Nama : Ny. R
Umur : 29 tahun
Alamat : Cisurupan
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : IRT
Medrek : 804243
MRS : 1 Oktober 2015
KRS : 4 Oktober 2015
Nama Suami : Tn. K
Umur Suami : 33 tahun
ANAMNESIS
Dikirim oleh : Puskesmas (dengan surat rujukan)
Sifat : Rujukan
Keterangan : G2P1A0 In Partu Kala 1 Fase Aktif Presentasi ?
ANAMNESA (SUBYEKTIF)
Keluhan utama : mules-mules
Anamnesa khusus : G2P1A0 merasa hamil 9 bulan datang dengan keluhan mulas-mulas sejak
12 jam SMRS. Semakin lama semakin kuat dan semakin sering. Keluar cairan dari jalan lahir
diakui oleh pasien. Pasien mengatakan air yang keluar berwarna jernih dan merembes seperti
pipis. Adanya lendir campur sedikit darah diakui oleh pasien. Pergerakan janin masih dirasakan
oleh pasien sejak 5 bulan yang lalu.
RIWAYAT OBSTETRI
Cara Jenis
Kehamila Tempa Cara BB
Penolong Kehamila Kelami Usia Keadaan
n ke t Persalinan Lahir
n n
2800g Laki-
I Rumah Bidan Aterm spontan 2,5 thn H
r laki
1
II Kehamilan saat ini
KETERANGAN TAMBAHAN
Menikah pertama : ♀ 25 tahun, SMP, IRT
♂ 28 tahun, SMP, pedagang
HPHT : 28 Desember 2014 Siklus: teratur Lama: 6 hari
Darah: banyak Nyeri: Tidak
Menarche : 13 tahun
Kontrasepsi terakhir : Suntik 3 bulan sejak tahun 2012-2015
: Alasan berhenti KB: ingin punya anak
PNC : bidan
: Jumlah kunjungan 8 kali.
: Terakhir PNC 2 minggu yang lalu
Keluhan selama hamil: mual-mual, pusing
Riwayat penyakit :-
STATUS PRAESENS
Keadaan Umum : CM
Tensi: 110/60 mmHg N: 68x/mnt R: 28x/mnt S: 36,70C
Kepala : Conjuctiva: anemis -/- Sklera: ikterik -/-
Leher : Tiroid: tidak ada kelainan. KGB: tidak ada kelainan
Thorak : Jantung : BJ I & II murni reguler, G(-), M(-)
Paru : VBS kanan=kiri, Rh(-), Wh(-)
Abdomen : BU (+) NT(-) cembung lembut
Hepar: dalam batas normal
Lien : dalam batas normal
Ekstremitas : Edema: - Varises: -
STATUS OBSTETRIK
PEMERIKSAAN LUAR
2
TFU/LP : 33 cm/ 91 cm
LA : wajah / punggung kanan
HIS : 3-4x/10 menit, lama his 40 detik
DJJ : 134x/menit, reguler
PEMERIKSAAN DALAM
Vulva : tak
Vagina : tak
Portio : tipis, lunak
Pembukaan : 7-8 cm
Ketuban :-
Bag Terendah : teraba mulut dengan dagu menghadap ke sakrum
LABORATORIUM
Tanggal 01-10-2015
1. Hematologi
Darah Rutin
Hemoglobin : 11.3 g/dL
Hematokrit : 35%
Lekosit : 16,300/mm3
Trombosit : 262.000/mm3
Eritrosit : 4.32 juta/mm3
DIAGNOSIS
G2P1A0 Partu Aterm Kala 1 Fase Aktif d/ Presentasi Wajah
RENCANA PENGELOLAAN
- SC Cito
- Informed Consent + KIE
- Infus + DC
3
LAPORAN PERSALINAN
Jam mulai Jam selesai Lama Operasi: Akut :
operasi: operasi: 30 Menit 1 Oktober 2015
04.05 WIB 04.35 WIB
4
Fascia dijahit dengan Safil no.1, kulit dijahit secara subkutikuler
Perdarahan selama operasi + 450 cc
Diuresis selama operasi + 150 cc
5
S AF BAB/BAK -/-
ASI -/-
Lokhia rubra
A/ P2A0 PM d/ SC a.i presentasi wajah
PERMASALAHAN
1. Bagaimana penegakkan diagnosis pada kasus ini?
- Pasien mengatakan bahwa ini merupakan kehamilan kedua;
- Umur kehamilan pasien bila dihitung berdasarkan HPHT adalah 38-39 minggu (diperiksa
pada tanggal 1 Oktober 2015) = aterm
- Pada hasil pemeriksaan palpasi diraba bagian terbawah janin adalah kepala, tetapi
didapatkan bahwa kepala berdekatan dengan bagian lengkung kontinyu janin
(punggung);
- Saat dilakukan pemeriksaan dalam, teraba bagian terendah janin teraba mulut.
