Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kondisi sekolah yang tidak memenuhi persyaratan kesehatan merupakan
ancaman bagi peserta didik dan warga sekolah untuk terkena gangguan
kesehatan dan penyakit menular, yang dapat berpotensi KLB. Tersedianya
sarana dan prasarana yang memadai di sekolah, baik kualitas maupun
kuantitas harus diupayakan secara terus-menerus termasuk perawatan dan
pemeliharaannya dengan melibatkan semua potensi yang ada di lingkungan
sekolah. Lingkungan sekolah yang sehat sangat diperlukan, selain dapat
mendukung proses pembelajaran diharapkan juga dapat membudayakan
perilaku hidup bersih dan sehat.
Faktor risiko kesehatan lingkungan yang ada disekolah dapat berpengaruh
terhadap proses pembelajaran maupun kesehatan warga sekolah. Kondisi dari
komponen atau bagian-bagian bangunan serta fasilitas pendukung sekolah
dalam keadaan tertentu dapat menyebabkan timbulnya masalah kesehatan.
Oleh karena itu perlu dilakukan suatu kegiatan yang hasilnya dapat dipakai
untuk memberikan masukan/informasi kepada pihak sekolah dan pemerintah
daerah yang selanjutnya dapat dipakai sebagai bahan pertimbangan
pengambilan keputusan dalam pengelolaan Tempat-tempat Umum khususnya
sekolah, untuk mengurangi risiko penyakit berpotensi KLB.

B. Tujuan
Mengetahui gambaran kualitas lingkungan Sekolah Dasar Negeri
Randusari Jl. Nyi Pembayun Blok KG II No.519, Prenggan, Kotagede,
Yogyakarta.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil
1. Gambaran Umum Lokasi
Sekolah Dasar Negeri Randusari beralamat di Jl. Nyi Pembayun
Blok KG II No.519, Karang, Prenggan, Kotagede, Yogyakarta, menempati
area seluas 23.412 m2. SDN Randusari mempunyai 6 ruang kelas, 2 kamar
mandi/WC untuk siswa, 2 kamar mandi/WC untuk guru, 1 perpustakaan, 1
UKS, 1 ruang guru, dan 1 ruang kepala sekolah. Peserta didik di SDN
Randusari berjumlah 118 siswa yang terdiri dari 64 siswa laki-laki dan 54
siswa perempuan yang tersebar di kelas 1 sampai kelas 6. SDN 14
mempunyai tenaga pendidik sebanyak 8 orang.

2. Hasil
Kondisi lingkungan fisik sekolah diperoleh dengan melakukan
pengamatan terhadap lingkungan sekolah, pengukuran lingkungan fisik dan
inspeksi sanitasi kamar mandi. Adapun lokasi yang di lakukan pengukuran
lingkungan fisik antara lain ruang kelas V, kantor guru, ruang kepala
sekolah dan perpustakaan. Inspeksi dilakukan pada kamar mandi siswa dan
guru. Untuk membahas hasil survei/observasi digunakan Keputusan
Menteri Kesehatan RI Nomor: 1429/MENKES/SK/XII/2006, tentang
Pedoman Penyelenggaraan Kesehatan Linglkungan Sekolah dan Keputusan
Menteri Kesehatan RI Nomor: 1405/MENKES/SK/XI/2002, tentang
Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja Perkantoran dan Industri. Hasil
Survei/observasi dilakukan di lima lokasi kajian dengan hasil sebagai
berikut :
a. Kondisi Umum Sekolah
Tabel 1. Hasil survei/observasi kondisi umum sekolah di SDN
Randusari Kotagede Tahun 2018

