Anda di halaman 1dari 25

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Manusia pada hakikatnya adalah murid-murid alam atau lingkungan,
karena alam dan lingkungan mengajari mereka banyak hal. Kehidupan
sebagai dinamika yang mengandung pergeseran dan perubahan secara terus-
menerus. Oleh karena itu setiap manusia harus mampu menyesuaikan dirinya
dengan alam dan lingkungannya, serta sesama makhluk hidup yang
merupakan bagian dari alam. Dalam hal ini alam bagi manusia adalah segala-
galanya, bukan hanya sebagai tempat lahir, hidup, berkembang, maupun mati.
Akan tetapi juga mempunyai makna filosofis tersendiri. Alam adalah guru
bagi makhluk yang hidup di dalamnya. Dia dapat mempelajari apa saja yang
ada di sekelilingnya. Oleh karena itu lingkungan merupakan laboratorium
alam yang sangat baik dan lengkap, namun belum banyak yang menyadari
dan memanfaatkannya.

Semakin hari, semakin dirasakan oleh manusia untuk harus mengenal


lingkungannya, apalagi perkembangan IPTEK yang begitu pesat, pola
penduduk dunia yang berubah, begitu pula berkembangnya kekuatan manusia
yang mengubah lingkungan. Dengan merenungkan munculnya masalah-
masalah pembangunan yang mengabaikan prinsip-prinsip ekologi yang
mendapatkan keuntungan jangka pendek guna memenuhi kebutuhan manusia
itu sendiri yang semakin hari semakin banyak, telah menyebabkan peranan
ekologi semakin menonjol.

1.2 Rumusan Masalah

Dari latar belakang di atas, terdapat rumusan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana sejarah etiologi ?


2. Apa pengertian Ekologi ?
3. Bagaimana hubungan ekologi dengan ilmu lain?
4. Apasaja bagian-bagian dari etiologi ?

1
2

5. Apa saja ruang lingkup ekologi ?


6. Bagaimana mengaplikasikan ilmu etiologi ?
1.3 Tujuan Penulisan
Dari rumusan masalah di atas, terdapat tujuan penulisan sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui sejarah etiologi
2. Untuk mengetahui ekologi
3. Untuk mengetahui hubungan ekologi dengan ilmu lain
4. Untuk mengetahui bagian-bagian etiologi
5. Untuk mengetahui ruang lingkup ekologi
6. Untuk mengetahui pengaplikasian etiologi
2 BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Sejarah Ekologi


Dalam pandangan historis, ekologi tidak begitu jelas. Ini disebabkan
karena perkembangannya yang berangsur-angsur. Catatan Hipocratus,
Aristoteles, dan filosof lainnya, merupakan naskah kuno yang berisi rujukan
tentang masalah-masalah ekologi, meskipun tidak menggunakan nama
ekologi. Baru pada abad ke-16 dan 17 ayang timbul dari natural history yang
kemudian berkembang menjadi satu ilmu yang sistematik, analitik, dan
obyektif mengenai hubungan organisme dan lingkungan yaitu EKOLOGI.
Nama tersebut baru dikemukakan oleh seorang ahli biologi Jerman yang
bernama Earns Haeckel (1834-1919) pada tahun 1860.

Sebelum itu, banyak orang besar dari kebangunan biologi abad ke-18
telah menyumbang kepada pokok persoalannya walaupun etiket “ekologi”
tidak digunakan. Misalnya: Anton van Leeuwenhoek, yang lebih dikenal
sebagai ahli mikroskop perintis dari awal tahun 1700 juga mempelopori
pengkajian “rantai-rantai makanan” dan “pengaturan populasi”, dua bidang
penting dalam ekologi mutakhir.

Sekitar tahun 1900, ekologi diakui sebagai suatu disiplin ilmu dan
berkembang terus dengan cepat. Apalagi saat dunia sangat peka terhadap
masalah lingkungan dalam mengadakan dan memelihara mutu manusia.
Ekologi merupakan cabang ilmu yang mendasarinya dan selalu berkaitan
dengan kehidupan sehari-hari.

2.2 Pengertian Ekologi


Ekologi berasal dari bahasa Yunani “Oikos” yang berarti rumah atau
tempat hidup, dan “logos” yang berarti ilmu. Secara harfiyah Ekologi adalah
pengkajian hubungan organisme-organisme atau kelompok organisme
terhadap lingkungannya. Ekologi merupakan ilmu pengetahuan tentang
hubungan antara organisme dan lingkungannya. Atau ilmu yang mempelajari

3
4

pengaruh faktor lingkungan terhadap jasad hidup. Ada juga yang mngatakan
bahwa ekologi adalah suatu ilmu yang mencoba mempelajari hubungan
antara tumbuhan, binatang, dan manusia dengan lingkungannya di mana
mereka hidup, bagaimana kehidupannya, dan mengapa berada di tempat
tersebut.

 Ekologi merupakan salah satu cabang Biologi yang hanya


mempelajari apa yang ada dan apa yang terjadi di alam dengan tidak
melakukan percobaan. Tetapi biasanya ekologi didevinisikan sebagi
pengkajian hubungan organisme-organisme atau kelompok-kelompok
organisme terhadap lingkungannya, atau ilmu hubungan timbal-balik antara
organisme-organisme hidup dan lingkungannya. Sebab ekologi
memperhatikan terutama biologi “golongan-golongan” organisme dan dengan
proses-proses fungsional di daratan dan air adalah lebih tetap berhubungan
dengan upaya mutakhir untuk mendevinisikan ekologi sebagai pengkajian
struktur dan fungsi alam, telah dipahami bahwa manusia merupakan bagian
dari pada alam. Menurut Odum (1971) ekologi mutakhir adalah suatu studi
yang mempelajari struktur dan fungsi ekosistem atau alam di mana manusia
adalah bagian dari alam. Struktur di sini menunjukan suatu keadaan dari
sistem ekologi pada waktu dan tempat tertentu termasuk kerapatan atau
kepadatan, biomas, penyebaran potensi unsur-unsur hara (materi), energi,
faktor-faktor fisik dan kimia lainnya yang mencirikan sistem tersebut.
Sedangkan fungsinya menggambarkan sebab-akibat yang terjadi dalam
sistem. Jadi pokok utama ekologi adalah mencari pengertian bagaimana
fungsi organisme di alam.

