ASUHAN KEPERAWATAN
PADA PASIEN Ny. ‘S’
DENGAN DIAGNOSA MEDIS Cedera Otak Berat + Post Craniotomy
DI RUANG High Care Unit ASOKA
RSUD JOMBANG
DEPARTEMEN
KEPERAWATAN KRITIS
Disusun Oleh:
Kelompok Stase Kritis
33
PENGALAMAN BELAJAR PROFESI
PROGRAM STUDI PROFESI NERS
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
INSAN CENDEKIA MEDIKA JOMBANG
Jl. Kemuning No. 57 A Candimulyo Jombang, Telp. 0321-8494886
Email: stikes.icme@yahoo.com
I. PENGKAJIAN
A. Tanggal Masuk : 2 Februari 2020
B. Jam masuk : 01.00 WIB
C. Tanggal Pengkajian : 29 Februari 2020
D. Jam Pengkajian : 12.30 WIB
E. No.RM : 476xxx
F. Identitas
1. Identitas pasien
a. Nama : Ny. “S”
b. Umur : 54 tahun
c. Jenis kelamin : Perempuan
d. Agama : Islam
e. Pendidikan : SMP
f. Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
g. Alamat : Plosorejo Bandar Kedung Mulyo Jombang
h. Status Pernikahan : Menikah
2. Penanggung Jawab Pasien
a. Nama : Ny. “A”
b. Umur : 30 tahun
c. Jenis kelamin : Perempuan
d. Agama : Islam
e. Pendidikan : SMA
f. Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
g. Alamat : Plosorejo Bandar Kedung Mulyo Jombang
34
h. Hub. Dengan PX : Anak
G. Riwayat Kesehatan
1. Keluhan Utama : keluarga pasien mengatakan ada secret di lubang dan
terdengar suara grok-grok
2. Riwayat Kesehatan Sekarang
Keluarga mengatakan pasien kecelakaan lalu lintas saat pulang dari pasar
dengan truk (tanggal 1 Februari 2020 jam 15.00 WIB) saat kejadian pasien
tidak sadar kemudian di bawa ke RSUD Kertosono disana sudah dilakukan
intiubasi dan di diagnosa Cedera Otak Berat. Kemudian tanggal 2 Februari
2020 pasien dirujuk ke RSUD JOMBANG, pukul 01.00 WIB sampai RSUD
JOMBANG di IGD didapatkan keadaan umum lemah, jahitan di frontal kanan
(8 jahitan) frontal kiri (2 jahitan), GCS 1 x 2, fraktur radius kanan, dan
diagnosa Cedera Otak berat. Di IGD pasien mendapatkan terapi ETT +
Ventilator, infus Nacl 0,9 % 14 tpm, injeksi ketorolak 30 mg, injeksi ranitidin
25 mg, injeksi tetagan 200 mg IM, injeksi phenytoin 700 mg/30 menit, vit K
120 mg, injeksi ceftriaxone 1 gram, injeksi gentamisin 80 mg, injeksi citicolin
500 mg, manitol 200cc, injeksi ventanil 10 mg, injeksi profanolol 10 mg,
injeksi milos 4 mg dan dipasang NGT. Setelah diobservasi pasien dipindahkan
ke ICU Sental, disana pasien dari tanggal 2 Februari 2020 – 10 Februari 2020.
Tanggal 3 Februari 2020 pasien menjalani operasi Craniotomy. Tanggal 6
Februari pasien menjalani operasi Trakeostomi. Di ICU Sentral pasien
mendapatkan terapi infus Nacl 0,9 % 1500cc/24 jam, injeksi dexketoprofen 3
x 50 mg, phenytoin 3 x 100 mg, ranitidin 2 x 50 mg, piracetam 4 x 3 gram,
manitol 6 x 100cc, nimodipin 100 mg/24 jam, sonde 6 x 200cc/24 jam .
