Anda di halaman 1dari 12

KEPERAWATAN KOMUNITAS

“PEMBERANTASAN PENYAKIT MENULAR DAN PENYEHATAN PERMUKIMAN


LINGKUNGAN”

Disusun Oleh:

Fadilla Suci Amanda (01701004)

Harmita Novia (01701005)

Iin Rahyuni (01701006)

Dosen Mata Kuliah:

Ns. Rista Nora, M.Kep

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes) YPAK PADANG

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

TAHUN AJARAN 2019/2020


Kata pengantar

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kemudahan sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami tidak
akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Sholawat serta salam semoga
terlimpahkan pada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-nantikan
syafaatnya di akhirat nanti.

Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehatnya, baik itu
berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan
pembuatan makalah sebagai tugas dari mata kuliah Keperawatan Komunitas, dengan Judul
“Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan Permukiman Lingkungan”.

Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan didalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik
serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi lebih
baik lagi. Kemudian apabila terdapat kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf yang
sebesar-besarnya.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak khususnya kepada Dosen
Keperawatan Komunitas yang telah membimbing dalam menulis makalah ini. Demikian lah
semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima Kasih

Padang, 3 Desember 2019

Kelompok 3
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Pemberantasan Penyakit Menular


1. Definisi Penyakit Menular
2. Klasifikasi Penyakit Menular
3. Upaya Penanggulan Penyakit Menular
4. Program P2M di Indonesia
B. Penyehatan Permukiman Lingkungan
1. A
2. B
3. C
4. D
5. E
6. F

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan
B. Saran

Daftar Pustaka
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Penyakit menular masih merupakan masalah utama kesehatan masyarakat Indonesia,


disamping mulai meningkatnya masalah penyakit tidak menular. Penyakit menular tidak
mengenal batas-batas daerah administratif, sehingga pemberantasan penyakit menular
memerlukan kerjasama antar daerah, misalnya antar propinsi, kabupaten/kota bahkan antar
negara.

Beberapa penyakit menular yang menjadi masalah utama di Indonesia adalah penyakit
HIV-AIDS, Tuberkulosis Paru, Malaria, Demam Berdarah (DBD), Diare dan penyakit lainnya.
Salah satu penyakit menular yang berbahaya dan bisa menyebabkan kematian adalah penyakit
HIV-AIDS. Jawa Timur menjadi provinsi yang memiliki jumlah kasus HIV-AIDS tertinggi
ketiga setelah DKI Jakarta dan Papua dengan jumlah kasus sebanyak 2.110 HIV-AIDS.
Sementara jumlah kasus HIV-AIDS di Indonesia sebanyak 18.913 (Ditjen PP dan PL Kemenkes
RI, 2012). Selain itu, Jawa Timur merupakan peringkat kedua di Indonesia dalam kasus
Tuberkulosis (TB) tertinggi (Dinkes, 2012).

Pemerintah melakukan berbagai upaya untuk mencegah dan mengendalikan penyebaran


penyakit menular tersebut, antara lain dengan menyediakan fasilitas kesehatan. Fasilitas
kesehatan adalah sarana yang digunakan untuk menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan,
seperti halnya Rumah Sakit baik milik pemerintah maupun swasta dan Puskesmas. Salah satu
fasilitas kesehatan yang diupayakan oleh pemerintah adalah puskesmas. Puskesmas merupakan
kesatuan organisasi fungsional yang menyelenggarakan upaya kesehatan yang bersifat
menyeluruh, terpadu, merata dan dapat diterima serta terjangkau oleh masyarakat dengan peran
serta aktif masyarakat menggunakan hasil perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tepat
guna, dengan biaya yang dapat ditanggung oleh pemerintah dan masyarakat. Upaya tersebut
diselenggarakan dengan menitikberatkan pada pelayanan untuk masyarakat luas guna mencapai
derajat kesehatan yang optimal tanpa mengabaikan mutu pelayanan kepada perorangan (Depkes,
RI 2004). Salah satu fungsi puskesmas adalah memberikan pelayanan kesehatan secara
menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat di wilayah kerjanya. Pelayanan kesehatan yang
diberikan puskesmas meliputi pelayanan pengobatan, upaya pencegahan, peningkatan kesehatan
dan pemulihan kesehatan (Depkes RI, 2004).