2. Apakah pengelolaan kasus ini sudah tepat?
Pengelolaan pasien ini sudah tepat, karena pada perabaan teraba mulut lalu didapatkan
dagu menghadap ke sacrum. Dan ini merupakan salah satu indikasi untuk dilakukannya
SC, yaitu presentasi wajah dengan dagu posterior. Dan pada presentasi wajah dengan
dagu posterior, stimulasi oksitosin tidak diperkenankan.
6
BAB II
PEMBAHASAN UMUM
Dengan presentasi ini, kepala dalam keadaan hiperekstensi sehingga oksiput berkontak
dengan punggung janin, dan dagu (mentum) adalah bagian yang terendah. Wajah bayi
dapat tampak dengan dagu (mentum) di bagian anterior atau posterior, relatif terhadap
simfisis pubis ibu. Walaupun kebanyakan dapat menetap, banyak presentasi dagu
posterior berubah secara spontan menjadi anterior, bahkan pada persalinan lanjut. Posisi
ini mencegah fleksi kepala janin yang diperlukan untuk melintasi jalan lahir.1
Faktor predisposisi yang meningkatkan kejadian presentasi dahi adalah malformasi janin
(0,9%), berat badan lahir <1500 gr (0,71%), polihidramnion (0,63%), postmaturitas
(0,18%), dan multiparitas (0,16%). Berbeda dengan presentasi dahi, janin dengan
presentasi muka masih dapat dilahirkan vaginal apabila posisi dagunya anterior.2
Posisi yang terekstensi lebih sering berkembang jika panggul sempit atau janin sangat
besar. Pada rangkaian 141 presentasi wajah yang diteliti Hellman dkk., (1950), insiden
sempitnya pintu atas panggul adalah 40%. Insiden panggul sempit yang tinggi ini perlu
diingat, saat mempertimbangkan penatalaksanaan.1
Paritas tinggi adalah faktor predisposisi untuk presentasi wajah. Pada kasus ini, abdomen
pendulum memungkinkan punggung bayi untuk membengkok ke depan atau ke lateral,
sering pada arah yang sama dengan arah yang ditunjukkan oleh oksiput. Hal ini
menyebabkan ekstensi servikal dan spina torakal.1
Diagnosis
Diagnosis presentasi muka ditegakkan apabila pada pemeriksaan vaginal dapat diraba
mulut, hidung, tepi orbita, dan dagu. Penunjuk presentasi muka adalah dahi. Pada palpasi
abdomen kadang kadang dapat diraba tonjolan kepala janin di dekat punggung janin.
7
Pada waktu persalinan, seringkali muka menjadi edema, sehingga diagnosis dapat keliru
sebagai presentasi bokong. Pada keadaan tersebut perabaan pada mulut mirip dengan
perabaan pada anus.2
Namun dengan pemeriksaan seksama, jari akan merasakan resistensi muscular pada anus,
sedangkan melalui mulut, akan teraba rahang yang lebih keras dan kurang lentur. Pada
jari akan terdapat mekonium jika dikeluarkan dari anus.1
Gambaran radiografik kepala yang hiperekstensi dengan tulang wajah pada atau di bawah
pintu atas panggul merupakan tanda yang khas.1
Mekanisme Persalinan
Pada pintu tengah panggul, rotasi internal terjadi. Tujuan rotasi internal ini adalah
membuat kepala agar dapat semakin memasuki panggul dengan cara mengubah posisi
dagu ke anterior. Apabila dagu berputar ke arah posterior, maka kepala akan tertahan
sacrum sehingga kepala tidak mungkin turun lebih lanjut, dan terjadilah persalinan macet.
Pada janin yang sangat kecil atau sudah terjadi maserasi, bahu, dan kepala dapat secara
bersamaan masuk ke dalam panggul, sehingga meskipun dagu di posterior kepala tetap
dapat mengalami penurunan. Keadaan demikian tidak bisa terjadi pada janin seukuran
cukup bulan. Perputaran dagu ke arah anterior akan membuat kepala dapat memasuki
pintu tengah panggul dan dagu serta mulut muncul di vulva. Pada keadaan demikian dagu
bawah tepat berada di bawah simfisis.