NO VARIABEL KOMPONEN YANG DINILAI MS TMS


UPAYA
KESLING
LOKASI
a. Tidak berdekatan dgn sumber √
pencemaran (≥ 500 m)
b. Tidak pada wilayah rawan √
banjir
c. Jauh dari gangguan atau √
jaringan listrik tegangan tinggi
(minimal 500meter)
KONTRUKSI
1.Bangunan a.Kuat tidak mudah roboh √
b.Dinding tidak lembab √
c.Lantai kedap air √
d.Kerangka atap kuat √
e.Ventilasi memadahi dan √
dapat mencegah masuk nya
serangga dan tikus
2.Atap dan Talang a. Terbuat dari bahan yg kuat √
b. Bebas serangga dan tikus √
c. Kemiringan atap harus cukup,
tidak bocor dam tidak
menimbulkan genangan air.
d. Atap dengan ketingian lebih
dari 10m harus dilengkapi
penangkal petir.
e. Talang tidak bocor dan
menjadi sarang perindukan
vektor
3. Langit-langit a. Kuat √
b. Berwarna terang √
c. Mudah dibersihkan √
d. Tinggi langit-langit min 3m √
dari lantai, khusus untuk √
SMP keatas tinggi
langitlangit 3,25m
4.Dinding a. Terbuat dari bahan yg kuat
b. Rata dan tidak lembab
c. Bersih
d. Berwarna terang
e. Mudah dibersihkan
5.Lantai a. Kuat/Utuh/kedap air
b. Bersih
c. Rata
d. Tidak licin
e. Mudah dibersihkan
f. Pertemuan antara dinding
dengan laintai berbentuk konus
6. Pintu dan a. Terbuat dari bahan yg kuat
Jendela b. Dapat mencegah masuk nya
serangga dan tikus
c. Dapat dibuka dan ditutup
d. Dapat dikunci dengan baik
8.Ventilasi a.Minimal 10 % dari luas lantai √
b. Aman dari masuknya serangga √
dan tikus
9. Pencahayaan a. Terang untuk baca dan √
tulis
b. Tidak menyilaukan √
10. Pagar a. Terbuat dari bahan yg kuat √
b. Aman √
c. Pintu pagar dapat dibuka/di √
tutup/dikunci dengan baik
HALAMAN
PARKIR
1. Halaman a. Ada tanaman pelindung √
b. Ada tanaman hias √
c. Kebersihannya terpelihara √
2. Parkir a. Terdapat lahan parkir yang √
memadahi
b. Ada pengatur dan penjaga √
keamanan parkir
c. Kebersihannya terpelihara √

b. Ruang Kelas, Ruang Guru, Ruang Kepala Sekolah


1) Hasil Inspeksi Kesehatan Lingkungan Ruang Kelas, ruang guru dan
Perpustakaan
Tabel 2. Hasil inspeksi kesehatan lingkungan ruang kelas,
perpustakaan, dan ruang guru di SDN Randusari
Kotagede Tahun 2018
NO VARIABEL KOMPONEN YANG MS TMS
UPAYA DINILAI
KESLING
III. RUANG DAN BANGUNAN

1. Ruang Kelas
a. Konstruksi a. Lantai kedap air, rata √
ruang kelas dan tidak licin
b. Bersih √
c. Ruangan tidak √
d. Lembab √
e. Pencahayaan terang √
tidak menyilaukan
f. Meja/Kursi terbuat dari √
bahan yang kuat tidak
mudah patah dan
ergonomis
g. Lantai di depan papan √
tulis ditinggikan 40cm
dari lantai sekitar
b. Kepadatan Jarak papan tulis dengan
ruang kelas kursi terdepan
a. ≥ 2.5 m - 3 m
b. < 2.5 m √
Kepadatan ruang kelas √
minimal 1,75m2/murid

2. Ruang a. Pencahayaan √
Perpustakaan terang
b. Lantai kedap air, rata √
dan tidak licin
c. Bersih √
d. Terdapat rak buku yang √
meadahi
e. Ruangan tidak √
Lembab
f. Buku tertata rapi sesuai √
ketentuan (katalog)
g. Terdapat meja/kursi √
untuk baca
3. Ruang Guru a. Pencahayaan √
terang
b. Lantai kedap air, rata √
dan tidak licin
c. Ruangan tidak √
Lembab
d. Bersih √
e. Terdapat meja/kursi √
baca √

2) Hasil Pengukuran Kualitas Lingkungan


Tabel 3. Hasil Pengukuran Suhu, Kelembaban, Pencahayaan dan
Kebisingan Ruang kelas di SDN Randusari Tahun 2018.
Parameter MS TMS Keterangan
Hasil Pengukuran Ruang Kelas
Suhu (18-28oC) √ 32,10oC
Kelembaban (40 - 60%) √ 70,76%
Pencahayaan (200-300 lux) √ 119,4 lux
Kebisingan (35-45 dB(A) √ 70dB
Hasil Pengukuran Ruang Guru
Suhu (18-28oC)
Kelembaban (40 - 60%)
Pencahayaan (200-300 lux)
Kebisingan (35-45 dB(A)

c. Sarana Air Bersih


Tabel 4. Hasil pengamatan sarana penyediaan air bersih di SDN
Randusari Tahun 2018