Berdasarkan hal tersebut maka identifikasi program penyakit menular di setiap puskesmas
perlu dilakukan dalam rangka meminimalkan jumlah penderita. Salah satu upaya tersebut adalah
memetakan jenis layanan program pemberantasan penyakit menular. Peta tematik adalah
gambaran dari sebagian permukaan bumi yang dilengkapi dengan informasi tertentu. Selain itu
peta tematik merupakan peta yang memberikan suatu informasi mengenai tema tertentu, baik
data kualitatif maupun data kuantitatif. Metode biplot sebagai suatu alat analisis data yang dapat
meringkas informasi dari suatu matrik data yang besar, yaitu menyajikan matrik data yang berisi
baris dan kolom ke dalam suatu plot yang berdimensi dua.

Salah satu penelitian yang dilakukan dengan menggunakan metode biplot adalah Intan
(2012) yang menerapkan metode biplot untuk mengetahui penyebaran kabupaten/kota di Jawa
Timur berdasarkan jaminan kesehatan. Penelitian ini akan melakukan pemetaan kabupaten/kota
berdasarkan Puskesmas yang memiliki program pemberantasan penyakit menular di Provinsi
Jawa Timur dengan menggunakan peta tematik. Selain itu juga dilakukan metode biplot untuk
mengetahui kecenderungan kabupaten/kota di Provinsi Jawa Timur berdasarkan Puskesmas yang
memiliki program pemberantasan penyakit menular.

B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi Penyakit Menular ?
2. Apa saja klasifikasi penyakit menular ?
3. Bagaimana upaya penanggulan penyakit menular ?
4. Bagaimana program P2M di Indonesia ?
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pemberantasan Penyakit Menular


1. Definisi Penyakit Menular

Penyakit menular adalah penyakit yang dapat ditularkan (berpindah dari orang yang
satu keorang yang lain) baik secara langsung ataupun melalui perantara. Suatu penyakit
dapat berpindah dari satu orang ke orang yang lain karena adanya penyebab penyakit
(agent), pejamu (host), dan cara penularan (route of transmission).

Agent penyakit menular dapat berupa virus, riketsia, bakteri, protozoa, jamur dan
cacing. Agar agen penyebab ini bertahan maka harus terjadi perkembangbiakan, berpindah
dari satu host ke host yang lain, mencapai host yang baru dan menginfeksi host yang baru.
Cara penularan biasanya dapat dilakukan dengan kontak, inhalasi, kontaminasi (melalui
makanan dan minuman), penetrasi pada kulit dan infeksi melalui plasenta.

2. Klasifikasi Penyakit Menular


a) Tuberculosis

TBC (Tuberkulosis) yang juga dikenal dengan TB adalah penyakit paru-paru akibat
kuman Mycobacterium tuberculosis. TBC akan menimbulkan gejala berupa batuk yang
berlangsung lama (lebih dari 3 minggu), biasanya berdahak, dan terkadang
mengeluarkan darah. Kuman TBC tidak hanya menyerang paru-paru, tetapi juga bisa
menyerang tulang, usus, atau kelenjar. Penyakit ini ditularkan dari percikan ludah yang
keluar penderita TBC, ketika berbicara, batuk, atau bersin. Penyakit ini lebih rentan
terkena pada seseorang yang kekebalan tubuhnya rendah, misalnya penderita HIV.
b) Aids

Acquired Immune Deficiency Syndrome (disingkat AIDS) adalah sekumpulan


gejala dan infeksi (atau: sindrom) yang timbul karena rusaknya sistem kekebalan tubuh
manusia akibat infeksi virus HIV atau infeksi virus-virus lain yang mirip yang
menyerang spesies lainnya (SIV, FIV, dan lain-lain). Virusnya sendiri bernama
Human Immunodeficiency Virus (atau disingkat HIV) yaitu virus yang memperlemah
kekebalan pada tubuh manusia. Orang yang terkena virus ini akan menjadi rentan
terhadap infeksi oportunistik ataupun mudah terkena tumor. Meskipun penanganan
yang telah ada dapat memperlambat laju perkembangan virus, namun penyakit ini
belum benar-benar bisa disembuhkan.

