkan sumbu (Y) menunjukan satuan S (Standar Deviasi Index)

dengan rumus :

50
Satuan SD =

Pemantapan mutu Internal dapat dilakukan dengan cara :

1) Lakukan pemeriksaan pengawasan mutu internal (internal quality

control) setiap hari dengan memakai serum atau darah kontrol sebelum

melakukan pemeriksaan Laboratorium.

2) Sesuaikan hasil quality control dengan nilai range yang tertera pada

serum atau darah kontrol.

3) Apabila hasil diluar nilai range kontrol, lakukan pengecekan terhadap

alat dan reagen, kemudian kerjakan kembali.

b. Pemantapan Mutu Eksternal :

Dilakukan dengan partisipasi dalam program PME (Pemantapan Mutu

Eksternal) yang diselenggarakan oleh Departemen Kesehatan dan

perhimpunan secara periodik.

1) Pengendalian mutu eksternal dilaksanakan dengan partisipasi dalam

PME (Pemantapan Mutu Eksternal) Hematologi dan Kimia Klinik yang

secara periodik diselanggarakan 2 (dua) kali dalam setahun.

2) Hasil evaluasi PME (Pemantapan Mutu Eksternal) yang merupakan

setiap nilai Laboratorium terhadap seluruh peserta dan Laboratorium

rujukan menunjukan ketepatan analisis Laboratorium yang dinyatakan

baik sekali, baik, cukup, perlu perbaikan dan buruk.

3) Hasil evaluasi diinformasikan kepada seluruh staf dan digunakan untuk

menelaah dan menelusuri letak ketidaksesuaian test dan menunjukan

kolerasi.

51
4) Hasil evaluasi dan langkah-langkah perbaikan yang telah dilakukan

dicatat dan diarsipkan.

c. Jadwal Kegiatan :

1) Pemantapan Mutu Internal Pra Analitik, Analitik dan Pasca Analitik :

dilakukan setiap hari pada setiap pemeriksaan Laboratorium.

2) Pemantapan Mutu Eksternal : Dilakukan satu tahun dua kali.

d. Pencatatan dan Pelaporan :

1) Pra-Analitik, Analitik dan Pasca-Analitik.

2) Rekapitulasi data dilakukan setiap triwulan.

a) Laporan Pemantapan Mutu Internal dilakukan dalam bentuk

Westgard Rule dan Standar Mutu terdapat pada lampiran.

b) Rekapitulasi data, analisa dan evaluasi tahunan dilakukan pada

bulan Desember untuk membuat program peningkatan mutu tahun

berikutnya dan revisi standar mutu.

52
F. Keselamatan Dan Kesehatan Pekerja Di Laboratorium

1. Kesehatan Petugas Laboratorium

a. Persyaratan Kesehatan Petugas Laboratorium Adalah Sebagai Berikut :

1) Pemeriksaan kesehatan secara lengkap termasuk foto thorax dengan

sinar x harus diterapkan pada calon petugas.

2) Keadaan kesehatan petugas Laboratorium harus memenuhi standar

yang ditentukan di Laboratorium.

b. Pencegahan Tuberkulosis

1) Petugas yang bekerja dengan bahan yang diduga mengandung bakteri

Tuberkulosis harus diperiksa foto thorax dengan sinar X setiap tahun.

2) Bagi petugas lainnya foto thorax dengan sinar X setiap 3 tahun.

c. Imunisasi Petugas Laboratorium

1) Setiap Laboratorium harus mempunyai program imunisasi.

2) Petugas Laboratorium diharuskan untuk divaksinasi terutama bila

bekerja di Laboratorim tingkat keamanan biologis 2, 3 dan 4.

3) Setiap petugas Laboratorium harus divaksinasi Hepatitis B.

4) Petugas wanita usia reproduksi dianjurkan untuk vaksinasi Rubella.

5) Wanita hamil dilarang bekerja dengan TORCH (Toxoplasma, Rubella,

Cytomegalovirus, Herpes virus).

d. Perlindungan Petugas Yang Bekerja Dibawah Sinar UV (Ultra Violet)

1) Pada keadaan tertentu (misalnya pada proses pembuatan vaksin)

petugas Laboratorium harus bekerja dibawah sinar UV.

