II. Pembahasan
Potensi lestari sumberdaya ikan laut Indonesia diperkirakan sebesar 7,3 juta ton per
tahun yang tersebar di perairan wilayah Indonesia dan perairan Zona Ekonomi Eksklusif
Indonesia (ZEEI) (Komnas Kajiskan, 2013). Dari seluruh potensi sumberdaya ikan tersebut,
jumlah tangkapan yang diperbolehkan (JTB) sebesar 5,8 juta ton per tahun atau sekitar 80
persen dari potensi lestari, dan baru dimanfaatkan sebesar 5,4 juta ton pada tahun 2013 atau
baru 93% dari JTB, sementara total produksi perikanan tangkap (di laut dan danau) adalah
5,863 juta ton. Potensi mikro flora-fauna kelautan juga belum tereksplorasi sebagai
penyangga pangan fungsional pada masa depan.
Provinsi Lampung memiliki wilayah pesisir yang luas dengan garis pantai lebih
kurang 1.105 km dan 69 pulau-pulau kecil dengan beragam jenis habitat yang berbeda,
termasuk lingkungan yang dibuat manusia, seperti tambak udang dan perkotaan. Luas
wilayah pesisir sekitar 440.010 ha dan luas perairan laut dalam batas 12 mil adalah 24.820,0
km2 yang merupakan bagian wilayah Samudera Hindia (pantai barat Lampung), Selat Sunda
(Teluk Lampung dan Teluk Semangka), dan Laut Jawa (pantai timur Lampung). Dengan
wilayah pesisir dan laut yang cukup luas, sektor perikanan merupakan salah satu unggulan di
Provinsi Lampung. Disebutkan bahwa Lampung juga mempunyai lahan potensial untuk
budidaya air payau, baik untuk pembesaran ikan/udang maupun pembenihan dengan luas
mencapai 61.200 hektare (ha), Potensi tersebut menyebar di pantai timur Lampung yang
membentang dari utara sampai selatan seluas 52.500 ha, Teluk Lampung 700 ha, Teluk
Semangka 2.000 ha dan pantai barat seluas 5.000 ha.
Komoditas yang potensial untuk dikembangkan secara budidaya adalah udang, ikan
bandeng, ikan kakap dan ikan kerapu. Secara umum produksi perikanan di Lampung
dihasilkan berdasarkan dua jenis, yaitu: perikanan tangkap dan perikanan budidaya. Potensi
Produksi Perikanan Tangkap dan Budidaya di Provinsi Lampung dapat dilihat pada tabel
dibawah ini
Perikanan Tangkap di Teluk Bandar Lampung
No Komoditi Produksi Ton/Tahun Potensi dan Lokasi
1 Tuna 539,20 Pantai Barat Lampung panjang garis
pantai 210 km
2 Cakalang 678,20 Potensi perikanan Lampung 388.000
ton/tahun
3 Tongkol 6.973,30 Pemanfaaatan 27.052,6 ton
Sumber: Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Lampung
Provinsi Lampung merupakan daerah yang memiliki potensi yang cukup besar bagi
kegiatan perikanan serta prospek yang baik bagi perkembangan di masa yang akan datang.
Salah satu kegiatan perikanan tangkap di Provinsi Lampung terletak di daerah Lempasing,
dimana daerah ini terletak di wilayah selatan Sumatera dari Bengkulu serta berhubungan
langsung dengan Samudera Hindia (Ayuni, 2002). Pelabuhan Pendaratan Ikan (PPI)
Lempasing merupakan salah satu tempat pendaratan ikan yang berada di Kota Bandar
Lampung (Aziza, 2000). Selain PPI Lempasing, terdapat juga Pelabuhan Pendaratan Ikan
(PPI) Gudang Lelang Teluk Betung yang menjadi pusat kegiatan pendaratan ikan di Kota
Bandar Lampung. Untuk mengetahui produksi ikan laut menurut jenisnya di Kota Bandar
Lampung dapat dilihat pada Tabel dibawah ini
Provinsi Lampung tercatat sebagai daerah penghasil udang terbesar di Indonesia. Dari
produksi udang nasional sebanyak 348.100 ton, sebanyak 45 persen dihasilkan dari wilayah
Lampung. Komoditas udang masuk dalam lima produk unggulan ekspor nonmigas Indonesia.
Tercatat pada 2013 volume ekspor komoditas kelautan dan perikanan di Provinsi Lampung
mengalami pertumbuhan sebesar 19,18 persen dari sebelumnya yang mengalami kontraksi
sebesar -18,10 persen.
Daerah Potensi Perikanan Budidaya Tambak di Tulang Bawang
Pada Tahun 2002, hasil-hasil produksi perikanan Tulang Bawang bahkan telah
mampu menembus pasar internasional, dengan melakukan eksport ke negara Amerika,
Hongkong, dan Jepang. Total volume eksport ke 3 negara tersebut adalah sebesar 8.734,40
ton, dan nilai eksport sebesar 96.078.400 US Dolar. Kabupaten Tulang Bawang juga pernah
menjadi sentra budidaya Udang terbesar di Indonesia, bahkan di Asia. Tercatat ada dua
perusahaan besar yang bergerak di bidang budidaya udang, yaitu: PT. Dipasena Citra
Dharmaja, yang berlokasi di Kecamatan Rawa Jitu Timur dan PT. Centra Pertiwi Bahari,
yang berlokasi di Kec. Gedung Meneng.
