Anda di halaman 1dari 2

Inflasi menjadi permasalahan ekonomi di setiap negara.

Inflasi
menyebabkan turunnya daya beli masyarakat walaupun memiliki penghasilan
yang tetap. Hal ini disebabkan nilai riil dari mata uang itu sendiri yang melemah,
sedangkan nilai nominal bernilai tetap. Dari tahun 2007-2016, nilai rata-rata
inflasi tahunan umum Indonesia selama 10 tahun adalah 5,86% per tahun.
(Sumber : BI, Data Target Inflasi dan Inflasi Aktual). Dengan mengasumsikan
inflasi Indonesia 10 tahun adalah 6% per tahun, maka jika harga asal Rp
1.000.000,00 maka dalam waktu 5 tahun harganya akan menjadi Rp 1.200.000,00.

Karena efek inflasi inilah maka tak layak bagi masyarakat untuk
menyimpan uang hanya dengan mengandalkan deposito pada bank. Maka
dibutuhkan solusi lain untuk mengatasi kejamnya inflasi dengan melakukan
investasi baik berupa saham, reksadana, obligasi, maupun surat berharga lainnya.
Secara rata-rata investasi dapat mengalahkan inflasi apabila dikelola dengan bijak.
Dengan penulisna ini diharapkan terjadi peningkatan peran pendidikan
meningkatkan kesadaran generasi milenials untuk berinvestasi.

Pendidikan merupakan tonggak arah bangsa di masa yang akan


mendatang. Keilmuan dan kepribadian yang ditanamkan dalam dunia pendidikan
menjadikan refleksi bangsa Indonesia untuk terus berbenah menjadikan dunia
pendidikan menjadi lebih baik. Indonesia mewajibkan warga negaranya untuk
menempuh pendidikan formal selama 12 tahun. Kegiatan pendidikan ini terdiri
dari bangku sekolah dasar, menegah pertama, dan menegah atas maupun kejuruan.
Dari setiap jenjang pendidikan membentuk pola pemikiran yang kian berubah
menjadi manusia dewasa yang siap terjun di masyarakat. Umumnya pendidikan
dasar hanya berorientasi pada hal-hal dasar keilmuan pada kehidupan sehari-hari.
Pada jenjang ini siswa dibekalkan pada norma-norma kehidupan agar memiliki
adab yang baik. Pada tingkat menengah pertama siswa belajar mengenal lebih
lanjut mengenai hal-hal yang terdapat disekelilingnya melalui sudut pandang
ilmiah atau keilmuan. Pada tingkat atas atau kejuruan, siswa mulai mencari jadi
dirinya dan mempersiapkan diri untuk terjun ke dalam masyarakat. Namun, siswa
tidak diajarkan untuk menghadapi sebuah keadaan kehidupan yang sebenernya
terjadi di kehidupan.
Sebut saja dalam masalah finasial. Pada pendidikan tingkat menengah
pertama dan tingkat menengah atas maupun kejuruan siswa belajar mengenai
ekonomi secara teori. Siswa diajarkan tentang kegiatan ekonomi mikro dan
makro, namun tidak diajarkan bagaimana menghadapi ganasnya inflasi yang
terjadi di negeri ini. Padatnya kurikulum yang dibebankan kepada lembaga
pendidikan menjadikan siswa sebagai korban kebutaan ilmu investasi sejak dini.

Berdasarkan data kurikulum 2013, siswa SMP sudah memperlajari ilmu


ekonomi, namun tidak dimasukkan pembahasan mengenai investasi dan jenis-
jenis investasi. Keadaan ini

Anda mungkin juga menyukai