Jelaslah bahwa ekologi adalah ilmu yang mempelajari makhluk hidup


dalam rumah tangganya atau ilmu yang mempelajari seluruh pola hubungan
timbal balik antara makhluk hidup sesamanya dan dengan komponen di
sekitarnya. Dengan demikian seorang ahli ekologi juga menaruh minat
kepada manusia, sebab manusia merupakan spesies lain (makhluk hidup)
dalam kehidupan di biosfer (tempat hidup) secara keseluruhan. Selanjutnya
dengan adanya gerakan kesadaran lingkungan di negara maju sejak tahun
5

1968 sedangkan di Indonesia sejak tahun 1972, di mana setiap orang mulai
memikirkan masalah pencemaran, daerah-daerah alami, hutan, perkembangan
penduduk, masalah makanan, penggunaan energi, kenaikan suhu bumi karena
efek rumah kaca atau pemanasan global, ozon berlubang dan lainnya telah
memberikan efek yang mendalam atas teori ekologi. Ekologi merupakan
disiplin baru dari Biologi yang merupakan mata rantai fisik dan proses
biologi serta bentuk-bentuk yang menjembatani antara ilmu alam dan ilmu
sosial.

2.3 Hubungan Ekologi dengan Ilmu-ilmu lain


Ekologi mempunyai perkembangan yang berangsur-angsur. Dari
perkembangan itu semakin terlihat bahwa ekologi mempunyai hubungan
dengan hampir ilmu-ilmu lainnya. Guna memahami ruang lingkup dan
sangkut-pautnya ekologi, persoalannya harus dipandang dalam hubungannya
dengan ilmu-ilmu lain. Untuk mengerti hubungan antara organisme dan
lingkungan, semua bidang ilmu yang menerangkan tentang komponen-
komponen makhluk hidup dan lingkungan itu sangat diperlukan. Jika
berbicara mengenai pencemaran hutan, perkembangan penduduk, masalah
makanan, penggunaan energi, kenaikan suhu bumi karena efek dari rumah
kaca atau pemenasan global, ozon berlubang dan lainnya, ini berarti juga
harus berbicara mengenai ilmu kimia, fisika, pertanian, kehutanan, ilmu gizi,
klimatologi, dan lainnya. Boleh dikatakan bahwa semakin hari semakin terasa
hubungan ekologi dengan hampir semua bidang ilmu yang ada. Semakin
terasa bahwa semua orang harus memahami ekologi.

Dalam ekologi, istilah populasi dinyatakan sebagai golongan individu-


individu dari setiap spesies organisme. Sedangkan komunitas adalah semua
populasi-populasi yang menduduki daerah tertentu. Komunitas dan
lingkungan yang tidak hidup berfungsi bersama sebagai sistem ekologi atau
ekosistem. Penting untuk diketahui bahwa tidak ada garis pemisah yang jelas
ditunjukan pada spektrum yang dimaksud.

Interaksi dengan lingkungan fisik (energi dan mineral) pada setiap


tingkat menghasilkan sistem-sistem fungsional yang khas. Di mana sistem
6

tersebut mempunyai tujuan dan merupakan gabungan dari berbagai komponen


yang secara teratur berinteraksi satu sama lain dan saling ketergantungan serta
membentuk satu kesatuan secara keseluruhan.

Agar mudah dimengerti hubungan organisme dan lingkungannya,


semua bidang ilmu yang dapat menerangkan setiap makhluk hidup dan
lingkungan sangat diperlukan. Penyebaran, adaptasi dan aspek-aspek fungsi
organisme dan komunitas banyak dipelajari dalam ekologi dan erat
hubungannya dengan ilmu-ilmu biologi lainnya seperti taksonomi, morfologi,
fisiologi, genetika. Sedangkan klimatologi, ilmu tanah, geologi, dan fisika
memberikan informasi mengenai keadaan lingkungan. Jadi pengetahuan dan
biologi sangat diperlukan bagi seorang ahli ekologi untuk dapat
mengungkapkan hubungan antara lingkungan dan dunia kehidupan.

2.4 Pembagian Ekologi


Ekologi dapat dibagi menjadi 2, yaitu:

1. Autekologi: membahas pengkajian individu organisme atau spesies.


Sejarah-sejarah hidup dan prilaku sebagai cara-cara penyesuaian diri
terhadap lingkungan biasanya mendapatkan penekanan. Pembahasan
melaiputi aspek siklus hidup,adaptasi,sifat parasitik,non-parasitik,dan
lain-lain.
2. Sinekologi: membahas pengkajian golongan atau kumpulan organisme-
organisme yang berasosiasi bersama sebagai satu kesatuan yang saling
berinteraksi dalam suatu daerah tertentu. Bila diadakan suatu studi
mengenai hubungan suatu jenis pohon terhadap lingkungan, pengkajian
itu akan bersifat autekologi. Apabila studi itu memperhatikan atau
mengenai hutan di mana jenis pohon itu tumbuh, pendekatannya bersifat
sinekologi.
Pembagian ekologi seperti ini sangat berguna dalam penelitian. Seseorang
yang akan melakukan penelitian dapat memusatkan diri pada proses-proses,
tingkat-tingkat, lingkungan-lingkungan, organisme-organisme, atau masalah-
masalah dan membuat sumbangan-sumbangan yang bernilai terhadap
keseluruhan mengenai biologi lingkungan.
7

2.5 Ruang Lingkup Ekologi

Ruang lingkup ekologi meliputi populasi, komunitas, ekosistem, hingga


biosfer.