Di sektor perikanan, dengan memiliki luas wilayah perairan yang terdiri dari laut,
sungai dan rawa yang cukup menjanjikan untuk dikembangkan, dari berbagai komoditas
perikanan berupa ikan, kerang, udang, kepiting, rajungan dan biota laut lainnya, ditafsirkan
dapat dihasilkan Tulang Bawang sebesar 56.400,3 ton per tahun. Sedangkan dari sekitar
1.408 Rumah Tangga Perikanan (RTP), pada tahun 2008 tercatat produksi penangkapan ikan
dari laut adalah sebesar 16.280,19 ton. Kemudian untuk penangkapan di perairan umum
seperti sungai, rawa dan danau, produksi ikan air tawar tahun 2008 adalah sekitar 4.428,18
ton, yang juga telah memenuhi kebutuhan pasar sampai ke Jakarta dan beberapa daerah di
Lampung. Selain itu juga masih ada berbagai produksi perikanan lain dari Kabupaten Tulang
Bawang seperti pada usaha budidaya air payau yang memiliki potensi luas 64.250 Ha, dan
budidaya keramba apung yang saat ini tercatat telah ada 1.464 unit keramba, yang sebagian
besar memanfaatkan potensi Sungai Tulang Bawang yang diperkirakan dapat menampung
sekitar 50.000 unit keramba.
Tidak hanya itu, potensi perikanan Tulang Bawang juga ditunjukkan dari produksi
ikan olahan yang mencapai 1.500 ton per tahun, antara lain yang terdiri dari ikan kering, ikan
asap, ikan asin dan rajungan. Sedangkan guna meningkatkan pelayanan dan kemudahan
dalam memasarkan hasil produksi perikanan, telah dilakukan pembinaan dan pengembangan
terhadap beberapa Tempat Pelelangan Ikan (TPI), yaitu diantaranya Kuala Teladas
Kecamatan Dente Teladas.
III. Penutup
Pelaku utama kelautan dan perikanan mayoritas pada usaha skala kecil sehingga
kurang mendapat akses pembangunan dan model kelembagaan lebih ditujukan kepada peran
aktif masyarakat sebagai subyek pembangunan diwilayahnyaPengembangan sumberdaya
manusia (SDM) di bidang kelautan dan perikanan memiliki peranan strategis dalam
mendukung pencapaian pembangunan kelautan dan perikanan secara keseluruhan. Peranan
strategis tersebut dilaksanakan melalui kegiatan pendidikan, pelatihan dan penyuluhan yang
diarahkan untuk mendorong dan mempercepat peningkatan kapasitas sumber daya manusia
kelautan dan perikanan, sehingga memiliki kapasitas dan kompetensi yang diharapkan untuk
optimalnya pelaksanaan pembangunan kelautan dan perikanan. Keberadaan Undang-undang
nomor 31 tahun 2004 tentang perikanan sebagaiamana telah diubah dengan Undang-Undang
Nomor 45 tahun 2009 dan Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2007 Tentang Pengelolaan
Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang
Nomor 1 Tahun 2014, sebagai legalitas dan dasar eksistensi pengawasan SDKP kedepan.
Disamping ketentuan nasional tersebut, landasan lain yang tidak kalah penting yaitu
ketentuan maupun resolusi Internasional yang mengamanahkan untuk pengawasan dalam
kerangka mengelola sumber daya kelautan dan perikanan yang lestari dan bertanggung
jawab.
IV. Daftar Pustaka
PERATURAN DAERAH PROVINSI LAMPUNG NOMOR 6 TAHUN 2007
TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH (RPJPD)
PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2005 – 2025
Rustiadi E, Saifulhakim S, Panuju DR. 2006. Perencanaan Pengembangan Wilayah.
Laboratorium Perencanaan Pengembangan Sumber daya Lahan. Bogor: Fakultas Pertanian
IPB.
FAO. 2016. The State of World Fisheries and Aquaculture. Roma.
https://kumparan.com/mohamad-aswin/mengenal-kelembagaan-perikanan
Pusat Studi Perikanan FPIK Unpad : Dr.Achmad Rizal,S.Pi.,M.Si.
http://fpik.unpad.ac.id/pusat-studi-sosial-ekonomi-perikanan/
http://www.dpd.go.id/artikel-855-revitalisasi-koperasi-perikanan-menjadi-lembaga-ekonomi-
berbasis-komunitas
http://bandung.bisnis.com/read/20170121/34231/566376/ikpi-ratusan-koperasi-perikanan-di-
indonesia-tidak-aktif
https://pipnews.co.id/nasional/induk-koperasi-perikanan-masih-eksis-dan-mampu-menggelar-
rat/
https://www.bappenas.go.id/files/9514/0374/8633/PEMBANGUNAN_KELAUTAN_DALA
M_RPJMN_2015-2019_jakarta_28_jan_2014.pdf
https://sumatra.bisnis.com/read/20181115/452/859829/rencana-pembangunan-jangka-
menengah-perikanan-budi-daya-jadi-fokus