NO VARIABEL UPAYA KOMPONEN YANG MS TMS


KESLING DINILAI
IV. PENYEDIAAN AIR
BERSIH
1. Kuantitas Air bersih a. Tersedia air bersih √
dalam jumlah yang
cukup
b. Distribusi air bersih √
menggunakan sistem
perpipaan
2. Kualitas a. Kualitas air bersih √
memenuhi syarat fisika,
kimia, mikrobiologi
dan radio aktif
b. Dilakukan √
pengambilan sampel air
bersih minimal 2 x
setahun
3. Sarana a. Sumber PDAM, air √
tanah
b. Distribusinya bebas √
pencemaran fisik,
kimia, dan
bakteriologis
c. Pipa distribusi tidak √
bocor
d. Penampungan tertutup √

e. Kamar Mandi/WC
Tabel 5. Hasil Inspeksi Kesehatan Lingkungan WC di SDN Randusari
Tahun 2018

NO VARIABEL KOMPONEN YANG MS TMS


UPAYA DINILAI
KESLING
Kamar a. Rasio 1 : 25 Orang siswa √
Mandi/WC/Paturasan b. Lantai kedap air dan √
tidak licin
c. Dinding dilapisi √
porselin/ke ramik
setinggi 2 m.
d. Dinding berwarna terang √
e. Bak air kedap air dan √
tidak bocor, tidak
berlumut dan bebas
jentik
f. Ventilasi harus
berhubung an langsung √
dng udara luar
g. Pencahayaan terang

h. Kebersihan terawat baik √

B. Pembahasan
1. Kondisi Umum Sekolah
Berdasarkan tabel 1 yaitu tentang kondisi umum sekolah dapat dijelaskan
sebagai berikut :
a) Bangunan sekolah yang disurvei/diobservasi tidak didapatkan bangunan
yang mempunyai talang, sehingga tidak memungkinkan terjadi
genangan air dan tidak menjadikan tempat perindukan nyamuk. Kondisi
atap terbuat dari bahan yang kuat, dan tidak bocor. Pada bangunan
sekolah tidak ditemukan atap dengan ketinggian lebih dari 10m, sehigga
tidak terdapat penangkal petir.
b) Langit-langit terbuat dari bahan yang kuat, berwarna terang, dengan
tinggi langitlangit 3m, namun ada beberapa langit-langit dalam keadaan
berjamur.
c) Bangunan sekolah yang disurvei/diobservasi tidak didapatkan bangunan
yang lebih dari satu lantai/bertingkat. Dengan demikian maka tidak ada
penilaian tentang: lebar injakan tangga, tinggi anak tangga, lebar anak
tangga, dan pegangan pada anak tangga.
d) Dinding ruangan berwarna terang, mudah dibersihkan. Lantai ruangan
erbuat dari bahan yang kuat berupa keramik, sehingga kedap air dan
mudah dibersihkan. Namun pada pertemuan antara dinding dan lantai
tidak berbentuk konus.
e) Pintu dan jendela terbuat dari bahan yang kuat, namun belum rapat
serangga. Luas ventilasi telah memenuhi persyaratan yaitu 5% dari luas
lantai, namun belum rapat serangga karena tidak terdapat strimin.
f) Halaman terlihat bersih dan rapi, tidak memiliki lahan untuk apotik
hidup. Namun tidak tersedia Tempat Pembuangan Sampah Sementara
(TPS). Dalam masalah sampah di sekolah, perlu disediakan TPS yang
berfungsi sebagai tempat sampah dan tempat pengumpulan sampah
sementara di sekolah dari seluruh ruangan untuk mempermudah
pengangkutan dan pemusnahan sampah. Penanganan sampah yang tidak
memenuhi syarat kesehatan dapat menjadi tempat berkembang biaknya
vektor penyakit seperti lalat, tikus, dan kecoak. Selain itu dapat juga
menyebabkan pencemaran tanah dan menimbulkan gangguan
kenyamanan dan estetika. Untuk itu di setiap kelas harus tersedia
tempat pembuangan sampah sementara.
2. Ruang Kelas, Ruang Guru, dan Ruang Kepala Sekolah
Hasil observasi/inspeksi kesehatan lingkungan seperti terlihat dalam tabel
2 dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Kondisi Ruang Kelas
Ruang kelas yang diobservasi adalah ruang kelas V SDN Radusari
dengan komponen yang seluruhnya memenuhi syarat, yaitu:
1) Lantai rata, kedap air dan tidak licin sehingga mudah dibersihkan
dan mengurangi risiko terpelesetnya pengguna ruangan.
2) Langit-langit ruangan sudah memenuhi syarat yaitu tinggi minimal
3 meter. Didalam Keputusan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 1429/MENKES/SKXII/2006 menyebutkan
bahwa tinggi langit-langit minimal 3 meter dan lantai harus terbuat
dari bahan yang kuat, kedap air, permukaan rata, tidak retak, tidak
licin dan mudah dibersihkan.
3) Kepadatan anak perkelas telah memenuhi persyaratan yaitu
minimal 1,75m. Di SDN Randusari kepadatan ruang kelas adaah
2,04m/ anak.
Sedangkan Komponen yang tidak memenuhi syarat yaitu,
1) Jarak antara papan tulis dengan kursi terdepan <2,5m, di SDN
Randusari jarak papan tulis dengan kursi terdepan hanya 1,5 meter.
2) Lantai di depan papan tulis tidak ditinggikan 40cm.
b. Kondisi Ruang Guru