1. Populasi
Populasi adalah kelompok individu-individu yang memiliki
kesamaan genetik,dan berada bersama-sama dalam tempat  dan waktu
yang sama. Secara umum, apabila kita bicara populasi,maka yang kita
maksudkan adalah anggota-anggota dari spesies yang sama,yang satu
sama lain berdekatan. Antara populasi yang satu dengan populasi lain
selalu terjadi interaksi baik secara langsung maupun tidak langsung
dalam komunitasnya. Contoh interaksi antarpopulasi adalah sebagai
berikut.

a. Alelopati
Merupakan interaksi antarpopulasi, bila populasi yang satu
menghasilkan zat yang dapat menghalangi tumbuhnya populasi lain.
Contohnya, di sekitar pohon walnut (juglans) jarang ditumbuhi
tumbuhan lain karena tumbuhan ini menghasilkan zat yang bersifat
toksik. Pada mikroorganisme istilah alelopati dikenal sebagai
anabiosa.Contoh, jamur Penicillium sp. dapat menghasilkan
antibiotika yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri tertentu.

b. Kompetisi
Merupakan interaksi antarpopulasi, bila antarpopulasi terdapat
kepentingan yang sama sehingga terjadi persaingan untuk
mendapatkan apa yang diperlukan. Contoh, persaingan antara
populasi kambing dengan populasi sapi di padang rumput.

2. Komunitas
Komunitas adalah kelompok populasi yang berada bersama-sama
dalam tempat dan waktu tertentu. Tingkatannya tergantung pada skala
yang kita tetapkan. Kita dapat menggunakan komunitas untuk
menunjukkan  semua benda yang hidup di dalam suatu ekosistem ,atau
8

kita dapat membatasi perhatian kita hanya pada komunitas burung, atau


komunitas tanaman dan sebagainya.

Cara yang paling baik untuk menamakan komunitas itu adalah


dengan mengambil beberapa sifat yang jelas dan mantap, baik hidup
maupun tidak. Ringkasannya pemberian nama komunitas dapat
berdasarkan :

a. Bentuk atau struktur utama seperti jenis dominan, bentuk hidup


atau indikator lainnya seperti hutan pinus, hutan agathis, hutan jati,
atau hutan Dipterocarphaceae, dapat juga berdasarkan sifat
tumbuhan dominan seperti hutan sklerofil.
b. Berdasarkan habitat fisik dari komunitas, seperti komunitas
hamparan lumpur, komunitas pantai pasir, komunitas lautan, dan
lain-lain.
c. Berdasarkan sifat-sifat atau tanda-tanda fungsional misalnya tipe
metabolisme komunitas.      Berdasarkan sifat lingkungan alam
seperti iklim, misalnya terdapat di daerah tropik dengan curah
hujan yang terbagi rata sepanjang tahun, maka disebut hutan hujan
tropik.
Macam-macam Komunitas. Di alam terdapat bermacam-macam
komunitas yang secara garis besar dapat dibagi dalam dua bagian yaitu :

a. Komunitas akuatik, komunitas ini misalnya yang terdapat di laut, di


danau, di sungai, di parit atau di kolam.
b. Komunitas terrestrial, yaitu kelompok organisme yang terdapat di
pekarangan, di hutan, di padang rumput, di padang pasir, dll.
Suksesi dapat dibagi menjadi dua yaitu :

a. Suksesi primer yaitu bila ekosistem mengalami gangguan yang berat


sekali, sehingga komunitas awal (yang ada) menjadi hilang atau
rusak total, menyebabkan ditempat tersebut tidak ada lagi yang
tertinggal dan akhirnya terjadilah habitat baru.
9

b. Suksesi sekunder yaitu prosesnya sama dengan yang terjadi pada


suksesi primer, perbedaannya adalah pada keadaan kerusakan
ekosistem atau kondisi awal pada habitatnya. Ekologi tersebut
mengalami gangguan, akan tetapi tidak total, masih ada komunitas
yang tersisa.
Dalam komunitas, semua organisme merupakan bagian dari
komunitas dan antara komponennya saling berhubungan melalui
keragaman interaksinya.Interaksi antarkomponen ekologi dapat
merupakan interaksi antarorganisme, antarpopulasi, dan antarkomunitas.

A. Interaksi antarorganisme
Semua makhluk hidup selalu bergantung kepada makhluk hidup
yang lain. Tiap individu akan selalu berhubungan dengan individu
lain yang sejenis atau lain jenis, baik individu dalam satu
populasinya atau individu-individu dari populasi lain. Interaksi
demikian banyak kita lihat di sekitar kita.Interaksi antar organisme
dalam komunitas ada yang sangat erat dan ada yang kurang erat.
Interaksi antarorganisme dapat dikategorikan sebagai berikut:

