Oleh Mahasiswa :
RIRIN KUSWETIK
15901.01.19017
Asuhan Kebidanan Intranatal Care Pada Ny “L” GIII P2002 Ab000 UK 39-40
Minggu Dengan Retensio Plasenta Di Puskesmas Kuripan Telah Disahkan Oleh
Pembimbing pada :
Hari :
Tanggal :
Probolinggo, ....................................2020
Mahasiswa
Ririn Kuswetik
15901.01.19017
Mengetahui,
A. Latar Belakang
Rohani, dkk. (2011), menyatakan bahwa persalinan adalah proses
pengeluaran hasil konsepsi (janin dan uri) yang telah cukup bulan dan dapat
hidup di luar kandungan melalui jalan lahir atau melalui jalan lain dengan
batuan atau tanpa bantuan (kekuatan sendiri). Proses ini dimulai dengan
adanya kontraksi persalinan sejati, yang ditandai dengan perubahan serviks
secaraprogresif dan diakhiri dengan kelahiran plasenta (Sulistyawati dan
Nugraheny, 2010).
Cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan secara nasional pada tahun
2015 adalah sebesar 88,55%, dimana angka ini telah dapat memenuhi target
Renstra Kementerian Kesehatan tahun 2015 yakni sebesar 75%. (Ditjen
Kesmas, Kemenkes RI, 2016). Capaian cakupan persalinan normal oleh
tenaga kesehatan untuk Provinsi Jawa Timur pada tahun 2015 adalah 94,76%.
(Ditjen Kesehatan Masyarakat, Kemenkes RI, 2016).
Proses persalinan dimulai dari pembukaan dan dilatasi serviks sehingga
berakibat pada kontraksi uterus dengan frekuensi, durasi, dan kekuatan yang
teratur. Mula-mula kekuatan yang muncul kecil, kemudian terus meningkat
sampai pada puncaknya pembukaan serviks lengkap sehingga siap untuk
pengeluaran janin dari rahim ibu. ( Rohani, 2010).
Upaya kesehatan ibu bersalin dilaksanakan dalam rangka mendorong
agar setiap persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih yaitu dokter
spesialis kebidanan dan kandungan (SpOG), dokter umum, dan bidan, serta
diupayakan dilakukan di fasilitas pelayanan kesehatan. Pertolongan
persalinan adalah proses pelayanan persalinan yang dimulai pada Kala I
sampai dengan Kala IV persalinan. Pencapaian upaya kesehatan ibu bersalin
diukur melalui indikator persentase persalinan ditolong tenaga kesehatan
terlatih (Cakupan Pn). (Kementerian Kesehatan RI, 2013).
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Memberikan asuhan kebidanan pada Ny”K” dengan asuhan
persalinan normal pada ibu hamil di Puskesmas Kuripan
2. Tujuan Khusus
1. Melakukan Pengkajian data Subyektif pada Ny”K” dengan asuhan
persalinan normal pada ibu hamil di Puskesmas Kuripan
2. Melakukan Pengkajian data Obyektif pada Ny”K” dengan asuhan
persalinan normal pada ibu hamil di Puskesmas Kuripan
3. Menyusun Analisa Data pada Ny”K” dengan asuhan persalinan normal
pada ibu hamil di Puskesmas Kuripan
4. Melaksanakan Penatalaksanaan pada Ny”K” dengan asuhan persalinan
normal pada ibu hamil di Puskesmas Kuripan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi Persalinan
Persalinan adalah proses yang alamiah yang akan berlangsung dengan
sendirinya, tetapi persalinan pada manusia setiap saat terancam penyulit
yang membahayakan ibu maupun janinnya sehingga memerlukan
pengawasan, pertolongan dan pelayanan dengan fasilitas yang memadai
(Manuaba, 2010).
Persalinan adalah proses dimana bayi, plasenta, dan selaput ketuban
keluar dari uterus ibu. Persalinan dianggap normal jika prosesnya terjadi
pada usia cukup bulan (setelah 37 minggu) tanpa disertai adanya penyulit
(JNPK-KR, 2011).
Persalinan normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada
kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir spontan dengan presentasi
belakang kepala yang berlangsung dalam 18 jam, tanpa komplikasi baik
pada ibu maupun janin (Prawirohardjo, 2010).
Inpartu normal adalah : Seorang wanita yang partus spontan dan normal
tanpa memakai alat atau pertolongan istimewa yang berlangsung dalam
waktu kurang dari 24 jam.