Tanggal 10 Februari pasien dipindahkan ke HCU ASOKA, saat pengkajian
tanggal 29 Februari 2020 didapatkan pasien terpasang trakeostomi dengan O2
NRMB 10 lpm, terpasang infus di tangan kanan, terpasang NGT, terpasang
cateter, keadaan umum lemah, penurunan kesadaran : apatis, GCS 4 X 4,
dispnea, produksi sputum berlebihan, pola nafas takipnea. Di HCU ASOKA
pasien mendapatkan terapi O2 NRBM 10 lpm, Infus tutofusin 1000cc/24 jam,
Infus Nacl 0,9 % 500cc/24 jam, Injeksi meropenem 3 x 1gram (1 – 1 – 1),
Injeksi asetyl 3 x 200 mg (1 – 1 – 1), Injeksi phenytoin 3 x 100 mg (1 – 1 – 1),
Injeksi piracetam 3 x 3 gram (1 – 1 – 1), Injeksi paracetamol 3 x 1 gram (1 – 1
– 1), Nebul ventolin 3 x 1 (1 – 1 – 1), Sonde 6 x 200 cc/ 24 jam .
35
3. Riwayat Kesehatan Dahulu
Keluarga mengatakan pasien mempunyai riwayat penyakit Hipertensi,
keluarga mengatakan pasien tidak pernah mengkonsumsi obat penuurun
tekanan darah. Dan kalaupun sakit hanya sakit biasa seperti batuk dan pilek.
I. Pengkajian
a. Vital Sign
Tekanan Darah : 140/90 mmHg Nadi :89 kali/menit
Suhu : 37 0 C RR : 34 kali/menit
39
b. Kesadaran : apatis
GCS :4X4
c. Keadaan Umum
a. Status gizi : Gemuk Normal Kurus
Berat Badan : 90 kg Tinggi Badan : 160 cm
b. Sikap : Tenang Gelisah Menahan nyeri
d. Pemeriksaan Fisik
1) Breathing (B1)
a. Bentuk dada: normal simetris kanan kiri
b. Frekuensi nafas : 34 kali/menit
c. Kedalaman nafas : dangkal
d. Jenis pernafasan : pernafasan dada
e. Pola nafas : abnormal (takipnea)
f. Retraksi otot bantu : tidak ada
g. Irama nafas : irreguler
h. Ekspansi paru : ada, simetris kanan kiri
i. Vocal fremitus : normal
j. Nyeri : tidak ada
k. Batas paru : mid clavicula line, anterior axilla line, supra sternal notch,
sternal angle, xipoid
l. Suara nafas : vesikuler
m. Suara tambahan :
+ - - -
Ronki - - Whezzing - -
- - - -
2) Blood (B2)
a. Ictus cordis : tidak tampak dan tidak teraba
b. Nyeri : tidak ada
c. Batas jantung :
batas kanan : ICS V pada linea parasternal dextra
40
batas kiri : ICS VI garis anterior axilla sinistra
d. Bunyi jantung : S1 S2 Tunggal
e. Suara tambahan : tidak ada
f. Pemeriksaan penunjang : tidak ada
g. Data lain : tidak ada
3) Brain (B3)
a. Kesadaran : apatis
b. GCS : 4 x 4
c. Reflek fisiologis : tidak ada
d. Reflek patologis : tidak ada
e. Pemeriksaan penunjang : CT-Scan
f. Data lain : tidak ada
4) Bladder (B4)
a. Kebiasaan miksi : terpasang cateter
b. Pola miksi : terpasang cateter
c. Warna urine : kuning agak oren
d. Jumlah urine : 2300cc/24jam
e. Pemeriksaan penunjang : tidak ada
f. Data lain : pasien terpasang kateter
5) Bowel (B5)
a. Bentuk abdomen : soepel
b. Kebiasaan defekasi : 1 kali/ 24 jam
c. Pola defekasi : normal
d. Warna feses : kuning kecoklatan
e. Kolostomi : tidak ada