1) Netral adalah hubungan tidak saling mengganggu antarorganisme


dalam habitat yang  sama yang bersifat tidak menguntungkan dan
tidak merugikan kedua belah pihak, disebut netral. Contohnya
:antara capung dan sapi.
2) Predasi adalah hubungan antara mangsa dan pemangsa (predator).
Hubungan ini sangat erat sebab tanpa mangsa, predator tak dapat
hidup. Sebaliknya, predator juga berfungsi sebagai pengontrol
populasi mangsa. Contoh : Singa dengan mangsanya,
yaitu kijang, rusa, dan burung hantu dengan tikus.
3) Parasitisme adalah hubungan antarorganisme yang berbeda
spesies, bilasalah satu organisme hidup pada organisme lain dan
mengambil makanan dari hospes/inangnya sehingga bersifat
merugikan inangnya. Contoh : Plasmodium dengan
10

manusia, Taenia saginata dengan sapi, dan benalu dengan pohon


inang. 
4) Komensalisme adalah merupakan hubungan antara dua organisme
yang berbeda spesies dalam bentuk kehidupan bersama untuk
berbagi sumber makanan; salah satu spesies diuntungkan dan
spesies lainnya tidak dirugikan. Contohn yang grek dengan pohon
yang ditumpanginya.
5) Mutualisme adalah hubungan antara dua organisme yang berbeda
spesies yang saling menguntungkan kedua belah pihak. Contoh,
bakteri Rhizobium yang hidup pada bintil akar kacang-kacangan.
B. Interaksi Antarpopulasi
Antara populasi yang satu dengan populasi lain selalu terjadi
interaksi secara langsung atau tidak langsung dalam
komunitasnya.Contoh interaksi antarpopulasi adalah sebagai berikut.
Alelopati merupakan interaksi antarpopulasi, bila populasi yang satu
menghasilkan zat yang dapat menghalangi tumbuhnya populasi lain.
Contohnya, di sekitar pohon walnut (juglans) jarang ditumbuhi
tumbuhan lain karena tumbuhan ini menghasilkan zat yang bersifat
toksik. Pada mikroorganisme istilah alelopati dikenal sebagai
anabiosa.Contoh, jamur Penicillium sp. dapat menghasilkan
antibiotika yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri tertentu.
Kompetisi merupakan interaksi antarpopulasi, bila antarpopulasi
terdapat kepentingan yang sama sehingga terjadi persaingan untuk
mendapatkan apa yang diperlukan. Contoh, persaingan antara
populasi kambing dengan populasi sapi di padang rumput.

C. Interaksi AntarKomunitas
Komunitas adalah kumpulan populasi yang berbeda di suatu daerah
yang sama dan saling berinteraksi. Contoh komunitas, misalnya
komunitas sawah dan sungai. Komunitas sawah disusun oleh
bermacam-macam organisme, misalnya padi, belalang, burung, ular,
dan gulma. Komunitas sungai terdiri dari ikan, ganggang,
zooplankton, fitoplankton, dan dekomposer. Antara komunitas
11

sungai dan sawah terjadi interaksi dalam bentuk peredaran nutrien


dari air sungai ke sawah dan peredaran organisme hidup dari kedua
komunitas tersebut. Interaksi antarkomunitas cukup komplek karena
tidak hanya melibatkan organisme, tapi juga aliran energi dan
makanan. Interaksi antarkomunitas dapat kita amati, misalnya pada
daur karbon. Daur karbon melibatkan ekosistem yang berbeda
misalnya laut dan darat. 

D. Interaksi Antarkomponen Biotik dengan Abiotik
Interaksi antara komponen biotik dengan abiotik membentuk
ekosistem. Hubunganantara organisme dengan lingkungannya
menyebabkan terjadinya aliran energi dalam sistem itu. Selain aliran
energi, di dalam ekosistem terdapat juga struktur atau tingkat trofik,
keanekaragaman biotik, serta siklus materi. 

Dengan adanya interaksi-interaksi tersebut, suatu ekosistem


dapat mempertahankan keseimbangannya. Pengaturan untuk
menjamin terjadinya keseimbangan ini merupakan ciri khas suatu
ekosistem. Apabila keseimbangan ini tidak diperoleh maka akan
mendorong terjadinya dinamika perubahan ekosistem untuk
mencapai keseimbangan baru.

3. Ekosistem
Ekosistem adalah hubungan timbal balik antara unsur-unsur
hayati dengan nonhayati yang membentuk sistem ekologi atau tingkatan
organisasi kehidupan yang mencakup organisme dan lingkungan tak
hidup, dimana kedua komponen tersebut saling mempengaruhi dan
berinteraksi. Pada ekosistem, setiap organisme mempunyai suatu
peranan, ada yang berperan sebagai produsen, konsumen
ataupun dekomposer.Ekosistem merupakan suatu interaksi yang
kompleks dan memiliki penyusun yang beragam. Suatu ekosistem ber
dasarkan susunan dan fungsinya tersusun dari beberapa komponen
sebagai berikut :
12

a) Komponen autotrof
Autotrof berasaldari kata Auto yang berarti sendiri,   dan trophikos
yang berarti “menyediakan makan” pengertian dari Autotrof adalah
organisme yang mampu menyediakan/mensintesis makanan sendiri
yang berupa bahan organik dari bahan anorganik dengan bantuan
energi seperti matahari dan kimia. Komponen
autotrof berfungsi sebagai produsen,contohnya tumbuhan hijau.

b) Komponen heterotrof
Heterotrof berasal dari kata “Heteros” yang berarti  berbeda, dan
trophikos yang berarti makanan). Pengertian dari Heterotrof
merupakan organisme yang memanfaatkan bahan-bahan organik
sebagai makanannya dan bahan tersebut disediakan oleh organisme
lain. Yang tergolong heterotrof adalahmanusia, hewan, jamur,
dan mikroba.

c) Bahan tak hidup (abiotik)
Bahan tak hidup yaitu komponen fisik dan kimia yang terdiri dari
tanah, air, udara, sinar matahari.Bahan tak hidup merupakan medium
atau substrat tempat berlangsungnya kehidupan, atau lingkungan
tempat hidup.

d) Pengurai (dekomposer)
Pengertian dari Pengurai adalah organisme heterotrof yang
menguraikan bahan organik yang berasal dari organisme mati (bahan
organik kompleks). Organisme pengurai menyerap sebagian hasil
penguraian tersebut dan melepaskan bahan-bahan yang sederhana
yang dapat digunakan kembali oleh produsen.
Termasuk pengurai ini adalah bakteri dan jamur.