2) Pada saat bekerja dibawah sinar UV petugas wajib mengenakan

pakaian pelindung dan pelindung mata.

53
e. Pemantauan Kesehatan

1) Kartu kesehatan harus dimiliki oleh setiap petugas Laboratorium.

2) Khusus petugas Laboratorium tingkat keamanan biologis 3 dan 4

pemeriksaan serum petugas terhadap bahaya infeksi Laboratorium

harus dilakukan secara berkala.

3) Kartu Kesehatan harus dibawa setiap saat dan diperlihatkan kepada

dokter bila petugas Laboratorium sakit.

4) Jika petugas Laboratorium sakit lebih dari 3 hari keterangan yang jelas

tentang penyakitnya, maka petugas keamanan kerja Laboratorium

harus melaporkan kepada kepala Laboratorium tentang kemungkinan

infeksi dari Laboratorium.

2. Tata Laksana Keselamatan Kerja di Laboratorium Klinik

a. Jika dicurigai adanya infeksi Laboratorium, maka petugas keamanan kerja

Laboratorium harus menyelidiki dan melaporkan kepada Laboratorium.

b. Laboratorium harus memiliki buku laporan atau catatan mengenai

kesehatan dan kecelakaan yang disebabkan oleh pekerjaan.

3. Ketentuan Petugas Penunjang di Laboratorium

Petugas atau Teknisi Alat Laboratorium

1) Semua petugas teknisi yang sedang memperbaiki alat Laboratorium harus

mencuci tangan sebelum pulang.

2) Dilarang menyentuh alat lain di Laboratorium.

3) Gunakan pakaian pelindung yang tersedia di Laboratorium.

4) Hanya ditugaskan membersihkan lantai, dilarang menyentuh atau

membersihkan meja kerja dan alat Laboratorium yang lain.

54
5) Hanya mengumpulkan secara terpisah sampah gelas atau kaca dari

sampah kertas dan sampah bahan habis pakai sepeti tabung eppendorf, tip

pipet dan lain-lain. Gunakan alat pelindung diri seperti sarung tangan karet

yang tebal saat bertugas.

55
BAB IV

MASALAH DAN PEMECAHANNYA

A. PRA ANALITIK

1. Temuan 1

Penulisan identitas pasien Rawat Inap pada formulir Laboratorium

meliputi Nama, Nomor rekam medis, Tanggal lahir, Tanggal permintaan

pemeriksaan, Tanggal dan jam pengambilan spesimen, Jenis spesimen dan

Diagnosa tidak sesuai dengan data pasien sehingga dapat membuat

terjadinya kesalahan dalam pengambilan spesimen darah pasien tersebut.

Pemecahan :

Pengajuan kepada manajemen rumah sakit untuk penambahan LIS

(Laboratory Information System) sehingga meminimalisir terjadinya kesalahan

identitas.

2. Temuan 2

Masih adanya kesalahan tertukarnya label spesimen.

Pemecahan :

Diberlakukannya sistem LIS (Laboratory Informent system) mulai dari

pendaftaran pasien.

3. Temuan 3

Pada saat pengambilan spesimen darah pemasangan torniquet terlalu lama.

Pemecahan :

Sebaiknya diadakan pelatihan Plebotomi bagi petugas Laboratorium.

56
4. Temuan 4

Ditemukaan penggunaan reagen dan rapid test yang sudah melewati

masa kadaluarsa.

Pemecahan :

Diadakannya pengecekkan barang setiap bulan serta memperlancar

penyuplaian barang dan membeli dalam jumlah yang cukup.

5. Temuan 5

Pada pemeriksaan yang menggunakan tabung merah tidak ditunggu

hingga beku terlebih dahulu pada proses sentrifugasi dan tidak dilakukan

aliquoting pada pemeriksaan kimia klinik.

Pemecahan :

Pengajuan kepada pihak Laboratorium untuk membagi petugas khusus

pendistribusian sampel.