f. Bising usus : 20 kali/menit
g. Pemeriksaan penunjang : tidak ada
h. Data lain : tidak ada
6) Bone (B6)
a. Kekuatan otot:
41
1 3
5 3
b. Turgor : ≤ 2 detik
c. Odem : tidak ada
d. Nyeri : tidak ada
e. Warna kulit : sawo matang
f. Akral : hangat
g. Sianosis : tidak ada
h. Parese : tidak ada
i. Alat bantu : tidak ada
j. Pemeriksaan penunjang : tidak ada
k. Data lain : inspeksi : tidak ada bengkak, kemerahan palpasi : tidak ada
bengkak, deformitas, crepitasi. Terdapat luka dukibitus di bagaian
pantat pasien slukanya sekitar 5 cm dan tangan kanan pasien habis
operasi dipergelangan tangan
e. Terapi Medik
a) O2 NRBM 10 lpm
b) Infus tutofusin 1000cc/24 jam
c) Infus Nacl 0,9 % 500cc/24 jam
d) Injeksi meropenem 3 x 1gram (1 – 1 – 1)
e) Injeksi asetyl 3 x 200 mg (1 – 1 – 1)
f) Injeksi phenytoin 3 x 100 mg (1 – 1 – 1)
g) Injeksi piracetam 3 x 3 gram (1 – 1 – 1)
h) Injeksi paracetamol 3 x 1 gram (1 – 1 – 1)
i) Nebul ventolin 3 x 1 (1 – 1 – 1)
j) Sonde 6 x 200 cc/ 24 jam
42
Laboratorium
Batang - 3–5 %
Segmen 92 50 – 70 %
Limfosit 4 25 – 40 %
Monosit 4 2–8 %
Golongan Darah O
Koagulasi
PPT 10 11 – 15 Detik
APTT 21 25 - 35 Detik
43
Kimia Darah
Gula darah sewaktu 111 <200 mg/dl
Kreatinin 0,68 0,60 – 1,10 mg/dl
SGOT 52 13 – 35 U/l
SGPT 46 7 – 35 U/l
Natrium 144 135 – 147 mEq/l
Kalium 3,72 3,5 – 5,0 mEq/l
O2 sat 99,8 94 – 98 %
44
Laboratorium
Batang - 3–5 %
Segmen 89 50 – 70 %
Limfosit 6 25 – 40 %
Monosit 5 2–8 %
45
Hasil Ct-Scan
Nama : Ny. “S” Tanggal : 17 Februari 2020
No. RM : 476xxx Ruang : HCU ASOKA
Hasil Thorax
Nama : Ny. “S” Tanggal : 17 Februari 2020
No. RM : 476xxx Ruang : HCU ASOKA
Hasil :
Cardiomegali dengan elongasio aorta
Pneumonia
46
II. ANALISA DATA
NO. DATA ETIOLOGI MASALAH
1. DS : - Hipersekresi jalan Bersihan jalan nafas
nafas
DO :
a) Keadaan umum pasien tenang
b) Kesadaran : sopor koma
c) GCS : 4 X 4
d) Pasien tidak mampu batuk efektif
e) Dispnea
f) Sputum berlebih
g) Suara nafas tambahan
+ -
Ronki - -
- -
DO :
a) Kekuatan otot
1 3
5 3
b) Pasien lemas
c) Tangan kanan pasien terdapat bebat
luka habis operasi
d) Kebutuhan ADL pasien tergantung
47
total
e) Kaki kiri pasien dapat bergerak
dengan baik
f) TTV :
TD : 140/90 mmHg
N : 89 kali/menit
S : 37 0 C
RR : 34 kali/menit
SpO2 : 96%
48
IV. RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN
49
2 : cukup memburuk bronkodilator, ekspektoran,
3 : sedang mukolitik, jika perlu
4 : cukup membaik
5 : membaik
2. Kurangi ketidaknyamanan
1) Kekeuatan tubuh bagia atas
fisik pasien yang bisa
(4)
memepengaruhi fungsi
2) Kekuatan tubuh bagian bawah
kongnitif, pemantauan diri
(4)
dan diri dan pengaturan
3) Koordinasi dari pergerakan
aktivitas pasien
(4)
3. ajarkan pasien menegnai
4) Kekutan tangan (4)
penegelolahan kegiatan
kelelahan.