1) Macam-macam Ekosistem
Secara garis besar ekosistem dibedakan menjadi ekosistem
darat dan ekosistem perairan. Ekosistem perairan dibedakan atas
ekosistem air tawar dan ekosistem air Laut.
13

A. Ekosistem darat
Ekosistem darat ialah ekosistem yang lingkungan fisiknya
berupa daratan. Berdasarkan letak geografisnya (garis
lintangnya), ekosistem darat dibedakan menjadi beberapa
bioma, yaitu:

a. Bioma gurun
Beberapa Bioma gurun terdapat di daerah tropika
(sepanjang garis balik) yang berbatasan dengan padang
rumput.Ciri-ciri bioma gurun adalah gersang dan curah hujan
rendah (25 cm/tahun). Suhu slang hari tinggi (bisa mendapai
45°C) sehingga penguapan juga tinggi, sedangkan malam
hari suhu sangat rendah (bisa mencapai 0°C). Perbedaan suhu
antara siang dan malam sangat besar. Tumbuhan semusim
yang terdapat di gurun berukuran kecil. Selain itu, di gurun
dijumpai pula tumbuhan menahun berdaun seperti duri
contohnya kaktus, atau tak berdaun dan memiliki akar
panjang serta mempunyai jaringan untuk menyimpan air.
Hewan yang hidup di gurun antara lain rodentia, ular, kadal,
katak, dan kalajengking.

b. Bioma padang rumput
Bioma ini terdapat di daerah yang terbentang dari
daerah tropik ke subtropik. Ciri-cirinya adalah curah hujan
kurang lebih 25-30 cm per tahun dan hujan turun tidak
teratur. Porositas (peresapan air) tinggi dan drainase (aliran
air) cepat. Tumbuhan yang ada terdiri atas tumbuhan terna
(herbs) dan rumput yang keduanya tergantung pada
kelembapan. Hewannya antara lain: bison, zebra, singa,
anjing liar, serigala, gajah, jerapah, kangguru, serangga,
tikusdanular.

c. Bioma Hutan Basah
14

Bioma Hutan Basah terdapat di daerah tropika dan


subtropik.
Ciri-cirinya adalah, curah hujan 200-225 cm per tahun.
Species pepohonan relatif banyak, jenisnya berbeda antara
satu dengan yang lainnya tergantung letak geografisnya.
Tinggi pohon utama antara 20-40 m, cabang-cabang pohon
tinngi dan berdaun lebat hingga membentuk tudung (kanopi).
Dalam hutan basah terjadi perubahan iklim mikro (iklim yang
langsung terdapat di sekitar organisme). Daerah tudung
cukup mendapat sinar matahari. Variasi suhu dan
kelembapan tinggi/besar; suhu sepanjang hari sekitar 25°C.
Dalam hutan basah tropika sering terdapat tumbuhan khas,
yaitu liana (rotan), kaktus, dan anggrek sebagai epifit.
Hewannya antara lain, kera, burung, badak, babi hutan,
harimau, dan burung hantu.

d. Bioma hutan gugur
Bioma hutan gugur terdapat di daerah beriklim sedang,
Ciri-cirinya adalah curah hujan merata sepanjang tahun.
Terdapat di daerah yang mengalami empat musim (dingin,
semi, panas, dan gugur). Jenis pohon sedikit (10 s/d 20) dan
tidak terlalu rapat. Hewannya antara lain rusa, beruang,
rubah, bajing, burung pelatuk, dan rakoon (sebangsaluwak).

e. Bioma taiga
Bioma taiga terdapat di belahan bumi sebelah utara dan
di pegunungan daerah tropik. Ciri-cirinya adalah suhu di
musim dingin rendah. Biasanya taiga merupakan hutan yang
tersusun atas satu spesies seperti konifer, pinus, dap
sejenisnya. Semak dan tumbuhan basah sedikit sekali.
Hewannya antara lain moose, beruang hitam, ajag, dan
burung-burung yang bermigrasi ke selatan pada musim
gugur.
15

f. Bioma tundra
Bioma tundra terdapat di belahan bumi sebelah utara di
dalam lingkaran kutub utara dan terdapat di puncak-puncak
gunung tinggi. Pertumbuhan tanaman di daerah ini hanya 60
hari. Contoh tumbuhan yang dominan adalah Sphagnum,
liken, tumbuhan biji semusim, tumbuhan kayu yang pendek,
dan rumput. Pada umumnya, tumbuhannya mampu
beradaptasi dengan keadaan yang dingin. Hewan yang hidup
di daerah ini ada yang menetap dan ada yang datang pada
musim panas, semuanya berdarah panas. Hewan yang
menetap memiliki rambut atau bulu yang tebal, contohnya
muscox, rusa kutub, beruang kutub,
dan insekta terutama nyamuk danlalat hitam.