HIV dan virus-virus sejenisnya umumnya ditularkan melalui kontak langsung


antara lapisan kulit dalam (membran mukosa) atau aliran darah, dengan cairan tubuh
yang mengandung HIV, seperti darah, air mani, cairan vagina, cairan preseminal, dan
air susu ibu. Penularan dapat terjadi melalui hubungan intim (vaginal, anal, ataupun
oral), transfusi darah, jarum suntik yang terkontaminasi, antara ibu dan bayi selama
kehamilan, bersalin, atau menyusui, serta bentuk kontak lainnya dengan cairan-cairan
tubuh tersebut.

c) Hepatitis

Hepatitis adalah istilah umum penyakit yang merujuk pada peradangan yang terjadi
di hati. Hepatitis umumnya disebabkan oleh infeksi virus, meskipun juga dapat
disebabkan oleh kondisi lain. Beberapa penyebab hepatitis selain infeksi virus adalah
kebiasaan minum alkohol, penyakit autoimun, serta zat racun atau obat-obatan tertentu.

Hepatitis dapat disebabkan karena infeksi maupun bukan karena infeksi. Pembagian
jenis hepatitis yang disebabkan oleh infeksi virus adalah sebagai berikut:

1) Hepatitis A : Hepatitis A biasanya ditularkan melalui makanan atau air minum


yang terkontaminasi feses dari penderita hepatitis A yang mengandung virus
hepatitis A.
2) Hepatitis B : Hepatitis B dapat ditularkan melalui cairan tubuh yang terinfeksi
virus hepatitis B. Cairan tubuh yang dapat menjadi sarana penularan hepatitis B
adalah darah, cairan vagina, dan air mani. Karena itu, berbagi pakai jarum
suntik serta berhubungan seksual tanpa kondom dengan penderita hepatitis B
dapat menyebabkan seseorang tertular penyakit ini.
3) Hepatitis C : Hepatitis C dapat ditularkan melalui cairan tubuh, terutama
melalui berbagi pakai jarum suntik dan hubungan seksual tanpa kondom.
4) Hepatitis D : Virus hepatitis D tidak bisa berkembang biak di dalam tubuh
manusia tanpa adanya hepatitis B. Hepatitis D ditularkan melalui darah dan
cairan tubuh lainnya.
5) Hepatitis E : Hepatitis E mudah terjadi pada lingkungan yang tidak memiliki
sanitasi yang baik, akibat kontaminasi virus hepatitis E pada sumber air.

d) ISPA

Infeksi saluran pernapasan akut atau ISPA adalah infeksi di saluran pernapasan,
yang menimbulkan gejala batuk, pilek, disertai dengan demam. ISPA sangat mudah
menular dan dapat dialami oleh siapa saja, terutama anak-anak dan lansia.

Penyebab ISPA adalah virus atau bakteri, yang mudah sekali menular. Penularan
virus atau bakteri penyebab ISPA dapat terjadi melalui kontak dengan percikan air liur
orang yang terinfeksi. Virus atau bakteri dalam percikan liur akan menyebar melalui
udara, masuk ke hidung atau mulut orang lain. Selain kontak langsung dengan percikan
liur penderita, virus juga dapat menyebar melalui sentuhan dengan benda yang
terkontaminasi, atau berjabat tangan dengan penderita.

e) Cacar Air

Cacar air menjadi penyakit menular yang umum menjangkiti anak berusia di bawah
12 tahun. Cacar air sangat mudah menular melalui udara (bersin dan batuk), kontak
langsung dengan air liur penderita, atau cairan dari benjolan cacar yang pecah.
Penyakit ini ditandai dengan demam, sakit tenggorokan, pusing, atau sakit perut yang
diikuti munculnya ruam kulit dan benjolan kecil berisi cairan bening. Saat terjangkit
cacar, anak akan merasa gatal luar biasa. Tapi, menggaruk benjolan akan menimbulkan
bekas luka jika terinfeksi bakteri. Cacar dapat dicegah dengan vaksinasi varicella.

3. Upaya Penanggulangan Penyakit Menular

Penanggulangan kejadian luar biasa penyakit menular dilaksanakan dengan upaya-


upaya sbb:

a) Pengobatan dengan memberikan pertolongan penderita, membangun pos pos


kesehatan ditempat kejadian dengan dukungan tenaga dan obat yang memadai
termasuk rujukan.
b) Pemutusan rantai penularan atau upaya pencegahan misalnya, abatisasi pada KLB
DBD, kaporisasi pada sumur-sumur yang tercemar pada KLB diare, dll.
c) Melakukan kegiatan pendukung yaitu penyuluhan pengamatan, pemantauan dan
logistic.

Upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit (P2P) terdiri dari kegiatan pengamatan
penyakit, pencegahan termasuk imunisasi dan penanggulangan dan pemberantasan
penyakit. Berbagai cara pencegahan dapat diterapkan salah satunya dengan
membangkitkan kekebalan pada masyarakat melalui pelayanan yang dalam
pelaksanaannya diintegrasikan kedalam program-program pelayanan perorangan seperti
KIA, UKS dan kegiatan imunisasi diluar gedung puskesmas.

4. Program P2M Di Indonesia

Berkaitan dengan penanggulangan penyakit menular, maka Dinas Kesehatan bertugas


mengembangkan segala potensi yang ada untuk menjalin kemitraan dan kerja sama semua
pihak yang terkait serta memfasilitasi Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dalam pelaksanaan
manajemen program yang meliputi: perencanaan, pelaksanaan,monitoring dan evaluasi
serta mengupayakan sumber daya (dana, tenaga, sarana dan prasarana).
Selain itu dalam mengatasi hambatan yang dihadapi dan dengan menyesuaikan tugas
pokok dan fungsi serta uraian kegiatan program P2M, maka strategi operasional yang
Selain itu dalam mengatasi hambatan yang dihadapi dan dengan menyesuaikan tugas
pokok dan fungsi serta uraian kegiatan program P2M, maka strategi operasional yang
dilakukan dalam penanggulangan pemberantasan penyakit menular diantaranya melalui:

a) Pemantapan kelembagaan unit pelayanan kesehatan baik pemerintah maupun swasta


dalam penanggulangan penyakit menular dengan strategi DOTS;
b) Peningkatan mutu pelayanan di semua unit pelayanan kesehatan baik pemerintah
maupun swasta;
c) Penggalangan kemitraan dengan organisasi profesi, lintas sektoral, Lembaga
Swadaya Masyarakat (LSM), institusi pendidikan, dan lain-lain;
d) Pemberdayaan masyarakat dalam rangka mendorong kemandiriannya untuk
mengatasi masalah TBC;
e) Penelitian dan pengembangan melalui penelitian lapangan atau kerja sama dengan
institusi pendidikan, LSM, organisasi profesi dan lain-lain dalam upaya
penanggulangan penyakit menular.

B. Penyehatan Permukiman Lingkungan


1. A
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Penyakit menular adalah penyakit yang dapat ditularkan (berpindah dari orang yang satu
keorang yang lain) baik secara langsung ataupun melalui perantara. Suatu penyakit dapat
berpindah dari satu orang ke orang yang lain karena adanya penyebab penyakit (agent), pejamu
(host), dan cara penularan (route of transmission).

Penanggulangan kejadian luar biasa penyakit menular dilaksanakan dengan upaya-upaya


sbb:

a) Pengobatan dengan memberikan pertolongan penderita, membangun pos pos kesehatan


ditempat kejadian dengan dukungan tenaga dan obat yang memadai termasuk rujukan.
b) Pemutusan rantai penularan atau upaya pencegahan misalnya, abatisasi pada KLB
DBD, kaporisasi pada sumur-sumur yang tercemar pada KLB diare, dll.
c) Melakukan kegiatan pendukung yaitu penyuluhan pengamatan, pemantauan dan
logistic.

Upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit (P2P) terdiri dari kegiatan pengamatan
penyakit, pencegahan termasuk imunisasi dan penanggulangan dan pemberantasan penyakit.
Berbagai cara pencegahan dapat diterapkan salah satunya dengan membangkitkan kekebalan
pada masyarakat melalui pelayanan yang dalam pelaksanaannya diintegrasikan kedalam
program-program pelayanan perorangan seperti KIA, UKS dan kegiatan imunisasi diluar gedung
puskesmas.

B. Saran
Daftar Pustaka

https://www.academia.edu/23599787/UPAYA_PENCEGAHAN_DAN_PEMBERAN
TASAN_PENYAKIT_MENULAR

http://gladysalawangi.blogspot.com/2016/11/makalah-tentang-program-
pemberantasan.html

http://www.uki.ac.id/artikel/list_artikel/20171216-program-pemberantasan-dan-
pencegahan-penyakit-menular-di-puskesmas-kelurahan-duren-sawit

https://lifestyle.kompas.com/read/2018/09/02/160000120/penyakit-menular-yang-
sering-terjadi-di-sekolah-?page=all

Anda mungkin juga menyukai