Anda di halaman 1dari 7

1: PENGERTIAN DRK

Diskusi Refleksi Kasus (DRK) adalah suatu metode pembelajaran dalam


merefleksikan pengalaman perawat dan bidan yang aktual dan menarik dalam
memberikan dan mengelola asuhan keperawatan dan kebidanan di lapangan
melalui suatu diskusi kelompok yang mengacu pada pemahaman standar yang
ditetapkan.

Pokok Bahasan 2: TUJUAN DRK

Diskusi Refleksi Kasus (DRK) mempunyai tujuan sebagai berikut:


1. Mengembangkan profesionalisme perawat dan bidan.
2. Meningkatkan aktualisasi diri.
3. Membangkitkan motivasi belajar.
4. Wahana untuk menyelesaikan masalah dengan mengacu pada standar
keperawatan/kebidanan yang telah ditetapkan.
5. Belajar untuk menghargai kolega untuk lebih sabar, lebih banyak
mendengarkan, tidak menyalahkan, tidak memojokkan dan meningkatkan
kerja sama.

Pokok Bahasan 4: MELAKUKAN LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN DRK

A. Memilih/Menetapkan Kasus Yang Akan Didiskusikan

Topik–topik bahasan yang ditetapkan untuk didiskusikan dalam DRK antara


lain:
 Pengalaman pribadi perawat/bidan yang aktual dan menarik dalam
menangani kasus/pasien di lapangan baik di rumah sakit/puskesmas.
Pengalaman dalam mengelola pelayanan keperawatan/kebidanan dan isu-
isu strategis.
 Pengalaman yang masih relevan untuk dibahas dan akan memberikan
informasi berharga untuk meningkatkan mutu pelayanan.

Proses diskusi ini akan memberikan ruang dan waktu bagi setiap peserta
untuk merefleksikan pengalaman, pengetahuan serta kemampuannya, dan
mengarahkan maupun meningkatkan pemahaman perawat/bidan terhadap
standar yang akan memacu mereka untuk melakukan kinerja yang bermutu
tinggi.

B. Menyusun Jadwal Kegiatan

Jadwal kegiatan DRK adalah daftar kegiatan yang harus dilaksanakan dalam
kurun waktu yang telah ditetapkan dan disepakati. Kegiatan DRK disepakati
dalam kelompok kerja, baik di puskesmas maupun di rumah sakit (tiap
ruangan). Kegiatan DRK dilakukan minimal satu kali dalam satu bulan dan
sebaiknya jadwal disusun untuk kegiatan satu tahun. Dengan demikian para
peserta yang telah ditetapkan akan mempunyai waktu yang cukup untuk
mempersiapkannya.

Setiap bulan ditetapkan dua orang yang bertugas sebagai penyaji dan
fasilitator/moderator selebihnya sebagai peserta demikian seterusnya,
sehingga seluruh anggota kelompok akan mempunyai kesempatan yang sama
berperan sebagai penyaji, fasilitator/moderator maupun sebagai peserta.
Peserta dalam satu kelompok diupayakan antara 5 – 8 orang.

Contoh:
JADWAL KEGIATAN DRK
Ruang P. Dalam /SERUNI Rumah Sakit Sleman Tahun 2005

No Topik Bahasn Waktu/Bulan Penyaji Moderator Ket.


1. Kekeliruan memberi 14 januari Br .Salim Br. Taslim
obat

2. Pengisian 16 Februari Zr. Ita Sr. Rike


dokumentasi Askep

3. Askep Thypoid 15 Maret Zr. Aisah Br. Jono

4. Menghitung cairan 12 April Zr Ani Zr. Ida

5. Melepas infus pada 15 Mei Zr. Titi Zr. Ike


pasien gelisah

6. Pemasangan NGT 14 Juni Br. Zr. Nini


Usman
7. Serah terima Sift 12 juli Br. Br. Salim
Taslim
dst dst dst dst dst

C. Waktu Pelaksanaan

Waktu yang dibutuhkan untuk melakukan kegiatan tersebut minimal 60


menit, dengan perincian sebagai berikut:
 Pembukaan : 5 menit
 Penyajian : 15 menit
 Tanya jawab : 30 menit
 Penutup/rangkuman : 10 menit
D. Peran Masing-Masing Personal Dalam DRK

Dalam Diskusi Refleksi Kasus (DRK) ditetapkan suatu aturan main yang
harus dipatuhi oleh semua peserta agar diskusi tersebut dapat terlaksana dengan
tertib. Ada 3 peran yang telah disepakati dan dipahami dalam pelaksanaan DRK
yaitu:
1. Peran penyaji
2. Peran peserta
3. Peran fasilitator/moderator