B. Ekosistem Air Tawar


Ciri-ciri ekosistem air tawar antara lain variasi suhu tidak
menyolok, penetrasi cahaya kurang, dan terpengaruh oleh iklim
dan cuaca. Macam tumbuhan yang terbanyak adalah jenis
ganggang, sedangkan lainnya tumbuhan biji. Hampir semua
filum hewan terdapat dalam air tawar. Organisme yang hidup di
air tawar pada umumnya telah beradaptasi. Adaptasi organisme
air tawar adalah sebagai berikut.

a. Adaptasi tumbuhan
Tumbuhan yang hidup di air tawar biasanya bersel
satu dan dinding selnya kuat seperti beberapa alga biru dan
alga hijau. Air masuk ke dalam sel hingga maksimum dan
akan berhenti sendiri. Tumbuhan tingkat tinggi, seperti
teratai (Nymphaea gigantea), mempunyai akar jangkar (akar
sulur). Hewan dan tumbuhan rendah yang hidup di habitat
air, tekanan osmosisnya sama dengan tekanan osmosis
lingkungan atau isotonis.

b. Adaptasi hewan
16

Ekosistem air tawar dihuni oleh nekton. Nekton


merupakan hewan yang bergerak aktif dengan
menggunakan otot yang kuat. Hewan tingkat tinggi yang
hidup di ekosistem air tawar, misalnya ikan, dalam
mengatasi perbedaan tekanan osmosis melakukan
osmoregulasi untuk memelihara keseimbangan air dalam
tubuhnya melalui sistem ekskresi, insang, dan pencernaan.

Habitat air tawar merupakan perantara habitat laut dan


habitat darat. Penggolongan organisme dalam air
dapat berdasarkan aliran energi dan kebiasaan hidup.

C. Ekosistem air laut


Habitat laut (oseanik) ditandai oleh salinitas (kadar
garam) yang tinggi dengan ion CI- mencapai 55% terutama di
daerah laut tropik, karena suhunya tinggi dan penguapan besar.
Di daerah tropik, suhu laut sekitar 25°C. Perbedaan suhu
bagian atas dan bawah tinggi. Batas antara lapisan air yang
panas di bagian atas dengan air yang dingin
dibagian bawah disebut daerahtermoklin.

Di daerah dingin, suhu air laut merata sehingga air


dapat bercampur, maka daerah permukaan laut tetap subur dan
banyak plankton serta ikan. Gerakan air dari pantai ke tengah
menyebabkan air bagian atas turun ke bawah dan sebaliknya,
sehingga memungkinkan terbentuknya rantai makanan yang
berlangsung balk. Habitat laut dapat dibedakan berdasarkan
kedalamannya dan wilayah permukukaamya secara horizontal.
Menurut kedalamannya, ekosistem air laut dibagi sebagai
berikut:

Menurut kedalamannya, ekosistem air laut di bagi


sebagai berikut:

a. Litoral merupakan daerah yang berbatasan dengan darat.


17

b. Neretik merupakan daerah yang masih dapat ditembus


cahaya matahari sampai bagiandasar dalamnya ± 300
meter.
c. Batial merupakandaerah yang dalamnya berkisar antara
200-2500 m.
d. Abisal merupakan daerah yang lebih jauh
dan lebih dalam dari pantai (1.500-10.000 m).
Menurut wilayah permukaannya secara horizontal,
berturut-turut dari tepi laut semakin ketengah.
Laut dibedakan sebagai berikut.

a. Epipelagik merupakan daerah antara permukaan
dengan kedalaman air sekitar 200 m.
b. Mesopelagik merupakan daerah dibawah epipelagik
dengan kedalam an 200-1000 m.
Hewannya misalnya ikan hiu.
c. Batiopelagik merupakan daerah lereng benua dengan
kedalaman 200-2.500 m. Hewan yang hidup di
daerah ini misalnya gurita.
d. Abisalpelagik merupakan daerah dengan kedalaman
mencapai 4.000m; tidak terdapat tumbuhan tetapi hewan
masih ada. Sinar matahari tidak mampu menembus
daerah ini.
e. Hadalpelagik merupakan bagian laut terdalam (dasar).
Kedalaman lebih dari 6.000 m. Di bagian ini biasanya
terdapat lele laut dan ikan Taut yang dapat mengeluarkan
cahaya. Sebagai produsen di tempat ini adalah bakteri
yang bersimbiosis dengan karang tertentu.
Di laut, hewan dan tumbuhan tingkat rendah memiliki
tekanan osmosis sel yang hampir sama dengan tekanan
osmosis air laut. Hewan tingkat tinggi beradaptasi
dengan cara banyak minum air, pengeluaran urin sedikit,
dan pengeluaran air dengan cara osmosis melalui insang.
18

Garam yang berlebihan di ekskresikan melalui insang


seacara aktif.

D. Ekosistem pantai
Ekosistem pantai letaknya berbatasan dengan ekosistem
darat, laut, dan daerah pasang surut.Ekosistem pantai
dipengaruhi oleh siklus harian pasang surut laut. Organisme
yang hidup di pantai memiliki adaptasi struktural sehingga dapat
melekat erat di substrat keras. Daerah paling atas pantai hanya
terendam saat pasang naik tinggi. Daerah ini dihuni oleh
beberapa jenis ganggang, moluska, dan remis yang menjadi
konsumsi bagi kepiting dan burung  pantai.

Daerah tengah pantai terendam saat pasang tinggi dan


pasang rendah. Daerah ini dihuni oleh ganggang, porifera,
anemon laut, remis dan kerang, siput herbivora dan karnivora,
kepiting, landaklaut, bintanglaut, danikan-ikan kecil. Daerah
pantai terdalam terendam saat air pasang maupun surut. Daerah
ini dihuni oleh beragaman vertebrata dan ikan serta rumput laut.

4. Biosfer
Biosfer adalah ekosistem global jumlah seluruh ekosistem planet,
atau seluruh makhluk hidup dan tempatnya hidup. Biosfer merupakan
tingkatan yang paling kompleks dalam ekologi. Biosfer meliputi atmosfer
hingga ketinggian beberapa kilometer, daratan sampai ke dan
termasuk  bebatuan yang mengandung air yang berada paling tidak 1500
meter di bawah tanah, danau dan aliran sungai, gua, dan lautan hingga
kedalaman beberapa kilometer.

