ABSTRACT
Introduction: Antiseptic alcohol is a liquid antiseptic that is often used prior to
insertion of the infusion in preventing the entry of microorganisms. Giving another
antiseptic for skin is Octenidine Dihydrochloride 0.1% which proved effective against
a variety of microorganisms, wound closure, and non-toxic. Octenidine
Dihydrochloride 0.1% are usually not used in the application of an antiseptic before
insertion of the infusion. Method: This study used an experimental method with
Post-test Only Design and the sample was selected using purposive sampling
method. Result: Data acquisition phlebitis scale value is calculated using the
median, then proceed through the test statistics Mann-Whitney test showed no
significant difference in the numbers, with p = 0.317 α> 0.05 decreased incidence of
phlebitis in patients hospitalized for 3-4 days of treatment. Discussion: The
conclusion of this study showed no difference in the incidence of phlebitis between
the use of antiseptic alcohol 70% and Octenidine Dihydrochloride 0.1%. Octenidine
Dihydrochloride 0.1% can be used as an antiseptic alternative to the infusion.
JURNAL
SKOLASTIK
KEPERAWATAN
Vol. 3, No.1
Januari - Juni 2017
25
Shella Beatrix1, Gilny Aileen Joan2, Denny Ricky3
2 Kemerahan dan pembengakakan jika nilai sig. > 0,05 atau sama dengan nilai
muncul disekitar area alpa, namun jika nilai sig. < 0,05 distribusi
pemasangan infus dan terasa data dikatakan tidak normal. Hasil analisis uji
nyeri distribusi normal data nilai skala phlebitis
3 Kemerahan dan pembengakakan didapati nilai p= 0,000 < α=0,05, maka
muncul disekitar area disimpulkan bahwa distribusi data tidak
pemasangan infus dan terasa normal (Besral, 2012: 29)
nyeri, dan vena chord teraba
Berdasarkan analisa dengan rumus median
4 Kemerahan dan pembengakakan dari nilai skala phlebitis pada subjek
muncul disekitar area penelitian yang telah dirawat selama 3-4 hari
pemasangan infus dan terasa dan subjek tersebut di oleskan cairan
nyeri, vena chord teraba dan lebih antiseptik alcohol 70% dan Octenidine
panjang, dan demam Dhydrochloride 0,1% adalah 0 atau tidak
mempunyai tanda dan gejala yang muncul.
dapat terjadi pada peredaran darah (Moritz, Ece (2012) yang menyatakan bahwa
et al., 2014). Octenidine berguna sebagai irigasi
endodontik yang bersifat antimikroba dan
Penusukan kateter infus pada pasien dapat dapat digunakan juga sebagai obat kumur
memberikan resiko yang dapat merugikan untuk menghambat pertumbuhan plak pada
pasien seperti adanya infeksi pada aliran gigi.
darah yang berhubungan dengan
penusukan kateter, kejadian ini umumnya Keterbatasan dalam penelitian ini adalah
terjadi karena adanya kolonisasi bakteri kurangnya sampel dalam penelitian dan
endoluminal karena kateter infus telah tidak adanya uji laboratorium untuk menguji
terkontaminasi (Slobbe Lennert, et al, 2010). kolonisasi bakteri pada daerah pemasangan
infus.
Alkohol pada kadar 60-80% berkhasiat
bakterisid dan fungisid kuat, dan bekerja KESIMPULAN
cepat. Konsentrasi yang optimal untuk daya
bakterisid adalah 70%. (Tjay dan Rahardja, Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian
2007;249). Etanol 70% dianggap sebagai yang telah dilakukan dan uji statistik yang
antiseptik untuk pencegahan terjadinya digunakan dalam penelitian ini adalah:
infeksi pada aliran darah yang berhubungan
dengan penusukan kateter karena etanol 1. Angka kejadian phlebitis yang
70% berkhasiat dalam antimikroba tanpa muncul pada penggunaan alkohol
mengganggu pemberian antibiotik 70% selama masa perawatan 3-4
berkepanjangan, sehingga kejadian phlebitis hari adalah 0.
yang muncul setelah perawatan 3-4 hari 2. Angka kejadian phlebitis yang
tidak muncul (Slobbe Lennert, et al, 2010). muncul pada penggunaan
Octenidine Dihydrochloride 0,1%
Octenidine Dihydrochloride mempunyai selama masa perawatan 3-4 hari
struktur yang sama dengan chlorhexidine adalah 0.
dan benzalkonium, antiseptik ini rendah 3. Tidak ada perbedaan angka kejadian
cytotoxicity dan tinggi mikrobisidal (Stahl J, phlebitis antara penggunaan
Braun M, Siebert J, Kietzmann M, 2011). antiseptik alkohol 70% dan antiseptik
Antiseptik ini mempunyai kerja untuk Octenidine Dihydrochloride 0,1%.
menghancurkan atau menghambat
pertumbuhan mikroorganisme didalam DAFTAR PUSTAKA
jaringan. Cytotoxin pada sel biasanya Besral. (2013). Analisa Data Riset
diterima pada saat jaringan terluka dan Kesehatan Menggunakan SPSS
dapat meregenerasikan dalam beberapa Tingkat Dasar. Departemen
hari, sehingga kejadian phlebitis setelah 3-4 Biostatistika : Fakultas Kesehatan
hari selama perawatan tidak muncul (Muller Masyarakat Universitas Indonesia.
G, Langer J, Kramer A, 2014).
Chandra, A., Wasisto, U., & Agrina (2013).
Octenidine dihydrochloride merupakan Analisis faktor yang berhubungan
antimikroba yang efektif terhadap bakteri dengan kejadian phlebitis pada pasien
khususnya bakteri gram-positif dan gram- yang terpasang infus di ruang medikal
negatif. Konsentrasi yang rendah (0,1%) chrysant Rumah sakit awal bros
octenidine sangat berefek baterisida, pekanbaru.
fungisida sangat baik, dan cukup baik
terhadap virusida, efek yang baik ini terjadi Dettenkofer, M., Wilson, C., Gratwohl, A.,
karena penyerapan yang minimal pada kulit Schmoor, C., Bertz, H., Frei, R., ... &
dan mukus membran dan tidak mengandung Widmer, A. F. (2010). Skin disinfection
toksik/racun (Dettenkofer et al., 2009). with octenidine dihydrochloride for
Penelitian ini didukung oleh Tirali, Bodur,dan