Anda di halaman 1dari 6

KIMIA

(MIPA 5138)

“Tugas II”
Dosen:
Prof. Dr. Abdullah, M.Si
Dr. Uripto Trisno Santosa, S.Si, M.Si
Utami Irawati, Ph.D

Oleh:
Mohamad Nor Aufa (1920132310010)

PROGRAM PASCASARJANA
PROGRAM STUDI MAGISTER KEGURUAN IPA
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN
2020
1. Apa ide brilian yang beliau cetuskan?
2. Apa sumbangsihnya bagi lingkungan hidup yang berkelanjutan?
3. Apa latar belakang muncul ide adanya pemanasan global?
4. Mengapa daerah eropa yang musim dinginnya bisa mencapai minus 5 derajat
celsius lautnya tidak beku?
5. Para ahli menyatakan bahwa gas CO2-lah yang menyebabkan pemanasan global.
Mengapa gas CO2 dapat menyebabkan pemanasan global?

Jawaban:
1. Teori yang di cetuskan Wallace Smith Broecker perubahan iklim yang sering
dikenal dengan nama Pemanasan global pada tahun 1975.
2. Dapat mengetahui penyebab dari pemanasan global terjadi ketika ada konsentrasi
gas-gas tertentu yang dikenal dengan gas rumah kaca, yg terus bertambah di
udara, hal tersebut disebabkan oleh tindakan manusia, kegiatan industri,
khususnya CO2 dan chlorofluorocarbon. Asam nitrat dihasilkan oleh kendaraan
dan emisi industri, sedangkan emisi metan disebabkan oleh aktivitas industri dan
pertanian. Chlorofluorocarbon CFC merusak lapisan ozon seperti juga gas rumah
kaca menyebabkan pemanasan global, tetapi sekarang dihapus dalam Protokol
Montreal. Karbon dioksida, chlorofluorocarbon, metan, asam nitrat adalah gas-gas
polutif yang terakumulasi di udara dan menyaring banyak panas dari matahari.
Sementara lautan dan vegetasi menangkap banyak CO2, kemampuannya untuk
menjadi “atap” sekarang berlebihan akibat emisi. Dengan begitu kita dapat
menghindarinya agar dapat mengurangi efek atas pemanasan rumah kaca
tersebut.
3. Hal ini berawal dari kekhawatiran tentang perubahan sistem iklim yang dapat
berpindah secara tiba-tiba dari suatu keadaan ke keadaan lainnya yang terjadi
karena adanya efek dari tingkat karbon dioksida CO2 pada atmosfer hingga
menyebabkan pemanasan yang sering dikenal dengan sebutan efek rumah kaca.
4. Hal ini disebabkan oleh Gulf stream atau arus teluk berasal dari
gerakan air permukaan dekat khatulistiwa di Samudra Atlantik. Gerakan atau
aliran air ini bergerak ke arah barat di Samudra Atlantik menuju ke utara, ke Eropa
bagian barat laut. Arus ini dapat dilihat dengan jelas. Warnanya biru terang,
berbeda dengan perairan yang berwarna biru kehijauan. Apabila dilihat dari atas,
arus ini seakan-akan mengalir seperti sungai di lautan seperti pada gambar di
bawah ini:

Karena arus ini dimulai dari bagian Bumi yang panas, maka yang dibawa adalah arus air
panas. Arus mengalir ke arah utara sampai mendekati kutub Bumi yang dingin. Arus air
yang hangat ini membuat daerah yang dilaluinya tidak membeku. Negara Skandinavia
mendapatkan keuntungan dari adanya arus ini. Pelabuhan-pelabuhan laut di Norwegia,
Swedia, Denmark dan Belanda tidak membeku selama musim dingin. Pelabuhan ini tetap
dapat digunakan untuk kapal-kapal berlabuh. Berkat arus teluk ini, London dan Paris
dapat menikmati musim dingin yang sejuk, tidak terlalu dingin membeku. Arus teluk ini
sangat penting. Karena arus inilah kegiatan di bagian utara Bumi itu tetap dapat dilakukan
walaupun sedang musim dingin.