Penentu penting persebaran organisme dalam


biosfer meliputi iklim dan factor abiotik lainnya. Faktor abiotik utama :

a. Suhu
Suhu lingkungan merupakan faktor penting dalam persebaran
organisme karena pengaruhnya pada proses bilogis dan
19

ketidakmampuan sebagaian besar organisme untuk mengatur suhu


tubuhnya secara tepat. Sel bisa pecah jika air yang terdapat di
dalamnya membeku pada suhu di bawah 0o C, dan protein pada
sebagian besar organisme akan mengalami denaturasi pada suhu di
atas 45o C. Selain itu jumlah organisme dapat mempertahankan suatu
metabolisme yang cukup aktif pada suhu yang sangat rendah atau
pada suhu yang sangat tinggi. Adaptasi yang luar biasa
memungkinkan beberapa organisme hidup di luar di dalam suhu
tersebut.

b. Air
Sifat-sifat air yang unik berpengaruh pada organisme dan
lingkungannya. Air sangat penting bagi kehidupan tetapi
ketersediaannya bervariasi secara dramatis di berbagai habitat.
Organisme air tawar dan air laut hidup terendam di dalam suatu
lingkungan akuatik, tetapi organisme tersebut menghadapi
permasalahan keseimbangan air jika tekanan osmosis intraselulernya
tidak sesuai dengan tekanan osmosis air disekitarnya. Organisme di
lingkungan darat mengahdapi ancaman kekeringan yang hampir
konstan dan evolusinya dibentuk oleh kebutuhannya untuk
mendapatkan dan menyimpan air dalam jumlah yang mencukupi.

c. Cahaya Matahari
Matahari memberikan energi yang menggerakkan hampir seluruh
ekosistem meskipun hanya tumbuhan dan organisme fotosintetik lain
yang menggunakan sumber energi secara langsung. Dalam
lingkungan akuatik, intensitas dan kualitas cahaya membatasi
persebaran organisme fotosintetik akan tetapi organisme fotosintetik
itu sendiri menyerap banyak cahaya yang menembus air yang
selanjutnya akan mengurangi intensitas dan kualitas cahaya pada air
di bawahnya.

d. Angin
20

Angin memperkuat pengaruh suhu lingkungan pada organism


dengan cara meningkatkan hilangnya panas melalui penguapan
(evaporasi) dan konveksi. Angin juga menyebabkan hilangnya air di
organism dengan cara meningkatkan laju penguapan pada hewan dan
laju transpirasi pada tumbuhan. Selain itu, angin dapat menyebabkan
pengaruh yang sangat mendasar pada bentuk pertumbuhan
tumbuhan., yaitu dengan cara menghambat pertumbuhan anggota
tubuh pohon yang terdapat pada sisi arah tiupan angin, anggota
tubuh pohon yang berada pada arah yang berlawanan dengan arah
tiupan angin akan tumbuh secara normal, yang
menghasilkan suatu penampakan “lambaian bendera”.

e. Batudan Tanah
Penyebab timbulnya pola pengelompokan pada area tertentu yang
acak pada ekosistem terrestrial adalah struktur fisik, pH dan
komposisi mineral batuan serta tanah yang akan membatasi
persebaran tumbuhan dan hewan yang memakannya. Pada aliran
sungai, komposisi substrat dapat mempengaruhi factor kimiawi
dalam air, yang selanjutnya akan mempengaruhi tumbuhan dan
hewan penghuni ekosistem akuatik. Pada lingkungan laut struktur
substrat dalam zona pasang-surut dan dasar laut menentukan jenis
organisme yang dapat menempel atau meliang dalam habitat
seperti itu.

f. Gangguan Periodik
Gangguan yang sangat merusak seperti kebakaran, badai, tornado
dan letusan gunung merapi dapat menghancurkan komunitas
biologis. Setelah adanya gangguan yang merusak, daerah akan
dikolonisasi ulang oleh organisme yang selamat dari bencana, akan
tetapi struktur komunitas akan mengalami suatu suksesi perubahan
selama proses pemulihan. Beberapa gangguan, seperti letusan
gunung berapi merupakan gangguan yang jarang terjadi dan tidak
dapat diprediksi menurut dan ruang, sehingga organism tidak
21

memiliki adaptasi evolusioner untuk menghadapinya. Sebaliknya


gangguan seperti kebakaran meskipun dalam jangka pendek tidak
dapat diprediksi, tetapi kejadian berulang sering terjadi pada
beberapa komunitas, dan banyak tumbuhan telah beradaptasi
terhadap gangguan periodic seperti ini. Pada kenyataannya beberapa
komunitas sesungguhnya bergantung pada kebakaran yang
terjadi secara periodik untuk mempertahankan hidupnya.

g. Iklim
Faktor abiotik yang baru dijelaskan memiliki pengaruh langsung
pada biologi organisme. 4 faktor pertama-suhu, air, cahaya, dan
angin-merupakan komponen utama iklim (climate) yaitu kondisi
cuaca yang dominan pada suatu lokasi, kita dapat melihat dampak
besar iklim pada persebaran organisme dengan cara membuat suatu
klimograf, yaitu suatu plot suhu dan curah hujan dalam suatu daerah
tertentu, yang sering kali diberikan dalam bentuk rata-rata tahunan.

Rata-rata tahunan untuk suhu dan curah hujan sangat berkorelasi


dengan bioma yanng ditemukan di wilayah yang berbeda-beda. Akan
tetapi, kita harus selalu berhati-hati untuk membedakan antara
korelasi antara variabel-variabel dengan kausal, yaitu suatu
hubungan sebab akibat.