B. Bentuk Persalinan Berdasarkan Definisi
1. Persalinan spontan adalah bila seluruh persalinan berlangsung dengan
kekuatan ibu sendiri
2. Persalinan buatan adalah bila persalinan belangsung dengan bantuan
tenaga dari luar
3. Persalinan anjuran adalah bila kekuatan yang diperlukan untuk persalinan
ditimbulkan dari luar dengan jalan pemberian rangsang.
C. Bentuk Persalinan Menurut Cara Persalinan
1. Partus biasa atau normal di sebut juga partus spontan adalah proses
lahirnya bayi pada letak belakang kepala dengan tenaga ibu sendiri
tanpa bantuan alat – alat serta tidak melukai ibu dan bayi, umumnya
berlangsung kurang dari 24 jam. Persalinan normal di anggap jika
prosesnya terjadi pada usia kehamilan cukup bulan (setelah 37
minggu) tanpa di sertai adanya penyulit.
2. Partus luar biasa ( abnormal ) adalah persalinan pervagina dengan
bantuan alat – alat atau melalui diding perut dengan operasi secio
sesaria (SC) (Rohani, 2010).
D. Bentuk Persalinan Menurut Usia Kehamilan
Bentuk Persalinan Berdasarkan Usia Kehamilan menurut Rustam Mochtar
tahun 2011 adalah:
1. Abortus ( keguguran ) adalah terhentinya kehamilan sebelum janin
dapat hidup (viable), berat janin dibawah 1000 gr, tua kehamilan
dibawah 28 minggu.
2. Partus Immaturus adalah proses pengeluaran hasil konsepsi < 28
minggu dengan berat janin 500-1000 gram
3. Partus Prematurus adalah proses pengeluaran hasil konsepsi yang
dapat hidup tetapi belum aterm (cukup bulan) pada usia kehamilan 28-
36 minggu, dengan berat janin 1000-2500 gram
4. Partus Aterm adalah terjadinya persalinan pada usia kehamilan 37-42
minggu dengan berat janin di atas 2500 gram.
5. Partus Postmaturus/Serotinus adalah proses pengeluaran hasil konsepsi
yang terjadi 2 minggu atau lebih dari waktu persalinan yang
diperkirakan
6. Partus Presipitatus adalah persalinan yang berlangsung sangat cepat
(<3jam), mungkin dikamar mandi, diatas becak dan sebagainya.
E. Sebab-Sebab Mulainya Persalinan
Hal yang menjadi penyebab mulainya persalinan belum di ketahui
benar, yang ada hanyalah merupakan teori-teori yang komplek. Perlu di
ketahui bahwa ada 2 hormon yang dominan saat hamil.
1. Estrogen
a. Meningkatkan sensitifitas otot rahim
b. Memudahkan penerimaan rangsangan dari luar seperti rangsangan
oksitosin, rangsangan prostaglandin, rangsangan mekanis.
2. Progesteron
a. Menurunkan sensitivitas otot rahim
b. Menyulitkan penerimaan rangsangan dari luar, seperti rangsangan
oksitosin, rangsangan prostaglandin dan rangsangan mekanis
c. Menyebabkan otot rahim dan otot polos relaksasi
Estrogen dan progesterone harus berada dalam kondisi
keseimbangan sehingga kehamilan dapat di pertahankan.
Perubahan keseimbangan kedua hormone tersebut menyebabkan
oksitosin yang di keluarkan oleh hipofisis pars posterior dapat
menimbulkan kontraksi Braxton hicks. Kontraksi Braxton hicks
akan menjadi kekuatan dominan saat mulainya persalinan, oleh
karna itu semakin tua kehamilan,frekuensi kontraksi semakin
sering. Oksitosin di duga bekerja bersama atau bekerja melalui
prostaglandin, yang nilainya akan meningkat mulai dari umur
kehamilan minggu ke 15.
F. Teori-Teori Penyebab Persalinan
Menurut Sulistyowati (2010) fisiologi persalinan sebagai berikut:
1. Sebab – sebab terjadinya persalinan.
Ada beberapa teori yang menjelaskan tentang sebab terjadinya
persalinan.
a. Teori Oksitocin.
1) Salah satu efek Oksitocin adalah merangsang uterus, pada ibu
hamil oksitocin meningkat sehingga dapat memberi
rangsangan pada reseptor saraf miometrium desidua.