5. Ada dua alasan utama mengapa CO2 menjadi penyebab pemanasan global yang
paling krusial yaitu:
1. Yang pertama, CO2 menjadi penyebab utama kenaikan suhu bumi dan efeknya
akan terus berlanjut. Dalam peneletian oleh Intergovernmental Panel on
Climate Change (IPCC) yang bernama Global Climate Assessment 2007
meneliti gas-gas rumah kaca menggunakan model. Penelitian tersebut
mengukur radiative forcing (RF), yang menunjukkan kenaikan (atau
penurunan) jumlah energi yang mencapai permukaan bumi yang dikaitkan
dengan pengaturan iklim. Nilai RF positif merepresentasikan rata-rata
kenaikan suhu permukaan akibat gas tersebut dan nilai RF negatif
menunjukkan penurunan suhu. Hasil dari penelitian tersebut adalah CO 2
memiliki nilai RF positif yang terbesar dari semua gas rumah kaca yang
dihasilkan oleh aktivitas manusia, yang berarti CO2 memiliki peran terbesar
dalam terjadinya pemanasan global. Listrik yang dikonsumsi secara masif oleh
manusia dihasilkan oleh pembangkit listrik menggunakan energi dari
pembakaran bahan bakar fosil sehingga memperbanyak jumlah emisi karbon
di dunia.

2. Yang kedua, CO2 bertahan di atmosfer lebih lama dari gas rumah kaca utama
yang lain dari hasil aktivitas manusia. Dibutuhkan sekitar 1 dekade bagi emisi
methana (CH4) untuk meninggalkan atmosfer (yang terurai menjadi CO 2) dan
membutuhkan waktu 1 abad untuk gas N2O. Untuk gas CO2, dengan jumlah
emisi gas saat ini diperlukan waktu 1 abad, namun 20 persen darinya masih
akan tetap tinggal di atmosfer sekitar 800 tahun ke depan. Periode siklus hidup
CO2 dalam atmosfer yang begitu panjang menjadi poin penting untuk segera
mengurangi emisi CO2 ke atmosfer. Uap air juga merupakan gas yang memiliki
dampak cukup besar dalam perubahan iklim, namun jarang didiskusikan dalam
konteks tersebut. Hal ini disebabkan oleh periode siklus hidup uap air yang
begitu pendek di atmosfer, hanya beberapa hari saja sebelum tergabung dalam
cuaca (awan) kemudian jatuh lagi ke bumi. Oleh karena itu peran dan
sumbangan uap air dalam global warming tidak sebesar karbon dioksida.
Beberapa tahun terakhir, emisi gas CO2 dari aktivitas manusia menjadi
lebih tinggi dari masa manapun sepanjang sejarah. Bahkan emisi global CO 2
pada tahun 2011 adalah 150 kali lebih banyak daripada di tahun 1850. Dilihat
dari sejarahnya, 1850 menjadi tahun pertama banyaknya emisi CO 2 dari
aktivitas manusia ke atmosfer. Di tahun tersebut, perkembangan industri dan
penggunaan batu bara merupakan penyebab bagi Inggris untuk menjadi
negara pengemisi CO2 terbesar. Di antara 1850 dan 1960, dunia secara umum
mengeluarkan emisi yang secara konstan meningkat karena adanya
industrialisasi dan pertumbuhan populasi yang besar, terutama di Amerika
Serikat. Hal tersebut kian berkembang hingga memasuki abad 21 sampai saat
ini. Hingga saat ini, China masih menjadi negara penghasil CO 2 terbesar
karena banyaknya jumlah penduduk dan industrinya.
Peningkatan emisi CO2 yang sangat tinggi selama beberapa tahun terakhir
menambah kekhawatiran bagi iklim dunia. Di beberapa tempat seperti Los
Angeles mengalami kekeringan berkepanjangan akibat global warming yang
semakin parah. Suhu bumi semakin panas, air laut semakin meningkat, dan
kekeringan berkepanjangan semakin banyak terjadi. Namun kebutuhan akan
energi dari bahan bakar fosil juga terus bertambah seiring dengan
berkembangnya populasi manusia dan teknologi. Jumlah karbon dioksida di
atmosfer sudah terlalu banyak, diperkirakan sekitar 1035 Giga ton CO 2
dilepaskan ke atmosfer sejak tahun 1850 hingga 2000, dan hal tersebut terus-
menerus meningkat. Dengan kecepatan emisi saat ini saja, CO 2 yang
dilepaskan ke atmosfer dua kali lebih cepat daripada penguraiannya.

Anda mungkin juga menyukai