6. Temuan 6

Pada pemeriksaan BTA tidak diberlakukan diagnosis pemeriksaan 3

spesimen sputum SPS (sewaktu pagi sewaktu) tetapi hanya menggunakan

sputum pagi.

Pemecahan :

Melakukan penyuluhan tentang pentingnya penengakkan diagnosis TB

sesuai prosedur yang sudah ditetapkan oleh WHO dan mengirim petugas

yang bertanggungjawab untuk melakukan pelatihan pemeriksaan BTA.

7. Temuan 7

Pada pemeriksaan widal dan golongan darah tidak dilakukan kontrol.

Pemecahan :

Selalu dilakukan kontrol untuk menjaga keakuratan hasil.

57
B.ANALITIK

1. Temuan 1

Pada pemeriksaan hematologi rutin pada alat yang proses pengambilan

darah menggunakan darah kapiler sering diperoleh hasil trombosit dibawah

nilai normal.

Pemecahan :

Sebaiknya dilakukan proses pengambilan darah dari vena dan dilakukan

proses homogenisasi yang benar.

2. Temuan 2

Pada pemeriksaan Widal jika hasil positif tidak dilanjutkan dengan

pengenceran.

Pemecahan :

Mengirim petugas yang bertanggungjawab untuk melakukan pelatihan

pemeriksaan Widal sesuai dengan SOP yang berlaku.

D. PASCA ANALITIK

1. Temuan 1

Pada pembuangan limbah padat masih sering menumpuk di Laboratorium.

Pemecahan :

Membuat jadwal pembuangan limbah Laboratorium dengan jeda waktu

yang tidak terlalu lama serta melakukan Monitoring pembuangan limbah padat

dan menambah SDM.

2. Temuan 2

Pembuang limbah tidak sesuai dengan jenis tempat limbahnya.

58
Pemecahan :

Diadakan penyuluhan mengenai pembuangan limbah yang baik dan benar.

3. Temuan 3

Petugas Laboratorium pada saat bekerja tidak menggunakan APD (Alat

Pelindung Diri) lengkap seperti jas Laboratorium, masker dan sarung tangan.

Pemecahan :

Meningkatkan komitmen kepada petugas Laboratorium dalam hal

menggunakan APD lengkap untuk menjaga keselamatan diri.

59
BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Setelah melakukan Praktek Kerja Lapangan (PKL) di RSUD Berkah

Pandenglang, maka dapat disimpulkan :

1. Mendapatkan pengalaman belajar dan keterampilan sehingga mampu

menerapkan pengetahuan dan keterampilan yang diajarkan di akademi.

2. Bertambahnya pengetahuan mengenai proses pengerjaan spesimen yang

baik dan benar.

3. Diberikan kesempatan untuk melakukan sampling darah vena dan kapiler.

4. Mendapatkan pengalaman bekerja mandiri maupun bersama dengan profesi

lain secara berkelompok (Team Work).

5. Mampu menggunakan berbagai instrumen di Laboratorium.

6. Beberapa hal yang perlu di perhatikan, pada tahap pra analisa adalah

pemberian informasi yang tepat kepada pasien tentang persyaratan

pengambilan spesimen, tahap analisa dalam pelabelan spesimen,

penggunaan reagen, prosedur pemeriksaan yang tepat dan pada pasca

analitik adalah pengetikan hasil ke Laboratorium

7. Di RSUD Berkah Pandeglang telah melakukan pemisahan limbah dengan

cara memisahkan limbah infeksius, non infeksius serta benda tajam pada

tempat yang berbeda.

60
B. SARAN

1. Input dan output pemeriksaan menggunakan LIS mengurangi kesalahan hasil

akibat human error.

2. Perlu dilakukan pembacaan SOP (Standar Operasional Prosedur) agar

prosedur kerja yang dilakukan sesuai.

3. Sebaiknya pada saat bekerja di Laboratorium menggunakan APD (Alat

Pelindung Diri) lengkap seperti jas Laboratorium, masker dan sarung tangan

guna melindun gi pekerja dari infeksi.

61

Anda mungkin juga menyukai