2.6 Aplikasi Ekologi

Manusia sebagai satu bagian dari alam merupakan bagian utama dari
lingkungan yang kompleks. Kegiatan-kegiatan seperti perkembangan
penduduk, industri pembangunan jalan-jalan dan hutan, pemakaian
insektisida, penggunaan unsur-unsur radio aktif, pembuatan bandara,
perumahan, dan sebagainya merupakan contoh yang dapat mempercepat
proses perubahan lingkungan dari bumi ini. Manusia dengan kelebihannya
yang mempunyai akal dan pikiran dalam kemajuan teknologi ini merasa
makhluk yang paling berkuasa di alam ini. Penemuan-penemuan yang pada
22

mulanya bertujuan untuk kesejahteraan manusia dapat menjadi bomerang


terhadap hidupnya bila prinsip-prinsip ekologi diabaikan.

Untuk hidup dan hidup berkelanjutan bagi manusia harus belajar


memahami lingkungannya dan pandai mengatur sumber-sumber daya alam
dengan cara-cara yang dapat dipertanggung jawabkan demi pengamanan dan
kelestarian. Seorang ahli ekologi harus dapat melihat jauh ke depan, dalam
jangka panjangan yang lebih bersifat pengamanan dan pemeliharaan untuk
dapat hidup dengan baik dengan tingkat kesejahteraan yang lebih tinggi.

Asas-asas ekologi dalam kenyataan dewasa ini banyak dipakai untuk


menganalisis lingkungan hidup manusia, pertambahan penduduk,
peningkatan produksi makanan, penghijauan, erosi, banjir, pelestarian plasma
nutfah, dan hewana-hewan langka, koleksi buah-buahan langka, pencemaran
(polusi), dan lain sebagainya. Pada dasarnya masalah lingkungan itu timbul
karena kegiatan manusia sendiri yang tidak mengindahkan atau tidak
mengerti prinsip-prinsip ekologi.

Ada 14 asas dalam ekologi yang merupakan satu kesatuan antara yang
satu dengan yang lain. Yaitu:

1. Energi dapat diubah dari bentuk satu ke bentuk lainnya,


tetapi tidak dapat hilang, dihancurkan atau diciptakan.
2. Semua proses pengubahan energy tidak cermat.
3. Materi, energi, ruang, waktu, dan keanekaragaman adalah kategori sumber
alam.
4. Mengenai kejenuhan dan ketidakjenuhan.
5. Peningkatan pengadaan suatu sumber alam mungkin dapat merangsang
penggunaan sumber alam tersebut.
6. Keturunan (genotif) dengandaya pembiakan tertinggi akan sering dijumpai
pada generasi berikutnya.
7. Keanekaragaman yang kekal lebih tinggi pada lingkungan yang stabil.
8. Tingkat makanan atau takson menjadi jenuh oleh keanekaragaman dengan
kecepatan yang ditentukan oleh sifat mic, diferensiasi.
23

9. Keanekaragaman sebanding dengan biomassa / produktivitas.
10. Biomassa / produktivitas meningkat dalam lingkungan yang stabil.
11. Sistem yang mantap (dewasa) mengeksploitasi sistem yang belum dewasa.
12. Kesempurnaan adaptasi setiap habitat/sifat bergantung kepada kepentingan
relatifnya dalam suatu lingkungan tertentu.
13. Lingkungan fisik yang stabil memungkinkan keanekaragaman biologi
berlaku dalam ekosistem mantap yang kemudian menggalakkan stabilitas
populasi lebih jauh lagi.
14. Derajat pola keteraturan fluktuasi populasi bergantung kepada pengaruh
sejarah populasi itu sebelumnya.
3 BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Ekologi adalah ilmu yang mempelajari tentang hubungan timbal
balik antara makhluk hidup dengan lingkungannya.Ekologi adalah bagian kec
il dari biologi. Ilmu biologi murni dapat dibagi dua, yaitu pembagian
berdasarkan “lapisan vertikal” dan pembagian berdasarkan “taksonomi”.
Makhluk hidup atau organisme memiliki tingkat organisasi yang berkisar dari
tingkat paling sederhana ke tingkat organisasi yang paling
kompleks.Tingkatan organisme dalam ekologi adalah protoplasma, sel,
jaringan, organ , sistem organ, organism, populasi, komunitas, dan ekosistem.
Ekologi masak ini menjadi semakin luas cakupannya, namun ekologi dapat
dikelompokkan berdasarkan bidang kajiannya, yaitu autekologi, sinekologi,
berdasarkan habitatnya,dan berdasarkan taksonomi.Suatu organisme tidak da
pat hidup sendiri. Untuk kelangsungan hidupnya suatu organisme akan sangat
bergatung pada organisme lain dan berbagai komponen lingkungan yang ada
di sekitarnya. Ekologi memiliki 14 asas yang merupakan satu kesatuan antara
asas yang satu dengan asas yang lain.

3.2 Saran
Dalam suatu kehidupan, suatu organisme tidak dapat hidup sendiri.
Untuk kelangsungan hidupnya suatu organisme akan sangat bergatung
padaorganisme lain dan berbagai komponen lingkungan yang ada di
sekitarnya.

24
DAFTAR PUSTAKA

DjamalIrwa, Zoer’aini. 2003. Prinsip-Prinsip  Ekologi  dan Organisasi Ekosistem 


Komunitasdan Lingkungan. Jakarta : Bumi Aksara.

Heddy, Suwasono, dkk. 1986. Pengantar Ekologi. Jakarta : Rajawali.

http://achieve-ourdreams.blogspot.com/2012/06/makalah-
ekologi.html

id.scribd.com

id.wikipedia.org

Mc. Noughton, S.J., Larry L. Wolf. 1990. Ekologi Umum. Yogyakarta: Gajah


Mada University.

Soemarmoto, Otto. 1972. Ekologi, Lingkungan Hidup dan Pembangunan. Jakarta


: Djambatan

Anda mungkin juga menyukai