4. Instruksikan pasien
menegnai kelelahan
menigkatkan energi
procedure invansivf
Setalah dilakukantindakan 1. Monitor tanda dan gejala
50
keperawatan selama 3x24 jam infeksi
didapatkan hasil ;
2. 2. Tingkatkan asupan nutrisi
antibiotic
V. IMPLEMENTASI
NO. HARI/ JAM TINDAKAN KEPERAWATAN PARAF
DX TGL
1. Senin 09.00 Manajemen jalan napas A
2 Maret WIB Observasi :
2020 b. Memonitor pola napas
Frekuensi : 30 kali/menit
Kedalaman : dangkal
c. Memonitor bunyi napas tambahan
+ +
Ronki - -
- -
Di ICS ke - 2
d. Monitor sputum
Warna : kuning kental
51
Terapeutik :
e. Memposisikan semi fowler
f. Memberikan minum hangat (sonde 200 cc)
g. Melakukan fisioterapi dada
h. Memberikan oksigen
Edukasi :
i. Menganjurkan asupan cairan 2000 ml/hari, jika
tidak ada kontraindikasi
j. Mengajarkan teknik batuk efektif
Kolaborasi :
1) Injeksi meropenem 3 x 1gram (1 – 1 – 1)
2) Injeksi asetyl 3 x 200 mg (1 – 1 – 1)
3) Injeksi phenytoin 3 x 100 mg (1 – 1 – 1)
4) Injeksi piracetam 3 x 3 gram (1 – 1 – 1)
5) Injeksi paracetamol 3 x 1 gram (1 – 1 – 1)
+ +
Whezzing - -
- -
c. Monitor sputum
Warna : kuning kental
Terapeutik :
a. Memposisikan semi fowler
b. Memberikan minum hangat (sonde 200 cc)
c. Melakukan fisioterapi dada
d. Memberikan oksigen
52
Edukasi :
a. Menganjurkan asupan cairan 2000 ml/hari, jika
tidak ada kontraindikasi
b. Mengajarkan teknik batuk efektif
Kolaborasi :
1) Injeksi meropenem 3 x 1gram (1 – 1 – 1)
2) Injeksi asetyl 3 x 200 mg (1 – 1 – 1)
3) Injeksi phenytoin 3 x 100 mg (1 – 1 – 1)
4) Injeksi piracetam 3 x 3 gram (1 – 1 – 1)
5) Injeksi paracetamol 3 x 1 gram (1 – 1 – 1)
53
9) Injeksi piracetam 3 x 3 gram (1 – 1 – 1)
10) Injeksi paracetamol 3 x 1 gram (1 – 1 – 1)
aktivitas pasien
menigkatkan energy
54
2. Kurangi ketidaknyamanan fisik pasien
aktivitas pasien
menigkatkan energy
aktivitas pasien
55
3. ajarkan pasien menegnai penegelolahan
menigkatkan energy
menghindari infeksi
56
keluarga pasien setalh atau akan menyentuh
pasien
pemberian antibiotic
menghindari infeksi
pasien
57
pemberian antibiotic
menghindari infeksi
pasien
pemberian antibiotic
59
VI. EVALUASI
NO. NO. DX HARI/ JAM EVALUASI PARAF
TGL
1. 1 Senin 13.00 S : - A
2 WIB O :
Maret a) Keadaan umum pasien tenang
2020 b) Kesadaran : sopor koma
c) GCS : 4 X 4
d) Pasien tidak mampu batuk efektif
e) Dispnea
f) Produksi sputum berkurang
g) Suara nafas tambahan
+ -
Ronki - -
- -
60
2. 1 Selasa 13.00 S : - A
3 WIB O :
Maret a) Keadaan umum pasien tenang
2020 b) Kesadaran : sopor koma
c) GCS : 4 X 4
d) Pasien belum mampu batuk efektif
e) Dispnea
f) Produksi sputum berkurang dari kemarin
g) Suara nafas tambahan
+ -
Ronki - -
- -
3. 1 Rabu 13.00 S : - A
4 WIB O :
Maret a) Keadaan umum pasien tenang
2020 b) Kesadaran : sopor koma
c) GCS : 4 X 4
d) Pasien tidak mampu batuk efektif
e) Dispnea
61
f) Produksi sputum berkurang
g) Suara nafas tambahan
+ -
Ronki - -
- -
digerakan
A : intoleransi aktivitas
P: lanjutkan intervensi (1,2,3,4,5)
2 2 Selasa 13.00 S : keluarga pasien mengatakan kaki kanan yang
3 WIB dapat di gerakan untuk yang lain tidak dapat
Maret bergerak secara baik
2020 O:
a) Kekeuatan tubuh bagia atas sulit untuk digerakan
62
b) Kekuatan tubuh bagian bawah masih sulit untuk
digerakan
digerakan
63
Maret O : Sputum purulent pasien ketal berwarna putih
2020
Tidak terdapat drainase Drainase purulent karena luka
64