2018-11-029
MODUL V
HUKUM DASAR RANGKAIAN ARUS BOLAK BALIK
I. TUJUAN
a. Memahami dasar dasar rangkain arus bolak balik (AC)
b. Mengamati penerapan hukum Kirchoff dan Ohm pada sistem arus bolak balik.
III. TEORI
1. Rangkaian Listrik Arus Bolak Balik :
Arus bolak balik adalah arus yang amplitude dab polaritasnya berubah terhadap waktu. peruberubahan
terhadap tersebut bias secara teratur maupun secara tidak teratur. Bentuk gelombang dari listrik arus
bolak-balik biasanya berbentuk gelombang sinusoida, karena ini yang memungkinkan pengaliran energi
yang paling efisien. Namun dalam aplikasi-aplikasi spesifik yang lain, bentuk gelombang lain pun dapat
digunakan, misalnya bentuk gelombang segitiga (triangular wave) atau bentuk gelombang segi empat
(square wave).
Amplitudo
Frekuensi
Fasa
Arus bolak-balik yang berubah secara periodik, amplitudonya berubah secara teratur dari nol naik ke
harga maksimum lalu menurun sampai harga minimum dan kemudian naik lagi ke harga maksimum
begitu seterusnya secra berulang-ulang dengan selang waktu yang sama.
Frekuensi adalah jumlah cycle (gelombang) dalam 1 detik. Frekuensi mempunyai satuan Hertz (Hz) dan
di beri notasi f. Frekuensi yang digunakan ada sistem tenaga listrik (standar) adalah 50 Hz (seperti PLN)
dan 60 Hz (seperti di Amerika dan Jepang).
Jadi:
𝟏
f=𝑻 (Pers 5.1)
Periode adalah waktu yang diperlukan untuk 1 “cycle(gelombang)” putaran penuh,dan diberi notasi
T.satuan dari periode adalah detik.
Jadi:
𝟏
T=𝒇 (Pers 5.2)
Amplitudo dapat didefinisikan sebagai jarak atau simpangan terjauh dari titik kesetimbangan dalam
gelombang sinusoidal.
VR VL VC
R L C
V, ω
Gambar 5.2 Rangkaian R-L-C Seri
Besaran-besaran yang dapat dihitung pada rangkaian seri R - L - C adalah sebagai berikut :
VL = I . XL
VC = I . XC
Gambar 5.3
a. Buat rangkaian seperti gambar 5.3 di atas. Tentukan sendiri nilai R, L dan C yang digunakan.
Hitung nilai impedansinya
b. Atur tegangan sumber VS sampai bernilai 2 rms, catat besar tegangan VR, VL dan VC
c. Tampilkan bentuk gelombang VS pada kanal 1, kemudian tampilkan pada kanal 2 gelombang
teganagn VR, VL dan VC
d. Dari masing-masing bentuk gelombang tersebut tentukan sudut fasenya, dan gambarkan bentuk
gelombangnya
e. Gambar diagram vektor tegangan dan ambil kesimpulan apakah beban tersebut lead atau lag
f. Ulangi percobaan diatas dengan konfigurasi R, L dan C yang berbeda (3 konfigurasi)
Gambar 5.4
a. Buat rangkaian seperti gambar 5.4 di atas
b. Atur tegangan sumber sampai bernilai 2 Volt dan amati arus pada masing-masing cabang
c. Tampilkan bentuk gelombang VS pada kanal 1, bentuk-bentuk gelombang arus dan kemudian
bentuk-bentuk gelombang tegnagn pada masing-masing cabang pada kanal 2 secara bergantian dan
gambarkan dalam satu koordinat
d. Tentukan sudut fase dari gelombang arus di atas dan gambarkan diagram vektornya (vektor VS
sebagai referensi)
I. TUJUAN
a. Mempelajari karakteristik tegangan dan arus pada sistem arus bolak – balik
b. Melihat perbedaan fasa pada beban kapasitif, induktif dan resistif.
III. TEORI
1. Sudut Fase Tegangan dan Arus :
Pada sistem Arus Searah (DC) tidak dikenal adanya perbedaan sudut fase antara arus dan tegangan.
Tetapi pada sistem Arus Bolak Balik (AC), arus dan tegangan mempunyai sudut fase (terhadap suatu
referensi) serta perbedaan fase/sudut fase = 00 dan menjadi referensi sudut fase. Namun demikian, dalam
diagram vector ataupun perhitungan adakalanya perlu disebutkan fasor mana yang menjadi titik
referensi. Bila sudut tegangan sumber dijadikan referensi, maka sudut fase arusnya tergantung dari jenis
beban yang dicatu.Dalam suatu rangkaian beban yang terdiri dari komponen R,L dan C, sudut fase arus
ditentukan oleh reaktansi yang lebi dominan. Bila reaktansi kapasitif lebih dominan, maka fase arus
akan mendahului tegangannya (beda sudut fase positif).
Pada kondisi ini dikatakan bahwa beban mempunyai factor kerja (cos φ) leading (mendahului/lead).
Selanjutnya apabila reaktansi induktifnya yang lebih dominan, maka arus beban akan
tertinggal/terbelakang terhadap tegangan sumbernya, dan beda sudut fase adalah negatif. Faktor kerja
beban induktif adalah lagging (terbelakang/lag).
2. Macam Beban Rangkaian Listrik
a. Beban Resistif Murni (R)
Beban resistif (R) yaitu beban yang terdiri dari komponen tahanan ohm saja (resistansi). Beban jenis
ini hanya menkonsumsi beban aktif saja dan mempunyai factor daya sama dengan satu. Beban resistif
murni membuat fase arus sama dengan fase tegangannya atau tegangan dan arus sefasa.
Gambar 6.1
Beban resistif murni membuar fase arus sama dengan fase tegangannya.
b. Beban induktif (L)
Beban induktif (L) yaitu beban yang terdiri dari kumparan kawat yang dililitkan pada suatu inti,
seperti coil transformator dan solenioda. Beban ini mengakibatkan fasa (phase shift) pada arus
sehingga bersifat lagging. Hal ini disebabkan oleh energi yang tersimpang berupa medan magnetis
akar mengakibatkan fasa arus bergeser menjadi tertinggal terhadap tegangan.
Gambar 6.2
Beban induktif murni membuat fase arusnya tertinggal 900 terhadap fase tegangan.
c. Beban kapasitif (C)
Beban kapasitif (C) yaitu beban yang memiliki kemampuan kapasitansi atau kemampuan untuk
menyimpan energi yang berasal dari pengisian elektrik (electrical discharge) pada suatu sirkuit
komponen ini dapat menyebabkan arus leading terhadap tegangan.
Gambar 6.3
Beban kapasitif murni membuat fase arusnya mendahului 900
terhadap fase tegangan.
Laboratorium Dasar Teknik Elektro
STT-PLN
Achmad Ryan Alkhafi
2018-11-029
IV. PERCOBAAN
Karakteristik Arus dan Tegangan Arus Bolak Balik Pada Komponen R, L dan C
Beda Fasa
VS – VR VS – VL
Gambar 6.5
V (Volt) R (Ω) C (µF) I (mA)
Beda Fasa
VS – VR VS – VC
Gambar 6.6
V (Volt) R (Ω) L (mH) C (µF) I (mA)
Beda Fasa
VS – VR VS – VL VS – VC