2) Pada trimester 3 uterus sangat sensitive terhadap efek
oksitocin.
b. Menurunnya Progesterone.
1) Progesteron selama hamil meningkat sehingga menghambat
aktivitas miometrium dengan mengikat kalsium dan
mencegah uterus berkontraksi.
2) Pada akhir kehamilan progesterone menurun, prostaglandin
meningkat sehingga dapat merangsang kontraksi uterus.
c. Rangsangan Estrogen
Pada akhir kehamilan, estrogen merangsang uterus untuk
kontraksi dengan
1) Menimbulkan sensitifitas uterus sehingga estrogen
meningkatkan adenotriphospat kemudian terjadi peningkatan
kontraktil protein.
2) Membantu impuls ke sel miometrium, dimana sel tersebut
sudah sensitive terhadap rangsangan untuk kontraksi.
d. Fetal Cortisol Theory.
Fetus memproduksi banyak cortisol (oleh kelenjar Adrenal),
Cortisol mempunyai 2 efek :
1) Membatasi produksi progesterone dari placenta.
2) Merangsang produksi prostaglandin.
e. Prostaglandin Theory.
Produksi prostaglandin meningkat beberapa saat sebelum persalinan
mulai, juga mempengaruhi peningkatan estrogen, fetal cortisol dan
distensi uterus, serta penurunan progesterone.
f. Uterus Distention Theory.
Selama kehamilan ukuran uterus membesar dan otot menjadi tegang,
tetapi tidak pada otot uterus karena pengaruh progesterone. Pada
ketegangan tertentu uterus mudah terangsang.
G. Tanda-Tanda Persalinan
Sebelum terjadinya persalinan sebenarnya beberapa minggu
sebelumnya wanita yang memasuki kala pendahuluan (preparatory stage
of labor), menurut Rohani tahun 2010 dengan tanda-tanda persalinan :
1. Terjadi Lightening
a. Lightening atau settling atau dropping yaitu kepala turun
memasuki pintu atas panggul terutama pada primigravida. Pada
multigravida tidak begitu kelihatan
b. Perut kelihatan lebih melebar, fundus uteri turun
c. Perasaan sering atau susah BAK (polikusaria) karena kandung
kemih tertekan oleh bagian bawah janin
d. Serviks menjadi lembek, mulai mendatar dan sekresinya bertambah
bisa bercampur darah (bloody show)
2. Terjadinya HIS Persalinan
a) HIS Persalinan Mempunyai Sifat
1) Pinggang terasa sakit yang menjalar ke depan.
2) Sifatnya teratur, interval makin pendek dan kekuatannya
semakin besar.
3) Mempunyai pengaruh terhadap perubahan serviks.
4) Makin beraktivitas kekuatan his makin bertambah.
Pada hamil muda sering terjadi kontraksi Braxton Hicks
karena terjadinya perubahan keseimbangan pada hormon estrogen
dan progesteron. Kontraksi braxton hicks ini disebut sebagai his
palsu.
3. Sifat His Permulaan/Palsu :
a. Rasa nyeri ringan di bagian bawah
b. Datangnya tidak teratur
c. Tidak ada perubahan pada serviks / pembawa tanda
d. Durasinya pendek
e. Tidak bertambah bila beraktivitas
4. Perut kelihatan lebih melebar, fundus uteri turun
5. Perasaan sering dan susah buang air kecil karna kandung kemih
tertekan oleh bagian terbawah janin.
6. Servik menjadi lembek, mulai mendatar, dan sekresinya bertambah,
kadang bercanpur darah (bloody show). Dengan mendekatnya
persalinan, maka servik menjadi matang dan lembut, serta terjadi
oblitersi servik dan kemungkinan sedikit dilatasi.
H. Tanda-Tanda Inpartu
Tanda-Tanda Inpartu Menurut Rustam Mochtar tahun 2011 yaitu :
1. Rasa sakit oleh adanya his yang datang lebih kuat, sering, dan teratur.
2. Keluar lendir bercampur darah (show) yang lebih banyak karena
robekan-robekan kecil pada serviks.
Posisi Alasan/Rasionalisasi
Duduk atau - Lebih mudah bagi bidan untuk
setengah duduk membimbing kelahiran kepala bayi
dan mengamati/mendukung
perineum.
Posisi merangkak - Baik untuk persalinan dengan
punggung yang sakit,
- Membantu bayi melakukan rotasi.
- Peregangan minimal pada perineum.
Berjongkok atau - Membantu penurunan kepala bayi.