Sesuai dengan arah sumbu panggul, gerakan selanjutnya adalah fleksi kepala sehingga
berturut-turut lahirlah hidung, mata, dahi, dan oksiput. Setelah kepala lahir, karena gaya
beratnya akan terjadi ekstensi kepala sehingga oksiput menekan ke arah anus. Proses
8
selanjutnya adalah terjadi putaran eksternal pada kepala menyesuaikan kembali dengan
arah punggung janin.2
Penatalaksanaan
Tidak adanya panggul yang sempit, dan dengan persalinan yang efektif, biasanya akan
diikuti oleh keberhasilan pelahiran pervaginam. Pemantauan denyut jantung janin
mungkin lebih baik dilakukan dengan alat eksternal untuk menghindari kerusakan
terhadap wajah dan mata. Karena presentasi wajah di antara janin cukup bulan lebih
sering dijumpai jika terdapat beberapa derajat pintu atas panggul yang sempit, pelahiran
Caesar sering kali diindikasikan.1
Stimulasi oksitosin hanya diperkenankan pada posisi dagu anterior dan tidak ada tanda-
tanda disproporsi. Melakukan perubahan posisi dagu secara manual ke arah anterior atau
mengubah presentasi muka menjadi presentasi belakang kepala sebaiknya tidak
dilakukan karena lebih banyak menimbulkan bahaya. Melahirkan bayi presentasi muka
menggunakan ekstraksi vakum tidak diperkenankan. Pada janin yang meninggal,
kegagalan melahirkan vaginal secara spontan dapat diatasi dengan kraniotomi atau bedah
sesar.2
Bila ditemukan presentasi muka, sebaiknya diperiksa ada-tidaknya kelainan panggul. Bila
tidak ada kelainan panggul pengelolaan persalinan bersifat konservatif, mengingat bahwa
9
pada presentasi muka anak masih dapat lahir pervaginam. Pun jika dagu terdapat di
sebelah belakang, masih ada kemungkinan bahwa dagu memutar ke depan dan persalinan
berlangsung spontan. Namun, sebagai salah satu upaya menurunkan angka kematian
perinatal, kala II ditetapkan tidak boleh lebih dari 1 jam.
Jika ada indikasi menyelesaikan persalinan, forceps dipergunakan dengan syarat-syarat:
1. Kepala sudah sampai di Hodge IV;
2. Dagu terdapat di sebelah depan.
Jika syarat-syarat ini belum terpenuhi, lebih baik dilakukan seksio sesarea. Namun,
dewasa ini, mengingat pada presentasi muka angka kematian perinatal lebih tinggi bila
anak lahir pervaginam, bila dagu di belakang, sebaiknya seksio sesarea langsung
dilakukan.3
Prognosis
Bayi presentasi muka dapat lahir spontan bila dagu di depan. Umumnya partus
berlangsung lebih lama sehingga meningkatkan angka kematian janin. Risiko rupture
perineum lebih besar.3
10
Sectio Caesarea
Istilah sectio caesaria berasal dari perkataan Latin caesera yang artinya memotong. Pengertian ini
semula dijumpai dalam Roman Law (Lex Regia) dan Emperor’s Law (Lex Caesarea) yaitu
undang – undang yang menghendaki supaya janin dalam kandungan ibu – ibu yang meninggal
harus dikeluarkan dari dalam rahim. (Rustam, 2003).
Menurut Rustam Mochtar, sectio caesaria dilakukan bila ada indikasi sebagai berikut :
- Plasenta previa
- Panggul sempit
- Disproporsi sefalo – pelvik yaitu ketidak seimbangan antara ukuran kepala dan panggul.
- Ruptura uteri mengancam
- Partus lama
- Partus tak maju
- Distosia serviks
- Malprestasi janin yang terdiri dari :
11
Letak lintang
Greenhill dan Eastman sama-sama sependapat ;
o Bila ada kesempitan panggul, maka sectio caesaria adalah cara yang terbaik dalam
segala letak lintang dengan janin hidup dan besar biasa.
o Semua primigravida dengan letak lintang harus ditolong dengan sectio caesaria,
walaupun tidak ada perkiraan panggul sempit.
o Multipara dengan letak lintang dapat lebih dulu ditolong dengan cara-cara lain.
Letak bokong
Sectio caesaria dianjurkan pada letak bokong bila ada ; panggul sempit, primigravida,
janin besar dan berharga.
Presentase dahi dan muka (letak defleksi), bila reposisi dan cara-cara lain tidak berhasil.
Presentase rangkap, bila reposisi tidak berhasil.
Gemelli, menurut Eastman seksio sesarea dianjurkan:
1. Bila janin pertama letak lintang atau presentasi bahu (shoulder presentation)
2. Bila terjadi interlock (locking of the twins)
3. Distosia oleh karena tumor
4. Gawat janin, dan sebagainya.4
12
DAFTAR PUSTAKA
1. Cunningham, F. Gary, et al. Obstetri Williams edisi 23. 2014. EGC: Jakarta.
2. Prawirohardjo, Prof. Dr. dr. Sarwono, Sp.OG, et al. 2007. Ilmu Kandungan. Yayasan
Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo: Jakarta.
3. Martaadisoebrata, Prof. Dr. Djamhoer., et al. 2013. Obstetri Patologi: Ilmu Kesehatan
Reproduksi. EGC: Jakarta.
4. Mochtar, Rustam. 1998. Sinopsis Obstetri: Obstetri Operatif, Obstetri Sosial Edisi 2.
EGC: Jakarta.
13