1. Peran penyaji
 Menyiapkan kasus klinis keperawatan/kebidanaan yang pernah dialami
atau pernah terlibat didalamnya yang merupakan kasus menarik baik
kasus yang lalu maupun kasus-kasus saat ini. Selain kasus klinis dapat
pula dipilih kasus manajemen dan pengalaman keberhasilan dalam
pelayanan.
 Menjelaskan kasus yang sudah disiapkan. Alokasi waktu 10 – 20
menit.
 Menyimak pertanyaan yang disampaikan.
 Memberikan jawaban sesuai dengan pengetahuan dan pengalaman
nyata yang telah dilakukan dan merujuk pada standar yang relevan atau
SOP yang berlaku.
 Mencatat hal-hal penting selama proses DRK.

2. Peran peserta
 Mengikuti kegiatan sampai selesai diakhiri dengan mengisi daftar
hadir.
 Memberikan perhatian penuh selama kegiatan.
 Mempunyai hak untuk mengajukan pertanyaan/pernyataan, minimal
satu pertanyaan dengan alokasi waktu keseluruhan 20-30 menit:
- Dalam mengajukan pertanyaan agar merujuk pada standar.
- Tidak dibenarkan untuk mengajukan pertanyaan/pernyataan yang
sifatnya menyalahkan atau memojokkan.
- Tidak dibenarkan untuk mendominasi pertanyaan.
- Pertanyaaan berupa klarifikasi dan tidak bersifat menggurui.
3. Peran fasilitator/moderator
 Mempersiapkan ruangan diskusi dengan mengatur posisi tempat duduk
dalam bentuk lingkaran sehingga peserta dapat saling bertatap muka
dengan leluasa.
 Membuka pertemuan:
- Mengucapkan selamat datang.
- Menyampaikan tujuan pertemuan.
- Membuat komitmen bersama dengan seluruh anggota diskusi
tentang lamanya waktu diskusi (kontrak waktu).
- Menyampaikan tata tertib diskusi.
 Mempersilahkan penyaji untuk menyampaikan kasusnya selama 10 –
20 menit.
 Memberikan kesempatan kepada peserta untuk mengajukan
pertanyaan secara bergilir selama 30 menit.
 Mengatur lalu lintas pertanyaan–pertanyaan yang diajukan oleh
peserta dan klarifkasi bila ada yang tidak jelas.
 Merangkum hasil diskusi.
 Melakukan refleksi terhadap proses diskusi dengan meminta peserta
untuk menyampaikan pendapat dan komentarnya tentang diskusi
tersebut.
 Membuat kesimpulan hasil refleksi dan menyampaikan isu-isu yang
muncul.
 Meminta kesepakatan untuk rencana pertemuan berikutnya.
 Menutup pertemuan dengan memberikan penghargaan kepada seluruh
peserta dan berjabat tangan.
 Membuat laporan hasil diskusi sesuai format dan menyimpan laporan
DRK pada arsip yang telah ditentukan bersama.

E. Penulisan Laporan

Setelah melakukan kegiatan, langkah berikutnya adalah menyusun laporan


DRK. Agar kegiatan DRK dapat diketahui dan dibaca oleh pimpinan,
anggota kelompok maupun teman sejawat lainnya maka kegiatan tersebut
harus dicatat/didokumentasikan sebagai laporan. Bentuk laporan dikemas
dengan menggunakan suatu format yang antara lain berisikan:
 Nama peserta yang hadir
 Tanggal, tempat dan waktu pelaksanaan
 Isu-isu atau masalah yang muncul selama diskusi
 Rencana tindak lanjut berdasarkan masalah
 Lampiran laporan menyertakan daftar hadir yang ditandatangani oleh
semua peserta.

Contoh format:

Laporan Diskusi Refleksi Kasus (DRK)

Nama Ruangan :
Keperawatan/Kebidanan :
Tanggal Pelaksanaan :
Topik Diskusi Kasus :
Masalah/isu yang muncul :
1.
2.
3.

Rencana Tindak Lanjut :

No. Kegiatan No. Indikator


1. 1.
2. 2.
3. 3.

Nama peserta yang hadir :

No. Nama Peserta Tanda Tangan


1.
2.
3.
dst

IV. REFERENSI

Hennesy, D, 2001, Handout Reflective Case Discussion, disampaikan pada


tutorial SPMKK di Yogyakarta tahun 2001 (tidak dipublikasi

Anda mungkin juga menyukai