- Memperbesar ukuran panggul
berdiri
- menambah 28% ruang outletnya.
Memperbesar dorongan untuk meneran
bisa memberi kontribusi pada laserasi
perineum).
Berbaring miring - Memberi rasa santai bagi ibu yang letih.
- Member oksigenasi yang baik bagi bayi.
ke kiri
Membantu mencegah terjadinya laserasi.
5. Pengurangan Rasa Nyeri
a. Etiologi Nyeri Persalinan
Ada studi-studi yang mendukung teori bahwa nyeri pada kala
satu persalinan adalah akibat adanya dilatasi serviks, segmen
bawah rahim, adanya tahanan yang berlawanan, tarikan serta
perlukaan pada jaringan otot maupun ligament-ligamen yang
menopang struktur di atasnya. Teori tersebut dapat dijelaskan
dengan pendapat Bonica & Mc. Donald melalui factor-faktor
berikut :
1) Regangan dari otot-otot halus memberikan rangsangan pada
nyeri visceral.
2) Intensitasnya dan lamanya nyeri berhubungan dengan
munculnya tekanan intrauterin, yang berpengaruh pada dilatasi
dari struktur tersebut.
3) Saat serviks diperlebar secara cepat pada perempuan yang
tidak bersalin, misalnya pada saat dilakukan tindakan digital
atau kuret, mereka mengalami nyeri seperti yang dialami oleh
ibu bersalin.
Meskipun rangsangan mekanis dari reseptor lebih besar dalam
menghasilkan implus-implus nyeri, mediator chemis (obat-obatan)
seperti bradykinin, prostaglandin, serotonin, dan asam lactad juga
berpengaruh.
b. Mekanisme Nyeri Persalinan
Nyeri pada saat persalinan menempati skor 30-40 dari 50 skor
yang ditetapkan Wall & Mellzack. Skor tersebut lebih tinggi
dibandingkan sindrom nyeri klinik seperti nyeri punggung yang
kronik, nyeri akibat kanker, nyeri tungkai, dan lainnya.
Rasa nyeri persalinan disebabkan oleh kombinasi peregangan
segmen bawah rahim dan iskemia otot-otot rahim. Dengan
peningkatan kekuatan kontraksi, serviks akan tertarik. Kontraksi
yang kuat ini juga membatasi pengaliran oksigen pada otot-otot
rahim sehingga terjadi nyeri iskemik. Keadaan ini diakibatkan oleh
kelelahan ditambah lagi dengan kecemasan yang selanjutnya akan
menimbulkan ketegangan, menghalangi relaksasi bagian tubuh
lainnya dan mungkin pula menyebabkan exhaustion (kelemahan
yang sangat).
1) Pendekatan-Pendekatan Nonfarmakologik dalam Mengurangi
Nyeri Persalinan :
a) Posisi ibu dan perubahan posisi
Studi dari berbagai kultur terhadap pilihan-pilihan posisi
perempuan selama persalinan meyakini bahwa perempuan
mempunyai kecenderungan untuk memilih macam-macam
posisi, dan sering mengubah posisinya selama proses
persalinan.
Secara medis anggapan bed rest selama persalinan adalah
saat dimana ibu membutuhkan istirahat lebih banyak,
terutama pada ibu bersalin dengan komplikasi serta adanya
kesulitan untuk bergerak Perubahan posisi, termasuk
ambulasi, telah diteliti hubungannya dengan pemakaian
medikasi minimal untuk mengurangi nyeri persalinan,
kontraksi uterus menjadi lebih efektif dan meningkatkan
kesadaran ibu terhadap pengaturan kelahiran:
a) Pijatan
Pijatan digunakan untuk membantu relaksasi dan
menurunkan nyeri melalui peningkatan aliran darah pada
daerah-daerah yang terpengaruh, merangsang reseptor-
reseptor raba kulit sehingga merilekskan otot-otot,
mengubah suhu kulit dan secara umum memberikan
perasaan nyaman yang berhubungan dengan keeratan
hubungan manusia.
b) Tekanan dan tekanan yang kuat.
c) Distraksi
DAFTAR PUSTAKA
Dinas Kesehatan Provinsi Jatim. 2012. Profil Kesehatan Provinsi Jawa Timur
Tahun 2012. www.depkes.go.id (diakses 15 Desember 2015).
Mochtar, Rustam. 2011. Sinopsis Obstetri (Edisi 3 Jilid I). Jakarta: EGC.