Hasil pengukuran peengukuran suhu, kelembaban, pencahayaan dan


kebisingan. Adapun hasil dari pengukuran tersebut adalah sebagai berikut:
a) Didalam Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 1429/MENKES/SKXII/2006 tidak menyebutkan
persyaratan suhu dan kelembaban di dalam suatu ruangan,
padahal persyaratan tersebut diperlukan untuk mengetahui
kualitas fisik ruangan. Oleh karena itu dalam pembahasan
ini mengacu pada Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor:
1405/MENKES/SK/XI/2002, tentang Persyaratan
Kesehatan Lingkungan Kerja Perkantoran dan Industri,
yang menyebutkan parameter suhu ruangan 18-280C dan
parameter kelembaban 40 - 60%. Dari hasil pengukuran
ruang kelas yang diukur suhunya didapatkan hasil tidak
memenuhi syarat karena suhunya terlalu tinggi yaitu
32,10oC. Suhu udara ruang yang melebihi batas syarat maka
hunian di dalam ruang kurang nyaman dan suhu yang
terlalu rendah menyebabkan keadaan ruangan menjadi
lembab sehingga akan menjadi media yang baik untuk
mempercepat pertumbuhan mikroorganisme.
b) Hasil pengukuran kelembaban di kelas V didapatkan hasil
yang tidak memenuhi syarat, karena kelembaban terlalu
tinggi yaitu70,76%. Udara dengan kelembaban tinggi
memiliki konsentrasi air di udara jauh lebih banyak dari
pada konsentrasi air pada tubuh. Akibatnya, sebagian air
yang tidak dibutuhkan tubuh dalam bentuk keringat dan
urine akan lebih susah untuk menguap karena tertahan
untuk keluar. Ini menyebabkan tubuh merasa gerah. Selain
itu dengan kelembaban udara yang tidak memenuhi syarat
(tinggi) akan menyebabkan jumlah kuman di dalam kelas
meningkat karena dengan kelembaban udara yang tinggi
akan memberikan kesempatan yang baik bagi
mikroorganisme untuk tumbuh dan berkembang
3) Hasil pengukuran pencahayaan didapatkan pencahayaan di 25%
ruang berada dibawah nilai ambang batas yaitu kurang dari 200 lux.
Didalam Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1429/MENKES/SKXII/2006 menyebutkan untuk parameter pencahayaan
200-300 lux dan tidak silau. Pencahayaan (Lux) yang terlalu rendah akan
berpengaruhterhadap proses akomodasi mata yang terlalu tinggi, sehingga
akanberakibat terhadap kerusakan retina pada mata.Upaya agar
pencahayaan dalam ruang kelasmemenuhi baku mutu maka perlu ditambah
jendela atau genting kaca, sehingga cahaya matahari bisa masuk dalam
kelas.
4) Hasil pengukuran kebisingan sesaat di 4 ruangan kelas seluruhnya
tidak memenuhi syarat karena melebihi baku mutu (melebihi 45 dB(A)).
Didalam Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1429/MENKES/SKXII/2006 menyebutkan untuk parameter kebisingan
ruang kelas tidak melebihi 35-45 dB(A).

Lantai terbuat dari bahan keramik berwarna terang sehingga mudah dibersihkan
dan tidak licin. Terdapat jendela dena bukaan keluar pada bagian timur dan barat
dinding. Sirkulasi udara cukup yang berasal dari jendela dan ventilasi.Tetapi pada
ventilasi tidak terdapat strimin sehingga memungkinkan vektor untuk masuk ke
ruangan.

Anda mungkin juga menyukai